Bab 8. Direktur UtamaSetelah Farah, Hendra, dan Arman meninggalkan ruangan, suasana di dalam menjadi sangat tegang. Aisyah berdiri mematung, matanya tertuju ke lantai, mencoba menghindari tatapan tajam dari Mama, ibu Mirna. Ibu Mirna melangkah mendekat, suaranya langsung menghentak. “Jadi, puas kamu sekarang? Sudah Mama bilang, Arman itu bukan pria yang pantas untukmu! Tapi apa? Kamu malah merajuk, melawan kami, bahkan rela menyembunyikan identitasmu demi pria itu! Sekarang apa yang kamu dapat, hah? Dibuang? Direndahkan?!”Aisyah hanya diam, menunduk lebih dalam. Tenggorokannya tercekat, tetapi ia tidak bisa membalas.Ibu Mirna, menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Amarah dan kecewa terpancar dari setiap kata yang keluar. “Kamu itu pintar, kamu kaya, kamu punya segalanya, Aisyah. Tapi kamu malah memilih jadi lemah dan miskin demi pria seperti Arman. Demi cinta? Kamu kira cinta itu cukup?”“Mama...” Aisyah akhirnya berbisik, suaranya lirih. “ Dulu aku hanya ingin dicintai dengan tulu
Terakhir Diperbarui : 2025-02-08 Baca selengkapnya