Semua Bab Legenda Dewa Racun: Bab 71 - Bab 80

114 Bab

Bab 71 - Energi Qi Beracun

Di langit yang tampak kelabu dan penuh dengan pusaran energi liar, Formasi Pembunuh Naga itu bersinar terang, memancarkan cahaya biru yang menggetarkan jiwa.Di dalamnya, inskripsi kuno berputar-putar, membentuk pola kompleks yang seolah memiliki kehidupan sendiri. Suara berderit menggema, seperti derak pintu gerbang neraka yang terbuka perlahan.Dan kemudian sebuah pedang energi raksasa mulai menampakkan diri dari dalam formasi.Awalnya hanya sebentuk cahaya samar, namun dalam hitungan detik, pedang itu mengeras menjadi wujud yang nyata. Panjangnya mencapai puluhan meter, dengan bilah yang berdenyut-denyut memancarkan keganasannya. Aura kehancuran yang mengelilinginya begitu kuat, hingga udara di sekitarnya berdesir tak karuan hingga menjadi pusaran ganas."Lakukan sekarang!" seru Murong Bai dengan suara penuh keyakinan.Dengan satu gerakan serempak dari Murong Bai dan kedua tetua klan Murong, formasi itu bergetar hebat sebelum akhirnya melepaskan pedang energi raksasa ke arah Du She
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 72 - Pilihan Murong Bai

Langit yang kelam dipenuhi kabut hijau pekat yang menyebar dari tubuh Du Shen, meresap ke dalam udara seperti racun yang perlahan melahap kehidupan di sekitarnya.Dengan tatapan datar seolah tak ada yang berarti baginya, Du Shen mengangkat tangannya, lalu dengan satu gerakan ringan, ia menembakkan gumpalan Qi hijau pekat itu ke arah salah satu tetua klan Murong.WUSHH!Energi itu melesat dengan kecepatan mengerikan, menembus udara dengan suara mendesing.Murong Liang, yang sejak tadi waspada, tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang berbahaya mendekat ke arahnya, namun sudah terlambatuntuknya bereaksi."Apa—?!"Belum sempat ia bergerak, gumpalan energi itu telah menghantam tepat di dadanya.Tubuh Murong Liang sedikit terhuyung ke belakang, sementara energi hijau pekat itu menyebar dengan cepat, menyelimuti tubuhnya seperti kabut kematian.Dalam hitungan detik, sesuatu yang mengerikan terjadi. Tubuh Murong Liang mulai menunjukkan perubahan aneh. Semburat hitam menjalar memenuhi sekujur tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 73 - Kematian Murong Bai

Murong Bai menggertakkan giginya, merasa frustrasi dengan tungku yang menghalanginya itu. Setiap kali ia mencoba menerjang ke arah Du Shen, tungku itu selalu menghadang jalannya, bagaikan benteng tak tertembus yang terus memblokir serangannya.Namun, semuanya sudah terlambat. Du Shen akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertarungan tersebut. Matanya menyipit tajam, menilai tekad Murong Bai yang begitu besar untuk membunuhnya. Seketika, aura yang lebih mengerikan merembes keluar dari tubuhnya, bergetar liar sebelum memadat menjadi ribuan jarum energi berwarna gelap yang melayang di sekitarnya.Di saat Murong Bai masih sibuk menghadapi tungku raksasa yang terus menghalau jalannya, ia sama sekali tak menyadari ancaman yang akan datang. Dengan satu gerakan tangan, ribuan jarum energi Qi itu melesat bagaikan hujan meteor, menyerbu ke arahnya tanpa memberikan sedikit pun celah untuk menghindar.Dihadapkan dengan tekanan dari tungku yang memaksanya bertahan dan kini serangan mematikan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 74 - Racun Belenggu Kematian

Murong Ning berdiri di barisan terdepan anggota klan Murong, wajahnya muram dan rahangnya terkatup rapat. Matanya memandang Du Shen dengan sorot kebencian yang terpendam. Namun, ia tahu betul bahwa perbedaan kekuatan di antara mereka terlalu timpang sebelah."Kau hanya orang asing yang datang mengacau! Beraninya kau mencoba mengatur hidup kami, klan Murong!" bentak seorang pria dari barisan belakang dengan nada penuh amarah."Benar! Kau membunuh kepala klan hingga para tetua kami! Orang sepertimu yang pantas mati!" seru yang lainnya, suaranya menggelegar seakan ingin membakar api keberanian di hati para anggota klan Murong yang tersisa.Namun, sebelum gema suara mereka sempat lenyap, dua jarum energi Qi melesat bagai kilatan petir. Dalam sekejap, kedua pria itu terjatuh, mata mereka membelalak kosong, darah mengalir dari dahinya. Kematian yang datang begitu cepat membuat tubuh mereka langsung lunglai, tumbang tanpa suara.Kesunyian mencekam menggantung di udara. Para anggota klan Muro
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 75 - Petunjuk Terkait Bandit Kapak Merah

Di lantai tiga bangunan utama Paviliun Alkemis, suasana tegang menyelimuti ruangan yang diterangi cahaya lentera redup. Beberapa pria duduk melingkar di sekitar meja bundar dari kayu eboni, di atasnya terdapat gulungan peta, dokumen-dokumen, serta cangkir teh yang mengepulkan uap hangat.Di antara mereka, Hao Jifeng, kepala Klan Hao, duduk tegap dengan raut wajah serius. Rambutnya yang telah beruban sebagian menandakan usianya yang tak lagi muda, tetapi sorot matanya tetap tajam. Dengan suara penuh wibawa, ia akhirnya membuka percakapan."Dengan sedikit petunjuk yang ada, sesuai permintaan Tuan Muda Shen, orang-orangku menemukan beberapa jejak yang mengarah pada kelompok bandit Kapak Merah." ucapnya.Suasana tampak hening sesaat menyelimuti ruangan. Du Shen, pemimpin baru Paviliun Alkemis, tetap diam dan menatap kosong ke cangkir tehnya. Pantulan cahaya dari permukaan cairan itu menunjukkan bayangan samar wajahnya yang penuh akan luka masa lalu. Jemarinya yang panjang dan kokoh meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Bab 76 - Keputusan Du Shen

"Hutan Kabut Ilusi... aku akan pergi ke sana dalam waktu dekat." ungkap Du Shen membuat kedua pria paruh baya itu tertegun sejenak. "Ka-kau ingin pergi ke hutan itu!?" seru Hao Jifeng, matanya membelalak penuh keterkejutan. Du Shen hanya mengangguk singkat, ekspresinya tak berubah sedikit pun. "Benar. Bagaimanapun, tujuanku saat ini hanya untuk menemukan para bandit itu. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, ke mana pun mereka pergi, bahkan ke ujung dunia sekali pun, aku akan tetap mengejar mereka." Ruangan seketika diliputi keheningan. Ye Long yang mendengar keeputusan itu kini menatap Du Shen dengan sorot mata penuh khawatir. Baginya, Du Shen bukan sekadar pemuda berbakat dalam ilmu alkimia, tetapi juga seorang pemimpin yang membawa harapan bagi banyak orang. Keputusan pemuda itu untuk pergi ke Hutan Kabut Ilusi terasa seperti keputusan yang terlalu berisiko. "Tempat itu terlalu berbahaya, Pemimpin Paviliun," ujar Ye Long, suaranya terdengar penuh kekhawatiran. "Sebaiknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Bab 77 - Persiapan dan Perubahan

Dalam beberapa hari terakhir, Kota Danau Hitam dipenuhi hiruk-pikuk penduduk yang mulai sibuk dalam berbagai pekerjaan. Setiap sudut kota tampak lebih hidup dari biasanya. Para pedagang membuka lapak-lapak baru, menawarkan barang-barang langka dan makanan khas jualan mereka. Di alun-alun kota, panggung besar mulai dibangun, disiapkan untuk turnamen yang akan datang, sementara arena utama dibersihkan dan diperkuat untuk menampung para petarung yang akan bertarung di hadapan ribuan pasang mata. Namun, di tengah kemeriahan itu, kabar mengejutkan tersebar dengan cepat, desas-desus terdengar di antara para penduduk yang sibuk: Paviliun Alkemis sepertinya telah berhasil menciptakan ramuan baru yang luar biasa. Berkat formula yang diberikan oleh Du Shen, mereka kini memiliki Ramuan Pemurnian Qi dengan efektivitas hampir mencapai seratus persen. Kabar ini bukan hanya sekadar angin lalu. Para kultivator dari klan-klan kecil yang tinggal di kota Danau Hitam segera berbondong-bondon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Bab 78 - Perjalanan Menuju Hutan Kabut Ilusi

Di suatu tempat yang tampak suram, Du Shen melangkah perlahan di antara pepohonan raksasa yang menjulang tinggi di dalam hutan lebat. Walaupun matahari telah meninggi, cahaya hanya mampu menyelinap samar-samar melalui celah dedaunan yang begitu rapat. Suasana yang lembap dan kabut tipis yang melayang di udara menambah kesan mistis hutan itu.Beberapa hari telah berlalu sejak Du Shen meninggalkan kota Danau Hitam. Perjalanannya sejauh ini cukup lancar, meski sesekali ia bertemu dengan binatang-binatang buas yang mengintai dari balik pepohonan. Namun, kali ini, suasana berubah. Hawa di sekitar tiba-tiba terasa lebih menekan, dan keheningan yang tak biasa membuatnya berhenti sejenak.Sebuah bayangan besar bergerak di antara batang pepohonan yang rimbun. Perlahan, dari dalam kegelapan, muncullah sosok mengerikan—seekor beruang iblis bertubuh kekar dengan bulu hitam legam. Sepasang matanya bersinar merah seperti bara api, dan setiap langkahnya mengguncangkan tanah. Nafasnya yang kasar te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Bab 79 - Sepucuk Surat

Setelah menelusuri hutan sejauh puluhan kilometer, Du Shen akhirnya tiba di sebuah lembah yang diapit oleh pegunungan berbatu yang menjulang tinggi. Langkahnya terhenti di tepi jurang sempit, di mana angin pegunungan berdesir kencang, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang berguguran. Mata Du Shen menyapu sekeliling, memeriksa setiap celah yang bisa menjadi tempat persembunyian atau ancaman tersembunyi. Dengan gerakan ringan dan nyaris tak bersuara, tubuhnya melesat ke udara. Dalam sekejap, ia sudah berada di puncak salah satu gunung tertinggi, berdiri di atas batu besar yang lapuk oleh waktu. Dari ketinggian ini, pemandangan di depannya begitu luas dan mencengangkan: ratusan gunung menjulang, hamparan hutan lebat yang menyerupai lautan hijau, dan yang paling mencolok adalah reruntuhan sebuah kota kecil yang tersembunyi di antara perbukitan dan pegunungan berbatu. Dari kejauhan, puing-puing bangunan itu tampak suram, seperti luka lama yang belum sepenuhnya sembuh. Dinding-dind
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 80 - Binatang Buas Serigala Abu-Abu

Di tengah perjalanannya, Hao Yexin tiba-tiba berhenti. Perasaannya terusik oleh sesuatu—tatapan dingin yang mengintai dari kegelapan hutan di depannya. Napasnya tertahan sejenak, nalurinya mengatakan bahwa ada bahaya yang mengintainya.Dengan hati-hati, ia memperkuat genggaman pada pedangnya, matanya menyapu sekitar, berusaha memastikan ancaman yang bersembunyi di balik rimbun pepohonan dan semak belukar. Daun-daun bergemerisik, ranting-ranting kecil patah dengan suara lirih yang membuat suasana semakin tegang.Tiba-tiba, dari balik semak-semak lebat, seekor serigala abu-abu muncul. Matanya berkilat tajam, sorotnya penuh kelicikan dan niat membunuh. Binatang buas itu menggeram rendah, suaranya menggetarkan udara di sekeliling, menciptakan suasana mencekam. Rahangnya terbuka sedikit, menampakkan taring-taring tajam yang siap merobek mangsanya tanpa ampun."Binatang buas...?" gumam Hao Yexin, tak merasa terkejut sedikitpun.Setelah menempuh perjalanan panjang meninggalkan kota Danau Hit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status