Semua Bab Legenda Dewa Racun: Bab 91 - Bab 100

114 Bab

Bab 91 - Keraguan Zhao Lao

Lusinan bilah pedang Qi melesat dari segala arah, mengoyak udara dengan suara siulan tajam. Setiap bilah memancar dalam cahaya merah muda yang menyilaukan, melesat ke arah Du Shen bagaikan hujan kematian yang tak terelakkan.Namun Du Shen segera bergerak dengan lincah, kecepatannya luar biasa hingga mustahil untuk lihat oleh mata biasa. Dalam sekejap, Du Shen membelokkan tubuhnya ke kiri, lalu memutar ke belakang dengan kecepatan yang mengejutkan. Tubuhnya seakan lentur bagai aliran air, melayang di udara dan berputar seperti dedaunan yang menari dihembus angin.Beberapa bilah pedang Qi nyaris menyentuh jubahnya, bahkan sehelai rambutnya pun hampir tertebas, namun tak satu pun dari serangan itu berhasil menyentuhnya. Setiap langkahnya seolah sudah diperhitungkan dengan presisi mutlak, membuatnya tampak seperti bayangan yang menari di antara bilah-bilah mematikan.Han Jue membelalak, nafasnya terasa sedikit tercekat.'Bagaimana bisa?' pikirnya, matanya melebar tak percaya. Ia tahu bet
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 92 - Bukan Tandingan

Di sisi lain, Du Shen mengangkat kepalanya perlahan, menatap Han Jue dan Zhao Lao secara bergantian. Matanya tenang, tapi menyimpan kedalaman yang tak terjangkau."Beraninya kau menghindar dan meremehkan kekuatanku… mati saja kau!" teriak Han Jue, amarah semakin membara di matanya.Teriakannya menggema, membuyarkan lamunan Zhao Lao yang sedari tadi terus mengamati situasi dengan penuh keraguan. Ia sudah bisa melihat ke mana arah pertarungan ini akan berakhir—dan ia tidak menginginkan hal itu terjadu sama sekali.Han Jue bukan murid biasa. Ia adalah anak didik kebanggaannya, salah satu jenius muda di Sekte Azure Dragon, dikenal luas karena kekuatan serta potensinya yang luar biasa. Namun, pemuda yang berdiri di hadapan mereka ini—bukanlah seseorang yang bisa di hadapi oleh muridnya.Zhao Lao menggertakkan giginya. Ia tak boleh membiarkan muridnya terseret lebih jauh dalam konfrontasi ini. Aura yang terpancar dari Du Shen tak berkurang sedikit pun, malah semakin tajam seperti pedang yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 93 - Permintaan Maaf dan Sedikit Informasi

Dengan langkah yang terasa berat, Zhao Lao akhirnya memberanikan diri untuk melangkah maju. Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan ketegangan kini dipulas dengan ekspresi ragu dan penuh kehati-hatian. Ia sedikit menunduk hormat, lalu mengepalkan kedua tangannya di depan dada sebagai bentuk penghormatan para kultivator."Mohon maafkan tindakan menyinggung kami sebelumnya, Tuan," ucap Zhao Lao, nadanya jauh lebih sopan dan merendah dibandingkan sikapnya beberapa saat lalu. "Kami sungguh tidak tahu dengan siapa kami berhadapan. Jika diperkenankan… bolehkah kami tahu siapa Anda sebenarnya?"Suasana mendadak hening, seolah alam pun menahan napas. Angin yang tadi berhembus lembut kini terasa dingin menusuk kulit, membawa ketegangan yang tak terlihat namun jelas terasa.Du Shen hanya menatapnya diam. Pandangannya dingin, seolah tak terusik sedikit pun oleh perubahan sikap pria tua itu. Namun ada seulas senyum getir yang perlahan mengembang di sudut bibirnya—senyum yang cukup mengintimidasi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 94 - Rekan Baru

Setelah penjelasan panjang lebar dari Zhao Lao mengenai Hutan Kabut Ilusi dan Wilayah Dewa Leluhur, Du Shen hanya mengangguk tenang. Pandangannya dingin namun dalam, seakan memikirkan seribu langkah ke depan. Dengan gerakan pelan, ia memberi isyarat pada Zhao Lao dan muridnya untuk pergi."Terima kasih atas informasinya. Sekarang, kalian boleh pergi," ucapnya singkat.Zhao Lao langsung membungkuk sopan, kemudian menarik lengan muridnya. Namun Han Jue justru mematung, matanya masih menatap lekat ke arah Du Shen—walau tidak berani menatap langsung tepat ke mata pemuda itu. Pupil matanya bergetar halus, seolah dipenuhi keraguan.Sebelumnya, ia begitu yakin bahwa pria ini hanyalah kultivator muda biasa yang tak mengerti betapa luasnya dunia ini. Namun setelah mendengar gurunya yang begitu menghormati Du Shen dan melihat bagaimana makhluk buas itu tunduk padanya, benaknya mulai kacau. Ada sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar kekuatan—sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan, seperti aura
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 95 - Ikatan Jiwa

Dengan gerakan tenang, Du Shen menggigit ibu jarinya, meneteskan setitik darah segar. Darah itu tidak jatuh ke tanah, melainkan melayang di udara, berpendar dengan cahaya merah tua yang samar dan dikelilingi aura Qi tipis yang berputar perlahan.Rubah itu, yang seolah memahami apa yang Du Shen lakukan, juga menggigit jarinya. Setetes darah kemerahan muncul dan ikut melayang di udara, menyatu dengan tetesan darah Du Shen.Begitu kedua darah itu bertemu, keduanya bergetar, lalu perlahan menyatu membentuk satu gumpalan merah yang bersinar lembut, dikelilingi pusaran energi spiritual yang memancar tenang. Dalam sekejap, gumpalan itu terbelah menjadi dua cahaya kecil yang masing-masing melesat masuk ke dalam tubuh Du Shen dan tubuh rubah ekor sembilan itu.Seketika itu, sebuah koneksi halus namun kuat terjalin di antara mereka. Aura mereka saling menyatu, dan jiwa mereka beresonansi seolah dapat saling memahami satu sama lain.Ritual itu dikenal sebagai Ikatan Jiwa—ikatan sakral yang hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 96 - Menuju Wilayah Dewa Leluhur

Tiga hari kemudian.Langit di atas hutqn Kabut Ilusi tampak kelabu, diselimuti awan tipis yang berputar lembut seperti pusaran tak kasat mata. Hutan lebat di depan gerbang raksasa itu kini dipenuhi oleh beberapa kubu manusia. Yang beberapa hari lalu hanya mencapai ribuan orang, kini menjadi belasan ribu kultivator dari segala penjuru benua—mengenakan jubah khas sekte masing-masing sebagai lambang kehormatan, dan setiap orang tampak memancarkan aura kuat yang saling bertabrakan di udara seperti badai yang tertahan.Walaupun orang-orang dari tiga sekte besar tampak terlihat tenang di permukaan, namun semua itu hanyalah awal dari persaingan yang sebenarnya setelah memasuki Wilayah Dewa Leluhur.Di antara kerumunan, sekelompok murid muda dari Sekte Pedang Bulan berkumpul, duduk di atas batu besar sambil memperhatikan gerbang batu kuno yang berdiri gagah menempel dengan dinding tebing tinggi yang curam."Hei, menurutmu... harta karun seperti apa yang bisa kita temukan di dalam?" tanya sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Bab 97 - Penguntit

Dalam sekejap mata, segalanya berubah. Begitu melewati tirai energi bercahaya yang berputar pelan seperti riak air, Du Shen merasa tubuhnya terangkat ringan, seolah-olah terhisap ke dalam pusaran dimensi yang tak kasat mata. Hembusan angin asing menyambutnya, dingin namun dipenuhi aura energi Qi yang pekat.Ketika pijakan kakinya menyentuh tanah kembali, Du Shen berdiri di puncak sebuah gunung terjal yang menjulang tinggi. Udara di tempat ini begitu padat oleh energi Qi, nyaris seperti kabut kental yang menyelimuti tubuhnya. Rasanya seperti berdiri di tengah laut energi yang belum pernah terjamah peradaban manusia.Seketika, pandangannya menyapu lanskap luas di hadapannya.Hamparan pegunungan membentang sejauh mata memandang, serupa deretan duri raksasa yang tumbuh dari dasar bumi. Lereng-lekuknya berwarna keperakan, seolah terbuat dari batuan kuno yaang jatuh dari langit. Di sela-sela lembah yang menganga, tumbuh pepohonan kolosal dengan batang hitam pekat dan daun keemasan berkilau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Bab 98 - Perseteruan Dua Tetua

Bagian barat Wilayah Dewa Leluhur.Udara bergetar hebat. Alam seolah menahan napas ketika dua sosok tua berdiri saling berhadapan, terpisah dalam jarak seratus meter. Di antara mereka, hawa Qi keemasan dan biru tua berdesir di udara, memancarkan tekanan yang cukup untuk membuat tanah retak dan pepohonan di sekitar bergoyang liar. Binatanng buas yang tadinya berkeliaran di sekitar sana kini pergi menjauh, merasakan bahaya luar biasa dari pancaran Qi kedua sosok itu.Di sisi kiri, berdiri seorang pria tua berjubah biru tua yang mengibarkan simbol naga melingkar di punggungnya. Dialah Zhao Lao, salah satu tetua dari sekte Azure Dragon. Sorot matanya tajam, penuh kehormatan, namun kini diselimuti amarah yang ditahan. Tak jauh di hadapannya berdiri seorang pria tua lain, mengenakan jubah hijau tua yang seolah menyatu dengan alam—Luo Ming, atau dikenal sebagai Master Luo, sosok berpengaruh dari sekte Pedang Bulan.Di sisi lain, tak jauh dari kedua pria tua itu, berdiri beberapa sosok muda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Bab 99 - Gua Misterius

Langit di atas terdengar bergemuruh. Dengan satu lambaian tangan, Luo Ming mengendalikan bilah-bilah pedang energi yang mengelilinginya langsung melesat ke depan. Terdengar suara berdesis tajam saat pedang-pedang energi itu menembus udara, begitu cepat hingga membentuk garis-garis cahaya keemasan di langit. Setiap bilah energi memancarkan aura tajam dan dingin, seolah bisa membelah gunung atau memotong ombak laut dalam sekali tebas.Desiran itu mirip badai hujan yang menggetarkan udara di sekitar. Beberapa bilah pedang bahkan meninggalkan jejak cahaya yang masih membakar udara setelahnya. Tanah di bawah mereka mulai bergetar, dan batuan kecil terangkat melayang karena tekanan Qi yang luar biasa.Namun, Zhao Lao bukanlah lawan sembarangan. Ia mengangkat kedua tangannya ke samping, mengumpulkan energi dalam sebuah gerakan lambat namun presisi. Ujung jarinya menyala memancarkan energi Qi biru tua, dan dari pusaran energi itu terbentuk sebuah bola energi berkilau sebesar kepalan tanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Bab 100 - Prajurit Besi ini adalah Boneka Jiwa!

Setelah menapaki lorong-lorong lembab ke dalam gua, Du Shen dan Hu Jiu akhirnya tiba di sebuah ruang besar yang tersembunyi di perut gua. Begitu mereka melangkah masuk, pandangan Du Shen langsung disambut oleh hamparan kabut emas yang melayang ringan di udara. Kabut itu tidak tebal, namun menyelimuti seluruh ruangan dalam pancaran berpendar—berkelap-kelip seperti kunang-kunang di malam hari, menyulap tempat itu menjadi sesuatu yang terasa mistis. Langkah kaki Du Shen terhenti. Matanya menyapu seluruh ruangan yang dikelilingi dinding batu berlumut. Sebuah tekanan halus membelai kulitnya, tekanan energi spiritual yang luar biasa padat, membuat Du Shen mengangkat alisnya. "Tempat apa ini?" gumam Du Shen agak terkejut dengan apa yang dia lihat dan rasakan. "Energi spiritual di tempat ini luar biasa pekat. Dan apa itu...?" Matanya menyipit menatap sebuah singgasana kuno di sisi terdalam ruangan. Singgasana itu terlihat seperti dipahat dari batu hitam, penuh ukiran rumit yang hampir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status