Semua Bab Legenda Dewa Racun: Bab 61 - Bab 70

114 Bab

Bab 61 - Warisan Jiwa Primordial

Keesokan harinya, Du Shen duduk bersila di dalam sebuah ruangan khusus yang telah dipersiapkan untuknya sebagai pemimpin baru Paviliun Alkemis. Ruangan itu lebih megah dibandingkan kamar-kamar biasa, dengan rak-rak penuh kitab kuno dan berbagai alat alkimia tersusun rapi di sepanjang dinding. Di tangannya, ia menggenggam sebuah mutiara hitam, benda yang sebelumnya direnggutnya dari Mo Difeng. Permukaannya halus dan tampak memancarkan aura warna-warni yang berputar pelan seperti pusaran kabut di dalamnya.Du Shen menyipitkan mata. "Seperti yang kuduga, Mutiara Hitam ini bukan benda biasa. Peninggalan seorang leluhur kuno… tapi apa sebenarnya yang tersembunyi di dalamnya?" gumamnya sambil membolak-balik benda itu di tangannya.Dengan napas teratur, ia mulai mengalirkan kesadarannya ke dalam Mutiara Hitam tersebut. Saat itu juga, sesuatu terjadi—sebuah inskripsi kuno terpancar dari permukaannya, membentuk pola-pola bercahaya yang melindungi setiap sisi mutiara itu.Du Shen tetap tenang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 62 - Kedatangan Murong Bai

Langit di atas Paviliun Alkemis, sesosok pria paruh baya berdiri melayang dengan jubah hitam dengan bordiran emas berkibar tertiup angin. Murong Bai, sosok yang disebut-sebut sebagai penguasa kota Danau Hitam, menatap tajam ke arah Paviliun Alkemis di bawahnya. Sorot matanya dipenuhi rasa ingin tahu sekaligus kewaspadaan.Aura tekanan yang ia pancarkan begitu kuat hingga para murid Paviliun Alkemis yang ada di halaman mulai merasa gemetar dan menundukkan kepala mereka, takut untuk menatap langsung sosok yang begitu menakutkan itu."Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Suaranya berat dan dalam, bergema di seluruh area Paviliun.Beberapa murid hanya bisa saling berpandangan dengan wajah tegang, tak seorang pun berani menjawab. Namun, sebelum suasana menjadi lebih mencekam, seorang pria tua dengan jubah panjang keluar dari dalam bangunan utama Paviliun.Dia adalah Ye Long, mantan pemimpin Paviliun Alkemis, sosok yang dihormati di kota Danau Hitam sebagai ahli alkimia. Langkahnya tenang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 63 - Konfrontasi di Atas Langit

Gelombang energi yang begitu menekan tiba-tiba menyelimuti seluruh dunia di sekitar Paviliun Alkemis. Sebagai sosok terkuat di kota ini, Murong Bai tak pernah merasakan tekanan sekuat ini sebelumnya. Napasnya terasa sedikit tersengal, alisnya berkerut semakin dalam.'Apa ini!?' pikirnya. 'Tekanan aura yang begitu kuat… Dari mana datangnya? Di kota ini, tak seharusnya ada seseorang yang mampu memancarkan kekuatan seperti ini!'Matanya yang tajam menyapu ke segala arah, mencari sumber energi tersebut. Sejenak, perasaan tidak nyaman menyelusup ke dalam hatinya. Namun, sebagai kultivator di ranah Golden Core tahap lima, Murong Bai menepis keraguan itu.'Hmph! Ini pasti hanya kebetulan! Tak mungkin ada yang bisa menandingiku di tempat ini!' desisnya dalam hati.Dengan keyakinan itu, ia menegakkan tubuhnya dan melepaskan tekanan auranya sendiri. Angin berputar kencang di sekelilingnya, menekan apapun di sekitarnya. Murid-murid hingga para pelayan Paviliun Alkemis yang masih berada di halam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 64 - Konfrontasi di Atas Langit II

Murong Bai mengatupkan kedua tangannya, dan mulai membentuk serangkaian segel tangan yang kompleks. Jari-jarinya bergerak cepat, menciptakan pola-pola bercahaya yang memancarkan aura keemasan. Dalam hitungan detik, diagram inskripsi kuno terbentuk di atas kepalanya, berputar perlahan, mengeluarkan riak energi petir yang berderak ganas. Langit di atas Kota Danau Hitam, yang sebelumnya cerah, mendadak dipenuhi oleh awan hitam yang berputar-putar, seolah merespon kemarah Murong Bai. Setiap kilatan petir yang menyambar dari lingkaran diagram itu menyebarkan tekanan spiritual yang membuat para kultivator di bawahnya merasakan ketakutan yang mencekam. Dari lingkaran diagram inskripsi itu, sesuatu mulai muncul. Sepasang mata biru terang bersinar tajam di balik kilatan petir, diikuti oleh wujud besar yang perlahan membentuk tubuhnya. Seekor naga petir raksasa keluar dari dalam diagram, sisik-sisiknya memancarkan kilatan cahaya biru yang mengalir seperti arus listrik. Naga tersebut men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 65 - Konfrontasi di Atas Langit III

"Kepala klan!?" Suara seruan lantang terdengar ketika seorang pria paruh baya muncul, diikuti oleh sekelompok orang berjubah khas klan Murong. Mereka adalah para tetua klan Murong yang segera bergerak ke atas langit setelah merasakan energi pertempuran yang dahsyat. Murong Bai, pemimpin mereka, terlihat berdiri dengan napas tersengal dan darah masih terlihat di sudut bibirnya. Murong Ning, salah satu tetua terkuat klan, segera terbang mendekat, diikuti oleh Murong Liang dan yang lainnya. Tatapan mereka dipenuhi keterkejutan dan ketidakpercayaan saat melihat kondisi pemimpin mereka yang harusnya menjadi yang tak terkalahkan. "Kau! Siapa kau sebenarnya?!" bentak Murong Liang, suaranya penuh amarah. "Berani-beraninya menyerang kepala klan kami! Apa kau tidak tahu dengan siapa kau berurusan!?" Namun, pemuda yang berdiri tak jauh di hadapannya hanya tersenyum tipis. Pandangan Du Shen tetap tenang, tanpa sedikit pun rasa gentar. "Apa pentingnya mengetahui siapa kalian?" katanya dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 66 - Pertanyaan Mengejutkan

Ye Long menatap kerumunan tetua klan Murong dengan ekspresi serius, matanya berkilat tajam saat ia mengungkapkan fakta mengejutkan."Pria tua misterius itulah yang membunuh Murong Giu dan Murong Yi. Jika bukan karena pemimpin Paviliun yang datang dan menghabisinya, mayat para tetua klan kalian mungkin tak akan pernah ditemukan," katanya dengan nada penuh keyakinan.Suasana seketika menjadi tegang. Para tetua klan Murong saling berpandangan, namun tak seorang pun segera mempercayai ucapan Ye Long begitu saja."Kau berbicara dengan sangat lihai, Ye Long." Murong Bai akhirnya bersuara, suaranya lebih tenang dibandingkan sebelumnya, namun sorot matanya masih tajam dan menusuk. "Apa buktinya? Jangan kira kami akan percaya begitu saja pada kata-katamu tanpa dasar yang jelas."Ye Long hanya tersenyum tipis, seolah telah mengantisipasi pertanyaan itu. Tanpa berbicara lebih jauh, ia mengulurkan tangan dan mengeluarkan sebuah batu kristal bercahaya biru muda. Dengan gerakan ringan, ia melempark
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 67 - Pelakat Emas

Pertanyaan itu terdengar sederhana, nyaris biasa saja. Namun, bagi mereka yang mengenal nama bandit Kapak Merah, kata-kata itu bagai petir di siang bolong.Suasana mendadak berubah. Beberapa orang yang mendengar nama itu refleks menegang, sementara sebagian lainnya saling berpandangan dengan tatapan penuh keterkejutan.Murong Giu, yang sedari tadi mempertahankan ekspresi tenang, kini menunjukkan perubahan halus pada wajahnya. Mata tajamnya menyipit saat ia menatap pemuda di depannya dengan penuh selidik."Nak, dari mana kau tahu nama itu? Apa tujuanmu sebenarnya?" tanyanya, suaranya tetap tenang, tetapi ada sedikit getaran yang menunjukkan ketegangan yang mulai menguasainya.Du Shen tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya dengan dingin, ekspresi wajahnya tak terbaca, seperti batu tanpa emosi."Kau tak perlu tahu," katanya dengan suara rendah namun penuh tekanan. "Jawab saja pertanyaanku."Begitu kata-katanya meluncur, sesuatu yang tak kasat mata namun begitu menakutkan melingkupi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 68 - Puncak Ketegangan

"Mengetahui bahwa Klan Murong memiliki pelakat ini," suara Du Shen terdengar rendah namun penuh tekanan, "berarti kalian memiliki hubungan tertentu dengan bandit Kapak Merah."Mendengar itu suasana mendadak hening. Beberapa tetua klan Murong yang berada di sekitar mulai saling bertukar pandangan, tetapi tak satu pun yang berani bersuara."Kau tak perlu menyembunyikan apa pun," lanjut Du Shen dengan nada dingin yang disertai aura mengancam, "kecuali kau ingin melihat seluruh klanmu menderita."Kata-kata itu bagaikan palu godam yang menghantam setiap orang. Beberapa anggota klan Murong merasakan keringat dingin mengalir di pelipis mereka, sementara Murong Giu, pemimpin klan Murong, tetap berusaha mempertahankan ekspresinya yang tenang meski di dalam hatinya ia tahu bahwa situasi ini bisa berakhir sangat buruk.Sementara Du Shen tidak sedang dalam suasana hati yang baik.Sejak menemukan pelakat bandit Kapak Merah di dalam cincin penyimpanan Murong Giu, kemarahannya terus berkecamuk seper
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 69 - Dua Ekor Naga Petir

Dua sosok melompat ke depan, gerakan mereka cepat bagaikan kilat yang membelah langit. Murong Ning dan Murong Liang, dua tetua klan Murong yang terkenal dengan pengalaman bertempur mereka, langsung menghunus pedang masing-masing. Walaupun tak sekuat Murong Bai namun kedua tetua ini tak bisa diremehkan.Di bawah langit kelabu yang membentang di atas kota Danau Hitam, bilah pedang mereka memancarkan aura dingin yang menakutkan. Masing-masing merupakan Artefak Tingkat Lima—senjata yang sangat langka di Kota Danau Hitam, memancarkan cahaya biru yang berdenyut seperti ombak lautan yang siap memotong mangsanya.Murong Liang menatap lurus ke arah Du Shen, ekspresinya penuh dengan keyakinan."Sekuat apa pun dirimu, menghadapi kerja sama dua ahli di ranah Golden Core adalah sebuah kesalahan besar!" serunya, lalu melesat maju tanpa ragu.Di saat yang sama, Murong Ning bergerak ke samping dengan langkah gesit, bersiap melancarkan serangan dukungan.Saat Murong Liang mengayunkan pedangnya, tiba-
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 70 - Formasi Pembunuh Naga

Di kejauhan, Murong Bai berdiri dengan wajah tegang. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Dua naga petir yang ia ciptakan bukanlah teknik biasa. Itu adalah salah satu teknik pamungkas yang seharusnya mampu menghancurkan lawannya dalam sekali serang. Bahkan seorang ahli satu tingkat di atasnya pun tak luput dari kematian jika berani menghadapi serangan itu secara langsung.Tapi Du Shen menatap ke depan dengan ekspresi tenang, hanya mengulurkan satu tangan ke depan. Dari telapak tangannya, energi Qi hijau pekat mulai mengalir, membentuk pusaran mengerikan yang seketika menciptakan sesosok tengkorak raksasa, matanya bersinar merah darah, dan dari mulutnya yang menganga, gelombang aura kematian menyebar ke segala penjuru.Suasana mendadak berubah. Suhu udara menurun drastis. Mereka yang menyaksikan pertempuran dari kejauhan merasakan tubuh mereka menggigil, bukan karena dingin, tapi karena aura kematian yang merasuk hingga ke tulang."I-ini… teknik macam apa ini?" bisik seseorang di te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status