Home / Fantasi / Legenda Dewa Racun / Kabanata 51 - Kabanata 60

Lahat ng Kabanata ng Legenda Dewa Racun: Kabanata 51 - Kabanata 60

112 Kabanata

Bab 51 - Bentrokan Mematikan II

Telapak tangannya terulur, dan seketika bilah energi Qi yang tajam mencuat dari ujung jarinya, memanjang bagaikan pedang bercahaya yang siap mencabik apapun yang menghadangnya. Mata pria tua berjubah hitam itu menyala penuh kekejaman. Dengan gerakan cepat dan penuh kekuatan, ia menebaskan bilah energi itu dari atas ke bawah, berusaha membelah Murong Giu menjadi dua bagian.Namun, sebelum serangan itu mencapai sasarannya, suara dentingan tajam memenuhi udara. Murong Yi melesat dengan kecepatan luar biasa, pedangnya terhunus menahan bilah energi lawan dengan kekuatan penuh. Percikan cahaya menyebar ke segala arah akibat bentrokan dahsyat antara kedua energi yang terbentur."Tetua Yi?" Murong Giu terengah-engah, ekspresi di wajahnya menunjukkan kelegaan sekaligus kewaspadaan."Kita harus menghadapinya bersama, Tetua Giu." Murong Yi menggertakkan giginya, tekanan lawan terasa seperti gunung yang menekan bahunya. "Meskipun dia lebih kuat satu tingkat dari kita, bukan berarti kita tidak bi
last updateHuling Na-update : 2025-03-14
Magbasa pa

Bab 52 - Bentrokan Mematikan III

Murong Giu menolak tenggelam dalam ketakutan. Dengan sisa keberaniannya, ia segera melangkah mundur, membuka jarak, dan mengayunkan pedangnya dengan kecepatan penuh.Swish! Swish! Swish!Beberapa bilah energi Qi melesat tajam, membelah udara dengan suara berdesing, bergerak cepat menuju pria tua berjubah itu. Namun, harapannya untuk mengenai lawan segera pupus.Sosok berjubah itu bergerak dengan kecepatan yang sulit dipercaya, tubuhnya seolah menghilang dan muncul kembali dalam tarian bayangan yang anggun. Ia melayang ke samping, menghindari setiap bilah energi tanpa kesulitan sedikit pun. Murong Giu hanya bisa melihat bagaimana serangannya seakan menebas udara kosong, tak satupun yang menyentuh sasaran.Sebelum Murong Giu sempat bereaksi, sebuah aura dingin tiba-tiba menjalari tulang punggungnya. Nalurinya berteriak bahaya, namun semuanya terjadi terlalu cepat.Dugh!Sebuah pukulan keras menghantam perutnya, membuat matanya melebar dan napasnya terhenti seketika. Rasa sakit yang lua
last updateHuling Na-update : 2025-03-15
Magbasa pa

Bab 53 - Kemunculan Du Shen

Pria tua berjubah itu menyeringai keji, matanya bersinar penuh kegilaan saat melihat tubuh Murong Giu hampir hancur di bawah tekanan Artefak Jiwa miliknya. Tungku raksasa yang melayang di udara terus menekan dengan kekuatan luar biasa, membuat tanah di sekitarnya retak dan menciptakan pusaran energi yang mengerikan."Tak ada yang bisa bertahan dari tekanan tungku itu," gumam pria tua itu dengan suara penuh kepuasan. "Akhir manusia rendahan ini sudah ditentukan."Namun, sebelum ia sempat menikmati kemenangannya lebih lama, sesuatu yang tak terduga terjadi.Sebuah tekanan dahsyat tiba-tiba menyelimuti area itu. Udara bergetar, sementara pepohonan di sekitar mulai bergoyang liar meskipun tidak ada angin yang bertiup.Pria tua itu merasakan firasat buruk menyeruak dalam hatinya."Apa ini...?" bisiknya, matanya menyipit curiga.Aura mengerikan muncul entah dari mana, seolah berasal dari segala penjuru. Tekanan energi yang luar biasa membuat bulu kuduknya meremang, dadanya terasa sesak, se
last updateHuling Na-update : 2025-03-16
Magbasa pa

Bab 54 - Du Shen Vs Pria Tua Berjubah

Pria tua itu menyipitkan matanya, mengamati sosok pemuda yang berdiri melayang di udara dengan santai. Ia dapat merasakan bahwa pancaran aura Du Shen hanya berada di ranah Golden Core tahap dua.Mengetahui hal ini membuatnya semakin yakin bahwa tekanan dahsyat yang ia rasakan beberapa saat lalu bukan berasal dari kekuatan asli pemuda itu.'Pasti ada Artefak misterius yang digunakan bocah ini untuk menakut-nakutiku sebelumnya,' pikirnya sambil menyeringai dengan lidah terjulur.Keyakinannya bertambah kuat. Jika memang Du Shen hanya memiliki kekuatan sebesar itu, maka tidak ada alasan baginya untuk mundur. Dan ia tak perlu khawatir untuk menangani Artefak kuat apapun itu. Karena ia sendiri memiliki banyak kartu truf tersembunyi di dalam lengan bajunya."Tak peduli trik apa yang kau gunakan barusan, aku akan memastikan kau mati di sini hari ini!"Dengan cepat, pria tua itu membentuk segel tangan, jari-jarinya bergerak lincah merangkai simbol-simbol kuno di udara. Tungku raksasa yang me
last updateHuling Na-update : 2025-03-17
Magbasa pa

Bab 55 - Bertahan Dengan Kekuatan Artefak

Pria tua itu melompat mundur dengan kecepatan tinggi, matanya membelalak melihat gelombang energi Qi berwarna hijau gelap menyebar seperti banjir yang mengamuk. Begitu menyentuh tanah, energi itu langsung mengikis apa pun yang dilewatinya. Batang-batang pohon yang kokoh mulai membusuk seketika, dedaunan yang terkena aliran energi tersebut berubah menjadi abu, dan bahkan tanah pun tampak meleleh, meninggalkan cekungan hitam yang berbau busuk. "Ack!" "Argh!" Beberapa jeritan terdengar tak jauh dari sana, dan begitu pria tua itu menoleh, selusin anak buahnya sudah tampak terkapar di atas tanah, menggeliat menahan rasa sakit yang membuat tubuh mereka meleleh. melihat dampak pada gelombang energi Qi itu, pria tua tersebut langsung menyimpulkan. ‘I-Ini… racun?!’ Pria tua berjubah hitam itu, merasakan jantungnya berdegup kencang. Wajahnya berubah pucat saat menyadari betapa mematikannya energi yang dikeluarkan pemuda itu. Tanpa ragu, ia segera menarik kembali tungku jiwanya yang te
last updateHuling Na-update : 2025-03-17
Magbasa pa

Bab 56 - Berakhir di Tangan Du Shen

"Kau yang seharusnya mati, bocah sombong!" raung Mo Difeng dengan kemarahan membara. Suaranya menggema di langit, disertai dentuman energi yang bergetar dari tubuhnya.Dengan gerakan penuh kekuatan, pria tua itu mengangkat tinggi tongkat hitam di tangannya. Di ujungnya tergantung sebuah bendera hitam yang mulai bergetar hebat, seakan merespons kekuatan yang tengah ia salurkan.Mo Difeng membentuk segel dengan tangan satunya. Udara di sekitarnya berubah drastis dan tekanan dahsyat tampak menggetarkan. Cahaya keunguan mulai berpendar dari tongkat itu, membentuk gelombang energi yang berputar mengelilinginya.Dalam hitungan detik, langit di atasnya merekah. Sebuah lingkaran inskripsi raksasa muncul, memancarkan sinar ungu berdenyut dengan simbol-simbol kuno yang terus berputar dalam pola yang tak terhingga. Aura mengerikan terpancar dari lingkaran itu, menekan segala sesuatu di bawahnya.Tak berselang lama, dari dalam inskripsi tersebut, sebuah telapak tangan raksasa mencuat keluar. Ukur
last updateHuling Na-update : 2025-03-17
Magbasa pa

Bab 57 - Penderitaan Sebelum Kematian

Du Shen berdiri tegak, menatap pria tua itu dengan sorot mata dingin dan tajam. Tangannya masih melingkar di leher pria itu, sedikit longgar, memberi kesempatan baginya untuk bernapas, namun cukup kuat untuk menunjukkan dominasi mutlaknya. Ia menimbang dalam diam, memutuskan apakah akan menghabisi pria tua ini atau tidak. Namun, sebelum mengambil keputusan akhir, ada satu hal yang ingin ia ketahui. "Dari mana asalmu, orang tua? Bagaimana bisa kau memiliki banyak Artefak tingkat enam di tangnamu?" tanyanya, suaranya tenang namun menusuk, seperti bilah pedang yang siap menembus jantung lawannya. Pria tua itu tidak langsung menjawab. Rahangnya mengeras, giginya bergemeletuk, dan tatapannya penuh dengan kemarahan yang bercampur ketidakberdayaan. Napasnya memburu, bukan karena kelelahan, melainkan karena menahan amarah dan harga dirinya yang jatuh. Akhirnya, setelah beberapa saat, ia terkekeh pelan, senyum sinis tersungging di bibirnya yang berlumuran darah. "Aku akan segera mati, u
last updateHuling Na-update : 2025-03-18
Magbasa pa

Bab 58 - Tanggung Jawab Paviliun Alkemis?

Setelah kepergian Du Shen, kesunyian merayapi medan pertarungan yang kini hancur lebur. Bau darah bercampur dengan aroma tanah yang terkikis masih memenuhi udara. Beberapa mayat yang hancur dan membusuk berserakan di berbagai sudut, menciptakan pemandangan yang mengerikan.Dari balik pepohonan, seseorang akhirnya muncul. Sosok berjubah hitam yang sebelumnya datang bersama Mo Difeng kini berdiri dengan tubuh gemetar. Ia adalah satu-satunya yang berhasil selamat dari gelombang energi Qi beracun yang dipancarkan oleh Du Shen.'Sial! Mo tua berhasil dikalahkan oleh pria itu. Aku tidak menyangka kekuatannya begitu mengerikan. Beruntung aku memiliki teknik pelarian bawah tanah, kalau tidak, aku juga sudah menjadi mayat seperti mereka,' batinnya, menelan ludah dengan susah payah.Ia menatap ke arah Du Shen pergi, matanya berusaha memastikan bahwa musuh mengerikan itu benar-benar telah lenyap dari pandangan. Namun, sedetik kemudian, bulu kuduknya meremang. Perasaan aneh menyelinap ke dalam
last updateHuling Na-update : 2025-03-18
Magbasa pa

Bab 59 - Ketenangan Sebelum Badai

Tiga hari telah berlalu. Hari ini, halaman utama kediaman klan Murong dipenuhi oleh ratusan anggotanya yang berkumpul dalam duka dan kemarahan.Di tengah lapangan yang luas, deretan peti mati berlapis kayu hitam tertata rapi. Aroma dupa memenuhi udara, menciptakan suasana suram yang menekan dada setiap orang yang hadir.Wajah para anggota klan Murong mengeras, mata mereka dipenuhi kemarahan yang bergejolak. Tak ada yang bisa menerima kenyataan bahwa dua tetua utama mereka—Murong Giu dan Murong Yi—berakhir tragis dengan tubuh hampir hancur.Di barisan terdepan, Murong Liang, Tetua Keempat, mengepalkan tangannya erat. Urat-uratnya menegang di balik kulitnya yang keriput."Siapa yang berani melakukan ini?" suaranya bergemuruh, mengguncang seluruh halaman. "Membunuh seorang tetua dari Klan Murong… sungguh dosa yang tak termaafkan!"Matanya membara penuh kebencian, menatap tajam ke arah peti mati seolah mengutuk musuh yang telah merenggut saudara seperjuangannya.Di sisinya, Murong Ning, T
last updateHuling Na-update : 2025-03-21
Magbasa pa

Bab 60 - Rencana Tersembunyi

Di dalam aula utama kediaman Klan Hao, ketegangan terasa memenuhi udara. Cahaya lentera redup memantulkan bayangan suram di wajah para laki-laki yang berkumpul di sekitar meja bundar. Hao Jifeng, Kepala Klan Hao, mengerutkan kening begitu membaca isi gulungan pesan yang baru saja dikirim oleh Klan Murong. Garis-garis di dahinya semakin dalam, mencerminkan betapa berat beban yang kini menghimpit pikirannya. Di sampingnya, Tetua Jiang mengambil gulungan itu dan mulai membacanya dengan seksama. Tak butuh waktu lama hingga ekspresinya berubah menjadi muram, lalu dalam sekejap matanya menyala penuh amarah. "Bisa-bisanya mereka mengatakan hal seperti ini! Dari pada sebuah permintaan, mereka justru memaksa kita untuk tunduk lebih dalam!" geramnya, telapak tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Ia membanting gulungan itu ke meja dengan kasar, membuat beberapa cangkir teh di atas meja bergetar. "Kepala klan, apapun yang terjadi, aku menolak menikahkan cucuku dengan bajingan
last updateHuling Na-update : 2025-03-21
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
12
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status