Home / Fantasi / Legenda Dewa Racun / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Legenda Dewa Racun: Chapter 41 - Chapter 50

112 Chapters

Bab 41 - Pelelangan Paviliun Alkemis

Dalam putaran waktu yang terasa singkat, fajar perlahan menyingsing, sinar mentari mulai menerobos celah-celah bangunan di kota Danau Hitam, menciptakan cahaya keemasan yang menyelimuti kota itu.Du Shen menghela napas pelan, matanya menatap kosong ke arah langit-langit. Semalaman penuh ia berkultivasi, tetapi hasilnya jauh dari harapannya. Energi dalam tubuhnya tetap stagnan, seolah ada dinding tak kasatmata yang menghalanginya untuk berkembang lebih jauh."Huh... aku perlu mencari solusi secepat mungkin," gumamnya, nada suaranya penuh ketidaksabaran.Tatapannya berubah tajam ketika mengingat satu hal. Hari ini, Paviliun Alkemis mengadakan pelelangan. Mungkin di sana, ia bisa menemukan sesuatu yang dapat membantunya menembus kebuntuan kultivasinya.Setelah membenahi pakaiannya, Du Shen segera meninggalkan kediamannya. Saat ia melangkah ke halaman utama, beberapa sosok sudah tampak menunggunya di sana. Kepala klan Hao, Hao Jifeng, berdiri tegap dengan senyum tipis di wajahnya. Di sam
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 42 - Pelakat Giok Misterius

Di tengah aula utama yang penuh sesak dengan para tamu, cahaya lampu kristal memantul dari permukaan pelakat giok hijau muda yang kini dipajang di atas panggung. Aura misterius yang terpancar dari artefak itu membuat banyak orang menajamkan pandangan, mencoba menilai seberapa berharganya benda tersebut.Ye Haran, gadis pembawa acara, melangkah ke depan dengan percaya diri, suaranya bergema di seluruh ruangan."Pelakat giok ini adalah pusaka yang ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara tua di reruntuhan kuno yang tak bernama," jelasnya sambil mengangkat artefak itu agar bisa terlihat oleh semua tamu.Kilauan halus memancar dari permukaan giok, seolah menyimpan rahasia yang lebih dalam."Setelah melalui berbagai pemeriksaan, kami menduga bahwa Pelakat giok ini adalah Artefak pelindung tingkat dua," lanjutnya, nada suaranya penuh keyakinan.Beberapa tamu mulai berbisik-bisik, beberapa tampak tertarik sementara yang lain hanya mengangkat alis dengan ekspresi skeptis."Maka
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 43 - Barang Utama Pelelangan

Setelah beberapa waktu pelelangan hampir mencapai puncaknya. Suasana di dalam aula semakin panas, penuh ketegangan dan semangat para tamu yang berlomba mendapatkan barang langka.Dan saat ini di atas meja utama, kini berjajar beberapa botol giok yang berkilauan, masing-masing berisi butiran pil biru kehijauan yang memancarkan aura energi Qi murni. Ramuan Pemurnian Qi—sesuatu yang hanya bisa ditemukan di antara para alkemis paling berbakat dan langka. Begitu botol-botol itu diperlihatkan, para tamu yang hadir menahan napas, tak percaya bahwa Paviliun Alkemis benar-benar memiliki ramuan luar biasa seperti ini."Barang kali ini adalah ramuan Pemurnian Qi. Tapi jangan salah, ramuan ini berbeda dengan ramuan Pemurnian Qi biasa yang sering kalian temui." "Ramuan Pemurnian Qi ini sebetulnya memiliki efek luar biasa yang dapat memberikan efektifitas hingga 98%!" seru Ye Haran menjelaskan dengan penuh semangat.Dari setiap penjelasan yang dia utarakan, desas-desus mulai menyebar di antara ta
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 44 - Mutiara Hitam Misterius

Dengan gerakan perlahan namun penuh keanggunan, Ye Haran meraih ujung kain merah beludru yang menyelimuti barang utama pelelangan tersebut. Para tamu menahan napas, menunggu dengan penuh antisipasi. Dalam satu gerakan anggun, kain merah itu tersingkap, memperlihatkan sebuah mutiara hitam seukuran ibu jari yang memancarkan aura Qi berwarna-warni, melayang tipis di sekitarnya, berputar bagaikan kabut mistis yang tampak hidup.Begitu aura itu menyebar, suasana dalam aula berubah drastis. Tekanan energi yang menyelimuti mutiara hitam tersebut begitu intens hingga banyak tamu merasa sesak. Beberapa dari mereka bahkan tak sadar melangkah mundur, seolah naluri mereka memperingatkan bahaya yang tersembunyi di dalamnya.Di balkon atas, Du Shen yang selama ini tampak acuh tak acuh tiba-tiba mengubah ekspresinya. Tatapannya yang biasanya dingin kini melebar sedikit, menunjukkan keterkejutan yang jarang ia perlihatkan.'Aura ini… tidak mungkin!?' serunya dalam hati. Ia tak bisa menutupi keterke
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 45 - Senjata Makan Tuan

"Dua juta seratus ribu koin emas!"Tiba-tiba, suara berat dan dalam menggema di aula pelelangan, menghentikan segala bisikan yang sebelumnya memenuhi ruangan. Semua mata sontak menoleh ke belakang, mencari sumber suara yang begitu percaya diri dalam menawar jumlah yang luar biasa tinggi itu.Di sudut ruangan, seorang pria tua berjubah hitam duduk dengan anggun di kursinya. Tudung jubahnya menutupi sebagian besar wajahnya, menyisakan hanya sedikit kilatan matanya yang tajam, penuh misteri."Siapa pria tua itu?" bisik seorang tamu dengan nada penuh kewaspadaan."Aku belum pernah melihatnya di pelelangan sebelumnya…" sahut yang lain, tatapannya menajam ke arah sosok misterius itu."Kenapa dia begitu berani menawar dengan harga yang setinggi itu?"Keraguan mulai menyelimuti para hadirin. Apakah pria itu sekadar membual? Ataukah dia seseorang dengan latar belakang yang tidak bisa diremehkan?Sementara bisikan terus beredar, Murong Giu duduk dengan ekspresi kaku. Awalnya, ia mengira pelela
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 46 - Bertemu Ye Long Kembali

Mutiara Hitam itu akhirnya jatuh ke tangan Murong Giu dengan harga mencengangkan—lima juta koin emas.Para tamu masih tenggelam dalam bisikan dan keterkejutan. Ada yang menganggap klan Murong telah membuat keputusan bodoh, sementara yang lain mulai bertanya-tanya apakah benda itu sebenarnya memiliki nilai yang lebih dari sekadar tampilan luarnya saja.Di balkon klan Hao, Hao Jifeng menatap pemuda di sampingnya dengan ekspresi bingung."Tuan Muda Shen," bisiknya, masih tak percaya dengan hasil lelang barusan. "Bukankah kau menginginkan benda itu? Kenapa malah membiarkan Murong Giu mendapatkannya begitu saja?"Sementara semua orang di aula tampak tegang dengan harga fantastis yang tercipta, Du Shen justru terlihat santai. Ia menyilangkan tangan di dadanya, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum tipis."Tak masalah," jawabnya ringan. "Biarpun dia memilikinya, toh dia tak tahu bagaimana menggunakannya dengan benar."Ucapan itu membuat Hao Jifeng terdiam sejenak, sebelum akhirnya sekil
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 47 - Keterkejutan Ye Long

Ye Long menatap kosong ke arah lantai marmer di bawah kakinya. Pikirannya berputar liar, mengingat efek luar biasa dari ramuan Penguatan Qi yang baru saja ia konsumsi.'Aku tak bisa menyerah begitu saja!' pikirnya dengan penuh kegigihan.Ramuan itu sungguh di luar akal sehat. Ia, yang telah terjebak selama puluhan tahun di ranah Golden Core tahap pertama, akhirnya bisa menerobos ke tahap berikutnya dengan aman, tanpa efek samping, bahkan tanpa menemukan ketidakstabilan energi yang mengalir dallam tubuhnya—sungguh sesuatu yang sangat jarang terjadi.'Efektivitasnya terlalu luar biasa… Bahkan sampai saat ini, aku masih bisa merasakan energi hangat yang terus mengalir deras dalam tubuhku.' serunya dalam hati. Keinginan kuat memenuhi dirinya.'Aku harus mendapatkan ramuan itu lagi! Siapa tahu, dengan menelitinya, aku bisa menemukan cara untuk menciptakan ramuan yang sama… atau bahkan lebih baik!'Setelah merenung beberapa saat, Ye Long akhirnya mengangkat wajahnya. Matanya yang semula pen
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 48 - Pemimpin Baru Yang Mengejutkan

Setelah merenung beberapa saat, Ye Long akhirnya mengambil keputusan besar.Ia mengangkat kepalanya dan menatap Du Shen dengan kesungguhan mendalam. Dengan gerakan penuh hormat, ia menangkupkan kedua tangannya, membungkukkan tubuh sedikit. "Aku percaya jika Tuan Muda ini bahkan jauh lebih unggul dalam ilmu alkimia dibandingkan pria tua ini. Memiliki pemimpin muda sehebat Anda adalah sebuah kehormatan besar bagi kami."Ucapannya mengalir dengan penuh keyakinan, suaranya mantap tanpa sedikit pun keraguan. Membuat setiap orang di dalam ruangan itu terperangah."A-Apa yang kau maksud, Pemimpin!?"Suara seorang pelayan di belakangnya terdengar tergagap, mencerminkan keterkejutan yang luar biasa. Beberapa dari mereka bahkan melangkah maju, berniat menghentikan Ye Long, tetapi langkah mereka terhenti seketika ketika pria tua itu mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk diam."Jangan katakan apa pun."Tatapan tajamnya menyapu setiap wajah di ruangan itu."Mulai sekarang, Tuan Muda inilah
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 49 - Sosok Misterisu

Beberapa ratus kilometer di luar kota Danau Hitam, suasana mencekam menyelimuti pinggiran hutan yang dipenuhi pepohonan menjulang tinggi dan kabut tipis yang merayap di antara akar-akar kayu. Aroma tanah basah bercampur dengan ketegangan yang terasa di udara.Di tempat itu, rombongan dari Klan Murong berdiri dengan waspada, menghadapi sekelompok sosok berjubah hitam yang muncul entah dari mana. Mata Murong Giu menyipit tajam, menganalisis situasi dengan cepat."Siapa kalian!? Berani-beraninya membuat masalah dengan Klan Murong!" seru Murong Yi dengan ekspresi tegang, tangannya erat menggenggam gagang pedangnya.Rombongan klan Murong baru saja meninggalkan Paviliun Alkemis dan tengah dalam perjalanan pulang ke kediaman mereka ketika sebuah inskripsi teleportasi tiba-tiba menyala di bawah kaki mereka. Sebelum sempat bereaksi, mereka sudah terlempar ke tempat ini, ratusan kilometer jauhnya dari kota Danau Hitam.'Bagaimana mungkin seseorang mampu memindahkan kami semua dengan begitu muda
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 50 - Bentrokan Mematikan

Anggota klan Murong yang awalnya berjumlah kurang dari selusin kini telah berkurang drastis, setengah dari mereka tergeletak tak bernyawa di tanah yang bersimbah darah. Aroma logam yang menusuk bercampur dengan debu dari kegaduhan yang berlangsung.Murong Giu menggertakkan giginya. Tangannya yang menggenggam pedang bergetar bukan karena takut, melainkan kemarahan yang membara. Matanya merah padam, penuh dendam melihat anggota klannya jatuh satu per satu."Sialan! Beraninya kau membunuh anggota klan Murong! Mati kau!" raungnya, mengangkat pedangnya tinggi ke udara.Sekejap kemudian, udara di sekitar Murong Giu bergetar. Lingkaran inskripsi bercahaya biru muncul di atas udara, simbol-simbol kuno berpendar di dalamnya, berputar seakan menari dalam tarian kematian. Dari dalam lingkaran itu, puluhan bilah energi pedang terbentuk, bersinar tajam, bergetar siap membidik ke arah targetnya."Hujan Seribu Pedang!" seru Murong Giu, lalu dengan gerakan tangannya, bilah-bilah energi itu meluncur
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status