Semua Bab Legenda Dewa Racun: Bab 81 - Bab 90

114 Bab

Bab 81 - Lapisan Luar Hutan Perbatasan

Wilayah di luar Hutan Kabut Ilusi dikenal sebagai Hutan Perbatasan, daerah liar yang jarang dikunjungi manusia. Meskipun berbahaya, tempat ini masih lebih ramah dibandingkan Hutan Kabut Ilusi, yang konon menyembunyikan kengerian tak terbayangkan. Kabarnya tidak ada yang bisa kembali setelah melangkah ke dalam kabut pekatnya.Hutan Perbatasan terbagi menjadi dua lapisan: bagian luar dan bagian dalam. Lapisan luar masih memungkinkan para pemburu atau kultivator biasa untuk mencari sumber daya, meski selalu dalam bahaya. Namun, bagian dalamnya adalah dunia lain yang dipenuhi makhluk buas dan energi qi yang kacau, tempat yang hanya segelintir orang yang berani menginjakkan kaki.Di ujung barat, beberapa ratus kilometer dari bagian luar Hutan Perbatasan, dulunya pernah berdiri Kota Batu Giok. Kota ini satu-satunya benteng pertahanan manusia yang berdiri tegak dan mampu bertahan dari ancaman binatang buas. Dikelilingi tembok kokoh dan benteng alami pegunungan berbatu, Kota Batu Giok bertah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 82 - Sosok Penyelamat

Hao Yexin menatap pemuda itu dengan ekspresi penuh kewaspadaan. Bahunya masih terasa nyeri akibat serangan mendadak dari Iblis Kera itu. Ia mengeratkan genggamannya pada pedang di tangannya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berpacu.Beberapa saat yang lalu, ia tengah terburu-buru melewati hutan yang luas dan menyesatkan itu. Dengan kultivasinya yang masih rendah, perjalanan ini bukanlah hal mudah. Setiap langkahnya dipenuhi ketegangan, menyadari bahwa bahaya bisa muncul dari balik pepohonan kapan saja.Ketakutannya terbukti nyata ketika seekor Iblis Kera, makhluk buas dengan kekuatan yang hampir mencapai puncak ranah Blue Core, muncul dari balik rerimbunan pohon dan menghalangi jalannya. Berbeda dengan serigala abu-abu yang sebelumnya ia hadapi, Iblis Kera ini memiliki kekuatan yang jauh melampaui kemampuannya. Setiap gerakannya menggetarkan tanah, dan tatapan mata merahnya tampak penuh kebuasan. Hao Yexin tahu bahwa melawan makhluk itu berarti menantang kematian. Na
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 83 - Pertimbangan

Hao Yexin melirik pemuda itu dengan penuh kewaspadaan. Tangannya masih sedikit gemetar, refleks dari pertarungan sengit yang baru saja ia lewati. Namun, pemuda itu tak menunjukkan niat buruk sedikitpun, hanya berdiri dengan sikap santai. Hao Yexin tetap berjaga-jaga, tetapi untuk saat, ia memutuskan untuk menyambut sapaannya."Hao Yexin," jawabnya singkat, suaranya terdengar dingin dan berjarak. "Dan kau...?""Qin Chen, murid sari sekte Pedang Bulan." pemuda itu menjawab dengan nada percaya diri, senyum tipis tersungging di bibirnya. Mata Hao Yexin sedikit menyipit mendengar nama itu. Sekte Pedang Bulan adalah salah satu dari tiga sekte terbesar di benua ini. Jika pemuda ini benar berasal dari sana, tidak heran jika ia memiliki kekuatan yang cukup untuk mengalahkan Iblis Kera di puncak ranah Blue Core dengan mudah.Qin Chen tersenyum bangga, ia tampaknya sadar bahwa namanya cukup menarik perhatian, dan ia segera melanjutkan, "Oh? Apakah kau baik-baik saja? Aku lihat dirimu tampak ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 84 - Lorong Bawah Tanah Yang Tersembunyi

Reruntuhan kota Batu Giok. Tempat itu tampak diselimuti kabut tipis, menciptakan suasana suram di antara puing-puing bangunan yang sudah lama ditinggalkan. Dinding-dinding yang runtuh kini ditumbuhi tanaman liar yang merambat tinggi, seolah alam berusaha menelan kembali kota yang dahulu megah ini. Angin berhembus lembut, membawa bisikan samar seakan ada suara-suara dari masa lalu yang tertinggal di sana. Di atas tanah yang penuh pecahan batu dan tembok sisa-sisa bangunan, seorang pemuda melayang dengan tenang. Du Shen, terbang santai beberapa meter di atas permukaan sambil mengamati reruntuhan dengan tatapan tajam. Matanya yang hitam berkilat tajam meneliti daerah sekitarnya tanpa melewatkan satupun celah. 'Hao Jifeng mengatakan bahwa di sinilah jejak terakhir yang ditinggalkan oleh para bandit itu... Tapi apa yang mereka cari di tempat seperti ini? Mungkinkah ada sesuatu yang berharga di kota ini dulu hingga menarik perhatian mereka?' batin Du Shen, semakin penasaran. Dengan gera
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 85 - Pilar Batu Misterius

Du Shen tiba-tiba merasakan sekujur tubuhnya membeku. Hatinya bergetar hebat melihat pemandangan yang terbentang di hadapannya.Sebagai seorang yang hampir mencapai puncak kekuatan umat manusia di daratan luas ini, ia telah memahami seberapa kejamnya takdir kehidupan, merasakan penderitaan tak terhitung jumlahnya hanya untuk menjadi lebih kuat. Namun, di balik kekuatan dan ketegarannya, hatinya tetaplah seperti seorang manusia biasa yang bisa merasakan berbagai emosi penderitaan.Sepanjang matanya memandang, hanya ada kerangka-kerangka tak terhitung jumlahnya berserakan di lantai batu yang dingin dan berdebu. Sisa-sisa kehidupan yang telah lama sirna. Rasa iba dan kesedihan menyelinap ke dalam hati sanubarinya, mencengkeramnya erat, seolah mencegahnya untuk melangkah lebih jauh.Tulang-belulang itu tampaknya milik penduduk kota Batu Giok yang terjebak di ruang bawah tanah ini. Mereka mungkin melarikan diri dari bahaya, berharap menemukan tempat aman untuk bertahan hidup. Namun, nasib
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Bab 86 - Tiba-tiba Muncul di Hutan Belantara

Du Shen melangkah mendekati pilar batu itu, tatapannya tajam mengamati setiap detail ukiran inskripsi yang terukir di permukaannya. Jarinya hampir menyentuh simbol-simbol kuno tersebut, ketika tiba-tiba cahaya redup merambat dari permukaan pilar, merayap seperti akar bercahaya dan menyebar ke pilar lain di seberangnya.Sekelebat kilau keemasan berpendar di udara, membentuk pola inskripsi yang berputar perlahan, membangun formasi tulisan kuno yang mengambang di antara dua pilar itu. Du Shen tertegun. Teks inskripsi yang muncul tampak kompleks, penuh misteri, namun ada sesuatu yang menggugah kesadarannya—sesuatu yang seolah berbisik di dalam jiwanya.Meski tidak memahami sepenuhnya makna teks inskripsi itu, ia bisa merasakan kekuatan luar biasa yang tersimpan di dalamnya. Setiap baris inskripsi tampak seperti serpihan dari teknik kultivasi kuno yang sangat kuat. Namun, yang ia lihat hanyalah sebagian kecil. Du Shen menyipitkan mata, mengamati pola yang samar namun terasa mendalam di pik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Bab 87 - Kosep Hukum Ruang

Di dunia ini, kekuatan sejati tidak lahir semata dari tenaga murni, teknik kultivasi kuno, atau tubuh yang diperkuat ribuan kali lipat. Semua itu hanyalah fondasi awal—batu pijakan kasar di jalan panjang menuju pemahaman yang sebenarnya.Di atas semua bentuk kekuatan itu... terdapat sesuatu yang tak terlihat, tak tersentuh, namun mengatur segala hal. Ada yang menyebutnya esensi alam, ada pula yang memanggilnya napas dunia. Tapi, mereka yang telah menyelami kedalaman dunia kultivasi dan membelah batas pikiran menyebutnya dengan satu nama, yaitu: "Hukum".Hukum adalah kebenaran murni, bagaikan benang halus yang menenun keberadaan seluruh alam semesta ini. Tanpa hukum, dunia dan seisinya tak akan pernah berjalan, dan hukum itu sendiri diciptakan untuk mengatur seluruh kehidupan agar berjalan pada tempatnya.Di dunia ini terdapat bergagai jenis hukum, seperti hukum Api yang membakar tanpa ampun, bukan karena suhu, tapi karena ia memahami kehendak akan kehancuran. Begitu pula hukum-hukum l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Bab 88 - Rubah Ekor Sembilan

Di bawah cahaya bulan purnama yang menggantung tinggi di langit malam, sinarnya yang pucat menembus celah dedaunan lebat hutan. Cahaya itu memantul lembut di permukaan kabut tipis yang menggantung rendah, menciptakan ilusi seperti dunia mimpi. Suasana tampak tenang di permukaan, namun Du Shen merasakan kejagalan yang tak bisa dijelaskan.Ia berdiri tegak di atas sebuah batu datar, jubahnya berkibar lembut tertiup angin malam. Matanya menyipit, menatap ke arah barat, tempat hawa yang tidak biasa mulai merambat perlahan. Hidungnya mengendus samar, mendeteksi bau logam tipis bercampur dengan aroma tanah basah."Kabut ini tidak biasa," gumamnya dalam hati. "Seolah-olah mengandung Qi yang terdistorsi… presepsiku bahkan tak bisa menembus lebih dari beberapa kilometer. Sesuatu… atau mungkin seseorang… telah mengacaukan medan spiritual tempat ini."Beberapa detik berlalu. Kemudian, tanah tiba-tiba bergetar, ranting-ranting dan dedaunan kering juga tampak berderak. Suara langkah besar yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 89 - Kemunculan Pria Tua dan Seorang Gadis

Rubah ekor sembilan. Salah satu binatang buas langka yang tercatat dalam sejarah Benua Yin. Keberadaannya begitu jarang hingga sebagian orang menganggapnya hanya dongeng. Namun kenyataan di depan mata Du Shen berkata lain.Du Shen berdiri terpaku di antara rimbun hutan berkabut, menatap tubuh makhluk itu yang kini tergeletak lemah di atas tanah yang becek oleh darah. Cahaya keemasan yang samar masih memancar dari tubuh binatang itu, rubah ini telah mencapai tingkat kultivasi ranah Golden Core—sebuah pencapaian langka bahkan di antara makhluk-makhluk buas lainnya di dunia ini. Inti roh dan darah rubah ini, jika dimurnikan, bisa menjadi bahan utama dalam pembuatan pil tingkat tinggi atau Artefak tingkat tinggi yang berkualitas.Tak heran jika banyak orang-orang ataupun kultivator ingin memburunya.Tubuh rubah itu tampak compang-camping. Bekas tebasan dan tusukan tampak melekat di seluruh tubuhnya, dengan darah yang terus mengalir tak terkendali. Beberapa jarum perak setipis bulu masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 90 - Provokasi dan Ancaman

"Kalau iya, memangnya kenapa?" sahut Du Shen, nadanya datar namun menusuk, diselimuti aura dingin dan keangkuhan layaknya anak muda dari kalangan terhormat yang terbiasa berada di atas angin.Seketika udara di sekeliling terasa berat. Kalimat itu, yang terucap dengan begitu ringan, seolah menampar harga diri mereka. Pria tua yang berdiri tegak di balik jubah biru tuanya tampak terdiam beberapa detik. Wajah keriputnya semula tenang, namun kini perlahan mengeras, menampakkan sorot mata gelap penuh tekanan. Ada kilatan kemarahan yang tak bisa ditutupi, meski ia mencoba mempertahankan sikap berwibawa dan bijaknya."Kalau begitu... serahkan saja rubah itu. Kami akan mengurus sisanya," ucapnya pelan namun tajam, seolah kata-katanya adalah perintah yang tak bisa dibantah.Mendengarnya Du Shen hanya mendengus pelan, sudut bibirnya terangkat tipis dalam senyum sinis. Ia melirik sekilas ke arah rubah ekor sembilan yang masih tergeletak di atas tanah, tubuhnya gemetar menahan rasa sakit dari lu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status