Home / Rumah Tangga / BUKAN MENANTU KAMPUNGAN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of BUKAN MENANTU KAMPUNGAN: Chapter 11 - Chapter 20

106 Chapters

Bab 11. Kesempatan Emas

Sampai larut malam, aku kembali tidak bisa tidur. Pikiranku tidak tenang karena suara wanita di akhir telepon mas Farhan. Inginnya, besok aku ke kantor mas Farhan untuk menanyakan kebenarannya apakah mas Farhan pergi tugas keluar kota? Sayangnya, kantor mas Farhan libur di hari Sabtu.Akhirnya aku cek di internet hotel-hotel yang gambarannya mirip dengan yang di foto oleh mas Farhan dan tara! Akhirnya ketemu. Hotel bintang 5, dengan rate kamar hampir satu juta, dengan fasilitas kolam renang, breakfast lengkap. Jarak dari tempatku hampir 2 jam lamanya. Jika aku pergi, tidak mungkin menggunakan ojol pasti cukup mahal. Sedangkan mobil, besok akan dipakai untuk operasional acara tunangan di restoran Homy Private Dining. “Besok pagi, sebelum ke restoran, aku akan telepon pihak hotel untuk menanyakan keberadaan mas Farhan.”Aku berupaya tenang supaya aku bisa tidur. Besok pagi aku harus fokus dan kerja. Jangan sampai masalah ini mengganggu pekerjaanku.
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 12. Kamar Yang Berbeda

“Hahaha,” tawa mas Farhan. “Kamu lucu, Dek! Jelas-jelas kita video call. Kamu bisa lihat aku dengan siapa. Bahkan aku memvideokan semua sudut yang ada disini–.”“Lalu, suara siapa itu?” “Maaf, kemarin aku kepencet remot tv dan yang muncul suara sinetron.”“Benar?” tanyaku kepada mas Farhan yang masih kucurigai.“Justru mas telepon kamu, Sayang. Besok mas mau pulang, karena dari kantor, sudah dibooking sampai besok. Daripada mas sendirian disini. Mas mau jemput kamu, buat nginep di hotel ini. Mau kan? Kita honeymoon walau cuma sehari?”“Jemput?”“Ya, bukannya kamu juga udah selesai kerjanya?”“Sudah sih.”“Oke! Mas sekarang pulang yah, kamu siap-siap di rumah. Nanti mas jemput kamu.”“I, iya mas!” Jawabku.Kaget! Tiba-tiba saja pipiku merona merah karena diajak mas Farhan ke hotel di puncak. Belum pernah sekalipun mas Farhan mengajak aku pergi-pergi, karena waktu kerja yang berbeda. Mas Farhan
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 13. Diskusi Dengan Evan

Rasa curigaku kembali muncul hanya gara-gara posisi kamar mandi di foto dan sekarang berbeda. “Apakah yang dapat aku lakukan untuk membuktikan rasa curigaku ini?” Aku memindai ruangan ini. Tangan mas Farhan aku taruh diatas kasur, sedangkan aku perlahan turun dari kasur, lalu aku mengambil baju kotor yang tadi dipakai mas Farhan apakah ada parfum seorang wanita, lalu kuhirup. “Aha! Parfum siapa nih mas?” gumamku.Tapi sebuah parfum belum dapat dikatakan bukti. Mataku kembali memindai ponsel mas Farhan yang tergeletak di nakas samping kasur. Lagi-lagi ponselnya di password, padahal kemarin, aku dan mas Farhan sempat bertengkar.“Apa aku yang terlalu cemburu? Hingga aku terlalu curiga?” Lagi-lagi aku mempertanyakan hatiku ini. “Baiklah, untuk sementara ini, aku akan menganggap kamu lolos mas! Sebaik-baiknya bangkai ditutupi, akan tercium baunya juga!” Aku naik kembali ke atas kasur dan menutup mata untuk segera tidur.***Minggu siang, aku dan
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 14. Arisannya Ibu Mertua

Aku perhatikan kembali Ratih yang duduk dengan pria berumur itu, hingga tidak sadar aku dipanggil Evan berkali-kali.“Mbak! Mbak lihat apa sih?”“Eh! Aku lihat adiknya mas Farhan.”“Mana?” Evan mengikuti arah aku memandang Ratih. Ratih duduk dengan rok jeans pendek dan blouse putih, memakai high heels dan tas tangan yang cukup besar dengan merek bukan kaleng-kaleng. Dengan wajahnya yang di make up, membuat tampilan Ratih lebih dewasa daripada umurnya. Jika duduk dengan pria berumur di sampingnya, orang-orang akan menyangka kalau Ratih adalah istrinya. “Itu?” tanya Evan menunjuk dengan lirikan matanya. Aku hanya mengangguk. Aku foto dan aku buat videonya. Siapa tahu suatu saat nanti berguna.“Aku kan waktu nikahan kalian masih di Paris, jadi gak ngerti kalau mas Farhan punya adik. Yakin itu adiknya mbak? Kok mbak Alea yang kelihatan lebih muda dari adiknya itu,” sindir Evan.“Hush. Iya, itu adiknya m
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 15. Ganti Rugi

“Kamu dengar sendiri bukan apa yang sudah ibuku ucapkan. Kalau kamu tidak hormat pada ibuku, berarti kamu juga menginjak-injak aku sebagai kepala rumah tangga, Alea!” geram mas Farhan kepadaku. Bahkan dia tidak menyebut aku dengan sebutan Dek, tapi dengan namaku langsung.“Maafkan aku mas,” ucapku lirih. Aku jadi merasa bersalah tapi ibunya sendiri tidak mau tahu pendapat aku sebagai menantu.“Apa sih susahnya menyenangkan orang tua? Hanya soal makanan loh, Alea! Bahkan kita mampu buat memberi lebih kepada ibu. Kalau kamu takut soal uang, kamu bisa atur apa yang harus kamu keluarkan, tapi mas gak rela ibu mas dihina seperti ini!” Mas Farhan bangkit berdiri, makanannya pun tidak dihabiskan, mencuci tangannya lalu masuk ke dalam kamar.“Ya Allah, apakah harus semarah itu mas Farhan membela ibunya?” Permasalahan nasi rendang membuat hubunganku dengan mas Farhan menjadi renggang. Bahkan semalaman mas Farhan memunggungiku, hanya melihat ponselnya
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 16. Ayam Bakar

“Loh. Emang kenapa kalau ibu mau bantu-bantu? Aku sendiri harus kerja, gak bisa bantuin kamu, jadi aku minta tolong ibu buat jualin barang-barang ini. Lagi pula, semua barang-barang yang dibeli kan pake uangku, Dek.”Ada rasa kesal, marah, tapi aku harus akui, semua barang-barang yang dibeli ini, uangnya berasal dari mas Farhan. Aku hanya bantu memilih sesuai dengan fungsinya.“Sudahlah, Dek. Gak usah marah-marah yah, toh, barang-barang ini pun gak bisa kita bawa ke rumah ibu. Jadi biarkan saja ibu yang urus. Oke? Kita hanya ambil apa yang bisa kita bawa ke rumah ibu. Sisanya biarkan saja disini, biar ibu yang atur. Lagi pula sisa kontrakannya kan tinggal beberapa bulan, kalau ada yang mau over kontrak, barang-barang ini sekalian ditawarkan ke penghuni baru.”“Lagian, kenapa sih mas, kita gak tunggu kontrakan ini habis dulu?” sungutku, rasanya kepindahan ini terlalu dipaksakan harus cepat-cepat.“Supaya pengeluaran kita bisa lebih hemat, Dek.
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 17. Keributan Kecil

Ratih yang terburu-buru, mendadak menghentikan langkahnya dan berbalik melihat mas Farhan.“Hehehe, pacar juga belum resmi Mas, baru pdkt. Nanti kalau sudah mulai serius, Ratih bakal kenalin ke Mas dan ke ibu,” ucapnya sambil melambaikan tangan berlari keluar.Mas Farhan tidak bisa menanyakan lanjut kepada Ratih, karena dia sudah berlari ke mobil yang menunggunya.Kucuci tangan dan membuang dus sisa makananku dan menghampiri mas Farhan. “Mas kemana saja? Dari siang baru bisa makan jam 4 sore begini?”“Mas kan sudah bilang sama kamu. Agak lama, karena mas datang pas jam makan siang. Ditambah mas makan duluan ditempat saking lapernya. Eh pulang-pulang terkena macet karena ada razia polisi. Lagian kenapa sih, gak makan dulu gitu yang ada di rumah?” tanya balik mas Farhan dengan sewot.“Loh, loh, mas kan yang ngomong mau beli makan siang. Jadi ya aku tunggu dong, kok jadi aku yang disuruh buat?” “Masih mending mas beliin makan ya, D
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 18. Kepulangan Ratih Di Pagi Hari

“Ratih? Baru pulang?” Sengaja aku tegur sebelum Ratih masuk ke dalam rumah. Aku ingin tahu apakah dia pergi semalam dengan orang yang sama.“Eh, mbak Alea, kok ada di luar?” tanya balik Ratih kaget seperti yang kepergok telah melakukan yang salah.“Semalam gak pulang?” Aku menegaskan kembali apa yang aku tanyakan. Sebagai kakak iparnya, aku berkewajiban untuk menegurnya, karena biar bagaimanapun juga dia adik dari suamiku, berarti adikku juga.“Iya, mbak,” ucapnya, kemudian masuk ke dalam rumah, seperti sudah biasa melakukan hal seperti itu.“Apa kamu tahu, kalau perempuan pulang pagi itu gak baik?” tanyaku mengikuti Ratih masuk ke dalam rumah.“Mbak Alea, aku ini udah izin loh sama ibu, kenapa mbak Alea yang marah sama aku? Ibuku aja gak marah-marah. Emang mbak Alea siapanya aku? Cuma kakak ipar, kan? Lagian namanya kakak ipar ya cuma orang lain,” dengus Ratih.“Astaghfirullah, Ratih, aku ini memang hanya kakak ipar, tapi mbak i
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 19. Ratih si Pelakor

“Bu, bukannya tiap awal bulan ibu ke bank?” tanyaku mengingatkan.“Ya, nanti sebentar lagi ibu mau ke bank, ambil pensiunan bapak,” ucapnya dengan tersenyum. Disaat awal bulan, adalah hari-hari dimana senyum ibu mertuaku merekah.“Oh ya Bu, Alea mau mengingatkan, ibu bilang, kalau ibu tambah uang arisan 500 ribu untuk tambah-tambah uang semester. Sekarang Ratih nagih uang semesterannya. Jadi bisa gak ya uang arisannya dipake buat bayar semesteran Ratih?”Mendengar permintaanku, langsung saja raut muka ibu mertuaku menjadi kecut.“Waktu kemaren ibu tolong kamu buatkan nasi rendang, ibu kedapatan arisan, dan karena ibu gak tahu kapan bayaran semester Alea, uangnya sudah ibu belanjakan. Jadi ibu gak ada uang lagi.”“Loh? Kan ibu sendiri yang minta tambahan uang buat arisan. Katanya kalau dapat buat kuliahnya Ratih.”“Iya, niatnya ibu begitu, tapi Allah udah kasih rezeki ke ibu sebelum waktunya Ratih semesteran, jadi gimana? Masa dit
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 20. Ngelesnya Ratih

“Astaghfirullah, Ratih!” “Jangan sok suci, mbak! Mbak itu siapa? Cuma Iparku dari kampung! Entah apa yang ada dipikiran mas Farhan buat nikahin mbak! Hanya pencuci piring! Aku sendiri malu punya ipar seperti mbak Alea!” “Walaupun mbak cuma pencuci piring, mbak lebih bermartabat daripada menjadi pelakor, Ratih! Asal kamu tahu, pihak kampus memberitahu mbak kalau kamu sering bolos. Bisa-bisa kamu di DO!” “Hei mbak! Gak usah sok nasehati deh! Ini hidup, hidup aku! Lagian mbak tahu apa soal kuliah aku? Hanya lulusan SMK saja bisa-bisanya ngajari aku! Dah sana pulang! Jangan lupa beres-beres rumah!” ucap Ratih sambil berlalu dariku dengan sedikit berlari menjauhiku. Ada rasa tidak terima Ratih menghina diriku. Ingin aku melawan ucapannya, tapi aku berusaha untuk menahan emosi, “Belum, belum waktunya, sabar, sabar Alea.” Aku mengurutkan dada supaya aku tidak terbawa emosi. Aku bergegas ke restoran sejenak untuk mel
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status