Semua Bab Terjebak Permainan Sang Presdir: Bab 61 - Bab 70

246 Bab

Bab 61. Cerita Sofia

Sementara Raffael membereskan mereka yang berani menyentuh Manda, gadis itu kini terbangun tengah malam karena wangi parfum yang merebak. Pikiran pertamanya adalah hantu. Pasalnya, saat tertidur tadi ia tidak mencium wangi seperti ini, baik di dalam ruang kamar maupun dari tubuh Raffael.‘Mati aku! Apa ada setannya ini kamar. Kenapa tiba-tiba wangi banget.’ Manda ketakutan. Ia memutuskan untuk membangunkan Raffael, tetapi malah dibuat terkejut melihat siapa yang ada di sebelahnya. “Argh!” pekik Manda, panik. Ia menarik selimutnya sampai menutupi kepala. Tetapi orang itu malah tertawa. Dan dari suaranya, Manda sadar kalau itu suara wanita. Manda menurunkan selimutnya sedikit kemudian bertanya, “Kenapa Anda di sini? Dan apa yang terjadi dengan baju Anda?”Alih-alih menjawab, wanita itu malah balik bertanya, “Aku Sofia. Kau siapa?”Karena sudah terbukti kalau bukan hantu, Manda pun segera menyingkirkan selimut yang menutupi wajahnya. “Saya Manda. Sekretaris Pak Raffael.”“Mh-hm. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Bab 62. Tambah Klausul Lagi (18+)

“Regan. Untuk sementara kasus ini selesai. Kau bisa kembali ke tugas seperti biasa.”Raffael menyudahi tugasnya mendampingi Manda. Selama ini, Regan bertugas sebagai bodyguard bayangannya.“Got it, Bos.”Pria penjaga itu berbalik dan segera menghilang kembali ke posisinya. Sementara itu, Raffael membuka pintu dan masuk kembali ke apartemennya. Ia melepas jaket hitam dan juga kemeja sebelum membuka pintu kamar. Adegan kejar-kejaran dengan dalang utama percobaan penculikan Manda tadi membuatnya berkeringat cukup banyak. Ia ingin segera mandi dan merebahkan diri di atas kasurnya yang nyaman.Namun, aroma parfum menyengat hidungnya. Membuat Raffael kembali waspada. Sadar kalau Sofia kemungkinan ada di kamar utama, langsung menggerakkan tangannya mendorong gagang pintu. Raffael sudah akan menegur Sofia kalau benar wanita itu mengganggu Manda, tetapi ia malah dibuat tertegun melihat adegan di depan matanya. “Apa cerita di balik pemandangan ini, Sofia?” bisik Raffael sambil menepuk pela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 63. Jatuh Hati

“Oi! Kau dengar aku nggak?!” pekik Yuike. Gadis itu tengah menceritakan ini dan itu di hadapan Manda, tetapi sepertinya tidak ada satu katapun didengar oleh yang bersangkutan. Karena belum siap untuk pulang ke rumahnya, Manda memutuskan untuk menemui Yuike di Pear Garden lagi. Kejadian pagi ini membuat emosinya meluap, tetapi yang bisa ia lakukan hanyalah protes kalau Raffael akan membayar mahal untuk kecupan panas tadi.Dan seperti biasa, Raffael dengan tenang mengatakan akan membayarnya. Bahkan berjanji akan memberi DP untuk beberapa kecupan yang belum mereka lakukan.“A–apa?” tanya Manda sambil mengerjapkan mata. Ia terlalu panik memikirkan bagaimana ia bisa lepas dari semua perasaan yang tak menguntungkannya ini, hingga tak mendengar sahabatnya bicara.“Cih! Kubilang minggu depan aku akan menikah.”Spontan netra Manda membeliak mendengar berita sahabat yang menjomblo dari lahir itu menyudahi status nahasnya. “Benarkah?”“Boong lah! Kau ini!” tukas Yuike kesal. Bibir Manda sp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 64. Resolusi Anak Bontot

Tak! Tak! Tak! Tak!Suara pena menghantam meja kayu jati di ruang kerja pribadi Raffael, “Bisa nggak, jauhkan pulpen-mu dari sana, Raffael.” “Kau menganggap aku bisa tenang setelah mendengar ceritamu?” Camelia terdiam lagi. Ia membiarkan adiknya itu terus saja mengetuk meja dengan pena di tangannya.Anak pertama keluarga Indradjaya itu mendatangi apartemen Raffael keesokan harinya, setelah kunjungan ke rumah orang tuanya.Berita mengenai rencana orang tua mereka mengundang keluarga Soreim jelas cukup mengganggu ketenangan Raffael. “Aku nggak yakin Mom akan menerima alasanmu memacari Manda.” Camelia membuka percakapan. Raffael terdiam cukup lama. Untungnya, ia tidak lagi berisik dengan pena itu. “Kalau begitu, aku akan membuang nama belakangku. Toh aku juga nggak perlu ada di kartu keluarga mereka. Aku punya cukup uang untuk hidup terpisah dari Indradjaya.”Mulut Camelia menganga mendengar resolusi sembarangan dari adiknya.“Jangan sembarang bicara, Raffa. Kau bukan hanya akan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 65. Bajumu Mengalihkan Duniaku

“Baju?” tanyanya lagi dengan wajah polos. “Nggak? Ini baju yang kupakai nanti buat makan siang sama Pak Raffael.”Yuike melongo, kemudian menepuk dahinya kencang. Putus asa dengan kelakuan sahabatnya itu. “Kau pikir dia semacam Julius yang ngajak makan di pecel ayam pinggiran?”Manda merasa kesal karena Yuike mengaitkan makanan favoritnya saat uang menipis. “Ada apa sama pecel ayam? Kan enak. Lagian pecel ayam nggak ada siang-siang.”“Please! Ganti baju!” pekik Yuike tak peduli dengan komentar Manda soal pecel ayam. Ia segera membuka lemari pakaiannya dan berusaha mencari pakaian yang setidaknya lebih baik dari yang dipakai anak itu. “Ke, baju kamu lebih besar dari ukura—” Manda menutup mulutnya seketika, karena Yuike melempar tatapan maut. “Maksudmu aku gendut?” tanya Yuike dengan nada penuh ancaman. “Kau bilang aku lebar bukan gendut?”Memang menurut Manda, Yuike bukan gendut, karena perut sahabatnya itu rata dan bagus. Hanya saja, tubuhnya lebar. Mungkin susunan tulang? “Itu d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 66. Harga Menyentuh Bibir (18+)

“Wh–tap—”Regan hanya bisa menganga, tak tahu harus merespon bagaimana terhadap perintah majikannya itu. Sementara dengan langkah ringan, Raffael keluar dari restoran itu, masuk ke sebuah taksi yang ada di lobi. “Pak, sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Manda dengan wajah kebingungan. Rambutnya yang sudah susah payah ditata Yuike berantakan, saking semua berjalan begitu cepat. Dengan senyum lebar mengembang di wajah, Raffael merapikan tiap helai rambut Manda sambil berkata, “Aku tidak tahu kau dandan secantik ini. Kita akan makan di restoran yang sudah kupesan.”Manda berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi dan juga kalimat atasannya barusan, karena ia tidak yakin dengan apa yang ditangkap otaknya. ‘Jadi, sebenarnya ketemu di restoran tadi buat apa?’ batin Manda bertanya-tanya. “Manda, jangan lupa untuk memanggil dengan nama. Kau sudah berapa kali melanggar perjanjian.”Manda terdiam memucat. Kini otaknya sibuk menghitung apakah dia malah menderita kerugian karena banyakny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 67. Minggu Sepasang Kekasih

“Seratus juta!” pekik Manda setelah Raffael melepaskannya. Pria itu terkekeh singkat sambil mencubit pelan hidung Manda. “High maintenance woman.”Untunglah pesanan mereka mulai berdatangan dan Raffael teralihkan. Setidaknya Manda bisa menggunakan waktu itu untuk menenangkan diri. Pikiran Manda berusaha mengingatkan hatinya untuk tidak terbuai dengan manis perlakuan Raffael, tapi memang sudah tak tertolong lagi sedalam apa Manda telah jatuh. Sesekali ia akan melirik bos tampannya itu, menikmati pemandangan yang sejujurnya selalu membuat hati bergetar. Selama ini, getaran itu tertutup dengan tingkah Raffael yang menjengkelkan. ‘Kalau tenang kayak gini, kan ganteng,’ batin Manda puas. ‘Yang penting jangan kumat aja jahilnya dia itu.’“Manda, ayo makan. Kenapa kamu bengong, Hon?”Tubuh Manda bergidik lagi mendengar panggilan itu. Dengan tergesa ia segera mengambil sendok dan garpu, kemudian mulai mencicipi makanan yang ada di hadapannya. Rasa-rasa unik yang belum pernah singgah dal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Bab 68. Cinta dan Logika

“Kenapa, Hon?” tanya Raffael melihat Manda seperti membatu di depan pintu apartemen. “Ayo, masuk!”Manda menatapnya penuh arti. Raffael juga sadar kalau pada akhirnya gadis yang rela dandan cantik demi kencan hari ini, sudah mengetahui berapa banyak apartemen yang ia beli. Belum juga Manda mengutarakan protesnya, Raffael sudah langsung berkata, “Aku juga akan tinggal di sini, jadi sekalian saja kubuat seperti rumah.”‘Ha … duit dia sih. Aku bisa apa?’ keluhnya dalam hati. Ia akhirnya melangkah masuk mengikuti Raffael. Semakin ia dibuat terkejut karena tata letak setiap barang mengingatkannya pada jawaban yang ia berikan saat atasannya itu tiba-tiba menanyai semua hal pribadi yang ia suka.‘Beneran dia buat sesuai mauku,’ batin Manda, berusaha menahan diri untuk tidak terlihat terlalu bahagia.“Kau suka? Ada yang mau kau ubah?” tanya Raffael. Tangannya menepuk pelan punggung Manda, seolah mendukungnya untuk mengutarakan pendapat.“Kau tahu aku nggak mungkin nggak suka semua ini, Ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Bab 69. Waktu yang Tepat

Manda menatap langit-langit kamarnya. Ia memutuskan untuk pulang menggunakan taksi dari rumah sahabatnya itu.Ucapan Yuike masih terngiang dalam ingatan. Memang terasa membahagiakan ketika pertama kali ia mendengarnya tadi, tetapi ketika ia sampai di rumahnya kenyataan seolah menghantamnya.‘Dia punya segalanya. Nggak mungkin dia menyukai perempuan sepertiku,’ batin Manda pedih. ‘Aku seperti orang bodoh, yang nggak tahu batasan.’Ia menekan matanya yang terasa panas, seolah ingin menghalangi air mata yang akan menggenangi netranya. “Harusnya aku beneran resign kemarin.”Tok! Tok!Manda segera menghapus air matanya ketika ia mendengar pintu kamar diketuk.“Ya?”Kepala Diana melongok ke dalam, kemudian tersenyum. “Manda, Nak! Makan malam sudah siap!”“Oke! Bentar aku balesin pesan Yuike dulu.”“Mama tunggu di meja makan ya.”Manda meraih ponselnya dan pura-pura mengetik. Sebenarnya ia hanya butuh waktu untuk berkaca. Ia tak mau terlihat muram di depan kedua orang tuanya itu.Makan mal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Bab 70. Ibunda dan Anak Gadisnya

“Nak, Mama masuk ya.”Manda terkejut. Ia mengepal kedua tangannya seraya menunggu sang ibu membuka pintu. Ketegangan Manda membuat hati Diana merasa semakin tak karuan. Demikian pun, ia melangkah masuk dengan senyum lembut terpatri di wajah. “Kamu mau ngobrol apa sama Mama?” tanya Diana. Ia menurunkan tubuhnya, duduk di pinggiran tempat tidur, di sebelah Manda. “Apa ini masih soal memulai untuk kos?”Manda mengangguk. Ia belum berani mengucap kata. Pikirannya masih sibuk memilah dari mana ia akan mulai bicara.“Nak … apa ada alasan yang kamu sembunyikan sampai kamu harus kos?”Kepalan tangan Manda semakin erat. Ia terlalu angkuh mengira sang ibu tidak akan tahu kalau ada rahasia yang disembunyikan. “Apa mungkin kau hami—”“Aku mecahin vas antik Pak Bos.”Keduanya bicara hampir dalam waktu bersamaan. Dan ketika telinga masing-masing mendengar apa yang dikatakan lawan bicaranya, netra mereka membulat kaget. “Mama kira aku hamil?” tanya Manda tak percaya dengan tebakan ibunya. Dian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
25
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status