Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjebak Permainan Sang Presdir: Chapter 41 - Chapter 50

185 Chapters

Bab 41. Mari Habiskan Uang Raffael!

“Manda!” Suara Raffael menggema memanggilnya. “Kamu di mana?” Tergesa, Manda keluar dari kamar mandi ruang tidur utama, sambil membalas, “Di sini, Raff!” Wajah pria berusia 34 tahun itu tersenyum manis. Ia melihat dari mana sekretarisnya itu keluar dan mulai menjahilinya. Ia berjalan mendekat, kemudian melingkarkan tangannya di pinggul Manda. “Kamu lagi apa di kamar mandi? Lagi membayangkan sesuatu?” “Lima ratus ribu!” tukas Manda sambil cemberut. Namun, sepertinya Raffael menikmati wajah kesal gadis yang hari ini menguncir rambutnya ke belakang.  
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 42. Masa Kelam

“Ha?! Kamu beneran pakai ide-ku?!” Yuike memekik, kaget mendengar cerita Manda ketika ia menelpon pagi ini.“Aku nggak bermaksud pakai ide itu.” Manda membela diri. “Aku cuma lagi cerita sama Pak Raffael, tiba-tiba dia pecahin vas antik seharga Rp 600 miliar.”Yuike menghela napas panjang, kemudian berkata, “Jadi, sekarang kamu harus bilang ke tante kalau kamu harus bayar dengan pura-pura jadi pacar bos-mu?” “Iya.”Yuike terdengar menarik napas, tetapi tak menghembuskannya. Manda pun tak tahu lagi harus mengatakan apa. Ia hanya bisa menutup mata, membayangkan entah apa yang akan terjadi setelah ia memberitahu keluarganya.“Ngeri!” Yuike bergidik.“Ish! Ini kan idemu!” protes Manda kesal. “Kenapa sekarang jadi kamu yang ngeri?!”“Aduh! Nggak tau, ah!” Yuike panik. Kemudian ia mencoba memberi ide lain, “Atau kau bisa cari alasan yang bukan soal menjadi pacar pura-pura. Orang tua mana yang mau anaknya diperlakukan begitu?”Manda dan Yuike sama-sama terdiam. Kemudian Manda berkata, “K
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 43. Usulan Camelia

‘Orang kaya ada aja masalahnya,’ batin Manda. Ia sudah berada di kursi kerjanya dan menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Ia tidak ingin memikirkan cerita masa lalu Raffael, tetapi tidak mungkin baginya untuk menutup mata setelah mendengar semua.“Waduh, kenapa lagi Bu CEO ke sini?” bisik para staf, menarik perhatian Manda. Ia mengangkat kepalanya, melepas pandangan dari layar laptop dan melihat Camelia tengah berjalan menuju ruang Raffael. ‘Astaga. Mau ngapain lagi mereka? Apa mau berantem lagi?’ batin Manda, lelah.Karena tak mendekatinya, Manda memutuskan untuk tak mempedulikan kehadiran Camelia. Dan lagi, laporannya dibutuhkan hari ini untuk rapat.Sementara itu, di ruang kerja Raffael, suasana berubah tegang. Raffael menatap Camelia yang dengan santainya masuk dan duduk di salah satu sofa, seolah ruangan itu tak berpenghuni. Tak ada angin tak ada hujan, Camelia berkata, “Seharusnya kau benar-benar memacari Manda. Dia manis, lho?” Tidak mendapat jawaban, Camelia menambahkan,
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 44. Bully!

“Mau!” Manda tak sadar meninggikan suara. Terkejut dan senang karena sekretaris CEO yang terkenal judes itu mau menemaninya. “Ini pertama kalinya saya makan di kantin kantor,” lanjut Manda.“Baik. Kita ketemu di depan lift lantai 3.”Antusias Manda ternyata tak serta merta menular pada Lyn. Gadis berkacamata itu menjawab dengan nada datar seolah tak tertarik. Sayang, Manda tak bisa melihat senyum tipisnya.Dengan langkah riang Manda segera menuju lift dan turun ke lantai 3. Tak sampai 2 menit, Lyn pun muncul dari lift lain. “Lyn!”Wajah Lyn terlihat datar saat membalas sapaan Manda dengan gumaman pelan. “Mm.”Untungnya, Manda bukan tipe yang ikut canggung saat bertemu orang seperti Lyn. Dengan santai ia tetap memulai percakapan demi percakapan, walau balasannya mungkin singkat dan bahkan tak ada.“Aku belum pernah makan di sini. Apa kau ada rekomendasi?”Lyn mengangguk. “Mm. Beef teriyaki ibu kantin. Enak.”Dan tanpa menunggu jawaban Manda, ia sudah berjalan menuju stan yang dimaks
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 45. Lyn dan Keantikannya

“Astaga, seger mataku!”Pekik laki-laki tersebut dengan suara riang. Walau Manda sudah masuk lagi ke dalam kamar mandi, tetapi ucapan kurang ajarnya itu masih terdengar. “Mbak, maaf, maaf. Saya keluar lagi deh,” ujar orang itu masih sambil terkekeh. “Salah yang naruh kulkas sih, di deket kamar mandi.”Manda memutar bola matanya. ‘Mana kutahu siapa yang taruh kulkas di situ! Orang mesum!’ rutuknya dalam hati.Setelah ia tak lagi mendengar suara dari luar, perlahan ia membuka pintu dan malah terkejut dengan keberadaan Lyn yang berdiri di depan pintu tanpa suara. “Maaf, tadi saya sedang ke ruang dokumen. Pak Gideon ternyata datang berkunjung.” Manda sedikit merasa malu karena kecelakaan kecil barusan sudah diketahui Lyn. “Nggak apa-apa, Lyn. Saya cuma kaget banget.”“Saya jaga di sini, kamu ganti baju aja.”Menerima perlakuan baik Lyn, Manda pun berterima kasih. Ia segera berpakaian.Rasa penasaran kembali menggelitik. “Siapa orang itu? Kok bisa masuk ke ruangan?”“Pak Gideon sepupu t
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 46. Skandal

“Ehehe …”Camelia menatap malas pada Manda. “Jangan ‘ehehe’ saya. Ayo, ikut!”Baru saja Camelia menggenggam tangan Manda dan berbalik untuk membawanya kembali ke ruangan, suara Raffael terdengar dari pintu tangga darurat. “Manda!” Nadanya panik.Camelia dan Manda terlihat keheranan. “Raffa? Ada apa kamu sampai ngos-ngosan begitu?” tanya Camelia. Mengabaikan pertanyaan sang kakak, Raffael meraih pergelangan tangan Manda dan menariknya pelan. “Ayo, ke ruanganku dulu.”“Nggak bisa.” Camelia menarik lengan Manda satu lagi. “Aku duluan yang punya janji dengan Manda.”Di tengah pertentangan itu, Lyn tiba-tiba muncul. “Bu Camelia, Pak Gideon sudah menunggu di ruangan.”“Ha?! Ngapain tua bangka itu datang ke sini?” keluh Camelia kesal. Mau tak mau, ia akhirnya melepas genggaman tangannya pada Manda. “Manda, nanti saya ke ruangan kamu.”Manda ingin menjawab, tetapi Raffael sudah menuntutnya untuk segera pergi dari sana. “Ada apa, Pak? Kenapa panik?” tanya Manda selagi mereka menuruni tangg
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 47. Setelah Insiden

“Hentikan kebiasaanmu komentar spontan, Giddy!” Camelia menepuk sedikit kencang punggung Gideon yang tadi berpapasan dengan Manda saat keluar dari kamar mandi. “Bu Camelia?!” pekik Manda saat berusaha bangun dari jatuhnya. “Anu … ini saya nggak sengaja terjatuh.”Manda berpikir kalau ia harus mencari alasan agar tidak ada yang mencurigai hubungannya dengan Raffael.“Ngapain kau di sini, Gideon?” tegur Raffael. “Pantas saja Emilia ada di kantorku juga.”Ia berdiri dan mengebaskan debu yang mungkin menempel pada celana dan kemejanya. Tak menggubris ocehan Raffael, Gideon malah berkomentar pada Manda. “Kamu banyak sialnya ya? Tadi papasan pas kamu nggak pakai baju. Sekarang pas kamu jatuh menimpa Raffa.”Kali ini Camelia benar-benar memukul Gideon. “Ha?! Nggak pakai baju? Kamu ngintip Manda, Gid?!”Raffael pun spontan menoleh ke arah Manda. Wajahnya mengkerut penuh tanya pada sang sekretaris. Wajah Manda terlihat memerah karena insiden tadi malah diceritakan seperti sebuah lelucon.
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 48. Menahan Perhatian

“Berdua?” tanya Elena penasaran. Merasa sang kepala sekretaris itu mulai curiga, Manda terpaksa berbohong. “Nggak tahu, Bu. Tadi Pak Raffael cuma suruh saya ke sana 10 menit setelah dia kirim pesan.”“Jangan-jangan dia udah tahu kamu di bully?” tebak Melly, mulai membuka topik baru untuk bergosip. “Apa Karin bakal dipecat?” Tak mau terlibat lebih jauh dengan pembicaraan itu, Manda pun segera pamit ke ruang rapat yang disebutkan Raffael tadi.Tiba di sana, ternyata tak seperti dugaannya. Sudah ada Camelia dan Gideon di sana. Juga ada seorang wanita muda yang duduk bersebelahan dengan Gideon. “Selamat siang!” Manda menyapa seraya memasuki ruang rapat itu.Ia merasa canggung berada di antara para petinggi perusahaan. Padahal baru juga beberapa hari ia bekerja. Gideon terkekeh. “Ada apa dengan salam kaku itu? Kita sudah ketemu tadi.”“Abaikan dia, Manda.” Raffael menarik kursi kosong di sebelahnya, memberi isyarat agar sekretarisnya duduk dekat.Manda menurut. Lagi pula, ia memang ada
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 49. Cerita Temannya Temanku

“Mungkin.”Manda menjawab setelah lama berpikir. “Mungkin, secara nggak langsung, Pak. Karena bukan salah saya juga kalau tiba-tiba saya dipindah dari posisi yang seharusnya.”Kali ini, giliran Raffael yang berpikir lama. ‘Yeah. Kurasa dia benar. Seharusnya dia bukan sekretarisku.’ Begitupun, sang presdir sepertinya belum ingin mengakui kesalahan. Ia hanya menyimpannya dalam hati. “Saya ada janji dengan Pak Mahen malam ini,” ujar Raffael menyudahi topik sebelumnya. “Kamu mau saya antar pulang atau saya pesankan taksi?”Kening Manda berkerut, heran kenapa seolah ia sedang diminta pulang lebih cepat. “Memangnya kenapa?”“Bajumu.” Raffael mengingatkan. “Kalau kau naik kendaraan umum, apa nyaman?” ‘Ah! Bisa-bisa aku kena sasaran orang jahat pakai baju mahal begini.’“Nanti saya pesan taksi, Pak.”Raffael menatap Manda dengan seksama. Ia ingin gadis itu memintanya untuk membayari taksi atau memesankan taksi, tapi dari jawaban yang ia terima, jelas ia ingin melakukannya sendiri.“Oke. Sa
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 50. Speaker Bocor

“Manda, apa kamu dapat kabar dari Pak Raffael?”Manda melirik jam tangannya kemudian menggeleng. “Belum, Bu. Apa saya coba tanya saja?”Elena mengangguk. “Boleh. Nggak biasanya dia terlambat datang.”Hati Manda tiba-tiba terasa berat. Sejak kemarin, sang atasan sama sekali tidak mengganggunya. Kalau Raffael yang biasa, dia pasti sudah dapat pesan macam-macam soal pekerjaan. Manda jadi takut, kalau-kalau terjadi sesuatu dengan bos-nya setelah bertemu Mahen.“Bu El, Ibu tahu rekanan bisnis kita yang namanya Pak Mahen?” tanya Manda sebelum mengirim pesan pada Raffael.Dahi Elena berkerut, mencoba mengingat-ingat. “Mahen?”Manda mengangguk.Tak lama, Elena menggelengkan kepala. “Belum pernah dengar saya. Memang kenapa?”“Kemarin, Pak Raffael bilang kalau dia ada janji dengan Pak Mahen.”“Kalau gitu, apa kamu coba kontak Pak Mahen itu?” usul Elena. Manda menggeleng. “Saya nggak ada nomornya. Pak Raffael nggak bolehin saya kontak mereka. Bahkan sekretarisnya juga. Saya nggak boleh ada kon
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1
...
34567
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status