Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Terjebak Permainan Sang Presdir: Chapter 31 - Chapter 40

185 Chapters

Bab 31. Mari Mengarang Indah!

“Mana ada budaya begitu di sini, Pak!” pekik Manda.  Raffael mengangguk. “Memang sih. Cuma cara itu memudahkan segala.” “Nggak, nggak! Nanti saya pikirin lagi alasannya, Pak.” Manda berjanji. Bersamaan dengan itu, mereka tiba di depan pagar rumah Manda. Setelah berterima kasih, Manda segera masuk.  Dengan tergesa ia berjalan menyeberang ruang keluarga, menuju kamarnya. Ia tidak mau ketahuan sang ibu dengan kondisi bajunya yang berbeda ketika pulang.  ‘Fyuh! Untung nggak ketahuan. Aku mandi lagi deh, terus ganti baju.’ Manda menjalankan
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 32. Pecahkan Saja! Pecahkan!

Prang!“Pak!”Tergesa, Manda menghampiri Raffael yang berjarak 3 langkah besar. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Raffael langsung bertindak. Padahal belum ada kata kesepakatan di antara mereka.“Begini, kan? Bagaimana? Ini yang termahal milik kakek.”Jantung Manda seolah berhenti mendengar penjelasan tersebut. Ia kini berdiri mematung dengan kedua telapak tangan menutupi hampir keseluruhan wajahnya. Frustasi.“Saya 'kan baru cerita!” seru Manda. Nada putus asa terselip di dalamnya. “Saya baru mau bilang kalau ide itu konyol, kenapa bapak langsung pecahin vas-nya?!”Setengah hati Manda menyalahkan Yuike dan diri sendiri. Lebih baik jika tadi ia tidak menceritakan ide itu pada Raffael kalau tahu akhirnya akan seperti ini. “Menurut saya itu ide bagus. Vas ini didapat kakek setelah menang lelang di angka Rp 600 miliar. Apa kurang? Di ruang tamu ada vas kakek—”“Stop, stop, stop. Stop!” pekik Manda dengan kedua tangan terjulur tegang ke depan. ‘Bisa gila aku! Rp 600 miliar itu nol-ny
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 33. Tertangkap Basah

“Ha?!” Manda terkesiap. Spontan ia langsung menutup laptopnya dan berbalik. Netranya membulat, tak percaya mendapati pria itu di hadapannya.“Pak—”“Maaf, saya ngagetin, Manda,” potongnya. “Kamu serius banget sih kerjanya.”“Pak Damian kok ada di sini?! Gimana bisa masuk?!” CEO D&D Jewelry itu tertawa kecil. “Kebetulan Elena lewat, dia bukain saya pintu. Kamu nggak dengar?”Manda menggeleng. Ia ingin bertanya apa saja yang berhasil dibaca Damian, tetapi Raffael sudah keburu keluar dari ruangannya.“Manda, kenapa kamu teria—Mau apa kau di sini, Damian?!” tegur Raffael. Ia mengamati gerak-gerik Manda yang terlihat gugup, lalu beralih pandang ke Damian. Melihat dari laptop yang tertutup dan suara kaget Manda tadi, ia bisa menebak apa yang sudah terjadi. “Aku ada janji dekat sini, jadi kupikir aku mampir mengenai bahasan kita kemarin. Sepertinya berjalan lancar, hm?”Raffael menghela napas panjang. Ia tak menyangka secepat ini ia ketahuan memilih cara yang diusulkan Damian kemarin. “
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 34. Kunjungan Camelia

Ha! Ha! Ha!Begitu Manda membuka pintu ruangan Raffael, terdengar suara tawa membahana. Sementara itu, Bebby yang mengantarkan teh untuk tamu terlihat terkejut mendengar tawa Damian. ‘Kenapa lagi orang itu? Dia dan Pak Raffael nggak ada bedanya kalau sudah ketemu,’ batin Manda. Ia jadi teringat ucapan Vivian yang mengatakan kalau CEO-nya masih seperti anak-anak muda kebanyakan.“Jangan dekat-dekat Damian, Manda. Dia sedang tidak waras.” Raffael menepuk sisi sofa di sebelahnya, menyuruh Manda untuk duduk di sana.Karena akan membahas terkait rencana mereka menciptakan alibi untuk ke depannya, Manda tak punya pilihan selain menurut.Segera ia membuka laptopnya setelah duduk dan membiarkan Raffael membaca draft yang sudah setengah jalan ia kerjakan. “Jadi, vas mana yang dipecahkan Raffa?” tanya Damian yang masih saja tertawa, walau sudah lebih kecil nada suaranya. Raffael mengedikkan kepalanya ke arah pecahan vas yang masih tersebar di pojok ruangan. “Milik kakek yang dia menang lela
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 35. Raffael dan Camelia

“Cerita apa? Kau ke sini cuma mau curhat?” Raffael terlihat tak terpengaruh dengan pertanyaan yang seharusnya mengejutkan itu. Ia berhasil seratus persen mengelabui sang kakak. Kedatangan Camelia sedikit banyak sudah ia prediksi.Camelia merengut, tak berhasil melihat wajah panik adiknya. “Cih! Nggak seru!”“Berhenti mengganggu pekerjaanku hanya karena kau bosan, Camelia.” Raffael berkata seolah hidupnya tidak punya masalah.Namun, Camelia tidak berniat berpura-pura tidak tahu. “Reinhart bilang kau punya kekasih. Tapi dia nggak yakin apa hubungan itu sungguhan atau pura-pura.”Raffael mendengus sambil tersenyum tipis. “Aku bukan tipe penggosip, Camelia. Berhenti bergosip.”“Apa maksudmu bergosip?!”“Kau bilang suamimu tidak yakin. Jelas kau sedang menggosipkan sesuatu yang tanpa bukti—”“Ini.” Camelia memotong ucapan sang adik sambil membanting beberapa lembar kertas ke atas meja. “Aku punya dokumen perjanjian hubungan kontrakmu dengan perempuan bernama Manda Adinata.”Mendengar itu,
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 36. Camelia dan Manda

“Ikut saya.” Tanpa menunggu respon Manda, Camelia sudah berbalik menuju pintu keluar. Manda panik. Perasaannya semakin tak enak.  Ia berbalik menatap Elena penuh pertanyaan. Namun, belum juga ia bertanya, Elena sudah berkata, “Ikut segera, Manda.” “I–iya, Bu.” Karena sudah mendapat izin dari Elena, setidaknya ia lega mengikuti CEO wanita itu dan meninggalkan pekerjaannya.  Tanpa diberitahu, Manda tahu ke mana mereka akan pergi. Ke lantai paling atas, milik CEO seorang. Ia juga bisa menebak apa yang akan mereka bahas, mengingat suami Camelia sudah mengetahui dan memegang bukti perbuatan Raffael dan dirinya.
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 37. Kelinci Penakluk Serigala

‘Duh! Mati aku! Ini nggak ada di dalam rencanaku dan Pak Raffael! Aku harus apa?!’ Manda hanya bisa menunduk, menyembunyikan raut paniknya.  Untungnya, pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Seorang office girl mengantar teh untuk mereka. Manda jadi punya waktu untuk berpikir lagi.  Sayangnya, ia butuh Raffael untuk memutuskan. Ini bukan urusannya. Ini masalah Raffael. Manda merasa bukan bagiannya menjelaskan semua itu. Tak mendapat respon dari Manda, Camelia kembali melanjutkan kalimatnya.  “Saya sempat berpikir, mungkin Reinhart salah paham. Mungkin dia bermaksud membantu Raffael dengan cara ini, supaya ia punya senjata menolak
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 38. Dinas atau 'Apa'?

‘Ha! Apa juga yang perlu kubicarakan dengan Camelia?’Raffael menghela napas panjang. Ia tidak suka ide Manda, tapi entah kenapa penolakan tak bisa keluar dari mulutnya. Anak kedua keluarga Indradjaya itu menatap sang kakak dengan pandangan kesal. “Kalau kau masih ingin tahu soal dokumen yang kau pegang, aku akan jawab di sini. Semua itu benar. Aku dan Manda melakukan semua ini untuk menghindari perjodohan.”Walau sudah tahu, Camelia tetap saja tampak terkejut ketika Raffael benar-benar menjawab semua keraguannya. Namun, konsentrasinya tidak berhenti di sana. “Raff, kamu nggak berpikir Mom akan berhenti begitu saja karena kamu punya seorang kekasih kan? Mom menuntut pernikahan.”“Bukan urusanmu, Camelia. Berhenti mengurusiku!”Camelia ingin membuka mulut, melanjutkan pembicaraan mereka walau kemungkinan hanya berisi perdebatan. Namun sangat disayangkan, Raffael begitu saja berbalik dan pergi dari hadapannya. ‘Ugh! Susah sekali punya adik satu ini. Temperamen! Kalau begini caranya,
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 39. Bukan Perjalanan Dinas

“Terserah aja!” Manda sedikit memekik, walau suaranya kecil. Ia tidak mau perdebatannya terdengar sampai ke luar.“Terserah?” Wajah jahil Raffael semakin jelas. “Jangan sembarangan bilang terserah pada laki-laki, Manda. Pikiran mereka terlalu banyak kotornya.”Manda segera menarik tangannya kemudian berbalik menuju pintu keluar. Sebelum membuka pintu, ia berkata dengan kesal, “Bapak juga laki-laki!”Blam!Raffael terkekeh. Masih menatap pintu yang sudah tertutup itu. “Itulah makanya kubilang jangan sembarangan bilang terserah. Aku kan juga laki-laki.”Sementara itu, Manda yang sudah kembali ke mejanya mulai diserang banyak pertanyaan terkait dirinya yang langsung dipindahkan sebagai sekretaris pribadi Raffael. Elena bahkan tidak tahu alasan presdir mereka memilih Manda. “Mungkin karena kau cantik, Manda,” tebak Melly, salah satu senior sekretaris di sana. Elena ikut menimpali, “Atau karena masih fresh graduate? Jadi, bisa dibentuk.” Manda hanya bisa terkekeh canggung. ‘Jangan samp
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 40. Ke Apartemen

“Apartemen?” Manda tertegun setelah turun dari mobil. Tara mematikan mesin kendaraan di parkiran lobi, di mana sebuah apartemen mewah berdiri di belakangnya.“Mh-hm! Ayo, masuk!” ajak Raffael. Tanpa ragu ia meraih tangan sekretarisnya, seolah itu adalah hal paling alami yang biasa mereka lakukan. Manda tak bisa membantah maupun menarik tangannya. Ia sudah diingatkan oleh sang atasan untuk bersikap layaknya kekasih selama pergi dengannya kali ini.Genggaman tangan Raffael terasa menggelitik sepanjang urat nadi di tangan dalam Manda. Ia mencoba memejamkan mata kuat-kuat untuk mengusir rasa itu, tapi percuma. Entah kenapa, ia hanya bisa mengabaikan rasa itu. “Kita mau ketemu siapa di apartemen ini, Raffa?” Manda menghela napas lega karena ia berhasil menyebut nama si bos tanpa tergagap. Pria yang menyisir rambutnya dengan acak itu tersenyum miring. “Ketemu sales apartemen.”“Mau beli apartemen?”Raffael mengangguk. “Buat kamu.”Ia memilih salah satu sofa di dalam ruang pemasaran, me
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more
PREV
123456
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status