Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Terjebak Permainan Sang Presdir: Chapter 21 - Chapter 30

185 Chapters

Bab 21. Bukti Rekaman Rahasia

“Kalau belum, Mom ingin mengenalkanmu pada seseorang.”Raffael tergagap. “Se–seseorang?! Se–sekarang?!”Seria terkekeh senang. Menyimpulkan kalau respon putranya adalah bentuk antusiasme. “Nggak sekarang, Nak,” jawab Seria membuat Raffael menghela napas lega. “Putri cantik itu ada di US sekarang. Kau ingat, kan? Putri tunggal keluarga Soreim.”Raffael segera menggeleng. Kalau pun ingat dia tetap akan mengaku kalau dia tidak ingat. “Ugh! Apa sih yang kamu ingat?! Dia perempuan cantik jelita! Sangat sopan. Bibit, bobot, bebet, semua sempurna. Perfect!” Seria menekankan semua perkataannya itu, seolah ingin mengukir dalam-dalam di otak putranya. “Dad juga berharap kamu segera menikah, Raffael. Kau sudah jadi presiden direktur. Tidak baik sendirian.” Adam menambahkan. Merasa suasana di sekitar Raffael menegang, Camelia segera menengahi. “Mom, Dad. Kalian tahu, kan? Raffa masih trauma dengan kejadian wanita itu. Mungkin dia butuh waktu sedikit lebih lama.”Seria dan Adam sama-sama mengh
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 22. Kenapa Saya?!

“Ha?!”Manda mengikuti ke mana arah pandangan Pak Presdir dan ikut terkejut karena ponselnya terjepit di antara baju dan dadanya. “Uwaaa! Jangan ngintip!” raung Manda sambil melangkah mundur kembali ke dalam toilet. Pintu pun tak terelakkan, terbanting cukup keras. Namun, Raffael malah terdengar semakin keras tertawa. Pipi Manda pun mengembang kesal. Kepalanya sakit. Dan ia malah mendengarkan ocehan Yuike yang menurutnya tidak masuk akal. Ditambah lagi kejadian barusan yang tak terduga. ‘Kurasa aku belum benar-benar sadar. Aku terlalu banyak minum,’ keluh Manda penuh penyesalan. Setelah beberapa saat berlalu, suara Raffael yang sudah tenang kembali memanggil sang sekretaris. “Manda, ini baju kamu. Ambil!”Walau mendengar sang atasan sudah memanggilnya, Manda tak terlihat beranjak dari atas dudukan toilet. Kemudian, Raffael menambahkan, “Sekalian saya mau bahas serius soal utang kamu.”Spontan Manda berdiri dan membuka pintu. “Utang saya lunas, Pak?!” tanyanya dengan suara penuh
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 23. Sentuh?! Bayar!

“Kenapa kamu?” Raffael mengkonfirmasi pertanyaan Manda. Ia terdiam dan mengingat dasar keputusannya itu. Setelah pertemuan singkat dengan keluarganya, ia sempat menghubungi Damian dan George terkait tuntutan orangtuanya. George menawarkan salah satu kekasihnya untuk menjadi pasangan kontrak Raffael. Tentu saja ide ini ditolak mentah-mentah olehnya. Namun, Damian melihat masalah ini sebagai kesempatan bagi Raffael untuk menyudahi masalah utang yang mengikatnya dengan Manda. CEO D&D Jewelry itu mengusulkan agar Raffael membebaskan Manda dari utang dengan catatan setuju menjadi kekasih rahasianya itu.“Karena kamu nggak suka sama saya. Jadi, nggak akan ada masalah ke depannya. Kita nggak perlu repot dengan urusan hati. Benar, kan?”Manda tidak menyangkal. Ia jelas membencinya.Tidak!Seharusnya memang demikian. Seharusnya memang yang dirasakan Manda seperti yang dikatakan oleh Raffael. ‘Tapi kenapa hatiku sakit dengernya?! Kenapa dia mutusin seenaknya kalau aku nggak suka sama dia?
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 24. Coret Sana, Coret Sini!

“Mm. Saya pikirin dulu, Pak.” Manda meletakkan dokumen itu lagi di atas meja. Namun, Raffael sepertinya tidak mau menunda. Ia takut semakin lama waktu yang terbuang, semakin banyak pertimbangan Manda untuk menolaknya. “Manda, dari pada kamu bayar utang ke saya, bukannya lebih menguntungkan kalau saya pegang–ah … maksud saya, lebih menguntungkan kalau kamu dapat bayaran dari saya. Iya, kan?” Tanpa sadar Manda mengangguk. Toh, ia memang lebih membutuhkan uang ketimbang harus mencari uang hanya demi membayar utang. “Sa—sampai kapan saya harus jadi ke–kekasih pura-pura ini, Pak?” tanya Manda lagi. Raffael terdiam. Ia belum memikirkan sampai kapan sandiwara ini berakhir. ‘6 bulan? Aku tak yakin aku menemukan wanita yang pas dalam waktu sesingkat itu. Sejujurnya, apa aku bisa jadi biarawan saja ya?’ Raffael menimbang dalam hati. Kemudian ia memutuskan. “2 tahun.”Manda menganga mendengar jawaban Raffael. “2 tahun, Pak?! Nggak salah? Saya kira cuma sebulan!”“Well, lumayan kan? 2 tahu
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 25. Panggilan Sayang

“Apanya yang lucu?”“Bapak ketahuan banget umurnya,” ledek Manda. “Suju mah udah lewat! Uda pada opa-opa semua, bukan ‘oppa’ lagi.” Raffael mendengus kesal, sekaligus geli. Di usianya yang sudah menginjak angka 34 tahun itu, ia tidak menyangka akan diledek soal umur gara-gara K-Pop.“Saya kan bukan pecinta K-Pop!”Manda terdiam dengan wajah seriusnya, tapi kemudian ia kembali tergelak. “Aduduh! Hahaha! Sakit perut saya! Bayangin Bapak datang konser!”Raffael ingin protes dan menegurnya, tetapi yang keluar dari mulutnya berbeda. “Apa kau akan tertawa tak sopan seperti ini kalau pacaran denganku nanti?”Spontan Manda terdiam. Ia lupa di samping status mereka yang pura-pura pacaran, Raffael punya usia yang jauh lebih tua dibandingkan dirinya. ‘Salah siapa, udah tua jahil banget! Jadi lupa umur!’ protesnya dalam hati.“Maaf, lupa umur, Pak,” gumamnya asal beralasan. Namun, Raffael tergelak. “Saya nggak marah. Saya cuma tanya kamu, Manda.”Manda menoleh, menyembunyikan wajahnya yang me
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 26. Bayar Sejuta!

“Hunny!”Bam!Ponsel Raffael terjatuh seketika mendengar kata yang keluar dari mulut Manda. Bodohnya lagi, Manda pun terkejut dan kini membeku di ambang pintu toilet. ‘Argh! Kenapa jadi ‘honey’?! Tadi sudah latihan ‘hunny’!’ pekiknya dalam hati.Buru-buru ia membuka mulut untuk mengoreksi kesalahan bodoh itu, tetapi ia justru memekik kaget. Raffael sudah berada di depannya. “Nggak buruk juga kalau memang kau mau memanggilku dengan sebutan itu, honey.” Raffael melingkarkan tangannya di tubuh Manda. Ia tidak menyangka kalau panggilan itu terdengar menyenangkan di telinganya. Rasanya seperti ada yang menggelitik perutnya. Tidak hanya Raffael. Manda pun merasakan hal yang sama. Dan hal itu tergambar jelas di wajahnya yang memerah. “Tu–tunggu dulu, Pak! Sentuh, bayar!” pekik Manda berusaha lepas dari rangkulan Raffael yang tiba-tiba. Ia belum siap. Walau dibayar mahal pun, ia belum siap.“Latihan, Manda.” Raffael tersenyum lebar. Tak ada tanda-tanda ia akan mundur dari perlakuannya s
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 27. Lengah

“Uwaaa!” Pekik Manda ketika tiba-tiba tangan Raffael menyentuh pinggulnya. “Pak! Kenapa nyentuh situ?” “Salah sendiri buka kartu soal daerah sensitifmu.” Manda ingin mengelak, tapi ia kembali teringat apa yang dimaksud Raffael. ‘Argh! Nulis bayaran malah ketahuan mana saja daerah sensitifku dari harganya!’ Raffael tersenyum melihat Manda tak membalas ucapannya. ‘Dia pasti sadar sudah nggak sengaja nyebutin daerah sensitifnya tadi.’ Karena Manda terlihat tak nyaman, ia pun menjauhkan tangannya dari pinggul gadis malang itu.  Ia menurun
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 28. Bertukar Rahasia

“Raffa? Ini aku, Reinhart!” Tamu tak diundang itu kembali memekik karena pintu tak kunjung dibuka.  ‘Sial! Aku harus gimana dengan Manda di sini?!’ batin Raffael, panik. Raffael kembali ke meja makan. Ia memutuskan untuk memberitahu Manda mengenai kakak iparnya itu.  “Ada apa?” tanya Manda yang tengah mengunyah pizza.  Walau tampang bos-nya tetap kalem, tapi Manda bisa lihat pandangan mata yang tak tetap itu.  Akhirnya Raffael meminta saran dari Manda. “Menurutmu, mana yang lebih baik? Iparku tahu kita berpacaran, atau pacaran pura-pura?
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 29. Percakapan Sia-Sia

“Rahasia? Apa maksudmu, Reinhart?” Dahi Raffael berkerut, tak suka dengan usulan kakak iparnya.  Namun, di mata Manda pria tampan suami CEO-nya itu terlihat senang. Seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.  Sambil memamerkan gigi putih yang tersusun rapi di balik bibir tipisnya, Reinhart berkata, “Panggil aku Kak Reinhart, aku akan kasih tahu rahasia yang kumaksud.” Spontan Raffael mendelik. “Kalau kau nggak berniat serius, lebih baik keluar dari kamarku, Reinhart!”  “Hahaha! Iya, iya, iya. Aku menyerah deh.” Reinhart dengan mudahnya mengalah.  
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 30. Siap, Pak!

‘Sial! Aku lupa soal dokumen itu,’ batin Raffael.Presdir Djaya Tambang itu sebenarnya panik, tetapi wajahnya terlihat lebih garang dari biasanya ketika menatap Reinhart. Manda pun tak sadar meremas bahan celana panjangnya, panik membayangkan apa yang akan terjadi dengan nasibnya.“Mau mengelak?” tanya Reinhart dengan cengiran jahilnya. Namun kemudian, cengiran itu perlahan menjadi senyum tulus. “Raff, kau lihat sendiri, kan? Amel juga berniat bantuin kamu. Apa nggak bisa kamu percaya sama kami?”Raffael membuang muka. “Ini tidak ada urusannya denganmu, Reinhart Lou! Jangan ikut campur.”Ia meraih tangan Manda kemudian berkata, “Ayo, kuantar pulang.” Manda bergegas mengambil tasnya dan mengekor Raffael. Tak lupa ia membungkuk hormat pada Reinhart sebelum keluar dari ruangan itu. “Pak, apa nggak apa-apa bapak tinggalin begitu aja Pak Reinhart?” tanya Manda setelah mereka berada di dalam lift. Raffael mendengus. “Ha! Kamu nggak usah mikirin dia, Manda. Toh dia bilang aku harus perc
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more
PREV
123456
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status