Beranda / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Bab 36. Camelia dan Manda

Share

Bab 36. Camelia dan Manda

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 12:36:33

“Ikut saya.”

Tanpa menunggu respon Manda, Camelia sudah berbalik menuju pintu keluar. Manda panik. Perasaannya semakin tak enak. 

Ia berbalik menatap Elena penuh pertanyaan. Namun, belum juga ia bertanya, Elena sudah berkata, “Ikut segera, Manda.”

“I–iya, Bu.”

Karena sudah mendapat izin dari Elena, setidaknya ia lega mengikuti CEO wanita itu dan meninggalkan pekerjaannya. 

Tanpa diberitahu, Manda tahu ke mana mereka akan pergi. Ke lantai paling atas, milik CEO seorang. Ia juga bisa menebak apa yang akan mereka bahas, mengingat suami Camelia sudah mengetahui dan memegang bukti perbuatan Raffael dan dirinya.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 37. Kelinci Penakluk Serigala

    ‘Duh! Mati aku! Ini nggak ada di dalam rencanaku dan Pak Raffael! Aku harus apa?!’Manda hanya bisa menunduk, menyembunyikan raut paniknya.Untungnya, pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Seorang office girl mengantar teh untuk mereka. Manda jadi punya waktu untuk berpikir lagi.Sayangnya, ia butuh Raffael untuk memutuskan. Ini bukan urusannya. Ini masalah Raffael. Manda merasa bukan bagiannya menjelaskan semua itu.Tak mendapat respon dari Manda, Camelia kembali melanjutkan kalimatnya.“Saya sempat berpikir, mungkin Reinhart salah paham. Mungkin dia bermaksud membantu Raffael dengan cara ini, supaya ia punya senjata menolak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 38. Dinas atau 'Apa'?

    ‘Ha! Apa juga yang perlu kubicarakan dengan Camelia?’Raffael menghela napas panjang. Ia tidak suka ide Manda, tapi entah kenapa penolakan tak bisa keluar dari mulutnya. Anak kedua keluarga Indradjaya itu menatap sang kakak dengan pandangan kesal. “Kalau kau masih ingin tahu soal dokumen yang kau pegang, aku akan jawab di sini. Semua itu benar. Aku dan Manda melakukan semua ini untuk menghindari perjodohan.”Walau sudah tahu, Camelia tetap saja tampak terkejut ketika Raffael benar-benar menjawab semua keraguannya. Namun, konsentrasinya tidak berhenti di sana. “Raff, kamu nggak berpikir Mom akan berhenti begitu saja karena kamu punya seorang kekasih kan? Mom menuntut pernikahan.”“Bukan urusanmu, Camelia. Berhenti mengurusiku!”Camelia ingin membuka mulut, melanjutkan pembicaraan mereka walau kemungkinan hanya berisi perdebatan. Namun sangat disayangkan, Raffael begitu saja berbalik dan pergi dari hadapannya. ‘Ugh! Susah sekali punya adik satu ini. Temperamen! Kalau begini caranya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 39. Bukan Perjalanan Dinas

    “Terserah aja!” Manda sedikit memekik, walau suaranya kecil. Ia tidak mau perdebatannya terdengar sampai ke luar.“Terserah?” Wajah jahil Raffael semakin jelas. “Jangan sembarangan bilang terserah pada laki-laki, Manda. Pikiran mereka terlalu banyak kotornya.”Manda segera menarik tangannya kemudian berbalik menuju pintu keluar. Sebelum membuka pintu, ia berkata dengan kesal, “Bapak juga laki-laki!”Blam!Raffael terkekeh. Masih menatap pintu yang sudah tertutup itu. “Itulah makanya kubilang jangan sembarangan bilang terserah. Aku kan juga laki-laki.”Sementara itu, Manda yang sudah kembali ke mejanya mulai diserang banyak pertanyaan terkait dirinya yang langsung dipindahkan sebagai sekretaris pribadi Raffael. Elena bahkan tidak tahu alasan presdir mereka memilih Manda. “Mungkin karena kau cantik, Manda,” tebak Melly, salah satu senior sekretaris di sana. Elena ikut menimpali, “Atau karena masih fresh graduate? Jadi, bisa dibentuk.” Manda hanya bisa terkekeh canggung. ‘Jangan samp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 40. Ke Apartemen

    “Apartemen?” Manda tertegun setelah turun dari mobil. Tara mematikan mesin kendaraan di parkiran lobi, di mana sebuah apartemen mewah berdiri di belakangnya.“Mh-hm! Ayo, masuk!” ajak Raffael. Tanpa ragu ia meraih tangan sekretarisnya, seolah itu adalah hal paling alami yang biasa mereka lakukan. Manda tak bisa membantah maupun menarik tangannya. Ia sudah diingatkan oleh sang atasan untuk bersikap layaknya kekasih selama pergi dengannya kali ini.Genggaman tangan Raffael terasa menggelitik sepanjang urat nadi di tangan dalam Manda. Ia mencoba memejamkan mata kuat-kuat untuk mengusir rasa itu, tapi percuma. Entah kenapa, ia hanya bisa mengabaikan rasa itu. “Kita mau ketemu siapa di apartemen ini, Raffa?” Manda menghela napas lega karena ia berhasil menyebut nama si bos tanpa tergagap. Pria yang menyisir rambutnya dengan acak itu tersenyum miring. “Ketemu sales apartemen.”“Mau beli apartemen?”Raffael mengangguk. “Buat kamu.”Ia memilih salah satu sofa di dalam ruang pemasaran, me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 41. Mari Habiskan Uang Raffael!

    “Manda!” Suara Raffael menggema memanggilnya. “Kamu di mana?”Tergesa, Manda keluar dari kamar mandi ruang tidur utama, sambil membalas, “Di sini, Raff!”Wajah pria berusia 34 tahun itu tersenyum manis. Ia melihat dari mana sekretarisnya itu keluar dan mulai menjahilinya.Ia berjalan mendekat, kemudian melingkarkan tangannya di pinggul Manda. “Kamu lagi apa di kamar mandi? Lagi membayangkan sesuatu?”“Lima ratus ribu!” tukas Manda sambil cemberut.Namun, sepertinya Raffael menikmati wajah kesal gadis yang hari ini menguncir rambutnya ke belakang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 42. Masa Kelam

    “Ha?! Kamu beneran pakai ide-ku?!” Yuike memekik, kaget mendengar cerita Manda ketika ia menelpon pagi ini.“Aku nggak bermaksud pakai ide itu.” Manda membela diri. “Aku cuma lagi cerita sama Pak Raffael, tiba-tiba dia pecahin vas antik seharga Rp 600 miliar.”Yuike menghela napas panjang, kemudian berkata, “Jadi, sekarang kamu harus bilang ke tante kalau kamu harus bayar dengan pura-pura jadi pacar bos-mu?” “Iya.”Yuike terdengar menarik napas, tetapi tak menghembuskannya. Manda pun tak tahu lagi harus mengatakan apa. Ia hanya bisa menutup mata, membayangkan entah apa yang akan terjadi setelah ia memberitahu keluarganya.“Ngeri!” Yuike bergidik.“Ish! Ini kan idemu!” protes Manda kesal. “Kenapa sekarang jadi kamu yang ngeri?!”“Aduh! Nggak tau, ah!” Yuike panik. Kemudian ia mencoba memberi ide lain, “Atau kau bisa cari alasan yang bukan soal menjadi pacar pura-pura. Orang tua mana yang mau anaknya diperlakukan begitu?”Manda dan Yuike sama-sama terdiam. Kemudian Manda berkata, “K

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 43. Usulan Camelia

    ‘Orang kaya ada aja masalahnya,’ batin Manda. Ia sudah berada di kursi kerjanya dan menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Ia tidak ingin memikirkan cerita masa lalu Raffael, tetapi tidak mungkin baginya untuk menutup mata setelah mendengar semua.“Waduh, kenapa lagi Bu CEO ke sini?” bisik para staf, menarik perhatian Manda. Ia mengangkat kepalanya, melepas pandangan dari layar laptop dan melihat Camelia tengah berjalan menuju ruang Raffael. ‘Astaga. Mau ngapain lagi mereka? Apa mau berantem lagi?’ batin Manda, lelah.Karena tak mendekatinya, Manda memutuskan untuk tak mempedulikan kehadiran Camelia. Dan lagi, laporannya dibutuhkan hari ini untuk rapat.Sementara itu, di ruang kerja Raffael, suasana berubah tegang. Raffael menatap Camelia yang dengan santainya masuk dan duduk di salah satu sofa, seolah ruangan itu tak berpenghuni. Tak ada angin tak ada hujan, Camelia berkata, “Seharusnya kau benar-benar memacari Manda. Dia manis, lho?” Tidak mendapat jawaban, Camelia menambahkan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 44. Bully!

    “Mau!” Manda tak sadar meninggikan suara. Terkejut dan senang karena sekretaris CEO yang terkenal judes itu mau menemaninya. “Ini pertama kalinya saya makan di kantin kantor,” lanjut Manda.“Baik. Kita ketemu di depan lift lantai 3.”Antusias Manda ternyata tak serta merta menular pada Lyn. Gadis berkacamata itu menjawab dengan nada datar seolah tak tertarik. Sayang, Manda tak bisa melihat senyum tipisnya.Dengan langkah riang Manda segera menuju lift dan turun ke lantai 3. Tak sampai 2 menit, Lyn pun muncul dari lift lain. “Lyn!”Wajah Lyn terlihat datar saat membalas sapaan Manda dengan gumaman pelan. “Mm.”Untungnya, Manda bukan tipe yang ikut canggung saat bertemu orang seperti Lyn. Dengan santai ia tetap memulai percakapan demi percakapan, walau balasannya mungkin singkat dan bahkan tak ada.“Aku belum pernah makan di sini. Apa kau ada rekomendasi?”Lyn mengangguk. “Mm. Beef teriyaki ibu kantin. Enak.”Dan tanpa menunggu jawaban Manda, ia sudah berjalan menuju stan yang dimaks

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 188. Menelusuri Otak Seorang Penjahat

    Netra Raffael membulat penuh kengerian. Ia tak perlu berbalik untuk melihat siapa yang menghadang langkahnya dari belakang. “Regan!” Raffael memerintahkannya untuk segera mengamankan perempuan di belakangnya itu. “Raff! Dengar aku dulu! Kau salah paham! Aku—aku dihipnotis! Semua yang kukatakan saat itu tidak ada yang benar!”Hati Raffael goyah. Bukan soal cinta, tapi soal apa yang harus ia percayai. Apakah benar, pengakuan Alana dulu soal dirinya yang sudah bertunangan dengan Zach sebulan sebelum pertunangannya dengan Raffael hanyalah karena hipnotis? Atau semua ini hanyalah akting semata. “Bawa dia pergi dari sini!” sentak Raffael sambil melanjutkan langkahnya. “Beritahukan larangan untuk menerima orang ini di RAFTEN!”“Siap, Bos!”Namun, Alana berteriak lebih kencang. “Kau akan menyesal kalau nggak mendengarkan aku, Raffa! Zach! Zach! Dia–dia masih hidup!”Spontan Raffael berbalik. Menatap wajah Alana, berusaha mencari kebenaran dari ucapan putus asanya tadi. Wanita itu sudah

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 187. Ketenangan Yang Mencekam

    “Untuk sementara, tolong jangan keluar rumah kalau tidak penting.”Raffael mengumpulkan keluarganya pagi ini dan menjelaskan dengan singkat apa yang sedang ia takutkan. Wajah Diana dan Rowan terlihat pucat, sementara Manda yang sudah mendengar cerita itu semalam tak lagi kaget.Ia ikut berpikir keras, kalau-kalau ada yang bisa ia lakukan untuk meringankan beban sang suami. “Manda, aku dan Camelia memutuskan untuk tidak ke Jogja dulu sampai masalah ini selesai. Aku nggak mau mereka tahu tempat ini.”Kali ini Manda tertegun mendengar ucapan Raffael. Ia ingin bertanya berapa lama, tetapi ia juga tahu jawabannya. Tidak ada yang tahu berapa lama masalah ini akan berlangsung. Raffael memeluk erat istrinya yang terlihat kaget dengan keputusan itu. “Aku akan cari cara untuk membereskan ini. Anggap saja aku lagi dinas luar negri. Oke?”Manda mengangguk lemah. “Mm. Oke.”Sekitar pukul 9, sebuah mobil tak dikenal berhenti di depan rumah. Cal yang sudah diberitahu Raffael pun langsung membukaka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 186. Safe Zone, Blind Spot!

    “Belum juga keluar suamimu, Nda?” tanya Diana. Manda menggeleng. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir. Suaminya itu hanya mengatakan ia ada rapat malam, tetapi hati Manda tak percaya dengan ucapan Raffael.Tak bisa dibohongi. Wajah Raffael hari ini terlihat sangat tidak tenang. Seolah ada hal yang mengganggunya, tetapi tidak bisa ia utarakan. Selama bekerja dengannya, Manda tahu, tidak pernah Raffael punya jadwal untuk rapat malam hari. Jangankan malam, siang saja kalau bisa akan ia hindari. “Menurut Mama, apa ada hal buruk yang terjadi?” tanya Manda khawatir. “Hal buruk? Yang seperti apa maksudmu, Nak?”Manda mengangkat bahu. “Mungkin dia dapat ancaman dari orang tuanya? Atau malah dia diganggu Catherine Soreim itu? Atau apa? Aku sama sekali nggak bisa menebak.”Diana menghela napas panjang. Ia juga tak setuju putrinya dibiarkan dalam area buta seperti ini, tetapi ia yakin, menantunya itu pasti punya alasan. “Mama rasa, kamu harus jelaskan ke Raffa, Nak. Tidak ada untungnya ka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 185. Jangan Berhalusinasi!

    “Alana?” Raffael mengkonfirmasi nama orang yang dirujuk dalam ucapan Chin Han. “Yes, Raff. Dia dijadwalkan keluar jam 3 sore,” tambah Chin Han. “Kau sebaiknya bersiap. Aku yakin dia akan cari kamu, Raff.”Sekejap, penyesalan memenuhi hati Raffael. Baru kemarin ia mengumumkan pernikahannya dengan Manda. Bahkan wajah Manda terpampang di salah satu media cetak. Bukan hanya foto Manda, tetapi foto saat semua keluarga merayakan ulang tahunnya kemarin. Otaknya berpikir cepat dan berkata, “Han, tolong urus penarikan koran yang ada hubungannya sama berita kemarin.”“Ok!”Di Surabaya mungkin takkan terlalu banyak penerbit yang memberitakan kejadian itu, tetapi penerbit besar pasti mencetaknya. Tanpa peduli sambungan mereka sudah terputus atau belum, Raffael berbalik mencari Tiara. “Pak? Ada yang ketinggalan?” tanya Tiara saat berpapasan dengan Raffael di pintu ruang rapat. Wajah Raffael terlihat tegang. Ia kemudian me“Ra! Minta semua penerbit koran menarik lagi korannya.”“Ha?! Mana bis

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 184. Keluar Dari Penjara

    ‘RAFTEN, Memecat Sejumlah Artis dan Staf!’Adalah berita yang terpampang di halaman terdepan semua media yang beredar di ibukota. Dan setelah membaca setiap kolom berita, semua akan tahu apa yang sudah dilakukan mereka hingga pantas mendapatkan pemecatan.Kutipan Raffael pun tertuang di sana. ‘Penilaian ulang akan dilakukan. Sebagai seorang talent, RAFTEN tidak butuh mereka yang ahli dalam bidang akting tetapi nol dalam etika.’Kali ini, Manda juga tidak akan merasa kasihan lagi. Karena apa yang dilakukan sudah kelewat batas sebagai seorang manusia. Namun, karena ini juga, Diana dan Rowan jadi tahu apa yang terjadi pada putri mereka kemarin. “Astaga! Nggak perlu lah anggap kamu istri bos. Kita sama-sama manusia kenapa nggak bisa lebih lembut sedikit ya,” keluh Diana sambil memeluk Manda. “Jadi, ponselmu rusak, Nak?” tanya Rowan.Manda mengangguk, tetapi langsung menambahkan, “Raffa sudah belikan baru dan sudah atur semua sama seperti ponsel lamaku.”Rowan mengangguk. “Syukurlah, Ra

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 183. Happy Birthday!

    “Hon—”“Diam di dalam dulu. Aku mau ganti baju!” Setelah tenang, Manda mengunci Raffael di ruang rapat kecil, di dekat ruang kerjanya. Istri sang CEO itu memutuskan untuk tak peduli dengan apa yang sudah terjadi dan menyuruh Raffael berlatih menampilkan wajah terkejutnya saat nanti ia mendapatkan kejutan.“Baiklah ….” Raffael menyerah. Baginya yang terpenting saat ini Manda sudah terlihat lebih riang. Ia tak menyangka, istrinya bukan tipe wanita lemah yang bisa diinjak sembarangan. Padahal lawannya banyak dan ia kewalahan membuktikan statusnya sebagai istri sang CEO.‘Kurasa, aku harus membuat pengumuman dan memasang video pernikahanku segera. Supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi,’ tekad Raffael dalam hatinya.Kemudian, diam-diam ia meminta Tiara membukakan pintu ruang rapat itu. Lebih baik ia segera mengurus para pembuat onar.“Pak, sebenarnya ada apa?” tanya Tiara. Ia berdiri di samping Raffael yang tengah menunggu lift. “Saya belum tahu cerita detailnya. Tapi saya sudah

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 182. Kejutan Gagal

    Tak punya pilihan, Manda segera melayangkan tas besarnya ke arah satpam tersebut. Namun sayang, pintu lift sudah tertutup lagi.“Ibu ini! Malah mukul yang berwajib!”Satpam yang terkena pukulan pun langsung protes dan langsung mencengkram tangan Manda untuk memborgolnya. Namun, sebelum borgol itu menyentuh tangan Manda, suara Raffael menggelegar dari pintu lobi. Seperti biasa pagi tadi ia bangun dan menghubungi sang istri, tetapi tidak tersambung sama sekali. Takut terjadi sesuatu, Regan pun ia perintahkan untuk mencari tahu. Secepat kilat Raffael datang ke kantor karena mendapat bocoran dari Chang bahwa Manda pergi ke kantornya. Itu pun setelah Regan mengatakan bahwa ponsel majikan perempuan mereka tidak bisa dihubungi. Dan kondisi Manda yang tengah menghajar satpam kantor menjadi pemandangan pertama di mata Raffael. “Regan! Tangkap mereka semua!” bentak Raffael membuat semua orang yang ada di sana, termasuk mereka yang menonton ketakutan. Regan segera menggiring semua orang ke

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 181. Persiapan Pesta

    “Ma, aku titip Bintang ya,” bisik Manda pada Diana yang masih setengah tidur. Diana mengangguk paham, kemudian melanjutkan tidurnya di kamar Manda, di rumah mereka yang ada di Jakarta. Bintang masih terlelap di dalam boks bayinya. “Aku pergi dulu.”Manda segera menutup pintu kamarnya dan bergegas keluar dari rumah menuju mobil. Chang dan Tara sudah berada di depan untuk mengantar. Sebelum pergi, Manda menjelaskan tugas mereka. “Chang, nanti tolong jagain Bintang dulu. Aku sama Tara ke RAFTEN, sekitar jam 8 atau 9 Tara jemput kalian.”“Siap, Madam!”Pagi masih belum penuh, tapi Manda harus segera menuju kantor Raffael karena ia sudah mengatur jadwal dengan Rara bahwa hari ini ia harus tiba di kantor pukul 7 pagi untuk mengatur berbagai hal. Berangkat pukul setengah 6 pun tak membuat Manda datang tepat waktu. Ia terlambat 5 menit. “Tara, kamu balik ke rumah ya,” perintah Manda. “Jemput Mama, Papa sama Bintang.”“Baik, Nyonya.”Sepeninggalan Tara, Manda pun berbalik untuk memasuki g

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 180. Pesta Kejutan!

    “Raffa, tunjukkan wajahmu sebentar saja!” Manda menyeret Raffael kembali ke meja makan di resort yang mereka sewa. Tentu saja, walau mereka bersenang-senang dengan pantai, Manda tidak lupa tugasnya mengingatkan Raffael jika ada rapat penting yang butuh kehadirannya. “Hanya satu ini lagi, Raffa,” bujuknya, melihat wajah cemberut sang suami. “Benar hanya satu ini lagi?” tanya Raffael mengerutkan dahi, seakan tak percaya. Manda mendengus. “Aku bukan kamu yang bilang sekali ini saja tapi bohong!”Mendengar itu Raffael tergelak. Ia akhirnya menurut dan duduk di depan laptop untuk mengikuti rapat. “Rapat harus selesai dalam 15 menit,” perintah Raffael tegas. “Beritahu saya apa saja masalah yang butuh penanganan!”Manda hanya bisa menggelengkan kepala, heran dengan CEO satu itu. Ia membiarkan Raffael dengan pekerjaannya dan menyusul Camelia yang tengah menikmati air laut di pinggiran pantai bersama dua anaknya. “Mau kerja dia?” tanya Camelia sambil terkekeh melihat adiknya tetap dipaks

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status