Chapter: Bab 13. Oho! Kamu Ketahuan!“Ini kartu nama saya. Mbak Manda bisa hubungi saya kapan saja.” Wanita muda yang usianya mungkin 5 tahun lebih tua dari Manda menyerahkan kertas kaku yang berisi namanya. Tercatat di sana nama lengkap sekretaris Juanda. Danna Avrilena.Raffael mencatat dalam hati bahwa ia harus mengingatkan Manda untuk meminta kartu nama dari HRD. “Ah, ya. Manda belum dapat kartu nama, karena dia baru saja jadi sekretaris.”Manda mengangguk, membenarkan ucapan sang bos. “Nanti saya yang hubungi duluan saja, Bu Danna.”Setelah mereka bertukar pamit, Raffael mengantar Juanda sampai ke lobi. Manda dan Danna berbincang singkat di belakangnya. “Kalau begitu, mohon kerjasamanya ke depan, Pak Raffael.” Juanda berkata, sambil melangkah naik ke dalam mobil. Raffael mengangguk singkat. “Tentu, tentu, Pak Juanda.”Mobil sedan itu pun mulai mengukir jalan, meninggalkan area hotel. Raffael menghela napas panjang seolah pertemuan tadi menguras tenaganya. Namun, yang membuatnya lelah adalah kekhawatirannya terha
Terakhir Diperbarui: 2025-01-08
Chapter: Bab 12. Abort Mission!“Manda, kamu siap-siap jemput Pak Juanda di pintu lobi.”Raffael langsung memberi perintah tepat setelah sang sekretaris menelan suapan terakhir sarapannya.“Saya belum minum kopi, Pak.” Manda kembali melancarkan serangannya. “Kan mau ngerasain jadi orang kaya juga. Mumpung dibayarin kantor.”Netra Raffael melebar tak percaya dengan apa yang baru saja dijadikan jawaban oleh sekretaris pribadinya itu. “Maksud kamu, kamu nggak mau mengerjakan tugas kamu sebagai sekretaris?”Jantung Manda mulai berdebar kencang. Selama ia hidup, belum pernah ia menentang sesuatu seperti ini. Rasa hatinya tak keruan. Ia ingin membatalkan rencananya, tapi bayangan kegilaan yang akan dihadapi selama masih bekerja di bawah Raffael membuatnya bertekad untuk dipecat. “Bu–bukan nggak mau, Pak. Tapi saya mau minum kopi dulu. Lagian, kan tinggal bilang sama Pak Juandanya suruh ke restoran sini.”Melihat tingkah Manda, Raffael terdiam sesaat untuk berpikir, ‘Kenapa anak ini tiba-tiba tidak menurut? Padahal menuru
Terakhir Diperbarui: 2025-01-08
Chapter: Bab 11. Mari, Buat Diri Sendiri Dipecat!‘Ha! Sial! Kupikir dia bengong karena lihat kegagahanku! Malah mempermasalahkan kemeja dan utang!’ Awalnya, Raffael memang tak ingin mengambil kemeja itu lagi. Namun, semalam ia terkesan dengan harum kemejanya yang sama seperti wangi Manda. Walau ia sekuat tenaga mengelak dari tuduhan yang diutarakan hatinya. ‘Lagian, nggak mungkin aku melepas kemeja ini dan membiarkannya dijual oleh Manda,’ batinnya beralasan.Raffael menatap tajam ke arah Manda sambil berjalan menghampirinya. Manda mulai merasa tak enak. Ia takut kalau atasannya itu terpancing berbuat sesuatu karena ucapannya tadi. “Ba–bapak mau apa?!” pekiknya sambil mengangkat kedua tangan di depan dada. Seringai penuh ancaman mulai muncul di wajah bos ganteng itu, membuat sekujur tubuh Manda merinding. Dalam sekejap, Raffael mengurung tubuh Manda yang sudah terbaring terpaksa di atas tepi ranjang karena menghindari kontak fisik dengan sang atasan. “Sa–saya cuma bilang kenyataan—”“Tangan saya yang kamu pinjam buat bantal tad
Terakhir Diperbarui: 2025-01-07
Chapter: Bab 10. Bencana Ranjang“Astaga!” pekik Manda panik. Buru-buru ia melangkah maju, sehingga tubuhnya tersembunyi di balik kaca bertekstur. “Saya kan lagi mandi, Pak Raffael!” omelnya kesal.Percikan air dari selang shower juga membasahi baju Raffael yang sudah setengah badan memasuki kamar mandi. Raffael terdiam. Setengah mati menahan tawa sambil menggigit bibir yang terlipat ke dalam. Ia tidak tahu kalau gadis itu akan mandi tanpa menarik tirai. Dengan nada sinis ia berkata, “Saya sudah lihat semua badan kamu, buat apa disembunyiin?” Kemudian diletakkannya satu set piyama yang untungnya masih terbungkus rapat sehingga tidak basah, di atas meja wastafel. “Ini baju kamu, saya suruh Tara beli kemarin malam.” Tanpa mendengar ucapan terima kasih dari si gadis yang masih setengah jalan menyelesaikan mandinya, Raffael menjauh dari kamar mandi. Ia langsung melempar tubuhnya ke atas kasur sambil menutupi wajah. Bayangan tubuh Manda membuat wajahnya terasa panas. Jantungnya pun tak bisa diam sejak tadi. Baru k
Terakhir Diperbarui: 2025-01-07
Chapter: Bab 9. Pasal Perencanaan Asusila“Eh?! Tu—tunggu dulu, Pak!” Manda mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan Raffael. Ia tidak mau menambah skandal lain. Terlebih kalau sampai ada yang mengenali atasannya dan mengambil foto mereka. Sayang, Raffael malah terlihat menikmati keadaan. Dengan wajah sumringah ia menggandeng Manda berjalan menuju lift hotel. Walau begitu, Manda masih berusaha menyadarkannya terkait status mereka. “Pak, saya nggak mungkin sekamar sama atasan saya.”Persuasif Manda gagal. Raffael malah mendengus sambil menarik Manda masuk ke dalam lift, kemudian berbisik, “Kita sudah pernah sekamar, buat apa dipersulit.”Wajah Manda memerah bak kepiting rebus. Seketika, ingatan malam panas itu kembali merajai pikirannya. ‘Dasar bos gila satu ini! Ngapain dia nginget malam itu sih?!’Bisa menebak apa yang ada dipikiran sang sekretaris, penyakit jahil Raffael kambuh. “Oh! Kayaknya kamu seneng inget-inget malam itu.”Netra Manda membulat sempurna. Tak menyangka kalau atasannya itu masih saja membahas soal
Terakhir Diperbarui: 2025-01-07
Chapter: Bab 8. Manda, Ayo Ke Kamar!‘Sakit! Dia nggak ngakuin ini punya dia, tapi dia juga nggak bolehin aku jual. Maunya apa sih orang ini?!’Manda benar-benar dibuat pusing oleh presdir barunya itu. Merasa tak akan menang berdebat dengannya, ia memutuskan untuk menyimpan kemeja itu di kantor saja nanti.Sepanjang perjalanan Raffael terlihat sibuk dengan laptopnya, sementara itu Manda yang tidur larut karena mencari pekerjaan baru pun terhanyut goyangan mobil. Tanpa sadar ia tertidur. “Nanti kamu minta kontak sekretarisnya Pak Juanda ya. Besok-besok, biar dia yang—” ucapan Raffael terhenti ketika sesuatu tiba-tiba menyentuh pundaknya. Manda yang tertidur pulas tak sadar kalau kepalanya terjatuh di bahu bos yang jadi lawan debatnya itu.Raffael mendengus geli menyadari dirinya bahkan tidak menolak kelakuan sekretaris muda di sebelahnya. “Dasar anak ini. Tidur jam berapa semalam dia, sampai nggak sadar begini.”Mengabaikan Manda yang tengah nyaman bersandar di bahunya, Raffael melanjutkan pekerjaannya. 2 jam berlalu s
Terakhir Diperbarui: 2024-12-18