Share

Bab 33. Tertangkap Basah

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 12:56:43

“Ha?!”

Manda terkesiap. Spontan ia langsung menutup laptopnya dan berbalik. Netranya membulat, tak percaya mendapati pria itu di hadapannya.

“Pak—”

“Maaf, saya ngagetin, Manda,” potongnya. “Kamu serius banget sih kerjanya.”

“Pak Damian kok ada di sini?! Gimana bisa masuk?!”

CEO D&D Jewelry itu tertawa kecil. “Kebetulan Elena lewat, dia bukain saya pintu. Kamu nggak dengar?”

Manda menggeleng. Ia ingin bertanya apa saja yang berhasil dibaca Damian, tetapi Raffael sudah keburu keluar dari ruangannya.

“Manda, kenapa kamu teria—Mau apa kau di sini, Damian?!” tegur Raffael.

Ia mengamati gerak-gerik Manda yang terlihat gugup, lalu beralih pandang ke Damian. Melihat dari laptop yang tertutup dan suara kaget Manda tadi, ia bisa menebak apa yang sudah terjadi.

“Aku ada janji dekat sini, jadi kupikir aku mampir mengenai bahasan kita kemarin. Sepertinya berjalan lancar, hm?”

Raffael menghela napas panjang. Ia tak menyangka secepat ini ia ketahuan memilih cara yang diusulkan Damian kemarin.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 34. Kunjungan Camelia

    Ha! Ha! Ha!Begitu Manda membuka pintu ruangan Raffael, terdengar suara tawa membahana. Sementara itu, Bebby yang mengantarkan teh untuk tamu terlihat terkejut mendengar tawa Damian. ‘Kenapa lagi orang itu? Dia dan Pak Raffael nggak ada bedanya kalau sudah ketemu,’ batin Manda. Ia jadi teringat ucapan Vivian yang mengatakan kalau CEO-nya masih seperti anak-anak muda kebanyakan.“Jangan dekat-dekat Damian, Manda. Dia sedang tidak waras.” Raffael menepuk sisi sofa di sebelahnya, menyuruh Manda untuk duduk di sana.Karena akan membahas terkait rencana mereka menciptakan alibi untuk ke depannya, Manda tak punya pilihan selain menurut.Segera ia membuka laptopnya setelah duduk dan membiarkan Raffael membaca draft yang sudah setengah jalan ia kerjakan. “Jadi, vas mana yang dipecahkan Raffa?” tanya Damian yang masih saja tertawa, walau sudah lebih kecil nada suaranya. Raffael mengedikkan kepalanya ke arah pecahan vas yang masih tersebar di pojok ruangan. “Milik kakek yang dia menang lela

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 35. Raffael dan Camelia

    “Cerita apa? Kau ke sini cuma mau curhat?” Raffael terlihat tak terpengaruh dengan pertanyaan yang seharusnya mengejutkan itu. Ia berhasil seratus persen mengelabui sang kakak. Kedatangan Camelia sedikit banyak sudah ia prediksi.Camelia merengut, tak berhasil melihat wajah panik adiknya. “Cih! Nggak seru!”“Berhenti mengganggu pekerjaanku hanya karena kau bosan, Camelia.” Raffael berkata seolah hidupnya tidak punya masalah.Namun, Camelia tidak berniat berpura-pura tidak tahu. “Reinhart bilang kau punya kekasih. Tapi dia nggak yakin apa hubungan itu sungguhan atau pura-pura.”Raffael mendengus sambil tersenyum tipis. “Aku bukan tipe penggosip, Camelia. Berhenti bergosip.”“Apa maksudmu bergosip?!”“Kau bilang suamimu tidak yakin. Jelas kau sedang menggosipkan sesuatu yang tanpa bukti—”“Ini.” Camelia memotong ucapan sang adik sambil membanting beberapa lembar kertas ke atas meja. “Aku punya dokumen perjanjian hubungan kontrakmu dengan perempuan bernama Manda Adinata.”Mendengar itu,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 36. Camelia dan Manda

    “Ikut saya.”Tanpa menunggu respon Manda, Camelia sudah berbalik menuju pintu keluar. Manda panik. Perasaannya semakin tak enak.Ia berbalik menatap Elena penuh pertanyaan. Namun, belum juga ia bertanya, Elena sudah berkata, “Ikut segera, Manda.”“I–iya, Bu.”Karena sudah mendapat izin dari Elena, setidaknya ia lega mengikuti CEO wanita itu dan meninggalkan pekerjaannya.Tanpa diberitahu, Manda tahu ke mana mereka akan pergi. Ke lantai paling atas, milik CEO seorang. Ia juga bisa menebak apa yang akan mereka bahas, mengingat suami Camelia sudah mengetahui dan memegang bukti perbuatan Raffael dan dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 37. Kelinci Penakluk Serigala

    ‘Duh! Mati aku! Ini nggak ada di dalam rencanaku dan Pak Raffael! Aku harus apa?!’Manda hanya bisa menunduk, menyembunyikan raut paniknya.Untungnya, pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Seorang office girl mengantar teh untuk mereka. Manda jadi punya waktu untuk berpikir lagi.Sayangnya, ia butuh Raffael untuk memutuskan. Ini bukan urusannya. Ini masalah Raffael. Manda merasa bukan bagiannya menjelaskan semua itu.Tak mendapat respon dari Manda, Camelia kembali melanjutkan kalimatnya.“Saya sempat berpikir, mungkin Reinhart salah paham. Mungkin dia bermaksud membantu Raffael dengan cara ini, supaya ia punya senjata menolak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 38. Dinas atau 'Apa'?

    ‘Ha! Apa juga yang perlu kubicarakan dengan Camelia?’Raffael menghela napas panjang. Ia tidak suka ide Manda, tapi entah kenapa penolakan tak bisa keluar dari mulutnya. Anak kedua keluarga Indradjaya itu menatap sang kakak dengan pandangan kesal. “Kalau kau masih ingin tahu soal dokumen yang kau pegang, aku akan jawab di sini. Semua itu benar. Aku dan Manda melakukan semua ini untuk menghindari perjodohan.”Walau sudah tahu, Camelia tetap saja tampak terkejut ketika Raffael benar-benar menjawab semua keraguannya. Namun, konsentrasinya tidak berhenti di sana. “Raff, kamu nggak berpikir Mom akan berhenti begitu saja karena kamu punya seorang kekasih kan? Mom menuntut pernikahan.”“Bukan urusanmu, Camelia. Berhenti mengurusiku!”Camelia ingin membuka mulut, melanjutkan pembicaraan mereka walau kemungkinan hanya berisi perdebatan. Namun sangat disayangkan, Raffael begitu saja berbalik dan pergi dari hadapannya. ‘Ugh! Susah sekali punya adik satu ini. Temperamen! Kalau begini caranya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 39. Bukan Perjalanan Dinas

    “Terserah aja!” Manda sedikit memekik, walau suaranya kecil. Ia tidak mau perdebatannya terdengar sampai ke luar.“Terserah?” Wajah jahil Raffael semakin jelas. “Jangan sembarangan bilang terserah pada laki-laki, Manda. Pikiran mereka terlalu banyak kotornya.”Manda segera menarik tangannya kemudian berbalik menuju pintu keluar. Sebelum membuka pintu, ia berkata dengan kesal, “Bapak juga laki-laki!”Blam!Raffael terkekeh. Masih menatap pintu yang sudah tertutup itu. “Itulah makanya kubilang jangan sembarangan bilang terserah. Aku kan juga laki-laki.”Sementara itu, Manda yang sudah kembali ke mejanya mulai diserang banyak pertanyaan terkait dirinya yang langsung dipindahkan sebagai sekretaris pribadi Raffael. Elena bahkan tidak tahu alasan presdir mereka memilih Manda. “Mungkin karena kau cantik, Manda,” tebak Melly, salah satu senior sekretaris di sana. Elena ikut menimpali, “Atau karena masih fresh graduate? Jadi, bisa dibentuk.” Manda hanya bisa terkekeh canggung. ‘Jangan samp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 40. Ke Apartemen

    “Apartemen?” Manda tertegun setelah turun dari mobil. Tara mematikan mesin kendaraan di parkiran lobi, di mana sebuah apartemen mewah berdiri di belakangnya.“Mh-hm! Ayo, masuk!” ajak Raffael. Tanpa ragu ia meraih tangan sekretarisnya, seolah itu adalah hal paling alami yang biasa mereka lakukan. Manda tak bisa membantah maupun menarik tangannya. Ia sudah diingatkan oleh sang atasan untuk bersikap layaknya kekasih selama pergi dengannya kali ini.Genggaman tangan Raffael terasa menggelitik sepanjang urat nadi di tangan dalam Manda. Ia mencoba memejamkan mata kuat-kuat untuk mengusir rasa itu, tapi percuma. Entah kenapa, ia hanya bisa mengabaikan rasa itu. “Kita mau ketemu siapa di apartemen ini, Raffa?” Manda menghela napas lega karena ia berhasil menyebut nama si bos tanpa tergagap. Pria yang menyisir rambutnya dengan acak itu tersenyum miring. “Ketemu sales apartemen.”“Mau beli apartemen?”Raffael mengangguk. “Buat kamu.”Ia memilih salah satu sofa di dalam ruang pemasaran, me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 41. Mari Habiskan Uang Raffael!

    “Manda!” Suara Raffael menggema memanggilnya. “Kamu di mana?”Tergesa, Manda keluar dari kamar mandi ruang tidur utama, sambil membalas, “Di sini, Raff!”Wajah pria berusia 34 tahun itu tersenyum manis. Ia melihat dari mana sekretarisnya itu keluar dan mulai menjahilinya.Ia berjalan mendekat, kemudian melingkarkan tangannya di pinggul Manda. “Kamu lagi apa di kamar mandi? Lagi membayangkan sesuatu?”“Lima ratus ribu!” tukas Manda sambil cemberut.Namun, sepertinya Raffael menikmati wajah kesal gadis yang hari ini menguncir rambutnya ke belakang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 99. Bukan Cinta Sepihak

    Deretan pertanyaan Manda membuat Raffael tertegun. Ia tahu, sekeras apapun ia menolak pertunangannya dengan Catherine, bukan berarti hubungan itu jadi tidak ada. “Yeah. Kau benar soal pertunanganku dengan Catherine, Manda.” Raffael menjawab perlahan semua ucapan sekretarisnya. “Aku berniat membatalkan itu.”Manda tertegun. Ia tak tahu apa makna di balik jawaban Raffael. Apakah ia setuju untuk menyudahi kontrak atau mereka tetap harus berpura-pura menjadi sepasang kekasih dan menunjukkan pada keluarga dan juga pihak Soreim?Untuk menghindari kesalahpahaman, Manda pun bertanya, “Jadi, apakah kita bisa sudahi kontrak ini, Pak?”Raffael menggeleng. “Tidak.”Manda terlihat lesu. Ia pikir ia tak perlu menyusahkan sang ayah soal biaya untuk vas antik yang pecah itu, kalau sang atasan setuju menganggap kontrak itu tak ada.Namun, kalau Raffael tak menyudahi kontrak, hal yang bisa dilakukan Manda adalah memaksanya dengan perjanjian untuk membayar utang. “Pak, sebenarnya saya membahas ini ka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 98. Menyelesaikan Kontrak

    Elena: Manda, sudah mau jam 5. Kita lanjut besok.Manda mengerjapkan mata. Ia terlalu fokus bekerja dan tak memperhatikan waktu berlalu cepat.“Astaga! Udah jam 5!” serunya sambil merenggangkan badan yang kaku karena sejak tadi duduk di depan laptop.Ia memutuskan untuk memesan makanan. Dan sementara menunggu ia memilih untuk menyegarkan tubuh dengan mandi. Namun, bel pintu kamarnya malah ditekan oleh seseorang tepat ketika ia hendak memasuki kamar mandi. “Hm? Nggak mungkin kan makanannya datang secepat itu?”Dipakainya lagi baju yang sudah ia tanggalkan dan melangkah menuju pintu. Ia menutup satu matanya untuk melihat dari lubang itu, siapa yang ada di depan kamarnya.“Hm? Pak Damian bukan sih itu?” gumam Manda sedikit ragu. Pasalnya ia tidak tahu kalau atasannya juga punya jadwal bertemu dengan CEO D&D Jewelry. Dengan cepat Manda membuka pintu dan ia terkejut. Tidak hanya ada Damian di sana. Selain Raffael yang berdiri sambil berpegangan dengan Damian, ada 1 orang yang tak perna

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 97. Berubah Jadi Liburan

    “Diam di kamar ini, Manda. Jangan ke mana-mana.” Raffael mengedipkan mata sebelum ia akhirnya keluar dari kamar. Manda pun hanya bisa menghela napas panjang. Lelah dengan kelakuan sang bos. “Ha! Jangan kira aku akan menurut saja,” gumam Manda.Ia menunggu beberapa saat kemudian menarik lepas kunci dari slot listrik dan keluar dari kamar. Gadis itu berencana memesan kamar lain. ‘Kalau cuma 2 juta aku bisa pakai duit sendiri lah! Lagian aku bakal coba minta ganti ke kantor.’Manda berdiri di depan pintu lift, menunggu benda itu terbuka. Ia harus kembali ke resepsionis dan memesan kamar. Namun, ketika lift terbuka, Belinda muncul dengan wajah sedikit panik. Begitu melihat Manda, ia langsung terlihat lega. “Oh God! Syukurlah Anda keluar, Mbak Manda. Saya kepikiran kalau-kalau Anda butuh kamar lain.”Manda terkejut tetapi bersyukur. “Astaga! Iya benar, Mbak Belinda. Saya baru mau ke resepsionis untuk pesan kamar, karena saya nggak tahu cari Mbak di mana.”Belinda meraih tangan Manda dan

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 96. Kasurnya Terpisah. Aman.

    Ha! Ha! Ha!Raffael benar-benar tergelak mendengar tebakan Manda. “Benar, sih. Kita sedang dalam pelarian, tapi bukan karena utang.”Bibir bawah Manda ditekannya keluar. “Dulu kan Bapak sering bikin saya ngutang, saya pikir Bapak nggak punya duit mungkin,” ejeknya.“Manda, stop bikin lelucon,” rintihnya sembari memegangi perut. “Aku lelah tertawa.”Sang sekretaris hanya berdecak kesal. “Ish! Terus apa alasannya kita sampai buru-buru?”“Soreim.” Raffael mengatur napas setelah kelelahan tertawa. Dahi Manda berkerut tak mengerti kenapa sang atasan menyebut nama keluarga calon mertuanya. “Soreim? Kenapa?”“Mereka membuntutiku.” Raffael menjawab seraya mengecek kelengkapan Manda sebelum pesawat lepas landas. “Aku minta rekan bisnisku di Surabaya untuk mengirimkan undangan untukku, jadi aku bisa pergi dari Jakarta.”Rahang Manda seolah jatuh mendengar kenyataan itu. “Jadi, ini nggak benar-benar dinas?”Raffael memamerkan cengiran polosnya, seolah tak ada yang salah dengan ‘dinas pura-pura

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 95. Dinas Yang Seperti Pelarian

    “Ngomong-ngomong, Pak, kenapa tiba-tiba ada jadwal perjalanan dinas?” tanya Manda dengan nada heran. “Nggak ada yang kontak saya minta ketemu Pak Raffael.”Raffael tersenyum penuh kebanggaan. Ia mengeluarkan secarik kertas dari kantong yang ada di belakang jok depan mobil. “Ini.”Manda menerima surat dengan kop surat milik perusahaan cabang Surabaya. “Cabang Surabaya? Mereka datang ke Jakarta kan, Pak? Kok mereka nggak kasih tahu Bu Elena atau saya?”Namun, Raffael menggeleng. “No. Kita ke Surabaya, Manda.”“Ha?!” Manda mulai protes. “Tapi Pak, saya nggak bawa baju kalau harus ke luar kota.”“Kau bisa pakai bajuku, Manda,” ujar Raffael sambil mengedipkan satu matanya. Manik mata Manda berputar, tak habis pikir dengan sifat kekanakan atasannya yang selalu muncul kalau mereka sedang berdua. “Ya, ya.”Raffael baru saja berniat memejamkan mata, tetapi Manda masih melontarkan pertanyaan. “Tapi Pak, Bapak kan harus pidato!”“Biar saja mereka cari pengganti saya. Saya sudah kasih tahu Cam

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 94. Perjalanan Dinas Dadakan

    “Semangat! Ria, Ci Melly!” seru Manda di depan pintu lobi. Setelah fokus persiapan acara pameran marketing selama dua minggu, akhirnya hari H tiba. Ria dan Melly yang akan mengurus kedatangan para pemegang saham dan komisaris Djaya tambang. Raffael juga akan hadir untuk memberikan sepatah dua patah kata dalam acara itu. “Enaknya kalian! Kantor sepi bisa makan cemilan!” seru Ria, memasang wajah pura-pura cemberut. Elena mendengus geli. “Nggak sepi juga kamu terus aja ngemil, Ria.”Mereka tertawa bersamaan. Setelah itu, mau tak mau mereka harus berpisah. Mengerjakan tugas masing-masing. “Oke. Kerjaanmu gimana Manda?” tanya Elena sambil merenggangkan tubuhnya. Mereka sama-sama berbalik ke dalam kantor, menuju ruang kerja. “Saya tinggal nunggu respon para pemegang saham, Bu. Soal kedatangan mereka di rapat.”Elena mengangguk tenang. “Saya baru dapat agenda rapat pemegang saham luar biasa kali ini.”“Soal apa memang bu? Kemarin padahal baru rapat pemegang saham kan.”Elena kemudian m

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 93. Raffael Terjebak

    Hari Senin. Sampai detik ini, Manda dan Diana belum membahas soal pembatalan kontrak pada Rowan. Manda berniat untuk membahasnya dulu dengan Raffael. Kalau memang presdirnya itu mau menunggu sampai sang ayah mendapatkan pinjaman, barulah ia membahasnya dengan Rowan.Namun, kenyataan sepertinya tak berniat mendukung. Pagi ini Elena sudah langsung mengajak rapat dengan wajah seriusnya.“Kita mesti bagi tugas,” ujar Elena membuka rapat. Ketiga anak buahnya mengangguk paham. Bahkan Manda sudah lupa masalah hatinya. Kalau Elena sudah terlihat serius, jelas beban pekerjaan tak akan mudah.Kemudian, kepala sekretaris itu beralih pandang pada Manda. “Saya juga sudah bilang sama Pak Raffael untuk pinjam kamu bantuin salah satu kegiatan kantor.”“Baik, Bu.”Mendengar nama bos-nya, hati Manda seperti diremas perih. Namun, ia berusaha fokus pada tugasnya. Jangan sampai ia dianggap mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan.Untungnya, sejak kemarin ia memberitahu Elena mengenai hubungannya deng

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 92. Keputusan Sulit

    “Iya, Bu. Saya tidak bisa menolak permintaan Pak Raffael juga untuk hari ini.”Manda menjelaskan posisinya. Ia tidak mau orang mengira dirinya mengambil kesempatan untuk menjadi dekat dengan sang presdir.“Orang tuamu tahu?” Camelia bertanya lagi. “Mereka tahunya saya harus menjadi kekasih pura-pura sebagai bantuan. Bantuan untuk ganti rugi vas itu. Kalau saya bicara dari awal, saya nggak mungkin kasih tahu mereka soal malam itu.”Camelia semakin pusing dibuatnya. Ia menyandarkan kepala di punggung jok mobil dan menghela napas panjang. “Lalu, apa kau mencintai Raffael sekarang?”Deg!Jantung Manda seperti jatuh ke perut. Ia tidak menyangka bahwa sang CEO akan menanyakan itu. “Aku perempuan, Manda. Kalau aku ada di posisimu, yang setiap hari dimanja pria setampan Raffael, aku mungkin luluh.”Manda meringis. “Well, nggak semua begitu, Bu. Saya nggak memiliki perasaan seperti itu pada Pak Raffael. Saya tahu batasan saya.”Camelia menatap Manda, seolah mencari kebenaran atas pernyataan

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 91. Pengakuan Manda

    “Kau tanya begitu saja pasti sudah tahu jawabannya, Nona.”Gideon tiba-tiba bergabung dalam obrolan Manda dan Emilia.Manda paham dengan perkataannya. Kalau ia menganggap mereka pelaku, sudah pasti ia takkan setenang sekarang. Hanya saja ….“Pengakuan akan terasa lebih menenangkanku, Pak Gideon.” Manda beralasan.Gideon terkekeh. “Benar. Dan lagi kalau tebakanmu kami adalah penolong, juga tak sepenuhnya benar.”Spontan Manda menaikkan dinding pertahanan mendengar pengakuan pria bertubuh besar itu. “Apa maksudnya?”Emilia mengambil pertanyaan itu untuk ia jawab. “Kami yang menjadi pelaku. Tapi kami melakukan itu untuk menolongmu. Kamu belum tahu Soreim hanya lembut di permukaan.”Gideon mengangguk membenarkan, sementara Manda masih tak bisa memahami apa konteks yang sedang mereka bicarakan.“Hari di mana kamu dipilih Raffael menjadi sekretaris pribadinya, keluarga Soreim mengirim mata-mata ke hotel kamu menginap.”Gideon memberi contoh mengenai perilaku keluarga Soreim.Manda mencoba me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status