Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Bab 34. Kunjungan Camelia

Share

Bab 34. Kunjungan Camelia

Author: Romero Un
last update Huling Na-update: 2025-01-17 19:00:26

Ha! Ha! Ha!

Begitu Manda membuka pintu ruangan Raffael, terdengar suara tawa membahana. Sementara itu, Bebby yang mengantarkan teh untuk tamu terlihat terkejut mendengar tawa Damian.

‘Kenapa lagi orang itu? Dia dan Pak Raffael nggak ada bedanya kalau sudah ketemu,’ batin Manda.

Ia jadi teringat ucapan Vivian yang mengatakan kalau CEO-nya masih seperti anak-anak muda kebanyakan.

“Jangan dekat-dekat Damian, Manda. Dia sedang tidak waras.” Raffael menepuk sisi sofa di sebelahnya, menyuruh Manda untuk duduk di sana.

Karena akan membahas terkait rencana mereka menciptakan alibi untuk ke depannya, Manda tak punya pilihan selain menurut.

Segera ia membuka laptopnya setelah duduk dan membiarkan Raffael membaca draft yang sudah setengah jalan ia kerjakan.

“Jadi, vas mana yang dipecahkan Raffa?” tanya Damian yang masih saja tertawa, walau sudah lebih kecil nada suaranya.

Raffael mengedikkan kepalanya ke arah pecahan vas yang masih tersebar di pojok ruangan. “Milik kakek yang dia menang lela
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 35. Raffael dan Camelia

    “Cerita apa? Kau ke sini cuma mau curhat?” Raffael terlihat tak terpengaruh dengan pertanyaan yang seharusnya mengejutkan itu. Ia berhasil seratus persen mengelabui sang kakak. Kedatangan Camelia sedikit banyak sudah ia prediksi.Camelia merengut, tak berhasil melihat wajah panik adiknya. “Cih! Nggak seru!”“Berhenti mengganggu pekerjaanku hanya karena kau bosan, Camelia.” Raffael berkata seolah hidupnya tidak punya masalah.Namun, Camelia tidak berniat berpura-pura tidak tahu. “Reinhart bilang kau punya kekasih. Tapi dia nggak yakin apa hubungan itu sungguhan atau pura-pura.”Raffael mendengus sambil tersenyum tipis. “Aku bukan tipe penggosip, Camelia. Berhenti bergosip.”“Apa maksudmu bergosip?!”“Kau bilang suamimu tidak yakin. Jelas kau sedang menggosipkan sesuatu yang tanpa bukti—”“Ini.” Camelia memotong ucapan sang adik sambil membanting beberapa lembar kertas ke atas meja. “Aku punya dokumen perjanjian hubungan kontrakmu dengan perempuan bernama Manda Adinata.”Mendengar itu,

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 36. Camelia dan Manda

    “Ikut saya.”Tanpa menunggu respon Manda, Camelia sudah berbalik menuju pintu keluar. Manda panik. Perasaannya semakin tak enak.Ia berbalik menatap Elena penuh pertanyaan. Namun, belum juga ia bertanya, Elena sudah berkata, “Ikut segera, Manda.”“I–iya, Bu.”Karena sudah mendapat izin dari Elena, setidaknya ia lega mengikuti CEO wanita itu dan meninggalkan pekerjaannya.Tanpa diberitahu, Manda tahu ke mana mereka akan pergi. Ke lantai paling atas, milik CEO seorang. Ia juga bisa menebak apa yang akan mereka bahas, mengingat suami Camelia sudah mengetahui dan memegang bukti perbuatan Raffael dan dirinya.

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 37. Kelinci Penakluk Serigala

    ‘Duh! Mati aku! Ini nggak ada di dalam rencanaku dan Pak Raffael! Aku harus apa?!’Manda hanya bisa menunduk, menyembunyikan raut paniknya.Untungnya, pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Seorang office girl mengantar teh untuk mereka. Manda jadi punya waktu untuk berpikir lagi.Sayangnya, ia butuh Raffael untuk memutuskan. Ini bukan urusannya. Ini masalah Raffael. Manda merasa bukan bagiannya menjelaskan semua itu.Tak mendapat respon dari Manda, Camelia kembali melanjutkan kalimatnya.“Saya sempat berpikir, mungkin Reinhart salah paham. Mungkin dia bermaksud membantu Raffael dengan cara ini, supaya ia punya senjata menolak

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 38. Dinas atau 'Apa'?

    ‘Ha! Apa juga yang perlu kubicarakan dengan Camelia?’Raffael menghela napas panjang. Ia tidak suka ide Manda, tapi entah kenapa penolakan tak bisa keluar dari mulutnya. Anak kedua keluarga Indradjaya itu menatap sang kakak dengan pandangan kesal. “Kalau kau masih ingin tahu soal dokumen yang kau pegang, aku akan jawab di sini. Semua itu benar. Aku dan Manda melakukan semua ini untuk menghindari perjodohan.”Walau sudah tahu, Camelia tetap saja tampak terkejut ketika Raffael benar-benar menjawab semua keraguannya. Namun, konsentrasinya tidak berhenti di sana. “Raff, kamu nggak berpikir Mom akan berhenti begitu saja karena kamu punya seorang kekasih kan? Mom menuntut pernikahan.”“Bukan urusanmu, Camelia. Berhenti mengurusiku!”Camelia ingin membuka mulut, melanjutkan pembicaraan mereka walau kemungkinan hanya berisi perdebatan. Namun sangat disayangkan, Raffael begitu saja berbalik dan pergi dari hadapannya. ‘Ugh! Susah sekali punya adik satu ini. Temperamen! Kalau begini caranya,

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 39. Bukan Perjalanan Dinas

    “Terserah aja!” Manda sedikit memekik, walau suaranya kecil. Ia tidak mau perdebatannya terdengar sampai ke luar.“Terserah?” Wajah jahil Raffael semakin jelas. “Jangan sembarangan bilang terserah pada laki-laki, Manda. Pikiran mereka terlalu banyak kotornya.”Manda segera menarik tangannya kemudian berbalik menuju pintu keluar. Sebelum membuka pintu, ia berkata dengan kesal, “Bapak juga laki-laki!”Blam!Raffael terkekeh. Masih menatap pintu yang sudah tertutup itu. “Itulah makanya kubilang jangan sembarangan bilang terserah. Aku kan juga laki-laki.”Sementara itu, Manda yang sudah kembali ke mejanya mulai diserang banyak pertanyaan terkait dirinya yang langsung dipindahkan sebagai sekretaris pribadi Raffael. Elena bahkan tidak tahu alasan presdir mereka memilih Manda. “Mungkin karena kau cantik, Manda,” tebak Melly, salah satu senior sekretaris di sana. Elena ikut menimpali, “Atau karena masih fresh graduate? Jadi, bisa dibentuk.” Manda hanya bisa terkekeh canggung. ‘Jangan samp

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 40. Ke Apartemen

    “Apartemen?” Manda tertegun setelah turun dari mobil. Tara mematikan mesin kendaraan di parkiran lobi, di mana sebuah apartemen mewah berdiri di belakangnya.“Mh-hm! Ayo, masuk!” ajak Raffael. Tanpa ragu ia meraih tangan sekretarisnya, seolah itu adalah hal paling alami yang biasa mereka lakukan. Manda tak bisa membantah maupun menarik tangannya. Ia sudah diingatkan oleh sang atasan untuk bersikap layaknya kekasih selama pergi dengannya kali ini.Genggaman tangan Raffael terasa menggelitik sepanjang urat nadi di tangan dalam Manda. Ia mencoba memejamkan mata kuat-kuat untuk mengusir rasa itu, tapi percuma. Entah kenapa, ia hanya bisa mengabaikan rasa itu. “Kita mau ketemu siapa di apartemen ini, Raffa?” Manda menghela napas lega karena ia berhasil menyebut nama si bos tanpa tergagap. Pria yang menyisir rambutnya dengan acak itu tersenyum miring. “Ketemu sales apartemen.”“Mau beli apartemen?”Raffael mengangguk. “Buat kamu.”Ia memilih salah satu sofa di dalam ruang pemasaran, me

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 41. Mari Habiskan Uang Raffael!

    “Manda!” Suara Raffael menggema memanggilnya. “Kamu di mana?”Tergesa, Manda keluar dari kamar mandi ruang tidur utama, sambil membalas, “Di sini, Raff!”Wajah pria berusia 34 tahun itu tersenyum manis. Ia melihat dari mana sekretarisnya itu keluar dan mulai menjahilinya.Ia berjalan mendekat, kemudian melingkarkan tangannya di pinggul Manda. “Kamu lagi apa di kamar mandi? Lagi membayangkan sesuatu?”“Lima ratus ribu!” tukas Manda sambil cemberut.Namun, sepertinya Raffael menikmati wajah kesal gadis yang hari ini menguncir rambutnya ke belakang.

    Huling Na-update : 2025-01-20
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 42. Masa Kelam

    “Ha?! Kamu beneran pakai ide-ku?!” Yuike memekik, kaget mendengar cerita Manda ketika ia menelpon pagi ini.“Aku nggak bermaksud pakai ide itu.” Manda membela diri. “Aku cuma lagi cerita sama Pak Raffael, tiba-tiba dia pecahin vas antik seharga Rp 600 miliar.”Yuike menghela napas panjang, kemudian berkata, “Jadi, sekarang kamu harus bilang ke tante kalau kamu harus bayar dengan pura-pura jadi pacar bos-mu?” “Iya.”Yuike terdengar menarik napas, tetapi tak menghembuskannya. Manda pun tak tahu lagi harus mengatakan apa. Ia hanya bisa menutup mata, membayangkan entah apa yang akan terjadi setelah ia memberitahu keluarganya.“Ngeri!” Yuike bergidik.“Ish! Ini kan idemu!” protes Manda kesal. “Kenapa sekarang jadi kamu yang ngeri?!”“Aduh! Nggak tau, ah!” Yuike panik. Kemudian ia mencoba memberi ide lain, “Atau kau bisa cari alasan yang bukan soal menjadi pacar pura-pura. Orang tua mana yang mau anaknya diperlakukan begitu?”Manda dan Yuike sama-sama terdiam. Kemudian Manda berkata, “K

    Huling Na-update : 2025-01-20

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 251. Kekanakan

    “Ab—eh?!” Netra Adelia yang setengah terbuka tadi bertemu pandang dengan Bintang yang baru saja akan membilas rambut. Bintang tersenyum lembut. “Eh … kau mau mandi denganku, Lia?”“Pa—Pa–Pak Bintang?!” pekik Adelia, menutupi matanya.Menyadari kalau ternyata ia sedang berada di rumah Bintang membuatnya langsung panik dan kembali ke lantai 3. “Astaga!” Adelia membanting tubuhnya, tengkurap di atas kasur. “Apa yang kulakukan barusan?!”Ia mencoba menghilangkan rekaman ingatan mengenai tubuh atletis Bintang yang jarang terdeteksi di balik jas kerjanya, tetapi sia-sia. Karena hanya gambaran itu lah yang kini memenuhi pikiran Adelia. Semakin matanya tertutup, semakin sadar kalau ia melihat semuanya. Setelah menenangkan diri, Adelia mulai duduk di pinggir kasur dan mengamati tempat itu. “Aneh bentuk kamarnya. Naik ke atas begini. Di bawah ada kasur juga dan kayaknya tadi masih ada tangga turun ke lantai 1.”Ia mencoba mengingat-ingat kantor Bintang yang berada di apartemen, tetapi tak

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 250. Kamar Asing

    “So, gimana penyelesaiannya?” tanya Manda. Bintang sengaja mampir ke rumah orang tuanya hari ini, karena sang ibu mengatakan kalau ia membuat sop buntut hari ini. Tak ia duga, wanita tua itu menaruh perhatian pada kasus Adelia dan Fleur. “Fleur mengakui kesalahan dan tak mau terlibat sampai ke jalur hukum, Ma.”Dahi Manda berkerut. Seolah menyuarakan kebingungan Manda, Raffael bertanya, “Minta Adel diberhentikan dari syuting, sampai kamu tuntut ke jalur hukum?”Bintang lupa, kalau mereka hanya tahu cerita pertamanya saja. “Ah … kalian belum tahu perkembangan terakhir hubungan Adelia dan Fleur?”“Ada masalah lagi?!” Manda sedikit kaget. Ia pikir masalah pertama akan selesai tanpa ada buntutnya.Bintang mengangguk. “Fleur merencanakan pembunuhan terhadap Lia, Pa. Dan Black merekam dengan jelas semua bukti itu.”Raffael dan Manda terdiam cukup lama sebelum akhirnya berkomentar satu sama lain. “Wajah cantik, berpendidikan dan kaya raya, nggak lantas membuat seseorang menjadi manusia,

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 249. Jalur Hukum Saja!

    “Apa yang sudah kau lakukan, Fleur?!” Pria tak berambut dengan tubuh tinggi kekar itu membanting pesawat telepon yang ada di meja kerjanya. Beliau adalah CEO rumah produksi Lightern—Bastian Moore. “Aku minta kamu dekati Bintang, supaya bisa merger dengan perusahaannya! Kenapa malah bikin masalah dan membuat marah produser Brian?!”Fleur hanya bisa menunduk, menyembunyikan wajahnya dari amarah sang atasan. Dua tangannya kuat-kuat meremas bahan gaun bertekstur floral itu, menahan diri untuk tidak marah atau menangis. Ia benar-benar tak menyangka, bahwa kebenciannya pada Adelia menyebabkan Bintang kehilangan minat terhadap Lightern.‘Aku terbakar cemburu saat perempuan sial itu membuka pintu dan dengan naturalnya mengira yang datang adalah Bintang,’ sesal Fleur. Di balik penyesalan itu, juga ada amarah yang besar pada Adelia. Kecemburuannya masih belum sirna. Sedikitpun tak berkurang. “Mau apa lagi kalau sudah begini, hm?!” sentak Bastian putus asa. “Sejak pagi sekretarisku sudah me

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 248. Rekaman Kebenaran

    “Theo, apa kau yang menitipkan tas ini ke Fleur untuk diberikan pada Adelia?” Brian menunjuk tas yang masih di posisi awal.Tenda Fleur tidak tersentuh sama sekali. Brian membiarkannya demikian sampai ia menemukan siapa pelaku yang berani mengacaukan suasana di lokasi syuting.Sementara sutradara mengurus jalannya syuting hari ini, Brian memutuskan untuk bicara dengan manajer Adelia.“Tas?” Dahi Theo berkerut. Ia mengamati tas itu dan berpikir keras. “Hm … aku nggak pernah lihat tas ini,” klaimnya. “Adel juga nggak punya tas seperti ini. Kau tahu sendiri kondisi anak itu. Dia nggak punya uang lebih untuk beli tas yang nggak dia butuhkan.”Brian mengangguk setuju. “Tapi, Fleur menuduhnya meletakkan tas dan ular ini di kasurnya. Kita nggak punya bukti kalau tas ini bukan milik Adelia.”“Saya ada buktinya.” Seorang pria tinggi dengan pakaian serba hitam muncul dan bergabung dalam percakapan mereka. Membuat Brian dan Theo tertegun. “Siapa kamu?!”“Saya bertugas menjaga Nona Adelia. Jad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 247. Ketakutan dan Teror

    Staf yang mengikuti Brian masuk ke tenda Fleur tiba-tiba keluar dengan mulut tertutup tangan. Menahan mual karena sudah menyaksikan sesuatu yang menggelikan di dalam sana. “Ada apa?!” tanya peserta syuting lainnya. Mulai tak sabar karena tak satupun menjelaskan apa yang sudah mereka lihat.Bahkan Fleur kini masih berjongkok dekat pohon besar. Gemetar di dalam perlindungan tubuh Vildan.“Ular ….” Hanya itu yang berhasil diutarakan salah satu staf. Nada suaranya pun terdengar ngeri. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, Brian keluar dan segera menenangkan keributan. “Semua kembali ke ruang makan untuk sarapan!” serunya. “Fleur, kau pakai tendaku untuk sementara ini. Kami akan membuatkan tenda yang baru.”Seolah sadar dari rasa takutnya, ia pun berdiri dan meneriaki Adelia. “Ini semua gara-gara Adelia! Perempuan jalang itu!”Netra semua orang terbeliak mendengar ucapan Fleur. Pertanyaan mulai muncul di antara mereka, tentang kenapa Fleur memberi label kejam pada artis yang baru mem

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 246. Prank?!

    “Kau satu tenda dengan Adelia kan?” Fleur mendatangi seorang artis muda yang jam terbangnya masih tergolong sedikit dibandingkan dengan Fleur yang sudah senior itu. Mereka baru saja tiba di tempat perkemahan dan semua orang tengah sibuk mengurus barang bawaannya masing-masing. “Oh! Iya, Kak Fleur.” Artis muda bernama Abby itu tersenyum ramah. “Ada apa?”“Ada yang menitipkan ini.” Fleur memberikan sebuah tas makan kecil pada Abby. “Katanya ini tas milik Adelia.”Abby menerima tas itu. “Ah! Terima kasih, Kak. Nanti saya kasih Adel.”Fleur tersenyum singkat kemudian kembali ke tendanya. Artis perempuan senior yang sedang naik daun itu mendapat perlakuan khusus. 1 tenda untuk dirinya sendiri. Sementara itu, Abby bergegas mencari Adelia untuk memberikan barang titipan tadi.“Adel! Ini katanya tas kamu!” seru Abby dengan senyum lebar. Produser memang menempatkan Adelia bersama dengan Abby karena ia tahu, mereka bisa dekat. “Dari siapa, By?” tanya Adelia dengan pandangan heran.Ia suda

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 245. Merayu Fleur?!

    “Jadi, baik aku atau perempuan miskin itu nggak diizinkan keluar dari ‘Survival Home’?!”Bintang menatap Fleur yang duduk dengan angkuh, bersedekap di hadapannya. Manda dan Dennis meninggalkan begitu saja masalah ini di tangannya.‘Kalau bisa aku mau mengeluarkan kau saja, Fleur. Dibanding Lia yang sudah jadi artisku.’ Bintang menjawab tanpa suara. “Bisakah kau menyaring kalimatmu, Fleur. Adelia juga perempuan, sama sepertimu,” tegur Bintang berusaha sabar.Karena menurut Manda, hubungannya dengan Adelia tidak boleh sampai ketahuan orang luar, apalagi mereka yang tidak terjamin bisa menjaga rahasia. Fleur mendengus geli. “Ha! Setidaknya aku nggak miskin seperti dia!”Bintang mencoba tenang, tapi bukan berarti ia tak bisa tegas. Bagaimana pun ia harus menegur perempuan angkuh itu. “Fleur, Aku harus mengusirmu kalau bicara nggak sopan soal artis di bawah naungan RAFTEN!”Walau tak menjawab, Bintang bisa melihat tubuh Fleur sedikit menyentak karena tegurannya.Kemudian, sang CEO menam

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 244. Fleur Menggila

    “Nona Fleur! Ini bukan saatnya untuk berdebat!” sentak sang produser, mencoba bersikap tegas. Sang manajer pun panik. Tidak paham kenapa tiba-tiba Fleur mengamuk di depan sang produser.Namun, Fleur merasa memegang kendali. Ia tahu kalau dirinya tidak mungkin dilepaskan dari acara itu. “Ha! Kalau memang Anda masih akan lanjut dengan kondisi seperti ini, saya mundur!” Fleur segera berbalik untuk meninggalkan lokasi syuting.Brian pun langsung berdiri dan menahannya dengan kalimat yang sudah Bintang anjurkan. “Ini keputusan Pak Bintang! Tidak ada yang akan keluar dari acara ini. Jika Nona Fleur memaksa, Pak Bintang mengatakan bahwa akan ada penalti.”Netra Fleur membulat. Ia berbalik dan menatap Brian seolah tidak percaya Bintang akan menimpakan penalti atas dirinya. Fleur mendengus geli. “Mana mungkin Bintang memperlakukanku seperti itu! Kau hanya membual!”“Silakan coba saja kalau berani, Nona Fleur!” Brian menantang. Setengah gemetar, karena di satu sisi, ia harus mempertahankan

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 243. Sponsor Yang Lebih Kuat

    “Fleur minta Adelia dikeluarkan dari survival home.”Dahi Bintang berkerut. “Apa dia sebut alasannya? Kenapa di hari kalian nggak syuting, bisa ada bentrok? Apalagi antara artis selevel Fleur dengan pendatang baru.”Brian menggeleng. “Fleur nggak menjelaskan keberatannya mengenai keberadaan Adelia. Tapi dia mengancam, kalau kami nggak mengeluarkan Adelia, dia yang akan keluar dari survival home.”Bintang menggaruk kepala belakangnya. Pusing dengan kelakuan Fleur yang tiba-tiba memusuhi kekasih barunya itu. “Saya nggak habis pikir apa yang membuat Fleur tiba-tiba memusuhi Lia, Pak Brian. Apa Anda punya clue?”Brian terdiam sesaat kemudian mengoreksi ucapan Bintang. “Sejak awal Fleur nggak suka dengan Adelia, Pak. Jadi, sepertinya rasa tidak suka itu menumpuk dan meledak sekarang.”Napas Bintang terdengar panjang dan lelah. “Ya sudah, keluarkan saja Fleur dari sana.”Mendengar itu spontan Brian berdiri dan menggebrak meja kerja sang CEO. “Nggak bisa, Pak! Dia wajah acara ini!”“Saya ju

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status