Share

Bab 68. Cinta dan Logika

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-29 20:27:36

“Kenapa, Hon?” tanya Raffael melihat Manda seperti membatu di depan pintu apartemen. “Ayo, masuk!”

Manda menatapnya penuh arti.

Raffael juga sadar kalau pada akhirnya gadis yang rela dandan cantik demi kencan hari ini, sudah mengetahui berapa banyak apartemen yang ia beli.

Belum juga Manda mengutarakan protesnya, Raffael sudah langsung berkata, “Aku juga akan tinggal di sini, jadi sekalian saja kubuat seperti rumah.”

‘Ha … duit dia sih. Aku bisa apa?’ keluhnya dalam hati. Ia akhirnya melangkah masuk mengikuti Raffael.

Semakin ia dibuat terkejut karena tata letak setiap barang mengingatkannya pada jawaban yang ia berikan saat atasannya itu tiba-tiba menanyai semua hal pribadi yang ia suka.

‘Beneran dia buat sesuai mauku,’ batin Manda, berusaha menahan diri untuk tidak terlihat terlalu bahagia.

“Kau suka? Ada yang mau kau ubah?” tanya Raffael.

Tangannya menepuk pelan punggung Manda, seolah mendukungnya untuk mengutarakan pendapat.

“Kau tahu aku nggak mungkin nggak suka semua ini, Ra
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 69. Waktu yang Tepat

    Manda menatap langit-langit kamarnya. Ia memutuskan untuk pulang menggunakan taksi dari rumah sahabatnya itu.Ucapan Yuike masih terngiang dalam ingatan. Memang terasa membahagiakan ketika pertama kali ia mendengarnya tadi, tetapi ketika ia sampai di rumahnya kenyataan seolah menghantamnya.‘Dia punya segalanya. Nggak mungkin dia menyukai perempuan sepertiku,’ batin Manda pedih. ‘Aku seperti orang bodoh, yang nggak tahu batasan.’Ia menekan matanya yang terasa panas, seolah ingin menghalangi air mata yang akan menggenangi netranya. “Harusnya aku beneran resign kemarin.”Tok! Tok!Manda segera menghapus air matanya ketika ia mendengar pintu kamar diketuk.“Ya?”Kepala Diana melongok ke dalam, kemudian tersenyum. “Manda, Nak! Makan malam sudah siap!”“Oke! Bentar aku balesin pesan Yuike dulu.”“Mama tunggu di meja makan ya.”Manda meraih ponselnya dan pura-pura mengetik. Sebenarnya ia hanya butuh waktu untuk berkaca. Ia tak mau terlihat muram di depan kedua orang tuanya itu.Makan mal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 70. Ibunda dan Anak Gadisnya

    “Nak, Mama masuk ya.”Manda terkejut. Ia mengepal kedua tangannya seraya menunggu sang ibu membuka pintu. Ketegangan Manda membuat hati Diana merasa semakin tak karuan. Demikian pun, ia melangkah masuk dengan senyum lembut terpatri di wajah. “Kamu mau ngobrol apa sama Mama?” tanya Diana. Ia menurunkan tubuhnya, duduk di pinggiran tempat tidur, di sebelah Manda. “Apa ini masih soal memulai untuk kos?”Manda mengangguk. Ia belum berani mengucap kata. Pikirannya masih sibuk memilah dari mana ia akan mulai bicara.“Nak … apa ada alasan yang kamu sembunyikan sampai kamu harus kos?”Kepalan tangan Manda semakin erat. Ia terlalu angkuh mengira sang ibu tidak akan tahu kalau ada rahasia yang disembunyikan. “Apa mungkin kau hami—”“Aku mecahin vas antik Pak Bos.”Keduanya bicara hampir dalam waktu bersamaan. Dan ketika telinga masing-masing mendengar apa yang dikatakan lawan bicaranya, netra mereka membulat kaget. “Mama kira aku hamil?” tanya Manda tak percaya dengan tebakan ibunya. Dian

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 71. Mengejar Restu Ayah Mertua

    Suasana ruang makan sunyi. Kepala keluarga Adinata—Rowan, memanggil Manda setelah ia mendengar cerita dari istrinya. Ia mencoba membuka percakapan, tetapi lagi-lagi yang keluar hanya helaan napas panjang. Berulang kali.“Enam ratus miliar bukan angka main-main.” Rowan akhirnya memecah keheningan. “Papa nggak punya uang segitu. Bahkan kalau harus mencari pinjaman bank, nggak akan turun sebesar itu, Nak.”Manda menunduk. Ia jadi kesal sendiri karena semua ini membuat seolah dirinya yang bersalah. Karena memecahkan vas antik, mereka jadi terjebak permainan sang presdir.Hanya saja, memang tak ada cara lain selain ini. Ia tidak mungkin juga mengatakan semua klaim Raffael yang absurd sejak awal itu.Putri tunggal keluarga Adinata itu angkat bicara. “Makanya lebih mudah kalau Manda turutin mau dia.”Mencari cara agar lebih meyakinkan lagi, ia pun menambahkan, “Manda nggak pakai hati kok. Santai aja sebenarnya. Manda cuma mau kasih tahu soal permintaan Pak Raffael soal pindah ke apartemen.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 72. Ditolak!

    “Kalau aku benar-benar mencintai Manda, apa itu termasuk menyeretnya ke dalam masalah keluargaku?”Rowan tertegun mendengarnya. Mungkin kalau Manda mendengar perkataan atasannya itu, ia bisa mengamuk. Karena tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka sepakati—bahwa orang tuanya tahu hubungan mereka hanya sebatas kontrak.Pria tua itu mendengus geli, seolah ia sudah mendengar lelucon paling tak masuk akal. “Jangan bercanda, Pak Raffael,” tegur Rowan. “Anda punya segalanya. Wanita mana yang tidak akan mengejar Anda. Kenapa harus Manda?”“Karena mereka bukan Manda.” Raffael menjawab singkat. “Saya mau Manda, Papa mertua.”Rowan terlihat tak tenang. ‘Ini nggak seperti cerita Manda. Menurutnya hubungan ini nggak berdasarkan cinta, tapi kenapa orang ini—’“Saya tahu.” Raffael membuka mulut, membuat kereta pikiran Rowan terhenti. “Manda menganggap semua ini hanya diatas kertas. Tapi saya memang sudah jatuh cinta padanya.”Rowan berpikir, ‘Kalau seperti ini, lantas bagaimana dengan Manda? Ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 73. Dalang Rencana Kriminal

    “Gimana, Bu Elena?” tanya Melly, salah satu rekan kerja Manda.Wajah Manda dan juga Ria terlihat mengantisipasi jawaban si kepala sekretaris itu. Ia tidak pernah berpikir ada karyawan kantor yang bermasalah sampai berujung ke penjara. “Apa dia ketahuan korupsi besar-besaran?” tanya Ria lagi. Manda jadi teringat tuduhan Raffael soal korupsi terhadap dirinya dulu. Walau bukan korupsi uang tapi korupsi waktu karena ia pulang lebih cepat saat jam kerja belum selesai. “Bukan. Bukan soal korupsi. Kriminal malah.” Elena mulai bicara. “Saya kaget juga ada yang sampai melakukan itu.”“Korupsi juga kriminal, Bu.” Ria menambahkan. “Iya juga ya. Tapi ini kriminalnya parah. Katanya dia sewa orang buat celakain staf. Bahkan kata orang yang disewa, dia disuruh perkosa staf itu.”Deg!Hati Manda terasa masam. Jantungnya seperti berdetak kencang satu kali pompa. ‘Kenapa kejadiannya kayak yang aku alami. Astaga!”Manda terkesiap ketika menyadari sesuatu. Ia menutup mulutnya, kaget dengan kesadarann

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 74. Tudingan Tak Berdasar

    “Mau ngapain?” Elena menahan Manda. “Katanya mau bicara sama keluarga Mbak Ervina, Bu. Sama HRD juga.”Ia sudah tahu keluarga Ervina tidak datang dengan niat meminta maaf. Jadi, ia sedikit menaikkan dinding pertahanan. Elena tidak suka anak buahnya menghadapi hal buruk. Terlebih ia tahu Manda punya hubungan khusus dengan presiden direktur mereka.“Ngapain lagi?!” Suara Elena mulai meninggi. Staf HRD bernama Wandi itu menggeleng. “Saya cuma diminta manggil Mbak Manda, Bu.”“Nggak apa-apa, Bu. Saya nggak mungkin nggak datang kalau dipanggil Bu Diandra.” Manda berdiri, bermaksud mengikuti Wandi.Elena paham. Ia pun memutuskan untuk menyusul. “Saya ikut.”Ria dan Melly juga sangat ingin ikut menemani. Membayangkan Manda yang baru beberapa minggu bekerja di sana dan harus berhadapan dengan direktur wanita yang super cerewet itu membuat mereka panik. Sayang, mereka tidak sebebas Elena yang sudah memiliki jabatan di level manajerial di bawah sekretaris perusahaan.“Semangat, Bu El!” pek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 75. Sudah Waktunya

    “Pak Raffael!” sapa Amry penuh hormat.Pria paruh baya berwajah kotak itu cukup kaget dengan kehadirannya. Jadi, ia memutuskan untuk bertanya, “Ada apa, Pak?”“Saya dengar sekretaris pribadi saya dipanggil ke sini.” Dengan santai Raffael duduk di sebelah Manda. “Jadi, apa ada masalah?”Diandra terlihat tak berani mengangkat kepalanya. Namun, ibunda Ervina yang tidak kenal siapa Raffael langsung berkicau. “Saya hanya mau laporan yang dimasukkan oleh sekretaris ini ditarik lagi. Saya nggak mau anak saya masuk penjara.”Manda terdiam tak bicara. Toh ia sudah menjelaskan tadi bahwa bukan dirinya yang melaporkan Ervina.“Bukannya Manda sudah menjelaskan kalau bukan dia yang masukin laporan?” tanya Raffael dengan nada menyindir. “Saya sudah dengar semua tadi.”Tubuh Diandra seperti tersengat. Kaget bahwa presdir itu menguping sejak awal. Semua orang juga tak berani bersuara, membuat si ibu pelaku jadi berpikir dua kali untuk bicara lebih lanjut.Raffael kemudian mulai mengoceh. “Bu Diandra

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 76. Ngambek

    “Kau ….” Camelia memijat jembatan hidungnya. Menghela napas lelah. Putus asa menghadapi kelakuan Raffael yang semakin tak masuk akal.Setelah menghentikan pertemuan tak formal dengan orang tua Ervina tadi, Camelia langsung ke ruang kerja Raffael.“Apa yang kamu lakukan di sini, Camelia?” tanya Raffael tak merasa ia melakukan sesuatu yang layak membuat kakak perempuannya itu terlihat frustasi.Helaan napas panjang sengaja ia keraskan, agar adiknya itu tahu kalau ia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana jika sampai berita soal hubungan dengan Manda tersebar luas.‘Yang penting aku sudah memberi mereka peringatan bahwa hal itu adalah rahasia. Mereka nggak boleh menceritakan ini kepada orang lain.’ Camelia mencoba menenangkan diri.“Raffa. Jangan kamu ulangi ini. Kalau sampai ada yang melaporkan ke Mom atau Dad, bahaya untuk Manda. Apa kamu nggak takut?”Raffael mendengus. “Takut? Sudah kubilang, aku bisa hidup tanpa keluarga itu. Kau juga tak perlu ikut campur.”Camelia terdiam. Ia terk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 105. Persistent Soreim

    “Honeymoon itu ke Maldives kek!”Manda menyesap martini-nya dengan wajah judes. Yang disebut Raffael sebagai honeymoon adalah mereka naik pesawat ke Bali, lalu menetap di salah satu hotel mewah yang ada di sana. Raffael terkekeh mendengarnya. “Kalau kau mau ke Maldives, kupastikan kita punya anak sepulang dari sana.”Wajah Manda langsung memerah. Ia belum pernah membayangkan dirinya memiliki keturunan dengan Raffael. Bisa menjadi kekasih seorang Raffael saja sudah di luar logika manusia normal. “Jangan gila!” keluh Manda sambil mengangkat tangan, meminta perhatian staf bar. “Saya mau cheesecake-nya 2 potong.”Raffael memperhatikan Manda. Ini kedua kalinya ia melihat wajah sang kekasih bersinar cerah ketika melihat dan memesan cheese cake. “Tapi ini juga mirip Maldives, Manda.” Raffael beralasan. “At least ada laut.”Manda mendengus. “Ya, ya, ya. Laki-laki dan pemikiran logisnya!”Raffael meraih pinggang Manda dan mendekatkan tubuhnya agar sang gadis bersandar. “Tenang saja. Lain ka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 104. Honeymoon (?)

    “Aku sudah hapus lah!” seru Raffael tiba-tiba penuh percaya diri. Jelas sekali kalau ia baru saja menemukan jawaban yang tepat agar keluar dari masalah. Tidak mungkin ia mengatakan kalau semua itu hanya bualan. Sejak awal, Raffael tidak menyimpan foto apalagi video mengenai pertemuan pertama mereka.Mencoba mengalihkan perhatian, Raffael kembali menunjukkan satu video lagi yang dikirim oleh George. “Hon, ini video penampakan korban kamu.”Dahi Manda berkerut lagi. “Korban aku? Korban apa?”“Korban dipermalukan,” balasnya sambil terkekeh singkat.Tak lama, Manda mendengar suara tawa memenuhi video tersebut. “Oi, Raffa! Kau dicampakkan setelah malam pertama?”“Ini yang namanya George. Sialan kan orang ini,” protes Raffael. Manda mengangguk. Kemarin orang itu juga ada mengantar Raffael saat atasannya mabuk. Ia kemudian melihat kamera mendekat ke arah kasur besar di mana Raffael masih tertidur. Ada beberapa lembar uang Rp 100 ribu di pinggir tempat tidur. Tak sadar, ia terkesiap. “Ah!

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 103. Rekaman Aib Masa Lalu

    “Biarkan aku berpikir—”“Buat apa lagi berpikir, Manda.” Raffael mengulurkan tangan, menyentuh pipi Manda untuk membelainya. “Apa yang kau tunggu, kalau memang cinta nggak bertepuk sebelah tangan.”Manda merasa butuh Yuike untuk menamparnya saat ini. Ia perlu lepas dari jerat nikmat sesaat dan sadar akan kenyataan. Disetujui oleh keluarga Indradjaya sebagai pasangan putra satu-satunya adalah hal yang jauh dari logika. Manda sudah sadar ia akan selalu berjalan menapaki tali tipis yang membentang di atas jurang. Namun, air mata bahagia Manda malah mengingkari semua peringatan bahaya itu. Ia memeluk Raffael, tak lagi bisa membendung tangisnya. “Kamu nangis karena berlian di cincinmu, kan?” ledek Raffael membuat Manda terkekeh di sela tangisnya. Gadis itu mengangguk. “Kurang besar,” keluhnya bergurau.Tak tertebak, Raffael tiba-tiba memutar posisi mereka dan membuat Manda terbaring di atas tempat tidurnya. Saling menatap membuat wajah Manda terasa panas, tetapi kali ini ia tidak meno

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 102. Kejutan!

    Manda menatap pintu kamarnya. Ragu untuk menempelkan kartu dan membuka pintu.‘Bagaimana kalau bukan Raffael yang ada di dalam sana? Apa jangan-jangan pihak Soreim mengejarku sampai sini?’ Pertanyaan-pertanyaan serupa terus muncul dalam benak Manda.Namun, tiba-tiba ponselnya bergetar pendek. Sebuah pesan masuk untuknya.Raffael: Kenapa kau nggak masuk ke kamarmu?Melihat pesan itu, dengan segenap kekuatan Manda menempelkan kartu dan membuka pintu kamarnya. Bersiap untuk memarahi bos dan kaki tangannya itu.“Pak—ha?! Apa ini?!”“Lama banget balik dari

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 101. Intruder! Raffael SUS!

    “Kenapa Pak Raffael?!” Manda segera mengganti celana pendeknya dengan yang panjang, sementara ponsel masih terjepit antara bahu dan telinga.“Sebaiknya Nona ke lobi dulu.”Panik, Manda segera keluar dari kamarnya. “Oke, oke. Saya ke sana.”Dengan langkah cepat ia mencapai lift dan turun menuju lobi. Pikirannya penuh dengan tebakan. ‘Duh! Kayaknya tadi sudah kalem, dia bisa bikin ulah apa ya? Apa dia ngajak berantem orang lewat? Atau menggoda resepsionis? Ah! Jangan-jangan dia mabuk dan naik ke lampu gantung!’Tebakan Manda sudah mulai tak masuk akal.“Argh! Kenapa ya dia nggak bisa tenang sedikit hidupnya. Bikin pusing. Aku kayak babysitter, jagain anak orang kaya yang bengal,” keluh Manda, kesal. Tak sabar menunggu lift menuruni tiap lantai, Manda menepukkan ujung sandalnya ke lantai lift. Ia sedang menimbang juga respon apa yang harus ia berikan kalau benar Raffael terlihat menggantung di atas lampu hotel. Namun, ia malah jadi tertawa membayangkan adegan itu. “Kurasa mending aku

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 100. Logika dan Hati

    “Saya—”Ting! Tong!Manda tercekat. Tatapannya beralih pada pintu kamar. Seseorang sepertinya mencari Raffael. “Abaikan saja, Manda.” Raffael menyentuh pipi Manda dan membawa pandangan gadis itu untuk kembali menatapnya. Kemudian ia meremas lembut tangan Manda seraya berkata, “Jadi, apa berarti kau … juga jatuh cinta padaku?”“Saya—”Ting! Tong!Raffael mengepalkan tangan, kesal dengan interupsi dari siapapun yang sedang berdiri di depan kamarnya. “Saya lihat dulu, Pak.”Kecewa dan frustasi, Raffael melepaskan genggaman tangan mereka. Sambil mengeringkan air mata yang sedikit membasahi wajahnya, Manda turun dari tempat tidur. Kemudian, mengecek siapa tamunya lewat lubang pintu dan terkejut karena Belinda ada di sana. “Mbak Belinda, ada apa?” tanya Manda setelah pintu terbuka. “Ah … maaf, Mbak Manda. Saya tadi sudah mau pulang, tapi resepsionis bilang mereka sudah ke kamar Mbak Manda untuk memberikan kunci tapi nggak ada siapa-siapa di dekat kamar.”Sekretaris milik CEO Han itu m

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 99. Bukan Cinta Sepihak

    Deretan pertanyaan Manda membuat Raffael tertegun. Ia tahu, sekeras apapun ia menolak pertunangannya dengan Catherine, bukan berarti hubungan itu jadi tidak ada. “Yeah. Kau benar soal pertunanganku dengan Catherine, Manda.” Raffael menjawab perlahan semua ucapan sekretarisnya. “Aku berniat membatalkan itu.”Manda tertegun. Ia tak tahu apa makna di balik jawaban Raffael. Apakah ia setuju untuk menyudahi kontrak atau mereka tetap harus berpura-pura menjadi sepasang kekasih dan menunjukkan pada keluarga dan juga pihak Soreim?Untuk menghindari kesalahpahaman, Manda pun bertanya, “Jadi, apakah kita bisa sudahi kontrak ini, Pak?”Raffael menggeleng. “Tidak.”Manda terlihat lesu. Ia pikir ia tak perlu menyusahkan sang ayah soal biaya untuk vas antik yang pecah itu, kalau sang atasan setuju menganggap kontrak itu tak ada.Namun, kalau Raffael tak menyudahi kontrak, hal yang bisa dilakukan Manda adalah memaksanya dengan perjanjian untuk membayar utang. “Pak, sebenarnya saya membahas ini kar

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 98. Menyelesaikan Kontrak

    Elena: Manda, sudah mau jam 5. Kita lanjut besok.Manda mengerjapkan mata. Ia terlalu fokus bekerja dan tak memperhatikan waktu berlalu cepat.“Astaga! Udah jam 5!” serunya sambil merenggangkan badan yang kaku karena sejak tadi duduk di depan laptop.Ia memutuskan untuk memesan makanan. Dan sementara menunggu ia memilih untuk menyegarkan tubuh dengan mandi. Namun, bel pintu kamarnya malah ditekan oleh seseorang tepat ketika ia hendak memasuki kamar mandi. “Hm? Nggak mungkin kan makanannya datang secepat itu?”Dipakainya lagi baju yang sudah ia tanggalkan dan melangkah menuju pintu. Ia menutup satu matanya untuk melihat dari lubang itu, siapa yang ada di depan kamarnya.“Hm? Pak Damian bukan sih itu?” gumam Manda sedikit ragu. Pasalnya ia tidak tahu kalau atasannya juga punya jadwal bertemu dengan CEO D&D Jewelry. Dengan cepat Manda membuka pintu dan ia terkejut. Tidak hanya ada Damian di sana. Selain Raffael yang berdiri sambil berpegangan dengan Damian, ada 1 orang yang tak perna

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 97. Berubah Jadi Liburan

    “Diam di kamar ini, Manda. Jangan ke mana-mana.” Raffael mengedipkan mata sebelum ia akhirnya keluar dari kamar. Manda pun hanya bisa menghela napas panjang. Lelah dengan kelakuan sang bos. “Ha! Jangan kira aku akan menurut saja,” gumam Manda.Ia menunggu beberapa saat kemudian menarik lepas kunci dari slot listrik dan keluar dari kamar. Gadis itu berencana memesan kamar lain. ‘Kalau cuma 2 juta aku bisa pakai duit sendiri lah! Lagian aku bakal coba minta ganti ke kantor.’Manda berdiri di depan pintu lift, menunggu benda itu terbuka. Ia harus kembali ke resepsionis dan memesan kamar. Namun, ketika lift terbuka, Belinda muncul dengan wajah sedikit panik. Begitu melihat Manda, ia langsung terlihat lega. “Oh God! Syukurlah Anda keluar, Mbak Manda. Saya kepikiran kalau-kalau Anda butuh kamar lain.”Manda terkejut tetapi bersyukur. “Astaga! Iya benar, Mbak Belinda. Saya baru mau ke resepsionis untuk pesan kamar, karena saya nggak tahu cari Mbak di mana.”Belinda meraih tangan Manda dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status