All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 221 - Chapter 230

328 Chapters

Bab 221

Seruan yang tiba-tiba muncul menghentikan gerakan Rangga.Namun, Rangga tetap tidak melepaskan tangannya, bahkan tidak menggerakkan kepalanya.Hanya bola mata hitamnya yang sedikit bergeser dan melirik arah pintu dengan pandangan dingin. Tatapannya sangat sinis, seakan-akan sedang menyalahkan Dianti yang merusak momen berharga ini.Ini pertama kalinya Dianti melihat tatapan dingin seperti ini dari Rangga. Tak kuasa, air matanya berlinang.Saat ini, Abimana baru muncul di belakang Dianti. Dia bertanya dengan heran, "Kenapa nggak masuk?"Saat mendongak, dia melihat adegan yang ada di dalam ruang privat tersebut. Kedekatan yang melebihi batas dari kedua orang itu membuat amarahnya melonjak.Detik kemudian, dia langsung menerjang ke dalam dan mengarahkan tinju ke Rangga. "Dasar berengsek!"Tangan Rangga baru terlepas dari Andini demi menghindari serangan Abimana.Andini yang berusaha melawan Rangga sedari tadi tidak menyangka hal itu sehingga tubuhnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh k
Read more

Bab 222

Andini mengernyit dan menatap Abimana dengan kesal. Seharusnya, siapa pun yang memiliki mata pasti bisa melihat bahwa kejadian barusan berada di luar kendali Andini, 'kan?Namun tidak bisa dipungkiri, kedua saudara dari Keluarga Biantara ini memang tidak memiliki mata.Saat Andini ingin membantah, Rangga langsung menyela, "Ini salahku, nggak ada hubungannya dengan Andini."Tidak disangka, Rangga langsung mengambil tanggung jawab masalah ini.Air mata Dianti semakin deras. "Kak Rangga ...."Sedari tadi, Dianti terus meyakinkan diri bahwa semua ini salahnya Andini. Dia yakin Andini telah merayu Rangga. Oleh karena itu, dia begitu marah terhadap Andini. Siapa sangka, Rangga mengaku bahwa ini salahnya.Seketika, hati Dianti serasa ditusuk dengan ribuan pedang. Dia tak kuasa meratap, "Kalau Kak Rangga suka Kak Andini, Kak Rangga bisa ... bisa bilang saja langsung. Lagi pula, pernikahan itu awalnya memang buat Kak Andini.""Aku yang sudah merebut milik Kak Andini, kukembalikan saja! Tapi, ka
Read more

Bab 223

Salah orang?Dianti yang tidak kunjung tenang dihibur oleh Abimana, langsung berhenti menangis begitu mendengarnya.Dia menoleh dan menatap Rangga dengan mata terbelalak. "Kak Rangga salah mengenali Kak Andini sebagai ... siapa?"Tanpa sadar, Rangga mengernyit. Menurutnya, ucapannya sudah cukup jelas, kenapa Dianti masih perlu menanyakannya?Namun bagi Dianti, setelah melihat adegan romantis di antara Andini dan Rangga, dia harus mendapatkan jawaban yang lebih konkret.Hanya saja, Rangga tidak lagi menjawab. Suasana kembali menjadi canggung.Abimana buru-buru menjelaskan, "Tentu saja salah mengenalnya sebagai kamu. Pasti Rangga sudah terlalu mabuk, lalu pelayan melaporkan kedatangan putri dari Kediaman Adipati, jadi Rangga langsung mengira itu kamu."Usai berkata, Abimana segera menendang kaki Rangga dari bawah meja dan memberinya isyarat mata. "Benar, bukan?"Rangga menatap Abimana dengan sinis sebelum mengiakan pelan.Namun, dia yang merupakan seorang jenderal, sebenarnya sudah serin
Read more

Bab 224

Jadi, Rangga bukan salah mengenali orang!Melihat mata Dianti yang tiba-tiba membelalak dan kembali dipenuhi air mata, Andini merasakan kepuasan yang samar di hatinya.Dia menyeringai, lalu berkata kepada Dianti dengan nada mengejek, "Aku berada di istana selama tiga tahun. Begitu aku keluar, Nyonya Kirana langsung sibuk mengatur pernikahanku, begitu pula Tuan Abimana. Wajar saja, umur 18 tahun memang sudah cukup dewasa.""Lalu, bagaimana denganmu, Nona Dianti? Kamu sudah lama bertunangan dengan Jenderal Rangga, tapi kenapa sampai sekarang belum juga menikah? Apa selama tiga tahun ini belum menemukan hari yang baik?"Serangan yang menusuk hati. Meskipun alasan mereka belum menikah adalah karena sang nenek bersikeras menunggu kepulangan Andini untuk menanyakan pendapatnya terlebih dahulu, Dianti tahu jika Rangga benar-benar menginginkannya, tidak ada yang bisa menghalanginya.Fakta bahwa mereka belum menikah hingga kini hanya membuktikan satu hal, yaitu Rangga memang tidak menginginkann
Read more

Bab 225

Sejam kemudian, Abimana dan Rangga akhirnya kembali ke ruangan.Melihat hanya ada Andini di dalam, Abimana sontak terkejut. "Di mana Dian?"Andini menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri dengan santai. "Sudah pergi.""Pergi ke mana?" tanya Abimana buru-buru.Andini hanya mengangkat bahu. "Aku bukan cacing dalam perut Nona Dianti. Bagaimana aku tahu dia pergi ke mana?""Kamu!" Abimana merasa sesak karena sikap Andini. Namun, karena tujuan utama hari ini adalah membahas pernikahan Andini, dia menekan emosinya dengan paksa. "Sudahlah, para tamu sudah datang dan jamuan akan segera dimulai. Kalau nggak ada urusan, keluarlah untuk melihat-lihat."Setelah berkata begitu, Abimana langsung berbalik dan berjalan keluar terlebih dahulu.Andini menyesap teh di tangannya sebelum perlahan-lahan berdiri dan mengikutinya keluar.Namun, saat melewati Rangga, pria itu tiba-tiba menghalanginya."Apa yang kamu katakan padanya?" Suara rendah Rangga mengandung sedikit kewaspadaan, jauh berbeda dari s
Read more

Bab 226

Itu adalah tawa yang tulus, bahkan mengandung sedikit kekaguman.Kenapa? Rangga tidak mengerti.Di sisi lain, Abimana yang menyaksikan itu juga merasa dadanya sesak.Namun, jika Andini sama sekali tidak terganggu melihat Byakta menjadi pelayan, dia akan mengambil tindakan selanjutnya.Abimana pun melirik ke sudut aula di lantai bawah. Di sudut itu, duduk seorang pria yang tampak terus melirik ke lantai dua.Saat pria itu menyadari tatapan Abimana, dia seperti menerima sinyal. Dia langsung melambaikan tangan ke arah Byakta sambil berseru, "Hei, kamu, ke sini!"Mendengar suara itu, Andini juga menoleh ke arah pria itu. Wajahnya langsung berubah dingin.Itu Dimas! Pria yang hampir menenggelamkannya dulu!Andini tidak menyangka bahwa setelah dia menampar Abimana, pria itu masih berani memanggil Dimas ke sini!Andini mengerutkan kening dan melotot tajam ke arah Abimana.Abimana jelas merasakan tatapan tajam itu, tetapi dia pura-pura tidak peduli dan tetap fokus menatap ke bawah.Pada saat i
Read more

Bab 227

Wajah Andini tampak datar. Dia menghentikan Byakta, lalu mengambil makanan yang berantakan di lantai.Byakta terkejut, mengira Andini ingin memakan makanan itu untuk menggantikannya. Dia hendak mencegahnya, tetapi tak disangka Andini langsung menyodokkan makanan di tangannya ke mulut Dimas.Dimas buru-buru menghindar, tetapi makanan itu tetap mengenai wajahnya. Sebagai putra dari keluarga Menteri Perekonomian, kapan dia pernah menerima penghinaan seperti ini?Dimas langsung naik pitam. "Kamu pikir kamu siap? Berani sekali kamu menyentuhku!""Aku nenek moyangmu!" Suara Andini tidak terlalu keras, tetapi cukup jelas untuk didengar semua orang yang hadir.Di seluruh ibu kota, hampir tidak ada wanita yang berani berbicara seperti ini kepada Dimas. Seketika, semua orang mulai memperhatikan Andini dengan saksama.Dimas sebelumnya selalu menghindari Andini. Ini adalah pertama kalinya dia melihatnya dari jarak sedekat ini. Dia memandang Andini cukup lama sebelum akhirnya sadar. "Oh, aku pikir
Read more

Bab 228

Segera, beberapa orang mulai berkomentar."Betul, kalau bukan karena menghormati Keluarga Adipati, aku juga nggak akan datang!""Ibuku yang memaksaku datang, katanya untuk melengkapi jumlah tamu saja.""Jujur saja, aku nggak tertarik pada wanita seperti dia. Dia cuma mengandalkan Keluarga Adipati.""Tapi, dia cuma anak angkat. Lagi pula, ibuku juga nggak menyetujuinya."Dalam sekejap, semua orang melontarkan hinaan untuk Andini.Di lantai dua, wajah Abimana dan Rangga sudah sangat suram.Abimana menggenggam erat pagar di depannya. Ketika matanya bertemu dengan tatapan Andini yang penuh amarah, dia tahu dia telah membuat kekacauan besar lagi hari ini.Byakta lebih marah lagi. Bahkan Andini bisa merasakan lengan yang digenggamnya sudah sekeras baja.Takut Byakta akan melakukan sesuatu yang terlalu gegabah karena marah, Andini buru-buru menoleh dan memberinya senyuman lembut.Byakta terkejut. Dia tidak menyangka dalam situasi seperti ini, Andini masih bisa tersenyum dengan begitu lembut d
Read more

Bab 229

Sekelompok pemuda yang biasanya hanya tahu mabuk-mabukan dan bersenang-senang ini, tentu tidak pernah melihat niat membunuh yang begitu mengerikan. Dalam sekejap, mereka semua terdiam ketakutan.Meskipun orang yang tergeletak di lantai masih berdarah, tidak ada seorang pun dari mereka berani mendekat untuk memeriksa keadaannya. Bahkan di lantai dua, Abimana dan Rangga hanya berdiri dengan alis berkerut, tidak mengatakan sepatah kata pun.Dimas jelas juga terkejut. Namun, mungkin karena ancaman Byakta tadi seperti ditujukan kepadanya, rasa malu dan marah bercampur menjadi satu.Entah dari mana datangnya keberaniannya, Dimas tiba-tiba berteriak dengan lantang, "Berani sekali kamu! Semua yang ada di sini adalah dari keluarga kaya dan terpandang. Aku akan melaporkanmu ke pihak berwajib dan memastikanmu dipenjara sepuluh tahun!""Nggak masalah!" Wajah Byakta tetap dingin. Matanya menatap tajam ke arah Dimas. Suaranya begitu rendah hingga terdengar menakutkan. "Kalaupun aku harus membayar de
Read more

Bab 230

Setelah bicara, Andini mundur ke samping.Hati-hati. Hanya kata yang singkat, tetapi langsung mengenai hati Byakta. Walaupun saat ini masih dikepung orang-orang dan situasinya berbahaya, Byakta tetap tidak bisa menahan senyumannya.Di mata para bangsawan itu, senyuman itu adalah sebuah provokasi. Terdengar perintah keras dari Panji. "Bunuh dia!"Semua orang serempak menyerbu ke arah Byakta.Di lantai dua, Abimana dan Rangga tetap diam tak bergerak.Byakta sangat gesit. Dia pernah bertempur mati-matian bersama Rangga di medan perang. Mereka menghadapi ribuan hingga puluhan ribu musuh. Bagaimana mungkin sekelompok pemuda yang sombong ini mampu melawannya?Dalam waktu singkat, semua bangsawan muda itu tergeletak di tanah, dikalahkan oleh Byakta.Melihat Byakta tidak terluka sedikit pun, Andini tak kuasa menghela napas lega. Byakta menoleh ke arahnya, wajah tegasnya tampak dihiasi oleh sedikit rasa malu.Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepada Andini, tetapi Dimas tiba-tiba muncul d
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status