Tawa nyaring itu menusuk telinga, membuat Byakta langsung mengepalkan tinjunya dengan erat.Andini buru-buru melangkah maju, berdiri di depannya, takut Byakta akan bertindak gegabah. Dia lantas menatap Panji dan bertanya, "Ini perbuatanmu?"Kalau bukan, bagaimana mungkin Panji tahu Byakta ada di sini dan sengaja datang untuk mentertawakannya? Namun, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh.Panji memang cucu Rendra, tetapi dia bukan cucu utama dan tidak dianggap penting. Orang-orang di Biro Administrasi juga bukan orang bodoh, mana mungkin mereka menangkap orang sembarangan hanya demi seorang pemuda sampah seperti Panji?Kecuali, Rendra sendiri yang turun tangan. Namun, Rendra adalah sosok berpangkat tinggi dan berpengaruh. Kemungkinan besar, dia tidak akan melakukan hal seperti ini hanya demi Panji!Saat ini, Panji tersenyum lebar hingga luka di sudut bibirnya tertarik dan membuatnya meringis kesakitan. Namun, dia tetap berkata, "Aku nggak ngerti apa yang sedang kamu bicarakan. Tapi, a
Read more