All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 261 - Chapter 270

328 Chapters

Bab 261

Byakta tertegun. Andini mogok makan dan makan makanan sisa?Beberapa hari ini, Byakta sibuk mengurus masalah ayahnya. Ketika ada waktu luang, dia akan memikirkan Andini.Byakta tahu Andini pasti sangat khawatir. Menurutnya, Andini pasti tidak bisa makan dan tidur karena memikirkan ayahnya Byakta. Jadi, Byakta segera datang menemuinya.Para penjaga di Kediaman Adipati melarang Byakta masuk. Byakta juga tidak berani memanjat tembok. Dia khawatir tindakannya yang gegabah akan membuat situasi Andini bertambah sulit. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa Andini sampai melakukan pengorbanan sebesar ini.Byakta awalnya mengira ayahnya bisa dibebaskan karena bukti yang dia temukan cukup kuat. Namun, sekarang dia justru terkejut saat mengetahui alasan ayahnya bisa bebas. Itu karena Andini melakukan perlawanan dengan mogok makan dan makan makanan sisa!Hati Byakta terasa seperti dicabik-cabik. Byakta tidak pernah membenci dirinya seperti saat ini. Dia membenci ketidakberdayaannya. Padahal dia
Read more

Bab 262

Setelah masuk ke Kediaman Adipati, Byakta langsung menuju ke Paviliun Ayana. Namun, dia tetap tidak bertemu dengan Andini.Laras berdiri di luar kamar. Dia memberi hormat pada Byakta, lalu tersenyum tipis sambil berkata, "Syukurlah kalau ayahnya Wakil Jenderal Byakta baik-baik saja. Tapi, Nona Andini sudah istirahat. Mungkin nggak bisa menemui Wakil Jenderal Byakta. Silakan datang lain hari."Byakta mengernyit sembari bertanya, "Apa dia nggak mau menemuiku?"Ekspresi Laras menegang. Dia buru-buru menjawab, "Jangan berpikir seperti itu. Beberapa hari ini, Nona Andini nggak istirahat dengan baik. Nona baru bisa tidur dengan tenang setelah mendengar ayahnya Wakil Jenderal Byakta dibebaskan. Hamba benar-benar nggak tega mengganggunya."Hati Byakta tiba-tiba terasa tertekan. Dia segera mengangguk seraya bertutur, "Baiklah. Jangan ganggu dia. Biarkan dia tidur nyenyak. Kalau begitu, besok aku datang lagi ...."Setelah berbicara, Byakta berjalan mundur. Tidak disangka, Laras buru-buru memangg
Read more

Bab 263

Lima hari kemudian, Andini memakai riasan tipis. Setelah menutupi wajahnya yang pucat, dia bersiap untuk keluar.Andini sudah belasan hari tidak mengunjungi Ainun. Meskipun dijaga Farida, Ainun tetap akan sangat mengkhawatirkan Andini. Andini harus pergi untuk menenangkan Ainun.Setelah bertemu dengan Ainun, Andini akan pergi menemui Byakta. Menurutnya, Byakta pasti juga sangat mengkhawatirkannya.Tidak disangka, begitu keluar, Andini bertemu dengan Kirana yang berdiri di luar paviliun.Kirana tersenyum kaku saat melihat Andini. Dia membuka mulut, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Dia hendak maju, tetapi khawatir Andini akan menjauhkannya. Jadi, dia hanya berdiri di tempat dengan canggung.Andini menghela napas sebelum berjalan menghampiri Kirana. Dia memberi hormat, lalu bertanya, "Ada urusan apa Ibu mencariku?"Ketika mendengar nada bicara Andini yang lembut, senyuman di wajah Kirana akhirnya tidak begitu kaku lagi. Matanya tanpa sadar berkaca-kaca. Dia menatap Andini seraya menya
Read more

Bab 264

"Ibu sudah memberikan undangan ini padaku. Bukannya Ibu memang mau aku pergi?" tanya Andini sambil menyimpan undangannya. Dia menengadah menatap Kirana sembari tersenyum tipis, lalu menambahkan, "Lagi pula, apa Panji bisa lebih buruk dari Pangeran Baskoro?"Begitu mendengar ini, dada Kirana tiba-tiba bergetar hebat seakan-akan dihantam sesuatu. Dia juga tiba-tiba mundur dua langkah.Andini memberi hormat sebelum meninggalkan Kirana.Hanya cucu dari Penasihat Agung. Lagi pula, undangannya bukan diberikan sendiri oleh Penasihat Agung. Keluarga Adipati memang sudah merosot, tetapi belum lemah sampai harus takut pada seorang cucu Penasihat Agung yang tidak disukai orang-orang.Jika benar-benar mengkhawatirkan Andini, Kirana tidak akan memberikan undangan ini padanya. Lantaran Kirana ingin Andini pergi, untuk apa pura-pura peduli?Ketika masih kecil, Andini merasa bahwa Kirana adalah ibu yang paling lembut di dunia. Namun sekarang, Andini hanya merasa Kirana sangat munafik. Saking munafikny
Read more

Bab 265

Ketika melihat ekspresi licik Panji, Andini sangat ingin menyiram wajahnya dengan air panas! Namun, di belakang Panji ada Penasihat Agung. Andini tahu bahwa dirinya tidak bisa menyerang Panji. Dia juga tahu Panji bisa membunuh beberapa rakyat biasa dengan sangat mudah.Saat ini, Andini hanya bisa mengepalkan tangan dengan erat dan menggertakkan gigi.Senyuman di wajah Panji makin lebar. Dia bertanya, "Apa kamu tahu gimana orang-orang luar mendeskripsikanku?"Panji berbicara sambil menuangkan teh untuk Andini dengan perlahan. Dia tampak tenang dan santai."Mereka bilang aku serigala berbulu domba, lebih rendah dari binatang, lintah, ular berbisa .... Ck, ck. Biar aku menasihatimu. Nggak ada gunanya marah pada orang sepertiku," sambung Panji.Panji mengangkat cangkir teh dan menyesapnya. Senyuman di wajahnya terlihat angkuh. Kedua matanya terus menatap Andini dengan tajam.Andini baru pertama kali bertemu dengan orang yang mendeskripsikan diri sendiri seperti itu. Orang bilang, lebih bai
Read more

Bab 266

Panji menatap Andini dengan tajam dan beringas. Dia bertanya, "Orang sepertimu bisa melakukan itu?""Benar. Aku bisa melakukan itu," balas Andini dengan pelan. Suaranya tidak lantang, tetapi bisa membuat orang merasa cemas."Baik menyewa pembunuh atau memberi racun, aku punya caraku sendiri. Kalau nggak berhasil, aku akan membakar seluruh kediaman Penasihat Agung. Setidaknya ada beberapa keluargamu yang akan mati," tambah Andini.Saat ini, Andini memang tidak bisa berbuat apa-apa pada Panji. Namun, dia harus memberi tahu Panji bahwa dia bukan orang yang mudah ditindas. Dia juga bukan orang yang mudah ditaklukkan untuk dinikahi.Hanya saja, Panji sudah dikenal sebagai seorang berandal. Dia tentu tidak akan terpengaruh oleh kata-kata Andini.Setelah terkejut sejenak, Panji tiba-tiba berdiri dengan sikap tidak takut pada ancaman. Dia tertawa dingin sebelum menimpali, "Baiklah! Bunuh saja kalau kamu mau. Tapi, aku tetap akan menikahimu!"Begitu ucapan ini dilontarkan, pintu ruang privat ti
Read more

Bab 267

Di sisi lain, Byakta menarik Andini meninggalkan Kedai Arum. Di belakangnya, Laras berlari pelan sambil mengingatkan, "Wakil Jenderal Byakta, jangan berjalan terlalu cepat! Pergelangan kaki Nona Andini pernah cedera. Gimana kalau nanti terkilir?"Byakta segera menghentikan langkahnya. Dia buru-buru melihat pergelangan kaki Andini. Tatapannya menunjukkan kepanikan. Katanya, "Maaf, aku nggak tahu ...."Kata-kata Byakta tersirat kegelisahan dan rasa bersalah. Bahkan amarahnya yang barusan sudah sirna.Andini tersenyum seraya menggeleng dan menyahut, "Aku nggak apa-apa." Tidak disangka, telapak tangannya tiba-tiba terasa hangat dan lengket.Begitu menunduk, Andini baru menyadari bahwa lengan bawah Byakta terluka. Saat ini, darahnya sedang mengalir dari pergelangan tangan Byakta ke telapak tangan mereka yang bergandengan.Andini bertanya dengan terkejut, "Kamu terluka?"Sepertinya Byakta juga baru menyadarinya. Dia melirik lengan bawahnya sekilas, lalu mengernyit sembari menyahut, "Mungkin
Read more

Bab 268

Gayatri adalah adiknya Byakta. Sudah seharusnya Byakta yang mendidiknya.Byakta mengernyit sambil memelototi Gayatri, lalu menegur, "Gayatri, jangan bersikap nggak sopan!"Namun, Gayatri seolah-olah tidak mendengar. Sebaliknya, dia malah bertanya, "Kak, orang-orang jahat tadi sudah ditangkap? Sudah tahu siapa yang mengutus mereka? Apa ulah Keluarga Adipati lagi?" Dia sengaja bertanya seperti itu.Andini pura-pura tidak mendengar.Byakta menjawab, "Bukan Keluarga Adipati, tapi seorang berandal ibu kota yang aku singgung beberapa waktu lalu. Nggak ada hubungannya dengan Andin."Mendengar ini, Gayatri justru mendengus dingin sebelum bertanya lagi, "Benarkah? Tapi, kenapa aku merasa berandal itu juga menargetkan Andini?"Andini akhirnya sedikit mengangkat alisnya dan melirik Gayatri sekilas.Gayatri sedang menatap Andini dengan tajam. Matanya berkaca-kaca. Dia mengeluh, "Pertama, ayahku tiba-tiba dituduh membunuh dan disiksa lima hari sebelum dibebaskan! Hari ini, tiba-tiba ada beberapa ba
Read more

Bab 269

Saat ini, kereta kuda sudah berada di Jalan Gusria. Orang yang berlalu-lalang memang tidak banyak, ada sekitar belasan orang.Tindakan Byakta seketika menarik perhatian semua orang. Byakta bukan orang yang pandai mengungkapkan perasaan. Dia juga tidak suka menjadi pusat perhatian.Namun sekarang, Byakta sama sekali tidak peduli dengan tatapan dan bisikan orang-orang di sekitarnya. Dia menatap Andini lekat-lekat sambil berkata dengan tegas, "Aku pernah bersumpah nggak akan mengkhianati Nona Andini!"Andini masih tertegun. Dia mengira Byakta memerlukan waktu yang lama untuk berpikir. Tidak disangka, Byakta justru mengejarnya secepat ini. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi seketika tidak tahu harus berkata apa.Apakah Byakta berpikir Andini akan meninggalkannya? Itu sebabnya Byakta memanggilnya Nona Andini?Byakta meyakinkan, "Aku tahu, kamu khawatir keluargaku akan terseret ke dalam masalah. Tapi, sejak awal aku sudah memikirkan solusi. Baik itu Keluarga Adipati atau Panji, aku punya
Read more

Bab 270

Selesai berbicara, Byakta bersujud pada Yudha dan Ajeng.Gayatri merasa kakaknya sudah gila.Kala ini, Ajeng tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah Andini.Andini mengernyit. Dia merasa Ajeng pasti mau memohon padanya untuk meninggalkan Byakta. Menurutnya, dia juga harus membuat Ajeng mengerti bahwa dirinya tidak akan menyerah.Tidak disangka, Ajeng meraih tangan Andini sambil berkata, "Tadi setelah kamu pergi, Byakta sangat marah. Dia sangat patuh sejak kecil. Ini pertama kalinya dia marah pada kami. Jadi, aku pikir kamu pasti akan kembali bersamanya."Setelah mendengar ucapan Ajeng, Andini merasa pergelangan tangannya terasa berat. Dia menunduk untuk melihat tangannya. Ternyata ada sebuah gelang giok di pergelangan tangannya.Andini tercengang. Dia hendak berbicara, tetapi Ajeng lebih dulu bertutur, "Kualitas gelang ini memang kurang bagus, tapi neneknya Byakta yang memberikannya padaku. Sekarang, aku memberikannya padamu. Semoga kamu nggak merendahkannya."Andini tidak menyangka bah
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status