All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 281 - Chapter 290

328 Chapters

Bab 281

Sampai kereta kuda itu pergi jauh, Byakta baru mengangkat tangannya, memberi perintah kepada para prajurit di belakangnya untuk mundur.Setelah itu, dia membungkuk untuk memungut penjepit rambut yang jatuh di tanah. Dia melangkah ke belakang Andini dan membantu mengikat rambutnya menjadi sanggul sederhana.Namun, saat jarinya menyentuh rambut Andini, dia baru sadar bahwa tangan kanannya masih belum bisa mengerahkan tenaga.Byakta teringat pada Kalingga yang telah mengurung diri selama lima tahun, tetapi tetap memiliki keahlian bertarung yang luar biasa. Seketika, dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa ringan.Mendengar tawa tulus itu, Andini merasa bingung. "Kenapa kamu tertawa?"Byakta tersadar dari lamunannya dan menggeleng pelan. "Bukan apa-apa."Sambil berbicara, dia menengadah menatap papan nama tinggi di gerbang Kediaman Penasihat Agung. Matanya sedikit meredup. Sesaat kemudian, dia berujar, "Aku antar kamu pulang."Andini menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. Suda
Read more

Bab 282

Nada suaranya begitu dingin dan tidak acuh.Hal ini membuat Abimana semakin marah. "Menghalangimu? Andini, kamu terlalu menganggap dirimu penting!""Ayah dan Ibu peduli pada pernikahanmu karena mereka masih menganggapmu sebagai putri mereka! Kalau kamu memutus hubungan, kamu pikir keluarga ini masih akan peduli padamu?"Mendengar kata-kata itu, Andini tiba-tiba tertawa. Dia lantas menimpali, "Makanya, aku ingin memutus hubungan keluarga."Apa yang baru saja dikatakan Abimana adalah alasan kenapa dia ingin memutuskan hubungan keluarga!Abimana tertegun. Dia merasa Andini telah kerasukan.Saat dia hendak memarahi Andini untuk membuatnya sadar, gadis itu tiba-tiba bertanya, "Tuan Kresna, apa kamu yakin cap itu asli?"Suaranya lembut tanpa sedikit pun kemarahan, seolah-olah dia hanya menanyakan sesuatu yang biasa, sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.Namun, pertanyaan itu membuat Abimana dan Kirana sama-sama mengernyit. "Palsu? Kamu bilang cap dari Penasihat Agung itu
Read more

Bab 283

Setelah bersujud, Andini berdiri dan berkata kepada pelayan yang berjaga di luar aula, "Ambilkan kertas dan tinta."Pelayan itu tidak berani bergerak, hanya menatap Kresna dengan wajah penuh kebingungan.Namun, yang terlihat adalah Kresna yang sedang terengah-engah. Jelas sekali, dia murka hingga hampir kehilangan kendali.Di sisi lain, Kirana hanya bisa terus menyeka air matanya tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun.Satu-satunya yang masih bisa berbicara saat ini hanyalah Abimana. "Andini, apa kamu sudah memikirkannya dengan matang? Tanpa perlindungan Keluarga Adipati ....""Aku sudah memikirkannya," sela Andini dengan dingin. Matanya yang tenang kembali menatap Kresna. Nada suaranya mengandung sedikit ejekan. "Sekarang melihat bagaimana kalian terus menolak dan mengulur, rasanya seperti keluarga ini yang lebih membutuhkanku."Bukankah itu secara tidak langsung membuktikan bahwa selama ini keluarga ini hanya memanfaatkannya?Mendengar ucapan itu, Kresna akhirnya kehilangan kesabar
Read more

Bab 284

Setelah mengatakan itu, Farida menangis tersedu-sedu. "Nyonya Ainun ... tahu Nona ingin memutus hubungan dengan Tuan Kresna. Beliau terus bertanya pada hamba, tapi hamba nggak berani bicara banyak. Beliau malah memaksa para pelayan ini untuk buka mulut ....""Nyonya Ainun bukan hanya tahu Nona ingin putus hubungan dengan Keluarga Adipati, tapi juga tahu sebelumnya Nona hampir dibunuh oleh Pangeran Baskoro. Beliau tahu bagaimana Tuan Abimana memperlakukan Nona, jadi beliau ...."Di akhir kalimatnya, Farida sudah menangis hebat hingga tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Sementara itu, Andini pun gemetaran karena marah. Wajahnya dingin, dia perlahan mendekati pelayan-pelayan yang berlutut. Mereka semua menunduk dan gemetar ketakutan, tak ada yang berani menatap Andini.Hingga akhirnya, suara Andini yang bergetar karena amarah terdengar. "Sudah berkali-kali aku peringatkan kalian, jangan pernah membiarkan Nenek tahu urusanku. Dari mana kalian mendapatkan keberanian untuk membahas tentangk
Read more

Bab 285

Pintu Paviliun Persik tertutup rapat. Andini menendang pintu halaman hingga terbuka lebar, lalu melangkah masuk.Di dalam, para pelayan dan pengawal sudah bersiaga, seolah-olah mereka telah menduga Andini akan datang.Namun, tak satu pun dari mereka menyangka bahwa Andini akan datang dengan membawa pedang. Mereka sudah melihat betapa garangnya Andini, tetapi tidak pernah melihatnya membunuh orang. Jadi, mereka berpikir dia hanya menakut-nakuti.Seorang pelayan pria yang cukup berani pun maju untuk membujuk, "Nona Andini, tolong tenang dulu. Jangan lakukan hal bodoh. Tunggu sampai Tuan Kresna tiba ... ah!"Sebelum dia selesai bicara, Andini telah mengayunkan pedangnya. Dalam sekejap, lengan pria itu terluka parah dan darah segar mengucur.Mata Andini memerah saat menyergah, "Dianti, keluar sekarang juga!"Dia menatap semua pelayan dan pengawal yang masih berani menghalangi dan berteriak dengan dingin, "Siapa yang berani menghalangiku lagi?"Para pelayan wanita yang ketakutan segera berl
Read more

Bab 286

Saat itu juga, sebuah bayangan menerjang masuk ke dalam ruangan dan mendorong Andini hingga terhuyung.Karena benturan itu, pedang panjang di tangan Andini pun menggores dada Dianti, meninggalkan luka yang panjang dan dalam.Abimana terkejut bukan main. Dia segera maju, lalu menggendong Dianti dan membawanya keluar.Namun, Andini seperti orang gila. Dia mengejar dengan pedang terhunus dan menebaskannya ke punggung Abimana!Abimana tak sempat menghindar. Pedang itu menebas punggungnya. Seketika, lengannya kehilangan tenaga, dia pun jatuh ke tanah bersama Dianti.Kresna yang baru saja tiba langsung berlari dan menahan kedua tangan Andini. Dia membentaknya dengan marah, "Kamu sudah gila?"Jika bukan karena laporan pengawal yang pedangnya direbut itu, mungkin saat mereka tiba, Dianti sudah mati di tangan Andini!Andini menyergah dengan murka, "Aku memang gila! Kalau bukan karena dia mengirim orang untuk bicara sembarangan di depan Nenek, Nenek nggak akan sekarat! Hari ini, aku akan memoton
Read more

Bab 287

Andini berlari secepat mungkin sambil menghapus darah di sudut bibirnya. Dia tidak boleh membiarkan neneknya melihatnya dalam keadaan seperti ini!Saat tiba di depan kamar Ainun, dia melihat Farida dan tabib kediaman sudah menunggu di depan pintu.Begitu melihat Andini, tabib itu segera memberi hormat. Andini buru-buru bertanya, "Bagaimana? Bagaimana keadaan nenekku?"Tabib menyahut, "Kondisi Nyonya Ainun sudah sangat lemah. Meskipun aku sudah melakukan akupunktur untuk menstabilkan detak jantungnya, aku khawatir beliau nggak akan bertahan lebih dari 10 hari."Andini tertegun, menggeleng dengan tidak percaya. "Itu nggak mungkin! Bibi Farida bilang, Nenek tampak bersemangat hari ini. Dia bahkan bisa turun dari ranjangnya ...."Bagaimana bisa sekarang dikatakan tidak bisa bertahan lebih dari 10 hari?Farida hanya bisa menangis tanpa berkata apa-apa. Tabib itu menghela napas pelan, lalu membalas, "Kalau beliau nggak mengalami tekanan emosional yang besar, mungkin masih bisa bertahan 2 ata
Read more

Bab 288

Rasanya pasti sangat sakit! Andini pasti kesakitan!Hanya dengan membayangkannya saja, Ainun sudah merasa hatinya tercabik-cabik. Dia ini nenek yang tidak berguna!Setiap hari berada di dalam rumah ini, tetapi bagaimana bisa dia tidak tahu apa pun? Andai saja dia tahu seperti apa sebenarnya Baskoro, dia tidak akan pernah membiarkan Andini masuk ke istana.Andai saja dia tahu bahwa Abimana si bajingan itu telah melakukan begitu banyak kejahatan, dia pasti sudah menghajarnya sampai mati!Andai saja ... andai saja dia pergi lebih cepat, Andini tidak akan terjebak di rumah ini, menanggung begitu banyak penderitaan dan penghinaan!Semuanya salahnya! Dia sudah tua, sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Bukannya melindungi Andini, dia malah menjadi beban baginya!Mereka bahkan memberi Andini makanan sisa! Cucu perempuan yang sejak kecil dia lindungi dan sayangi! Bagaimana bisa mereka memberinya makanan sisa seperti itu?Semakin Ainun memikirkannya, semakin sakit hatinya. Hingga akhirnya, di
Read more

Bab 289

Di sisi lain, Byakta pergi ke kediaman Keluarga Maheswara.Saat dia tiba, Rangga sedang berada di ruang kerja, menelaah buku strategi militer. Melihat Byakta datang dengan membawa dua kendi arak, Rangga pun meletakkan buku di tangannya.Sepasang matanya yang dalam menatap ke arah Byakta yang tampak menyeringai dan berkata, "Saya datang untuk minum bersama Jenderal."Begitu ucapan itu dilontarkan, salah satu kendi arak langsung dilemparkan ke arah Rangga. Rangga mengangkat tangan dan menangkapnya, lalu langsung meneguknya.Rasa pedas mengalir melewati tenggorokannya. Rangga mengangkat alis, "Arak terbaik dari Kedai Arum." Kemudian, dia tersenyum tipis. "Byakta, kamu menang lotre ya?"Satu kendi arak ini harganya tidak murah. Apalagi Byakta membawa dua kendi.Byakta menarik kursi dan duduk di hadapan Rangga. Dia mengangkat kendi arak di tangannya dan berkata, "Yang saya pegang ini bukan arak terbaik."Araknya hanyalah arak putih biasa.Rangga menatapnya dengan bingung, lalu melihat ekspr
Read more

Bab 290

Apakah ini ada hubungannya dengan Andini? Andini tidak apa-apa, 'kan?Abimana sudah merasa kesal sejak tadi. Sekarang melihat Byakta, amarahnya semakin memuncak. Namun, mengingat peringatan tabib barusan, dia tidak berani bertindak gegabah. Dengan suara dingin, dia bertanya, "Apa urusannya denganmu?"Kemudian, dia langsung menuju Kediaman Adipati.Byakta tak menyerah dan terus mengikutinya. "Di mana Andini? Keluarga Adipati jelas punya tabib sendiri, tapi kenapa kamu harus keluar untuk mencari tabib? Apakah tabib di kediaman sibuk mengobati luka Andini?"Melihat Abimana terus mengabaikannya, Byakta akhirnya melangkah lebih cepat dan mengadang jalannya. "Apa yang kamu lakukan pada Andini?"Jika tangannya tidak membawa dua bungkus besar obat, Abimana pasti sudah meninju Byakta saat ini juga!Menatap wajah Byakta yang dipenuhi kegelisahan, Abimana semakin kesal. "Sejak kapan urusan keluargaku menjadi urusan seorang wakil jenderal kecil sepertimu?"Byakta tidak mundur. "Aku nggak peduli de
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status