Pintu Paviliun Persik tertutup rapat. Andini menendang pintu halaman hingga terbuka lebar, lalu melangkah masuk.Di dalam, para pelayan dan pengawal sudah bersiaga, seolah-olah mereka telah menduga Andini akan datang.Namun, tak satu pun dari mereka menyangka bahwa Andini akan datang dengan membawa pedang. Mereka sudah melihat betapa garangnya Andini, tetapi tidak pernah melihatnya membunuh orang. Jadi, mereka berpikir dia hanya menakut-nakuti.Seorang pelayan pria yang cukup berani pun maju untuk membujuk, "Nona Andini, tolong tenang dulu. Jangan lakukan hal bodoh. Tunggu sampai Tuan Kresna tiba ... ah!"Sebelum dia selesai bicara, Andini telah mengayunkan pedangnya. Dalam sekejap, lengan pria itu terluka parah dan darah segar mengucur.Mata Andini memerah saat menyergah, "Dianti, keluar sekarang juga!"Dia menatap semua pelayan dan pengawal yang masih berani menghalangi dan berteriak dengan dingin, "Siapa yang berani menghalangiku lagi?"Para pelayan wanita yang ketakutan segera berl
Read more