Share

Bab 281

Author: Zaina Aulia
Sampai kereta kuda itu pergi jauh, Byakta baru mengangkat tangannya, memberi perintah kepada para prajurit di belakangnya untuk mundur.

Setelah itu, dia membungkuk untuk memungut penjepit rambut yang jatuh di tanah. Dia melangkah ke belakang Andini dan membantu mengikat rambutnya menjadi sanggul sederhana.

Namun, saat jarinya menyentuh rambut Andini, dia baru sadar bahwa tangan kanannya masih belum bisa mengerahkan tenaga.

Byakta teringat pada Kalingga yang telah mengurung diri selama lima tahun, tetapi tetap memiliki keahlian bertarung yang luar biasa. Seketika, dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa ringan.

Mendengar tawa tulus itu, Andini merasa bingung. "Kenapa kamu tertawa?"

Byakta tersadar dari lamunannya dan menggeleng pelan. "Bukan apa-apa."

Sambil berbicara, dia menengadah menatap papan nama tinggi di gerbang Kediaman Penasihat Agung. Matanya sedikit meredup. Sesaat kemudian, dia berujar, "Aku antar kamu pulang."

Andini menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. Suda
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Knapa bilang kalo mrk ga menghalangi, pasti Nikah?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 282

    Nada suaranya begitu dingin dan tidak acuh.Hal ini membuat Abimana semakin marah. "Menghalangimu? Andini, kamu terlalu menganggap dirimu penting!""Ayah dan Ibu peduli pada pernikahanmu karena mereka masih menganggapmu sebagai putri mereka! Kalau kamu memutus hubungan, kamu pikir keluarga ini masih akan peduli padamu?"Mendengar kata-kata itu, Andini tiba-tiba tertawa. Dia lantas menimpali, "Makanya, aku ingin memutus hubungan keluarga."Apa yang baru saja dikatakan Abimana adalah alasan kenapa dia ingin memutuskan hubungan keluarga!Abimana tertegun. Dia merasa Andini telah kerasukan.Saat dia hendak memarahi Andini untuk membuatnya sadar, gadis itu tiba-tiba bertanya, "Tuan Kresna, apa kamu yakin cap itu asli?"Suaranya lembut tanpa sedikit pun kemarahan, seolah-olah dia hanya menanyakan sesuatu yang biasa, sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.Namun, pertanyaan itu membuat Abimana dan Kirana sama-sama mengernyit. "Palsu? Kamu bilang cap dari Penasihat Agung itu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 283

    Setelah bersujud, Andini berdiri dan berkata kepada pelayan yang berjaga di luar aula, "Ambilkan kertas dan tinta."Pelayan itu tidak berani bergerak, hanya menatap Kresna dengan wajah penuh kebingungan.Namun, yang terlihat adalah Kresna yang sedang terengah-engah. Jelas sekali, dia murka hingga hampir kehilangan kendali.Di sisi lain, Kirana hanya bisa terus menyeka air matanya tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun.Satu-satunya yang masih bisa berbicara saat ini hanyalah Abimana. "Andini, apa kamu sudah memikirkannya dengan matang? Tanpa perlindungan Keluarga Adipati ....""Aku sudah memikirkannya," sela Andini dengan dingin. Matanya yang tenang kembali menatap Kresna. Nada suaranya mengandung sedikit ejekan. "Sekarang melihat bagaimana kalian terus menolak dan mengulur, rasanya seperti keluarga ini yang lebih membutuhkanku."Bukankah itu secara tidak langsung membuktikan bahwa selama ini keluarga ini hanya memanfaatkannya?Mendengar ucapan itu, Kresna akhirnya kehilangan kesabar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 284

    Setelah mengatakan itu, Farida menangis tersedu-sedu. "Nyonya Ainun ... tahu Nona ingin memutus hubungan dengan Tuan Kresna. Beliau terus bertanya pada hamba, tapi hamba nggak berani bicara banyak. Beliau malah memaksa para pelayan ini untuk buka mulut ....""Nyonya Ainun bukan hanya tahu Nona ingin putus hubungan dengan Keluarga Adipati, tapi juga tahu sebelumnya Nona hampir dibunuh oleh Pangeran Baskoro. Beliau tahu bagaimana Tuan Abimana memperlakukan Nona, jadi beliau ...."Di akhir kalimatnya, Farida sudah menangis hebat hingga tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Sementara itu, Andini pun gemetaran karena marah. Wajahnya dingin, dia perlahan mendekati pelayan-pelayan yang berlutut. Mereka semua menunduk dan gemetar ketakutan, tak ada yang berani menatap Andini.Hingga akhirnya, suara Andini yang bergetar karena amarah terdengar. "Sudah berkali-kali aku peringatkan kalian, jangan pernah membiarkan Nenek tahu urusanku. Dari mana kalian mendapatkan keberanian untuk membahas tentangk

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 285

    Pintu Paviliun Persik tertutup rapat. Andini menendang pintu halaman hingga terbuka lebar, lalu melangkah masuk.Di dalam, para pelayan dan pengawal sudah bersiaga, seolah-olah mereka telah menduga Andini akan datang.Namun, tak satu pun dari mereka menyangka bahwa Andini akan datang dengan membawa pedang. Mereka sudah melihat betapa garangnya Andini, tetapi tidak pernah melihatnya membunuh orang. Jadi, mereka berpikir dia hanya menakut-nakuti.Seorang pelayan pria yang cukup berani pun maju untuk membujuk, "Nona Andini, tolong tenang dulu. Jangan lakukan hal bodoh. Tunggu sampai Tuan Kresna tiba ... ah!"Sebelum dia selesai bicara, Andini telah mengayunkan pedangnya. Dalam sekejap, lengan pria itu terluka parah dan darah segar mengucur.Mata Andini memerah saat menyergah, "Dianti, keluar sekarang juga!"Dia menatap semua pelayan dan pengawal yang masih berani menghalangi dan berteriak dengan dingin, "Siapa yang berani menghalangiku lagi?"Para pelayan wanita yang ketakutan segera berl

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 286

    Saat itu juga, sebuah bayangan menerjang masuk ke dalam ruangan dan mendorong Andini hingga terhuyung.Karena benturan itu, pedang panjang di tangan Andini pun menggores dada Dianti, meninggalkan luka yang panjang dan dalam.Abimana terkejut bukan main. Dia segera maju, lalu menggendong Dianti dan membawanya keluar.Namun, Andini seperti orang gila. Dia mengejar dengan pedang terhunus dan menebaskannya ke punggung Abimana!Abimana tak sempat menghindar. Pedang itu menebas punggungnya. Seketika, lengannya kehilangan tenaga, dia pun jatuh ke tanah bersama Dianti.Kresna yang baru saja tiba langsung berlari dan menahan kedua tangan Andini. Dia membentaknya dengan marah, "Kamu sudah gila?"Jika bukan karena laporan pengawal yang pedangnya direbut itu, mungkin saat mereka tiba, Dianti sudah mati di tangan Andini!Andini menyergah dengan murka, "Aku memang gila! Kalau bukan karena dia mengirim orang untuk bicara sembarangan di depan Nenek, Nenek nggak akan sekarat! Hari ini, aku akan memoton

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 287

    Andini berlari secepat mungkin sambil menghapus darah di sudut bibirnya. Dia tidak boleh membiarkan neneknya melihatnya dalam keadaan seperti ini!Saat tiba di depan kamar Ainun, dia melihat Farida dan tabib kediaman sudah menunggu di depan pintu.Begitu melihat Andini, tabib itu segera memberi hormat. Andini buru-buru bertanya, "Bagaimana? Bagaimana keadaan nenekku?"Tabib menyahut, "Kondisi Nyonya Ainun sudah sangat lemah. Meskipun aku sudah melakukan akupunktur untuk menstabilkan detak jantungnya, aku khawatir beliau nggak akan bertahan lebih dari 10 hari."Andini tertegun, menggeleng dengan tidak percaya. "Itu nggak mungkin! Bibi Farida bilang, Nenek tampak bersemangat hari ini. Dia bahkan bisa turun dari ranjangnya ...."Bagaimana bisa sekarang dikatakan tidak bisa bertahan lebih dari 10 hari?Farida hanya bisa menangis tanpa berkata apa-apa. Tabib itu menghela napas pelan, lalu membalas, "Kalau beliau nggak mengalami tekanan emosional yang besar, mungkin masih bisa bertahan 2 ata

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 288

    Rasanya pasti sangat sakit! Andini pasti kesakitan!Hanya dengan membayangkannya saja, Ainun sudah merasa hatinya tercabik-cabik. Dia ini nenek yang tidak berguna!Setiap hari berada di dalam rumah ini, tetapi bagaimana bisa dia tidak tahu apa pun? Andai saja dia tahu seperti apa sebenarnya Baskoro, dia tidak akan pernah membiarkan Andini masuk ke istana.Andai saja dia tahu bahwa Abimana si bajingan itu telah melakukan begitu banyak kejahatan, dia pasti sudah menghajarnya sampai mati!Andai saja ... andai saja dia pergi lebih cepat, Andini tidak akan terjebak di rumah ini, menanggung begitu banyak penderitaan dan penghinaan!Semuanya salahnya! Dia sudah tua, sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Bukannya melindungi Andini, dia malah menjadi beban baginya!Mereka bahkan memberi Andini makanan sisa! Cucu perempuan yang sejak kecil dia lindungi dan sayangi! Bagaimana bisa mereka memberinya makanan sisa seperti itu?Semakin Ainun memikirkannya, semakin sakit hatinya. Hingga akhirnya, di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 289

    Di sisi lain, Byakta pergi ke kediaman Keluarga Maheswara.Saat dia tiba, Rangga sedang berada di ruang kerja, menelaah buku strategi militer. Melihat Byakta datang dengan membawa dua kendi arak, Rangga pun meletakkan buku di tangannya.Sepasang matanya yang dalam menatap ke arah Byakta yang tampak menyeringai dan berkata, "Saya datang untuk minum bersama Jenderal."Begitu ucapan itu dilontarkan, salah satu kendi arak langsung dilemparkan ke arah Rangga. Rangga mengangkat tangan dan menangkapnya, lalu langsung meneguknya.Rasa pedas mengalir melewati tenggorokannya. Rangga mengangkat alis, "Arak terbaik dari Kedai Arum." Kemudian, dia tersenyum tipis. "Byakta, kamu menang lotre ya?"Satu kendi arak ini harganya tidak murah. Apalagi Byakta membawa dua kendi.Byakta menarik kursi dan duduk di hadapan Rangga. Dia mengangkat kendi arak di tangannya dan berkata, "Yang saya pegang ini bukan arak terbaik."Araknya hanyalah arak putih biasa.Rangga menatapnya dengan bingung, lalu melihat ekspr

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status