All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 301 - Chapter 310

328 Chapters

Bab 301

Saat ini, sudah banyak orang yang datang di Kediaman Adipati untuk memberikan penghormatan terakhir. Tangisan Dianti seketika menarik perhatian orang-orang.Melihat putri kandung Keluarga Biantara berlutut pada putri angkat sambil menangis pilu, orang-orang mulai berbisik-bisik.Seorang kerabat dekat segera maju dan menegur, "Andini, sifatmu memang kasar sejak kecil. Biasanya kamu sudah menindas Dian, tapi hari ini nenek kalian sedang memperhatikan dari atas sana!"Hanya karena sifat Andini yang kasar sejak kecil, semua orang mengira bahwa Andini yang menindas Dianti. Sungguh konyol!Wajah Andini tetap datar. Yang berubah hanya tatapannya yang menunjukkan kebencian. Dia menatap Dianti dengan tajam sembari berucap dengan dingin, "Sudah dengar? Nenek sedang memperhatikan dari atas!"Dianti yang mencelakai Ainun. Atas dasar apa seorang pembunuh datang mengantar kepergian Ainun?Hati Dianti bergetar. Dia tentu mendengarnya. Dia juga takut! Takut jika saat ini arwah Ainun sedang berdiri di
Read more

Bab 302

Selesai berbicara, Andini berbalik menuju aula duka. Kematian Ainun membuatnya seperti mayat hidup yang kehilangan jiwanya. Dia benar-benar tidak bisa merasakan apa pun lagi selain rasa sakit di hatinya.Andini tidak ingin terus berdebat. Lagi pula, dia sudah putus hubungan dengan mereka. Kini, dia hanya ingin mengantar kepergian Ainun dengan baik.Jika Abimana masih memiliki akal sehat, dia tidak akan membiarkan Dianti masuk ke aula duka hari ini. Jika tidak, Andini akan langsung mengusirnya!Melihat Andini pergi dengan lesu, hati Abimana terasa pedih. Begitu mendengar isak tangis orang yang ada di dalam pelukannya, dia baru tersadar. Dia menatap Dianti sembari mengernyit dan membujuk, "Dian, kamu masih terluka. Sebaiknya kamu kembali dan istirahat dulu."Abimana berbicara dengan sangat pelan. Dia takut ada yang mendengarnya, lalu orang-orang akan bertanya bagaimana Dianti bisa terluka. Jika itu terjadi, masalah tentang Dianti yang menyebabkan kematian Ainun tidak akan bisa ditutupi l
Read more

Bab 303

Dua hari kemudian, Ainun dimakamkan.Selama dua hari ini, Andini tidak memejamkan mata sama sekali. Pertama, dia ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Ainun. Kedua, dia khawatir Keluarga Biantara akan diam-diam membawa Dianti kemari untuk mengganggu Ainun saat dirinya istirahat.Jadi, Andini tidak makan dan minum, bahkan tidak menangis. Dia takut tidak bisa mengendalikan emosinya dan menangis sampai pingsan lagi. Jika itu terjadi, Dianti akan berhasil mencapai tujuannya.Dianti sudah membuat Ainun meninggal karena emosi. Sekarang, dia masih berharap memanfaatkan kematian Ainun untuk berpura-pura menjadi cucu yang berbakti? Andini tidak akan mengizinkannya!Andini terus menjaga Ainun dengan tenang. Dia sama sekali tidak pergi satu langkah pun.Keluarga Biantara paham dengan karakter Andini. Mereka tidak ingin Ainun pergi dengan tidak tenang, apalagi mempermalukan keluarga di hadapan orang luar. Selama dua hari ini, jangankan masuk ke aula duka, Dianti bahkan tidak pernah muncul di
Read more

Bab 304

Wajah Laras dipenuhi kebahagiaan. Dia menimpali, "Hamba akan melakukannya!"Kala Andini sedang tersenyum puas, Laras tiba-tiba bertanya, "Tapi, Nona mau pergi ke mana?""Kita tinggal di tempat Byakta dulu selama dua hari. Nanti kita pelan-pelan pikirkan tujuannya," jawab Andini.Andini masih belum memutuskan akan tetap tinggal di ibu kota atau pergi. Menurutnya, dia sudah memutuskan untuk bersama Byakta. Baik tetap tinggal atau pergi, dia harus mendiskusikannya dulu dengan Byakta. Namun kini, Andini benar-benar tidak ingin tinggal di Kediaman Adipati lagi.Usai mendengar jawaban Andini, Laras mengangguk-angguk sembari berucap, "Kalau begitu, hamba akan bersiap-siap. Apa mau minta Rama antarkan hadiah-hadiah di ruang penyimpanan ke kediaman Wakil Jenderal Byakta?""Iya. Antarkan saja," sahut Andini sambil mengangguk. Itu adalah hadiah pemberian Kaisar dan Selir Agung. Andini hampir kehilangan nyawa karena perjodohan itu. Dia tentu harus membawa hadiahnya pergi.Laras mengiakan, lalu seg
Read more

Bab 305

Andini dan Laras akhirnya keluar dari Kediaman Adipati. Ketika berdiri di depan pintu yang tinggi, Andini menengadah memandang papan dengan balutan kain putih yang tergantung di atas. Hatinya dipenuhi kegembiraan yang bercampur dengan kepedihan.Andini akhirnya bisa pergi dan terlepas dari Keluarga Biantara. Ainun pasti sangat senang.Melihat Andini yang berhenti dan menoleh ke belakang, Laras masih mengira Andini merasa enggan. Dia mengusulkan, "Nona, gimana kalau kita tinggal selama dua hari lagi?"Kirana benar. Dua hari lagi adalah hari ketujuh kematian Ainun. Tidak ada salahnya mereka pergi setelah hari itu. Namun, Andini menggeleng dengan tegas, lalu menarik tangan Laras dan pergi.Di sebuah rumah kecil yang tak jauh dari Kediaman Adipati, kedua orang tua Byakta sedang kebingungan melihat tumpukan perhiasan yang dikirim ke sana.Begitu melihat Andini, mereka buru-buru memberi hormat sebelum bertanya, "Andini, ada apa dengan ini?Andini tersenyum tipis sembari membalas, "Aku sudah
Read more

Bab 306

Sebenarnya, Andini tahu bahwa sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Byakta. Pertama, neneknya jatuh sakit dan dalam keadaan kritis, lalu dia harus berjaga siang dan malam di aula duka, sehingga benar-benar tidak punya waktu untuk menemui Byakta.Dia hanya berpikir, meskipun Byakta datang, pasti tetap akan diusir di depan gerbang kediaman. Makanya, dia sama sekali tidak curiga mengenai keberadaan Byakta.Siapa sangka, setelah dia bertanya demikian, ekspresi Gayatri langsung menjadi suram. Bahkan, Yudha dan Ajeng pun mengernyit tanpa berkata apa pun.Melihat hal itu, hati Andini langsung dipenuhi dengan kegelisahan. "Ada apa? Byakta ke mana?"Raut wajah Ajeng tampak dipenuhi kekhawatiran. Akhirnya, Yudha melambaikan tangannya dan berkata, "Hais, dia wakil jenderal. Sudah jelas ke mana pun istana membutuhkannya. Kudengar, dia pergi menumpas bandit. Sudah beberapa hari berlalu sejak dia berangkat!"Menumpas bandit? Mendengar dua kata itu, dada Andini tiba-tiba terasa sesak. Sosok para
Read more

Bab 307

Andini terdiam dibuat pertanyaan Gayatri. Perasaan gelisah yang selama ini sengaja dia abaikan seketika terlepas dari belenggunya dan membesar tanpa batas.Ekspresi yang semula tenang akhirnya tidak bisa dipertahankan. Alisnya berkerut, suaranya penuh kekhawatiran. "Kamu tahu sesuatu?"Jika Gayatri sama seperti Yudha dan Ajeng yang tidak tahu apa pun, dia tidak akan menanyakan hal ini.Melihat kekhawatiran di wajah Andini, Gayatri menggertakkan giginya. Banyak kata yang berputar-putar di benaknya sebelum akhirnya dia berkata, "Satu-satunya yang kutahu, kakakku pergi kali ini karena kamu!"Mendengar itu, Andini membeku. Sebelum sempat bertanya lebih jauh, Gayatri sudah melanjutkan, "Kakakku bilang dia harus memberimu masa depan yang aman. Dia nggak ingin kamu ditindas, jadi harus meraih prestasi militer! Dia harus melindungimu! Kalau bukan karena kamu, kakakku nggak akan pergi menumpas bandit kali ini!"Ucapan itu membuat wajah Andini seketika pucat pasi. Benar saja, seperti yang dia du
Read more

Bab 308

Andini mengerutkan alisnya, firasatnya mengatakan ada yang tidak beres. "Kalau begitu, dia ada di mana?"Namun, sebelum pertanyaannya selesai, terdengar suara pertengkaran dari ruang privat di lantai 2.Sesaat kemudian, seorang pria langsung didorong keluar dari dalam ruangan dan jatuh terjerembap di koridor dengan tampang yang sangat menyedihkan. Itu Dimas!Kemudian, terdengar suara Gayatri dari dalam ruangan. Suaranya tajam dan penuh kemarahan, "Dasar bajingan! Berani cari gara-gara sama aku? Kalau nggak punya uang buat bayar makanan, tinggal bilang, bukannya ngaku ada serangga di piring!""Kamu nggak pantas sama kakak iparku, jadi bilang dia wanita murahan? Aku lihat justru kamu yang murahan! Keluargamu semua murahan!"Begitu ucapan itu dilontarkan, sebuah kursi tiba-tiba melayang keluar dari ruangan dan tepat mengenai Dimas. Darah langsung mengalir dari dahinya.Gayatri keluar dari dalam ruangan dengan tangan berkacak pinggang. Dia menatap Dimas dengan sorot mata tajam, "Aku pering
Read more

Bab 309

Mendengar kata-kata itu, Andini dan Gayatri langsung terkejut."Kamu bicara omong kosong apa?" Gayatri hampir saja menendangnya lagi, tetapi akal sehatnya menahan dirinya untuk tidak melakukannya.Dimas pasti mengetahui sesuatu, makanya berbicara seperti ini!Andini juga mengernyit, menekan rasa panik yang mulai menguasai hatinya, lalu bertanya dengan suara dalam, "Bagaimana kamu tahu?""Tentu saja dari ayahku!" Melihat kedua wanita itu mulai panik, wajah Dimas mulai menunjukkan ekspresi puas. "Kaisar sudah menerima kabar sejak tadi malam. Byakta memimpin pasukan menyerbu pegunungan, tapi mengalami kekalahan telak. Seluruh pasukan tewas!"Kata-kata terakhir itu diucapkan Dimas dengan sangat jelas, seperti batu besar yang menghantam dada Andini. Seketika, dia merasa sesak, seolah-olah ketiga kata itu merampas seluruh udara di sekitarnya.Gayatri akhirnya kehilangan kesabaran. Tanpa peduli pada apa pun, dia langsung menerjang Dimas. "Beraninya kamu bicara omong kosong! Beraninya kamu men
Read more

Bab 310

Usai berbicara, Akbar membawa Rangga masuk ke sebuah ruangan. Di dalamnya, bau amis darah begitu pekat. Di atas tempat tidur terbaring seseorang, Cahya.Saat ini, dia belum tidur. Mendengar suara langkah kaki, dia langsung menoleh. Saat melihat Rangga, matanya sontak membelalak. Pupilnya yang semula redup tampak bersinar kembali.Tanpa memedulikan luka di tubuhnya, dia berusaha bangkit dari tempat tidur, hampir merangkak ke hadapan Rangga. Dengan suara gemetar yang dipenuhi kepiluan, dia berseru, "Hormat kepada Jenderal!"Tatapan Rangga tertuju pada lengan kiri Cahya. Seiring gerakan Cahya yang kasar, lengan bajunya ikut bergoyang dan tampak kosong. Lengan kirinya telah putus.Wajah Rangga menggelap, tekanan di sekelilingnya semakin berat. Dia membungkuk, membantu Cahya berdiri, lalu berkata dengan dingin, "Katakan."Cahya sudah lama mengikuti Rangga, tentu saja dia memahami perintahnya. Tanpa ragu, dia mulai melaporkan, "Sepuluh hari lalu, saya bersama pasukan tiba di Kabupaten Horta.
Read more
PREV
1
...
282930313233
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status