Namun, Andini menoleh untuk menatap Rama sekilas. Rama mengernyit. Dia juga merasakan kegelisahan yang sama.Tidak lama kemudian, Andini tiba di kediaman kedua Penasihat Agung. Orang pertama yang menyambutnya adalah seorang wanita berpakaian anggun. Wajahnya dipenuhi senyuman.Sebelum Andini sempat memberi hormat, wanita itu menggenggam tangan Andini dan berujar, "Kamu pasti Andini. Wah, pantas saja Panji selalu memikirkanmu. Setelah bertemu denganmu, ternyata kamu memang secantik bidadari."Jika gadis polos yang mendengar pujian ini, dia mungkin akan tersipu malu dan percaya. Namun, Andini justru menarik tangannya dari genggaman wanita itu. Dia memberi hormat dan menyapa, "Salam, Nyonya Mayang."Lantaran tidak berhasil menyenangkan Andini, ekspresi Mayang sedikit kaku. Namun, dia tetap mempersilakan Andini ke dalam dengan ramah.Begitu memasuki ruang utama, Andini bertemu dengan Panji. Panji mengangkat dagunya, lalu memberi hormat pada Andini. Sikapnya seperti bajingan yang pura-pura
Read more