Share

Bab 276

Penulis: Zaina Aulia
Mengapa dia malah percaya begitu saja?

Andini tidak bisa menahan tubuhnya yang mulai gemetar hebat. Tiba-tiba, kepalanya terasa pusing dan berat.

Dengan buru-buru, dia mengangkat pandangannya ke arah tungku dupa di kejauhan. Saat itu, dia melihat asap tipis perlahan-lahan menyebar dari tungku itu ....

Ketika Panji mendorong pintu dan masuk, Andini sudah pingsan di lantai. Mayang mengikuti di belakang Panji. Saat melihat Andini yang tergeletak di tanah, dia mendengus dingin.

"Anak ini memang cukup cerdik, tapi sayang sekali, dia bertemu denganku!" Mayang menginstruksi pelayan di belakangnya, "Kenapa diam saja? Cepat angkat Nyonya Muda ke atas ranjang!"

Sebutan Nyonya Muda membuat Panji merasa muak. "Kalau bukan karena statusnya sebagai bagian dari Keluarga Adipati, aku nggak akan pernah menikahinya!"

"Sudahlah, yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan urusan utama!" Mayang menepuk punggung Panji seolah-olah menyuruhnya bergegas.

Melihat para pelayan telah menaikkan Andini ke ranjan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 277

    Mendengar jeritan memilukan itu, Mayang yang sedang menunggu di halaman bergegas masuk.Saat dia mendorong pintu, yang pertama terlihat adalah Panji yang menutupi matanya sambil menjerit kesakitan. Penjepit rambut itu masih tertancap di matanya!Mayang langsung terkesiap, lalu segera menoleh ke arah Andini dan berteriak marah, "Beraninya kamu melukai putraku! Pengawal, tangkap dia!"Begitu perintah itu dilontarkan, dua orang pengawal segera maju. Andini mundur berulang kali karena tidak mungkin bisa menang. Tidak peduli bagaimana dia mencoba, dia tidak mungkin bisa melarikan diri!Tepat pada saat itu, seorang pelayan berlari tergesa-gesa dari luar. Wajahnya panik saat melapor,"Nyonya! Ada masalah besar! Kediaman ini telah dikepung oleh pasukan bersenjata!""Apa?" Mayang terkejut. "Siapa yang berani melakukannya?""Orang yang memimpin pasukan itu menyebut dirinya adalah Byakta!"Byakta! Saat mendengar nama itu, Andini pun merasa lega. Byakta datang untuk menyelamatkannya!Panji masih m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 278

    Tanpa perlu berpikir panjang, jelas sekali bahwa Mayang yang diam-diam mengambil cap resmi Penasihat Agung untuk membubuhkan segel pada kartu undangan itu! Apakah wanita itu mengira dirinya sudah tua dan mudah diperdaya?Amarah meluap dalam diri Rendra. Dengan kasar, dia melemparkan kartu undangan itu ke kaki Mayang dan membentak dengan dingin, "Masih berani bohong? Katakan yang sebenarnya!"Mayang langsung berlutut. Suaranya gemetar. "Benar! Hari ini Panji memang mengundang Nona Besar Biantara ke jamuan makan! Tapi, Panji benar-benar tulus ingin menyenangkan Nona Andini!""Siapa sangka, bukan hanya nggak dihargai, wanita itu malah menusuk mata Panji dengan penjepit rambutnya! Ayah! Sekalipun Panji nakal, dia tetap cucumu! Kamu harus membelanya!"Kata-kata itu membuat semua orang terkejut. Byakta adalah yang pertama yang bereaksi. Suaranya berat saat bertanya, "Apa yang telah kalian lakukan padanya?"Tidak mungkin Andini melukai Panji tanpa alasan!Namun, Mayang terus menangis di depan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 279

    Mendengar kata-kata itu, tatapan Rendra menjadi agak suram.Byakta mengangkat dagunya sedikit, menatap Mayang dengan dingin, "Kalau bukan karena Panji berniat jahat, Andini nggak akan melukainya! Itu adalah akibat dari perbuatannya sendiri!""Omong kosong!" Mayang berseru dengan suara melengking, "Jelas dia yang mencoba menggoda Panji, lalu marah karena ditolak!"Lagi pula, tidak ada yang benar-benar melihat kejadian itu, tidak ada saksi. Jadi, siapa yang bisa membuktikan kebenarannya selain kata-kata mereka sendiri?Memangnya kenapa jika semua orang tahu bahwa Panji adalah bajingan? Andini juga memiliki hubungan tidak jelas dengan seorang wakil jenderal. Mungkin, dia juga bukan wanita baik-baik!Byakta menghardik dengan marah, "Omong kosong! Andini nggak mungkin tertarik pada sampah seperti Panji!"Mayang yang sudah bertekad untuk membela anaknya, langsung membalas, "Aku bilang dia yang menggoda, berarti dia yang menggoda! Orang-orang di rumahku bisa menjadi saksi!"Dia pun menoleh ke

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 280

    Namun, tiba-tiba rasa sakit yang menusuk menjalar di punggung tangan Byakta. Begitu dahsyat hingga dia tidak dapat lagi menggenggam penjepit rambut itu.Penjepit rambut itu terlepas dari genggamannya, jatuh ke tanah dengan suara jernih. Bersamaan dengan itu, sebuah batu kecil berwarna juga ikut jatuh. Itu adalah ...Keheningan menyelimuti sekeliling. Tidak lama kemudian, suara derap kuda terdengar perlahan mendekat.Semua orang menoleh ke arah suara itu. Sebuah kereta kuda tampak melaju menuju Kediaman Penasihat Agung. Itu adalah kereta Keluarga Maheswara!Hati Andini bergetar. Tanpa sadar, dia menggenggam tangan Byakta erat-erat. Alisnya berkerut. Rangga? Kenapa dia datang?Kereta itu berhenti di depan Kediaman Penasihat Agung. Sebuah tangan putih mengangkat tirai kereta, diiringi suara yang dingin dan tenang. "Tuan Rendra, sudah lama nggak bertemu."Andini tercengang. Suara ini ... bukan suara Rangga! Dia pun menatap ke arah kereta dan melihat sosok yang duduk di dalamnya.Di balik t

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 281

    Sampai kereta kuda itu pergi jauh, Byakta baru mengangkat tangannya, memberi perintah kepada para prajurit di belakangnya untuk mundur.Setelah itu, dia membungkuk untuk memungut penjepit rambut yang jatuh di tanah. Dia melangkah ke belakang Andini dan membantu mengikat rambutnya menjadi sanggul sederhana.Namun, saat jarinya menyentuh rambut Andini, dia baru sadar bahwa tangan kanannya masih belum bisa mengerahkan tenaga.Byakta teringat pada Kalingga yang telah mengurung diri selama lima tahun, tetapi tetap memiliki keahlian bertarung yang luar biasa. Seketika, dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa ringan.Mendengar tawa tulus itu, Andini merasa bingung. "Kenapa kamu tertawa?"Byakta tersadar dari lamunannya dan menggeleng pelan. "Bukan apa-apa."Sambil berbicara, dia menengadah menatap papan nama tinggi di gerbang Kediaman Penasihat Agung. Matanya sedikit meredup. Sesaat kemudian, dia berujar, "Aku antar kamu pulang."Andini menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. Suda

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 282

    Nada suaranya begitu dingin dan tidak acuh.Hal ini membuat Abimana semakin marah. "Menghalangimu? Andini, kamu terlalu menganggap dirimu penting!""Ayah dan Ibu peduli pada pernikahanmu karena mereka masih menganggapmu sebagai putri mereka! Kalau kamu memutus hubungan, kamu pikir keluarga ini masih akan peduli padamu?"Mendengar kata-kata itu, Andini tiba-tiba tertawa. Dia lantas menimpali, "Makanya, aku ingin memutus hubungan keluarga."Apa yang baru saja dikatakan Abimana adalah alasan kenapa dia ingin memutuskan hubungan keluarga!Abimana tertegun. Dia merasa Andini telah kerasukan.Saat dia hendak memarahi Andini untuk membuatnya sadar, gadis itu tiba-tiba bertanya, "Tuan Kresna, apa kamu yakin cap itu asli?"Suaranya lembut tanpa sedikit pun kemarahan, seolah-olah dia hanya menanyakan sesuatu yang biasa, sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.Namun, pertanyaan itu membuat Abimana dan Kirana sama-sama mengernyit. "Palsu? Kamu bilang cap dari Penasihat Agung itu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 283

    Setelah bersujud, Andini berdiri dan berkata kepada pelayan yang berjaga di luar aula, "Ambilkan kertas dan tinta."Pelayan itu tidak berani bergerak, hanya menatap Kresna dengan wajah penuh kebingungan.Namun, yang terlihat adalah Kresna yang sedang terengah-engah. Jelas sekali, dia murka hingga hampir kehilangan kendali.Di sisi lain, Kirana hanya bisa terus menyeka air matanya tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun.Satu-satunya yang masih bisa berbicara saat ini hanyalah Abimana. "Andini, apa kamu sudah memikirkannya dengan matang? Tanpa perlindungan Keluarga Adipati ....""Aku sudah memikirkannya," sela Andini dengan dingin. Matanya yang tenang kembali menatap Kresna. Nada suaranya mengandung sedikit ejekan. "Sekarang melihat bagaimana kalian terus menolak dan mengulur, rasanya seperti keluarga ini yang lebih membutuhkanku."Bukankah itu secara tidak langsung membuktikan bahwa selama ini keluarga ini hanya memanfaatkannya?Mendengar ucapan itu, Kresna akhirnya kehilangan kesabar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 284

    Setelah mengatakan itu, Farida menangis tersedu-sedu. "Nyonya Ainun ... tahu Nona ingin memutus hubungan dengan Tuan Kresna. Beliau terus bertanya pada hamba, tapi hamba nggak berani bicara banyak. Beliau malah memaksa para pelayan ini untuk buka mulut ....""Nyonya Ainun bukan hanya tahu Nona ingin putus hubungan dengan Keluarga Adipati, tapi juga tahu sebelumnya Nona hampir dibunuh oleh Pangeran Baskoro. Beliau tahu bagaimana Tuan Abimana memperlakukan Nona, jadi beliau ...."Di akhir kalimatnya, Farida sudah menangis hebat hingga tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Sementara itu, Andini pun gemetaran karena marah. Wajahnya dingin, dia perlahan mendekati pelayan-pelayan yang berlutut. Mereka semua menunduk dan gemetar ketakutan, tak ada yang berani menatap Andini.Hingga akhirnya, suara Andini yang bergetar karena amarah terdengar. "Sudah berkali-kali aku peringatkan kalian, jangan pernah membiarkan Nenek tahu urusanku. Dari mana kalian mendapatkan keberanian untuk membahas tentangk

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status