Share

Bab 267

Penulis: Zaina Aulia
Di sisi lain, Byakta menarik Andini meninggalkan Kedai Arum. Di belakangnya, Laras berlari pelan sambil mengingatkan, "Wakil Jenderal Byakta, jangan berjalan terlalu cepat! Pergelangan kaki Nona Andini pernah cedera. Gimana kalau nanti terkilir?"

Byakta segera menghentikan langkahnya. Dia buru-buru melihat pergelangan kaki Andini. Tatapannya menunjukkan kepanikan. Katanya, "Maaf, aku nggak tahu ...."

Kata-kata Byakta tersirat kegelisahan dan rasa bersalah. Bahkan amarahnya yang barusan sudah sirna.

Andini tersenyum seraya menggeleng dan menyahut, "Aku nggak apa-apa." Tidak disangka, telapak tangannya tiba-tiba terasa hangat dan lengket.

Begitu menunduk, Andini baru menyadari bahwa lengan bawah Byakta terluka. Saat ini, darahnya sedang mengalir dari pergelangan tangan Byakta ke telapak tangan mereka yang bergandengan.

Andini bertanya dengan terkejut, "Kamu terluka?"

Sepertinya Byakta juga baru menyadarinya. Dia melirik lengan bawahnya sekilas, lalu mengernyit sembari menyahut, "Mungkin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yulia Wahyu
penasaran kisah andini setelah neneknya meninggal
goodnovel comment avatar
Dennis Yoseph
wah ternyata byakta punya ortu lengkap. menanti bab selanjutnya esok
goodnovel comment avatar
Winarsih_wina
sial betul baru mau bebas dari keluarga Adipati udah muncul ipar toxic
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 268

    Gayatri adalah adiknya Byakta. Sudah seharusnya Byakta yang mendidiknya.Byakta mengernyit sambil memelototi Gayatri, lalu menegur, "Gayatri, jangan bersikap nggak sopan!"Namun, Gayatri seolah-olah tidak mendengar. Sebaliknya, dia malah bertanya, "Kak, orang-orang jahat tadi sudah ditangkap? Sudah tahu siapa yang mengutus mereka? Apa ulah Keluarga Adipati lagi?" Dia sengaja bertanya seperti itu.Andini pura-pura tidak mendengar.Byakta menjawab, "Bukan Keluarga Adipati, tapi seorang berandal ibu kota yang aku singgung beberapa waktu lalu. Nggak ada hubungannya dengan Andin."Mendengar ini, Gayatri justru mendengus dingin sebelum bertanya lagi, "Benarkah? Tapi, kenapa aku merasa berandal itu juga menargetkan Andini?"Andini akhirnya sedikit mengangkat alisnya dan melirik Gayatri sekilas.Gayatri sedang menatap Andini dengan tajam. Matanya berkaca-kaca. Dia mengeluh, "Pertama, ayahku tiba-tiba dituduh membunuh dan disiksa lima hari sebelum dibebaskan! Hari ini, tiba-tiba ada beberapa ba

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 269

    Saat ini, kereta kuda sudah berada di Jalan Gusria. Orang yang berlalu-lalang memang tidak banyak, ada sekitar belasan orang.Tindakan Byakta seketika menarik perhatian semua orang. Byakta bukan orang yang pandai mengungkapkan perasaan. Dia juga tidak suka menjadi pusat perhatian.Namun sekarang, Byakta sama sekali tidak peduli dengan tatapan dan bisikan orang-orang di sekitarnya. Dia menatap Andini lekat-lekat sambil berkata dengan tegas, "Aku pernah bersumpah nggak akan mengkhianati Nona Andini!"Andini masih tertegun. Dia mengira Byakta memerlukan waktu yang lama untuk berpikir. Tidak disangka, Byakta justru mengejarnya secepat ini. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi seketika tidak tahu harus berkata apa.Apakah Byakta berpikir Andini akan meninggalkannya? Itu sebabnya Byakta memanggilnya Nona Andini?Byakta meyakinkan, "Aku tahu, kamu khawatir keluargaku akan terseret ke dalam masalah. Tapi, sejak awal aku sudah memikirkan solusi. Baik itu Keluarga Adipati atau Panji, aku punya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 270

    Selesai berbicara, Byakta bersujud pada Yudha dan Ajeng.Gayatri merasa kakaknya sudah gila.Kala ini, Ajeng tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah Andini.Andini mengernyit. Dia merasa Ajeng pasti mau memohon padanya untuk meninggalkan Byakta. Menurutnya, dia juga harus membuat Ajeng mengerti bahwa dirinya tidak akan menyerah.Tidak disangka, Ajeng meraih tangan Andini sambil berkata, "Tadi setelah kamu pergi, Byakta sangat marah. Dia sangat patuh sejak kecil. Ini pertama kalinya dia marah pada kami. Jadi, aku pikir kamu pasti akan kembali bersamanya."Setelah mendengar ucapan Ajeng, Andini merasa pergelangan tangannya terasa berat. Dia menunduk untuk melihat tangannya. Ternyata ada sebuah gelang giok di pergelangan tangannya.Andini tercengang. Dia hendak berbicara, tetapi Ajeng lebih dulu bertutur, "Kualitas gelang ini memang kurang bagus, tapi neneknya Byakta yang memberikannya padaku. Sekarang, aku memberikannya padamu. Semoga kamu nggak merendahkannya."Andini tidak menyangka bah

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 271

    Andini menyerahkan urusan membeli rumah kepada Laras.Laras sangat cekatan. Pada sore hari, keluarganya Byakta sudah tinggal di rumah itu. Rumahnya tidak besar, tetapi keluarganya Byakta tidak pernah tinggal di tempat sebagus ini. Begitu masuk, mereka tidak berhenti memuji.Laras dengan semangat memperkenalkan rumah ini pada keluarganya Byakta. Mulai dari halaman depan sampai halaman belakang. Bahkan, bunga-bunga yang ditanam di halaman belakang juga dia jelaskan secara rinci.Andini mengikuti di belakang. Melihat pemandangan yang sangat harmonis, senyuman di wajahnya tak kunjung memudar.Tiba-tiba, Byakta muncul di belakang Andini. Tangan kanannya melewati kepala Andini. Dia menunjukkan sebuah liontin bulat yang terbuat dari kayu.Andini terkejut. Dia secara spontan mengambil liontin itu dan memperhatikan dengan teliti. Terlihat sebuah kata "Keselamatan" yang terukir di liontin itu."Apa ini?" tanya Andini.Byakta memakaikan liontin itu di leher Andini, lalu menjelaskan, "Aku sudah te

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 272

    Setelah berbicara, Kresna masuk ke kediaman terlebih dulu.Andini mengernyit dengan muram. Dia merasa Kresna benar-benar tidak sopan.Untungnya, Byakta sama sekali tidak keberatan. Dia berkata, "Kalau begitu, besok aku akan datang menemuimu lagi."Andini tersenyum tipis sambil menangguk, lalu menyusul Kresna masuk ke kediaman.Kresna duduk di ruang tamu. Ketika menengadah, dia melihat Andini. Andini berdiri di sana dengan ekspresi datar, tidak sebahagia saat berdiri di sisi Byakta barusan.Kresna merasa sedikit tidak senang. Dia bertanya, "Kenapa kamu bahkan nggak senyum saat bertemu Ayah?"Andini memandang Kresna dengan dingin. Dia sama sekali tidak berniat untuk menanggapi pertanyaan Kresna yang tidak masuk akal. Dia hanya bertanya, "Ada urusan apa Ayah mencariku?"Sepertinya Kresna sudah terbiasa menghadapi sikap Andini yang seperti ini. Meskipun hatinya penuh dengan amarah, dia tidak mempermasalahkannya dan hanya mengeluarkan sebuah undangan."Ini dari Keluarga Penasihat Agung," uc

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 273

    Keesokan harinya, Andini memberikan undangan dari Penasihat Agung kepada Byakta. Mereka berdua duduk di atas atap. Sinar matahari di sini sangat bagus. Byakta membolak-balik undangan itu beberapa kali di bawah sinar matahari, tetapi dia tetap tidak mengerti."Kenapa Penasihat Agung bisa mengeluarkan undangan demi Panji?" tanya Byakta.Jika dipikir-pikir, Panji adalah pecundang yang tidak bisa diandalkan. Penasihat Agung masih menghidupinya karena hubungan keluarga, bahkan sesekali membereskan masalahnya. Namun, Penasihat Agung tidak ada alasan untuk mencampuri urusan pernikahan Panji.Siapa pun tahu bahwa Panji adalah seorang bajingan. Keluarga baik-baik mana yang rela menikahkan putrinya dengan Panji?Kalaupun benar-benar ikut campur, Penasihat Agung mungkin akan mencari keluarga yang tidak begitu terpandang yang ingin menjalin hubungan dengan keluarganya. Bagaimana mungkin mencari Andini yang berasal dari Keluarga Adipati?Memikirkan hal ini, Byakta masih tidak menyerah dan menggosok

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 274

    Namun, Andini menoleh untuk menatap Rama sekilas. Rama mengernyit. Dia juga merasakan kegelisahan yang sama.Tidak lama kemudian, Andini tiba di kediaman kedua Penasihat Agung. Orang pertama yang menyambutnya adalah seorang wanita berpakaian anggun. Wajahnya dipenuhi senyuman.Sebelum Andini sempat memberi hormat, wanita itu menggenggam tangan Andini dan berujar, "Kamu pasti Andini. Wah, pantas saja Panji selalu memikirkanmu. Setelah bertemu denganmu, ternyata kamu memang secantik bidadari."Jika gadis polos yang mendengar pujian ini, dia mungkin akan tersipu malu dan percaya. Namun, Andini justru menarik tangannya dari genggaman wanita itu. Dia memberi hormat dan menyapa, "Salam, Nyonya Mayang."Lantaran tidak berhasil menyenangkan Andini, ekspresi Mayang sedikit kaku. Namun, dia tetap mempersilakan Andini ke dalam dengan ramah.Begitu memasuki ruang utama, Andini bertemu dengan Panji. Panji mengangkat dagunya, lalu memberi hormat pada Andini. Sikapnya seperti bajingan yang pura-pura

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 275

    Kala ini, Andini sudah meninggalkan pelayan yang menuntunnya dan berlari keluar kediaman dengan cepat. Dia memang tidak mengenal jalan keluar dari kediaman ini. Namun, dia kurang lebih tahu arahnya.Andini juga tidak menyangka bahwa Byakta benar-benar berani macam-macam di kediaman Penasihat Agung.Undangannya memang dikeluarkan oleh Penasihat Agung, tetapi Penasihat Agung tidak hadir di jamuan. Bukankah ini sama saja mempermainkan Andini?Mayang juga tidak terlihat seperti orang baik. Dia bisa membesarkan seorang pecundang seperti Panji. Mungkin hatinya lebih busuk dibandingkan Panji!Andini makin gelisah saat memikirkannya. Dia juga tidak mengerti kenapa Penasihat Agung justru membantu perbuatan jahat ini? Cap itu jelas-jelas milik Penasihat Agung!Pada saat ini, tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang. "Berhenti!"Andini seketika terkejut. Ketika menoleh, terlihat pelayan yang menuntunnya tadi. Pelayan itu membawa sekelompok orang untuk mengejarnya!Andini langsung berlari secepa

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 328

    Andini tahu Kirana datang untuk menghiburnya. Hanya saja, Andini malah menganggap ucapan Kirana tidak enak didengar. Semua ini takdir? Apa Kirana merasa Byakta pantas mati?Andini mengernyit, tetapi dia tidak mampu berdebat dengan mereka lagi. Andini menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Adipati. Apa pun yang terjadi padaku nggak ada hubungannya dengan kalian. Aku harap ke depannya kalian jangan datang lagi."Selesai bicara, Andini langsung berjalan masuk ke kediaman. Abimana marah-marah, "Andini! Jangan nggak tahu diri! Biasanya Ibu jarang keluar, dia datang karena mengkhawatirkanmu!"Langkah Andini terhenti. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu bertanya, "Bagaimana dengan kamu?"Mendengar ucapan Andini, Abimana terdiam. Dia tidak memahami maksud Andini.Andini tiba-tiba berbalik dan lanjut bertanya seraya menatap Abimana, "Kenapa kamu datang kemari? Kamu memperhatikanku atau merasa bersalah?"Sebenarnya Andini tidak memahami satu ha

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 327

    Yudha hanya ingin membawa Byakta pulang bersama keluarganya tanpa Rangga dan Andini. Mulai saat ini, para bangsawan dari ibu kota tidak berhubungan dengan Keluarga Muhadir lagi.Rangga mengangguk. Dia bisa memahami pemikiran Yudha. Tentu saja, Rangga tidak memaksakan kehendaknya.Andini juga mengerti. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghampiri Ajeng dan melepaskan gelang gioknya. Andini berucap, "Aku nggak pantas terima gelang ini ...."Sebelum Andini menyelesaikan ucapannya, Ajeng menahan tangan Andini. Ajeng tampak kelelahan, tetapi dia tetap tersenyum kepada Andini dan menimpali, "Gelang ini sudah menjadi milikmu. Kalau kamu kembalikan padaku, Byakta pasti sedih."Andini memandang Ajeng dengan ekspresi kaget. Jika Ajeng masih meminta Andini menyimpan gelang ini, berarti Keluarga Muhadir masih mengakui Andini.Andini tidak menyangka sekarang Keluarga Muhadir masih menerimanya. Dia merasa sangat sedih. Andini memeluk Ajeng dengan erat. Dia merasa bersyukur dan juga bersalah.Ajen

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 326

    Andini yang menyebabkan Yudha dan Ajeng kehilangan putranya. Dia juga menyebabkan Gayatri kehilangan kakaknya. Semua ini salah Andini.Tangisan Gayatri makin menjadi-jadi. Dia berujar, "Tapi, Kak Byakta pasti marah kalau lihat aku salahkan kamu ...."Ucapan Gayatri membuat hati Andini terasa sakit. Andini kewalahan melihat Gayatri yang menangis histeris.Gayatri tetap berusaha berbicara, "Sebelum pergi, kakakku bilang padaku dia nggak pernah begitu menyayangi seorang wanita selama hidupnya. Dia cuma ingin kamu aman dan bahagia. Biarpun harus mengorbankan nyawanya, dia juga rela."Gayatri menambahkan, "Andini, kakakku benar-benar mengorbankan nyawanya. Jadi, kamu harus aman dan bahagia! Kalau nggak, aku nggak akan ampuni kamu!"Ini adalah keinginan terakhir Byakta. Gayatri tidak bisa bicara lagi. Dia terus menangis. Gayatri tidak mengerti kenapa di dunia ini ada orang yang begitu bodoh hingga rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan dan kebahagiaan orang lain.Namun, Gayatri tidak be

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 325

    Andini tertegun. Semalam dia mendengar bandit mengatakan jika bukan karena Rangga mengutus orang untuk mengikuti Andini, mereka juga tidak akan menyangka orang yang berada di dalam peti mati adalah Byakta. Pembunuhan semalam juga tidak akan terjadi.Mungkin sekarang Andini sudah keluar dari Yolasa. Seharusnya Andini tidak menyalahkan Rangga. Bagaimanapun, Rangga hanya berniat melindungi Andini. Dia tidak menyangka semalam bandit akan muncul.Lagi pula, masalah kali ini terjadi karena bandit terlalu brutal. Mereka membantai penduduk desa, bahkan mereka tidak melepaskan bayi.Jika bukan karena masalah itu, Kaisar tidak akan buru-buru mengutus prajurit. Semua ini juga tidak akan terjadi.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Byakta dan para prajurit telah mati. Andini tidak bisa mengatakan dirinya tidak menyalahkan Rangga.Andini diam-diam menyalahkan semua orang yang berkaitan dengan masalah ini. Akan tetapi, dia tetap menyalahkan dirinya sendiri. Jadi, Andini hanya terdiam dan menunduk.Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 324

    Suara langkah kaki makin mendekat. Andini langsung mundur, lalu berteriak, "Jangan mendekat!"Namun, Rangga tidak menghentikan langkahnya. Andini yang panik segera mengayunkan pedangnya. Rangga tidak menyangka Andini berniat menyakitinya. Dia buru-buru mundur.Pedang Andini menggores lengan baju Rangga. Andini merasakan serangannya kurang tepat, jadi dia mengayunkan pedangnya lagi.Siapa sangka, Rangga menggenggam pergelangan tangan Andini. Sebelum Andini sempat merespons, Rangga menarik Andini ke dalam pelukannya sambil menghibur, "Jangan takut, ini aku."Andini yang hendak memberontak langsung menghentikan gerakannya begitu mendengar suara Rangga. Tubuh Andini menegang. Dia bertanya, "Rangga?"Rangga menyahut, "Iya, ini aku. Sekarang kamu sudah aman."Andini hanya merasa tenang sesaat. Dia segera menyeka darah di wajahnya dengan baju Rangga, lalu mendorongnya dan bergegas berjalan ke luar hutan.Andini kaget saat melihat penutup peti terbuka. Dia buru-buru naik ke kereta kuda. Andini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 323

    Rangga hanya menghabiskan waktu sehari untuk membereskan masalah di Kabupaten Horta. Bandit yang ditangkap Rangga tidak bisa bertahan lama. Bandit langsung mengakui semuanya.Rangga juga mengancam Akbar sehingga Akbar yang ketakutan setengah mati tidak berani menutupi kebenarannya lagi. Masalah ini memang sangat rumit.Rangga menyuruh Cahya untuk menyelidiki masalah ini dengan teliti. Cahya sudah kehilangan lengan kirinya. Ke depannya dia tidak bisa berperang lagi. Jika Cahya bisa menyelesaikan masalah ini, dia bisa mendapatkan jabatan di pemerintahan.Biarpun hanya menjadi bupati di Kabupaten Horta, itu lebih baik daripada pulang dengan tubuh cacat dan menjadi petani.Rangga buru-buru pergi dengan menunggangi kudanya tanpa minum sedikit pun. Dia sangat panik. Sosok Andini yang pergi menjauh terus terlintas di benak Rangga. Jadi, Rangga tidak bisa menunggu lagi.Rangga terus mengejar Andini tanpa beristirahat. Begitu sampai, dia baru tahu semua orang yang diutusnya untuk melindungi And

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 322

    Tenaga bandit sangat kuat. Andini merasa tangannya hampir patah. Dia berusaha menahan rasa sakit dan mencoba menggerakkan tangannya.Pedang di perut bandit juga mulai bergerak. Bandit berteriak kesakitan. Genggamannya di tangan Andini makin erat.Andini yang merasa kesakitan berteriak. Namun, teriakan Andini bukan hanya karena rasa sakit. Akhirnya, Andini berhasil memutar pedang itu.Sepertinya usus bandit itu putus, dia memuntahkan darah. Bandit itu tumbang. Andini tetap menggenggam pedang dengan erat.Wajah Andini ternodai darah sehingga dia kesulitan untuk membuka matanya. Kemudian, terdengar suara langkah kaki dan suara bandit lain lagi. "Madun! Harjo!"Andini sangat panik, tetapi dia masih bisa berpikir rasional. Andini tidak boleh terus berada di sini. Hanya saja, Andini sudah kehabisan tenaga dan tangannya terasa sakit. Bahkan, dia tidak mampu menyeka darah di wajahnya.Alhasil, Andini ditendang oleh bandit hingga terjatuh ke tanah. Bandit hendak menusuk Andini setelah melihat k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 321

    Andini terkejut saat melihat bandit yang wajahnya ternodai darah prajurit. Andini langsung mundur. Siapa sangka, dia tersandung ranting pohon dan terjatuh ke tanah.Bandit tertawa melihat kondisi Andini. Di dalam kegelapan malam, bau amis darah membuat Andini pusing.Andini yang tampak ketakutan bertanya sembari terisak, "Apa ... kamu nggak akan bunuh aku ... kalau aku ikut kamu?"Bandit makin bangga ketika melihat Andini sangat ketakutan. Dia menyahut, "Tentu saja. Yang penting kamu bersikap patuh."Andini mengangguk dan menimpali, "Aku sangat patuh. Tapi ... sepertinya aku terkilir."Bandit melihat pergelangan kaki Andini. Dia tidak curiga karena tadi Andini memang tersandung. Bandit mengamati Andini lagi. Melihat ekspresi Andini yang ketakutan, bandit menganggap Andini hanya wanita yang lemah. Andini sama sekali tidak membawa senjata, mana mungkin dia bisa membuat masalah?Bandit menghampiri Andini sambil mengangkat alis. Dia hendak memapah Andini. Sementara itu, Andini mengulurkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 320

    Karena terkejut, prajurit itu mundur beberapa langkah ke belakang.Prajurit lain melangkah maju. Saat melihat apa yang terjadi, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Sekarang sudah masuk musim semi. Ular, serangga, dan binatang kecil lain mulai keluar mencari makan. Ini bukan masalah besar."Mendengar itu, yang lainnya pun mengangguk, lalu menyarungkan pedang mereka kembali.Andini juga menghela napas lega. Pandangannya tertuju pada kepala ular yang terpenggal di tepi jalan.Di bawah cahaya bulan, kepala ular yang kecil itu masih bergerak, seolah-olah berusaha bertahan. Entah kenapa, Andini merasa ini adalah pertanda buruk. Kegelisahan mulai merayap ke hatinya.Semoga saja semuanya akan berjalan lancar di perjalanan ini.Para prajurit sudah terbiasa dengan perjalanan panjang. Mereka hanya tidur 4 jam setiap malam, tetapi tetap memperhatikan Andini selama perjalanan.Namun, kegelisahan yang muncul malam itu terus membekas di hati Andini. Dia sama sekali tidak bisa tenang.Seakan-akan me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status