Share

Bab 261

Penulis: Zaina Aulia
Byakta tertegun. Andini mogok makan dan makan makanan sisa?

Beberapa hari ini, Byakta sibuk mengurus masalah ayahnya. Ketika ada waktu luang, dia akan memikirkan Andini.

Byakta tahu Andini pasti sangat khawatir. Menurutnya, Andini pasti tidak bisa makan dan tidur karena memikirkan ayahnya Byakta. Jadi, Byakta segera datang menemuinya.

Para penjaga di Kediaman Adipati melarang Byakta masuk. Byakta juga tidak berani memanjat tembok. Dia khawatir tindakannya yang gegabah akan membuat situasi Andini bertambah sulit. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa Andini sampai melakukan pengorbanan sebesar ini.

Byakta awalnya mengira ayahnya bisa dibebaskan karena bukti yang dia temukan cukup kuat. Namun, sekarang dia justru terkejut saat mengetahui alasan ayahnya bisa bebas. Itu karena Andini melakukan perlawanan dengan mogok makan dan makan makanan sisa!

Hati Byakta terasa seperti dicabik-cabik. Byakta tidak pernah membenci dirinya seperti saat ini. Dia membenci ketidakberdayaannya. Padahal dia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 262

    Setelah masuk ke Kediaman Adipati, Byakta langsung menuju ke Paviliun Ayana. Namun, dia tetap tidak bertemu dengan Andini.Laras berdiri di luar kamar. Dia memberi hormat pada Byakta, lalu tersenyum tipis sambil berkata, "Syukurlah kalau ayahnya Wakil Jenderal Byakta baik-baik saja. Tapi, Nona Andini sudah istirahat. Mungkin nggak bisa menemui Wakil Jenderal Byakta. Silakan datang lain hari."Byakta mengernyit sembari bertanya, "Apa dia nggak mau menemuiku?"Ekspresi Laras menegang. Dia buru-buru menjawab, "Jangan berpikir seperti itu. Beberapa hari ini, Nona Andini nggak istirahat dengan baik. Nona baru bisa tidur dengan tenang setelah mendengar ayahnya Wakil Jenderal Byakta dibebaskan. Hamba benar-benar nggak tega mengganggunya."Hati Byakta tiba-tiba terasa tertekan. Dia segera mengangguk seraya bertutur, "Baiklah. Jangan ganggu dia. Biarkan dia tidur nyenyak. Kalau begitu, besok aku datang lagi ...."Setelah berbicara, Byakta berjalan mundur. Tidak disangka, Laras buru-buru memangg

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 263

    Lima hari kemudian, Andini memakai riasan tipis. Setelah menutupi wajahnya yang pucat, dia bersiap untuk keluar.Andini sudah belasan hari tidak mengunjungi Ainun. Meskipun dijaga Farida, Ainun tetap akan sangat mengkhawatirkan Andini. Andini harus pergi untuk menenangkan Ainun.Setelah bertemu dengan Ainun, Andini akan pergi menemui Byakta. Menurutnya, Byakta pasti juga sangat mengkhawatirkannya.Tidak disangka, begitu keluar, Andini bertemu dengan Kirana yang berdiri di luar paviliun.Kirana tersenyum kaku saat melihat Andini. Dia membuka mulut, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Dia hendak maju, tetapi khawatir Andini akan menjauhkannya. Jadi, dia hanya berdiri di tempat dengan canggung.Andini menghela napas sebelum berjalan menghampiri Kirana. Dia memberi hormat, lalu bertanya, "Ada urusan apa Ibu mencariku?"Ketika mendengar nada bicara Andini yang lembut, senyuman di wajah Kirana akhirnya tidak begitu kaku lagi. Matanya tanpa sadar berkaca-kaca. Dia menatap Andini seraya menya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 264

    "Ibu sudah memberikan undangan ini padaku. Bukannya Ibu memang mau aku pergi?" tanya Andini sambil menyimpan undangannya. Dia menengadah menatap Kirana sembari tersenyum tipis, lalu menambahkan, "Lagi pula, apa Panji bisa lebih buruk dari Pangeran Baskoro?"Begitu mendengar ini, dada Kirana tiba-tiba bergetar hebat seakan-akan dihantam sesuatu. Dia juga tiba-tiba mundur dua langkah.Andini memberi hormat sebelum meninggalkan Kirana.Hanya cucu dari Penasihat Agung. Lagi pula, undangannya bukan diberikan sendiri oleh Penasihat Agung. Keluarga Adipati memang sudah merosot, tetapi belum lemah sampai harus takut pada seorang cucu Penasihat Agung yang tidak disukai orang-orang.Jika benar-benar mengkhawatirkan Andini, Kirana tidak akan memberikan undangan ini padanya. Lantaran Kirana ingin Andini pergi, untuk apa pura-pura peduli?Ketika masih kecil, Andini merasa bahwa Kirana adalah ibu yang paling lembut di dunia. Namun sekarang, Andini hanya merasa Kirana sangat munafik. Saking munafikny

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 265

    Ketika melihat ekspresi licik Panji, Andini sangat ingin menyiram wajahnya dengan air panas! Namun, di belakang Panji ada Penasihat Agung. Andini tahu bahwa dirinya tidak bisa menyerang Panji. Dia juga tahu Panji bisa membunuh beberapa rakyat biasa dengan sangat mudah.Saat ini, Andini hanya bisa mengepalkan tangan dengan erat dan menggertakkan gigi.Senyuman di wajah Panji makin lebar. Dia bertanya, "Apa kamu tahu gimana orang-orang luar mendeskripsikanku?"Panji berbicara sambil menuangkan teh untuk Andini dengan perlahan. Dia tampak tenang dan santai."Mereka bilang aku serigala berbulu domba, lebih rendah dari binatang, lintah, ular berbisa .... Ck, ck. Biar aku menasihatimu. Nggak ada gunanya marah pada orang sepertiku," sambung Panji.Panji mengangkat cangkir teh dan menyesapnya. Senyuman di wajahnya terlihat angkuh. Kedua matanya terus menatap Andini dengan tajam.Andini baru pertama kali bertemu dengan orang yang mendeskripsikan diri sendiri seperti itu. Orang bilang, lebih bai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 266

    Panji menatap Andini dengan tajam dan beringas. Dia bertanya, "Orang sepertimu bisa melakukan itu?""Benar. Aku bisa melakukan itu," balas Andini dengan pelan. Suaranya tidak lantang, tetapi bisa membuat orang merasa cemas."Baik menyewa pembunuh atau memberi racun, aku punya caraku sendiri. Kalau nggak berhasil, aku akan membakar seluruh kediaman Penasihat Agung. Setidaknya ada beberapa keluargamu yang akan mati," tambah Andini.Saat ini, Andini memang tidak bisa berbuat apa-apa pada Panji. Namun, dia harus memberi tahu Panji bahwa dia bukan orang yang mudah ditindas. Dia juga bukan orang yang mudah ditaklukkan untuk dinikahi.Hanya saja, Panji sudah dikenal sebagai seorang berandal. Dia tentu tidak akan terpengaruh oleh kata-kata Andini.Setelah terkejut sejenak, Panji tiba-tiba berdiri dengan sikap tidak takut pada ancaman. Dia tertawa dingin sebelum menimpali, "Baiklah! Bunuh saja kalau kamu mau. Tapi, aku tetap akan menikahimu!"Begitu ucapan ini dilontarkan, pintu ruang privat ti

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 267

    Di sisi lain, Byakta menarik Andini meninggalkan Kedai Arum. Di belakangnya, Laras berlari pelan sambil mengingatkan, "Wakil Jenderal Byakta, jangan berjalan terlalu cepat! Pergelangan kaki Nona Andini pernah cedera. Gimana kalau nanti terkilir?"Byakta segera menghentikan langkahnya. Dia buru-buru melihat pergelangan kaki Andini. Tatapannya menunjukkan kepanikan. Katanya, "Maaf, aku nggak tahu ...."Kata-kata Byakta tersirat kegelisahan dan rasa bersalah. Bahkan amarahnya yang barusan sudah sirna.Andini tersenyum seraya menggeleng dan menyahut, "Aku nggak apa-apa." Tidak disangka, telapak tangannya tiba-tiba terasa hangat dan lengket.Begitu menunduk, Andini baru menyadari bahwa lengan bawah Byakta terluka. Saat ini, darahnya sedang mengalir dari pergelangan tangan Byakta ke telapak tangan mereka yang bergandengan.Andini bertanya dengan terkejut, "Kamu terluka?"Sepertinya Byakta juga baru menyadarinya. Dia melirik lengan bawahnya sekilas, lalu mengernyit sembari menyahut, "Mungkin

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 268

    Gayatri adalah adiknya Byakta. Sudah seharusnya Byakta yang mendidiknya.Byakta mengernyit sambil memelototi Gayatri, lalu menegur, "Gayatri, jangan bersikap nggak sopan!"Namun, Gayatri seolah-olah tidak mendengar. Sebaliknya, dia malah bertanya, "Kak, orang-orang jahat tadi sudah ditangkap? Sudah tahu siapa yang mengutus mereka? Apa ulah Keluarga Adipati lagi?" Dia sengaja bertanya seperti itu.Andini pura-pura tidak mendengar.Byakta menjawab, "Bukan Keluarga Adipati, tapi seorang berandal ibu kota yang aku singgung beberapa waktu lalu. Nggak ada hubungannya dengan Andin."Mendengar ini, Gayatri justru mendengus dingin sebelum bertanya lagi, "Benarkah? Tapi, kenapa aku merasa berandal itu juga menargetkan Andini?"Andini akhirnya sedikit mengangkat alisnya dan melirik Gayatri sekilas.Gayatri sedang menatap Andini dengan tajam. Matanya berkaca-kaca. Dia mengeluh, "Pertama, ayahku tiba-tiba dituduh membunuh dan disiksa lima hari sebelum dibebaskan! Hari ini, tiba-tiba ada beberapa ba

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 269

    Saat ini, kereta kuda sudah berada di Jalan Gusria. Orang yang berlalu-lalang memang tidak banyak, ada sekitar belasan orang.Tindakan Byakta seketika menarik perhatian semua orang. Byakta bukan orang yang pandai mengungkapkan perasaan. Dia juga tidak suka menjadi pusat perhatian.Namun sekarang, Byakta sama sekali tidak peduli dengan tatapan dan bisikan orang-orang di sekitarnya. Dia menatap Andini lekat-lekat sambil berkata dengan tegas, "Aku pernah bersumpah nggak akan mengkhianati Nona Andini!"Andini masih tertegun. Dia mengira Byakta memerlukan waktu yang lama untuk berpikir. Tidak disangka, Byakta justru mengejarnya secepat ini. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi seketika tidak tahu harus berkata apa.Apakah Byakta berpikir Andini akan meninggalkannya? Itu sebabnya Byakta memanggilnya Nona Andini?Byakta meyakinkan, "Aku tahu, kamu khawatir keluargaku akan terseret ke dalam masalah. Tapi, sejak awal aku sudah memikirkan solusi. Baik itu Keluarga Adipati atau Panji, aku punya

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 328

    Andini tahu Kirana datang untuk menghiburnya. Hanya saja, Andini malah menganggap ucapan Kirana tidak enak didengar. Semua ini takdir? Apa Kirana merasa Byakta pantas mati?Andini mengernyit, tetapi dia tidak mampu berdebat dengan mereka lagi. Andini menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Adipati. Apa pun yang terjadi padaku nggak ada hubungannya dengan kalian. Aku harap ke depannya kalian jangan datang lagi."Selesai bicara, Andini langsung berjalan masuk ke kediaman. Abimana marah-marah, "Andini! Jangan nggak tahu diri! Biasanya Ibu jarang keluar, dia datang karena mengkhawatirkanmu!"Langkah Andini terhenti. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu bertanya, "Bagaimana dengan kamu?"Mendengar ucapan Andini, Abimana terdiam. Dia tidak memahami maksud Andini.Andini tiba-tiba berbalik dan lanjut bertanya seraya menatap Abimana, "Kenapa kamu datang kemari? Kamu memperhatikanku atau merasa bersalah?"Sebenarnya Andini tidak memahami satu ha

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 327

    Yudha hanya ingin membawa Byakta pulang bersama keluarganya tanpa Rangga dan Andini. Mulai saat ini, para bangsawan dari ibu kota tidak berhubungan dengan Keluarga Muhadir lagi.Rangga mengangguk. Dia bisa memahami pemikiran Yudha. Tentu saja, Rangga tidak memaksakan kehendaknya.Andini juga mengerti. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghampiri Ajeng dan melepaskan gelang gioknya. Andini berucap, "Aku nggak pantas terima gelang ini ...."Sebelum Andini menyelesaikan ucapannya, Ajeng menahan tangan Andini. Ajeng tampak kelelahan, tetapi dia tetap tersenyum kepada Andini dan menimpali, "Gelang ini sudah menjadi milikmu. Kalau kamu kembalikan padaku, Byakta pasti sedih."Andini memandang Ajeng dengan ekspresi kaget. Jika Ajeng masih meminta Andini menyimpan gelang ini, berarti Keluarga Muhadir masih mengakui Andini.Andini tidak menyangka sekarang Keluarga Muhadir masih menerimanya. Dia merasa sangat sedih. Andini memeluk Ajeng dengan erat. Dia merasa bersyukur dan juga bersalah.Ajen

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 326

    Andini yang menyebabkan Yudha dan Ajeng kehilangan putranya. Dia juga menyebabkan Gayatri kehilangan kakaknya. Semua ini salah Andini.Tangisan Gayatri makin menjadi-jadi. Dia berujar, "Tapi, Kak Byakta pasti marah kalau lihat aku salahkan kamu ...."Ucapan Gayatri membuat hati Andini terasa sakit. Andini kewalahan melihat Gayatri yang menangis histeris.Gayatri tetap berusaha berbicara, "Sebelum pergi, kakakku bilang padaku dia nggak pernah begitu menyayangi seorang wanita selama hidupnya. Dia cuma ingin kamu aman dan bahagia. Biarpun harus mengorbankan nyawanya, dia juga rela."Gayatri menambahkan, "Andini, kakakku benar-benar mengorbankan nyawanya. Jadi, kamu harus aman dan bahagia! Kalau nggak, aku nggak akan ampuni kamu!"Ini adalah keinginan terakhir Byakta. Gayatri tidak bisa bicara lagi. Dia terus menangis. Gayatri tidak mengerti kenapa di dunia ini ada orang yang begitu bodoh hingga rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan dan kebahagiaan orang lain.Namun, Gayatri tidak be

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 325

    Andini tertegun. Semalam dia mendengar bandit mengatakan jika bukan karena Rangga mengutus orang untuk mengikuti Andini, mereka juga tidak akan menyangka orang yang berada di dalam peti mati adalah Byakta. Pembunuhan semalam juga tidak akan terjadi.Mungkin sekarang Andini sudah keluar dari Yolasa. Seharusnya Andini tidak menyalahkan Rangga. Bagaimanapun, Rangga hanya berniat melindungi Andini. Dia tidak menyangka semalam bandit akan muncul.Lagi pula, masalah kali ini terjadi karena bandit terlalu brutal. Mereka membantai penduduk desa, bahkan mereka tidak melepaskan bayi.Jika bukan karena masalah itu, Kaisar tidak akan buru-buru mengutus prajurit. Semua ini juga tidak akan terjadi.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Byakta dan para prajurit telah mati. Andini tidak bisa mengatakan dirinya tidak menyalahkan Rangga.Andini diam-diam menyalahkan semua orang yang berkaitan dengan masalah ini. Akan tetapi, dia tetap menyalahkan dirinya sendiri. Jadi, Andini hanya terdiam dan menunduk.Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 324

    Suara langkah kaki makin mendekat. Andini langsung mundur, lalu berteriak, "Jangan mendekat!"Namun, Rangga tidak menghentikan langkahnya. Andini yang panik segera mengayunkan pedangnya. Rangga tidak menyangka Andini berniat menyakitinya. Dia buru-buru mundur.Pedang Andini menggores lengan baju Rangga. Andini merasakan serangannya kurang tepat, jadi dia mengayunkan pedangnya lagi.Siapa sangka, Rangga menggenggam pergelangan tangan Andini. Sebelum Andini sempat merespons, Rangga menarik Andini ke dalam pelukannya sambil menghibur, "Jangan takut, ini aku."Andini yang hendak memberontak langsung menghentikan gerakannya begitu mendengar suara Rangga. Tubuh Andini menegang. Dia bertanya, "Rangga?"Rangga menyahut, "Iya, ini aku. Sekarang kamu sudah aman."Andini hanya merasa tenang sesaat. Dia segera menyeka darah di wajahnya dengan baju Rangga, lalu mendorongnya dan bergegas berjalan ke luar hutan.Andini kaget saat melihat penutup peti terbuka. Dia buru-buru naik ke kereta kuda. Andini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 323

    Rangga hanya menghabiskan waktu sehari untuk membereskan masalah di Kabupaten Horta. Bandit yang ditangkap Rangga tidak bisa bertahan lama. Bandit langsung mengakui semuanya.Rangga juga mengancam Akbar sehingga Akbar yang ketakutan setengah mati tidak berani menutupi kebenarannya lagi. Masalah ini memang sangat rumit.Rangga menyuruh Cahya untuk menyelidiki masalah ini dengan teliti. Cahya sudah kehilangan lengan kirinya. Ke depannya dia tidak bisa berperang lagi. Jika Cahya bisa menyelesaikan masalah ini, dia bisa mendapatkan jabatan di pemerintahan.Biarpun hanya menjadi bupati di Kabupaten Horta, itu lebih baik daripada pulang dengan tubuh cacat dan menjadi petani.Rangga buru-buru pergi dengan menunggangi kudanya tanpa minum sedikit pun. Dia sangat panik. Sosok Andini yang pergi menjauh terus terlintas di benak Rangga. Jadi, Rangga tidak bisa menunggu lagi.Rangga terus mengejar Andini tanpa beristirahat. Begitu sampai, dia baru tahu semua orang yang diutusnya untuk melindungi And

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 322

    Tenaga bandit sangat kuat. Andini merasa tangannya hampir patah. Dia berusaha menahan rasa sakit dan mencoba menggerakkan tangannya.Pedang di perut bandit juga mulai bergerak. Bandit berteriak kesakitan. Genggamannya di tangan Andini makin erat.Andini yang merasa kesakitan berteriak. Namun, teriakan Andini bukan hanya karena rasa sakit. Akhirnya, Andini berhasil memutar pedang itu.Sepertinya usus bandit itu putus, dia memuntahkan darah. Bandit itu tumbang. Andini tetap menggenggam pedang dengan erat.Wajah Andini ternodai darah sehingga dia kesulitan untuk membuka matanya. Kemudian, terdengar suara langkah kaki dan suara bandit lain lagi. "Madun! Harjo!"Andini sangat panik, tetapi dia masih bisa berpikir rasional. Andini tidak boleh terus berada di sini. Hanya saja, Andini sudah kehabisan tenaga dan tangannya terasa sakit. Bahkan, dia tidak mampu menyeka darah di wajahnya.Alhasil, Andini ditendang oleh bandit hingga terjatuh ke tanah. Bandit hendak menusuk Andini setelah melihat k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 321

    Andini terkejut saat melihat bandit yang wajahnya ternodai darah prajurit. Andini langsung mundur. Siapa sangka, dia tersandung ranting pohon dan terjatuh ke tanah.Bandit tertawa melihat kondisi Andini. Di dalam kegelapan malam, bau amis darah membuat Andini pusing.Andini yang tampak ketakutan bertanya sembari terisak, "Apa ... kamu nggak akan bunuh aku ... kalau aku ikut kamu?"Bandit makin bangga ketika melihat Andini sangat ketakutan. Dia menyahut, "Tentu saja. Yang penting kamu bersikap patuh."Andini mengangguk dan menimpali, "Aku sangat patuh. Tapi ... sepertinya aku terkilir."Bandit melihat pergelangan kaki Andini. Dia tidak curiga karena tadi Andini memang tersandung. Bandit mengamati Andini lagi. Melihat ekspresi Andini yang ketakutan, bandit menganggap Andini hanya wanita yang lemah. Andini sama sekali tidak membawa senjata, mana mungkin dia bisa membuat masalah?Bandit menghampiri Andini sambil mengangkat alis. Dia hendak memapah Andini. Sementara itu, Andini mengulurkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 320

    Karena terkejut, prajurit itu mundur beberapa langkah ke belakang.Prajurit lain melangkah maju. Saat melihat apa yang terjadi, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Sekarang sudah masuk musim semi. Ular, serangga, dan binatang kecil lain mulai keluar mencari makan. Ini bukan masalah besar."Mendengar itu, yang lainnya pun mengangguk, lalu menyarungkan pedang mereka kembali.Andini juga menghela napas lega. Pandangannya tertuju pada kepala ular yang terpenggal di tepi jalan.Di bawah cahaya bulan, kepala ular yang kecil itu masih bergerak, seolah-olah berusaha bertahan. Entah kenapa, Andini merasa ini adalah pertanda buruk. Kegelisahan mulai merayap ke hatinya.Semoga saja semuanya akan berjalan lancar di perjalanan ini.Para prajurit sudah terbiasa dengan perjalanan panjang. Mereka hanya tidur 4 jam setiap malam, tetapi tetap memperhatikan Andini selama perjalanan.Namun, kegelisahan yang muncul malam itu terus membekas di hati Andini. Dia sama sekali tidak bisa tenang.Seakan-akan me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status