Share

Bab 248

Penulis: Zaina Aulia
Laras masih belum mengerti. "Kalau dia nggak ada, gimana?"

Kalau Byakta tidak ada, itu berarti Abimana sudah mengambil tindakan terhadapnya!

Namun, Andini tidak mengutarakan pikirannya. Dia tidak ingin membuat Laras ikut cemas, jadi dia hanya tersenyum tipis. "Nggak apa-apa. Kita kembali ke kediaman dulu."

Laras bergerak dengan cepat. Sesampainya di kediaman, tidak butuh waktu lama baginya untuk mengutus seseorang pergi ke Desa Mutia.

Selama itu, Andini tetap menunggu di kediaman, hatinya tidak bisa tenang sedikit pun. Hingga menjelang senja, utusan yang dikirim ke Desa Mutia akhirnya kembali dengan tergesa-gesa.

Andini segera bertanya, "Bagaimana? Apa kamu bertemu dengan Wakil Jenderal Byakta?"

Pelayan itu menggeleng, menyerahkan kembali botol obat dalam kondisi utuh, lalu berkata, "Hamba nggak menemukan Wakil Jenderal Byakta di Desa Mutia, bahkan keluarganya juga nggak ada di sana."

"Penduduk desa bilang tadi malam, orang-orang dari Biro Administrasi datang dan membawa ayahnya. Ibu d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 249

    Tawa nyaring itu menusuk telinga, membuat Byakta langsung mengepalkan tinjunya dengan erat.Andini buru-buru melangkah maju, berdiri di depannya, takut Byakta akan bertindak gegabah. Dia lantas menatap Panji dan bertanya, "Ini perbuatanmu?"Kalau bukan, bagaimana mungkin Panji tahu Byakta ada di sini dan sengaja datang untuk mentertawakannya? Namun, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh.Panji memang cucu Rendra, tetapi dia bukan cucu utama dan tidak dianggap penting. Orang-orang di Biro Administrasi juga bukan orang bodoh, mana mungkin mereka menangkap orang sembarangan hanya demi seorang pemuda sampah seperti Panji?Kecuali, Rendra sendiri yang turun tangan. Namun, Rendra adalah sosok berpangkat tinggi dan berpengaruh. Kemungkinan besar, dia tidak akan melakukan hal seperti ini hanya demi Panji!Saat ini, Panji tersenyum lebar hingga luka di sudut bibirnya tertarik dan membuatnya meringis kesakitan. Namun, dia tetap berkata, "Aku nggak ngerti apa yang sedang kamu bicarakan. Tapi, a

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 250

    Keduanya berpelukan dalam diam untuk beberapa saat sebelum akhirnya Byakta berbalik dan pergi.Andini tetap berdiri di tempatnya, menatap punggungnya yang semakin menjauh. Di matanya, hanya tersisa secercah ketenangan yang dingin.Saat kembali ke Kediaman Adipati, langit sudah gelap. Begitu memasuki gerbang, seorang pelayan segera memberi tahu bahwa Kresna sedang menunggunya di ruang tamu depan.Di dalam ruangan, hanya ada Kresna seorang diri. Melihat Andini datang, dia mengangkat cangkir teh di sampingnya, berpura-pura menyeruputnya sebelum akhirnya bertanya, "Kenapa pulang selarut ini? Kamu pergi ke mana?""Ke Biro Administrasi," jawab Andini dengan jujur. Pandangannya tetap lurus ke depan tanpa sedikit pun melirik Kresna.Kresna sama sekali tidak mempermasalahkan sikapnya. Dia hanya mendengus dingin. "Sebagai putri Keluarga Adipati, kamu nggak seharusnya berkeliaran sesuka hati. Nggak pantas sekali pulang selarut ini! Mulai besok, kamu tetap tinggal di rumah. Tanpa izinku, kamu ngga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 251

    Dianti benar-benar ketakutan. Dia menatap Andini dengan mata terbelalak, membiarkan air matanya mengalir tanpa henti."Kakak, aku tahu aku salah karena iri padamu hingga menyuap para pengemis itu, bahkan membuat mereka kehilangan nyawa. Tapi, aku hanya menyuruh mereka membawaku pergi. Aku nggak pernah nyangka mereka punya niat jahat. Aku sudah menyadari kesalahanku ...."Sambil berbicara, Dianti berlutut dan menangis tersedu-sedu, tampak begitu menyedihkan.Namun, Andini hanya melirik para pelayan di dalam ruangan dan berkata dengan suara dingin, "Keluar."Para pelayan itu merasa cemas jika harus meninggalkan Dianti, tetapi entah mengapa, mereka lebih takut kepada Andini.Setelah saling bertukar pandang dengan ragu, mereka akhirnya keluar dan menutup pintu di belakang mereka.Setelah pintu tertutup rapat, barulah Andini perlahan-lahan berjalan mendekati Dianti.Dianti masih tersedu-sedu. Begitu melihat Andini semakin dekat, dia secara naluriah mundur sedikit.Namun, Andini langsung mer

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 252

    Mendengar kata-kata Andini, Dianti seperti sudah bisa membayangkan akhir dari hidupnya. Dia akan dicemooh oleh semua orang, dihina oleh masyarakat.Saat itu terjadi, Abimana pasti akan membencinya. Keluarga Maheswara juga akan merasa wanita yang nama baiknya telah tercemar seperti dia tidak pantas menjadi Nyonya Keluarga Maheswara.Sementara itu, Rangga ... pasti tidak akan menikahinya lagi ....Melihat mata Dianti yang terus berkedip dengan panik, ekspresi Andini semakin dingin. "Bukankah Nona Dianti takut ditinggalkan oleh Keluarga Adipati dan Rangga? Kalau kamu nggak menurutiku, aku jamin, nasibmu akan jauh lebih tragis daripada aku.""Aku akan menurut, Kak!" Tiba-tiba, Dianti memeluk kaki Andini. Tatapannya dipenuhi ketakutan. "Asalkan Kakak berbaik hati, aku pasti akan menurut. Kakak tenang saja, aku nggak akan makan ataupun minum. Apa pun yang Kakak suruh, aku pasti lakukan!"Saat mengatakan itu, ketakutan dalam hatinya semakin memuncak, hingga akhirnya dia tidak bisa menahan dir

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 253

    Dianti secara naluriah meraih lengan baju Abimana, lalu mencengkeramnya erat dan bersembunyi di belakangnya.Melihat sikapnya yang ketakutan, Abimana semakin merasa iba. Dia segera berucap dengan suara rendah, "Dian, katakan saja! Kakak ada di sini, nggak akan ada yang berani menyentuhmu!"Saat mengucapkan kalimat terakhir, Abimana memelototi Andini dengan murka, seolah-olah dia adalah penjahat paling keji di dunia ini.Namun, di belakangnya, terdengar suara gemetar, "Kak Andini hanya datang untuk berbicara denganku, dia nggak menyakitiku."Mendengar itu, Abimana sontak menoleh ke arah Dianti, menunjuk kekacauan di lantai. "Dia sudah membalikkan meja, kamu masih membelanya?”Dianti mengerutkan kening dan menundukkan kepala. "Kakak melakukannya demi kebaikanku. Aku telah berbuat dosa dengan mencelakai beberapa nyawa tak bersalah. Mereka meninggal, tapi aku malah hidup dengan begitu nyaman."Setelah berkata demikian, Dianti diam-diam melirik Andini, lalu melanjutkan, "Kak, aku sudah memu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 254

    Pembunuh yang sebenarnya itu, yang dimaksud oleh Andini adalah Abimana.Abimana tentu menyadarinya. Seketika, tangannya mengepal erat. "Kamu ingin ayah Byakta selamat? Itu mudah. Putuskan saja hubunganmu dengan Byakta!""Aku nggak akan memutuskan hubungan dengannya." Andini menyahut dengan dingin. Tatapannya tertuju pada Dianti. "Nona Dianti akan menebus dosa Keluarga Adipati. Pada akhirnya, kita akan lihat apa yang lebih penting di hati Tuan Kresna, perjodohanku atau putri satu-satunya."Di mata Andini, Dianti melihat ancaman yang jelas. Menyadari maksudnya, dia buru-buru menarik lengan baju Abimana. "Kak, kalau ayah Wakil Jenderal Byakta nggak bersalah, kita nggak seharusnya menjebaknya! Kumohon, bujuklah Ayah! Selama Ayah nggak melepaskannya, aku nggak akan makan apa pun!"Mendengar perkataan itu, Abimana menjadi sangat marah. "Kamu ini! Apa kamu sudah dicuci otak olehnya?"Namun, melihat ekspresi takut Dianti, Abimana segera menyadari sesuatu. "Apa dia mengancammu sesuatu? Kenapa k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 255

    Begitu Kresna mengetahui hal ini, dia pun naik pitam. Bahkan sebelum Andini kembali ke Paviliun Ayana, sekelompok prajurit sudah mengepung tempat itu dari segala arah.Komandan yang memimpin memberi hormat kepada Andini yang baru saja kembali, lalu berkata dengan suara dingin, "Atas perintah Adipati, mulai hari ini, Nona Andini akan dikurung di dalam Paviliun Ayana."Andini sudah menduganya, jadi dia sama sekali tidak terkejut. Dia hanya mengangguk dengan tenang, lalu melangkah masuk.Namun, komandan itu segera menghalangi dan menambahkan, "Adipati juga berkata, kalau Nona begitu menyukai cara mogok makan, mulai hari ini, Nona nggak diperbolehkan makan maupun minum hingga Nona mengakui kesalahan."Andini tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang. Namun, ekspresinya tetap tenang. "Aku mengerti. Aku sudah boleh masuk sekarang?"Melihat Andini yang begitu tenang, komandan itu merasa curiga. Dia mengira Andini pasti telah menyiapkan rencana untuk menghadapi hukuman ini sehingga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 256

    Andini berdiri di balik pintu halaman, menatap kolam teratai yang berada di tengah kegelapan malam.Air kolam memantulkan cahaya redup dari beberapa lentera di seberang, kecil dan rapuh, seolah-olah bisa ditelan kegelapan kapan saja. Bahkan, jembatan batu di atas kolam pun tak tersinari dengan baik.Andini menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah menuju jembatan. Angin malam yang lembut bertiup melewati telinganya, mengibaskan beberapa helai rambut di pelipisnya, tetapi tidak cukup kuat untuk menimbulkan riak di permukaan air kolam.Seketika, Andini merasa dirinya bagaikan cahaya lentera itu, bagaikan angin malam ini. Tidak peduli bagaimana dia dihancurkan, tetap tidak ada yang bisa menggoyahkan hati orang-orang yang dulu disebutnya keluarga.Menyadari hal itu, Andini tiba-tiba menunduk dan tersenyum penuh kepahitan. Pada saat ini, dia justru bersyukur atas keberadaan Dianti. Asalkan Dianti tidak makan dan minum, Kresna pasti akan khawatir!Dugaan Andini benar. Baru dua hari berlalu,

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 334

    Andini tidak bisa menjawab pertanyaan Laras. Tentu saja dia tidak ingin Laras terancam bahaya. Namun, Andini tidak tega meninggalkan Laras begitu memikirkan Laras akan menangis histeris setelah dirinya pergi.Melihat Andini tidak langsung menjawab, Laras melepaskan Andini. Dia memandangi Andini dan bertanya lagi sambil berlinang air mata, "Nona nggak akan tinggalkan hamba, 'kan?"Akhirnya hati Andini luluh saat melihat ekspresi Laras yang kasihan. Dia menyahut, "Nggak akan.""Kalau begitu, hamba bereskan barang-barang sekarang," timpal Laras. Dia segera melepaskan diri dari pelukan Andini, lalu masuk ke kamar sembari menyeka air mata.Melihat Laras begitu semangat, Andini menggeleng. Dia memutuskan untuk membiarkan Laras mengikutinya. Nanti Andini akan berusaha untuk melindungi Laras.Laras menghabiskan waktu 4 jam untuk membereskan barang-barang. Dia juga mencari Rama untuk menyerahkan kunci kediaman kepadanya.Saat sore hari, Andini dan Laras baru menunggangi kuda. Kala ini, Andini s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 333

    Andini tidak suka mendengar nada bicara Rangga yang dingin seperti ini. Dia merasa Rangga seperti mendesaknya. Namun, apa urusan Andini berhubungan dengan Rangga?Ekspresi Andini menjadi masam. Hanya saja, sebentar lagi Andini akan meninggalkan ibu kota. Jadi, dia tidak perlu berdebat dengan Rangga lagi.Andini menjawab, "Byakta meninggalkan surat untuk Kak Kalingga, jadi aku datang untuk mengantar surat itu."Kemudian, Andini memberi hormat kepada Rangga dan berpamitan, "Aku nggak mau ganggu Jenderal Rangga lagi. Aku pergi dulu."Selesai bicara, Andini langsung pergi. Dia tidak ingin bicara panjang lebar dengan Rangga.Rangga mengernyit saat melihat sosok Andini yang pergi menjauh. Dia berbalik, lalu melihat Kalingga sedang minum teh.Rangga berjalan masuk ke paviliun. Dia bertanya setelah melihat cangkir teh di depan Kalingga, "Untuk apa dia datang?"Kalingga tidak melihat Rangga. Dia hanya menjawab, "Dia mengantar surat dari Byakta."Kalingga memandang Rangga dengan ekspresi bingung

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 332

    Andini takut menghadapi bahaya di perjalanan. Dia tidak ingin mencelakai Laras. Andini sudah mencelakai banyak orang, jadi dia tidak akan membiarkan Laras mengikutinya.Laras hampir menangis. Dia menolak, "Kalau Nona mau cari orang untuk menjaga kediaman dan bunga plum, aku bisa carikan. Nona, tolong bawa hamba. Pokoknya hamba nggak ingin berpisah dengan Nona."Andini merasa tidak berdaya saat melihat Laras yang keras kepala. Dia tidak ingin Laras terlalu sedih. Setelah berpikir sejenak, Andini terpaksa mengalihkan topik pembicaraan, "Kalau begitu, nanti baru kita bicarakan lagi. Kamu beli 2 potong baju pria untukku dulu, ya?"Sebaiknya mereka memakai baju pria ketika jalan-jalan di luar. Laras baru menyeka air matanya, lalu mengangguk dan menyahut, "Kalau begitu, hamba pergi sekarang. Hamba akan segera kembali.""Oke," balas Andini.Setelah Laras pergi, Andini baru kembali ke kamar. Dia berencana membereskan barang-barangnya, tetapi dia tidak sengaja melihat surat dari Byakta untuk Ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 331

    Tujuh hari kemudian. Andini sedang duduk di dalam kamar. Saat Laras masuk, dia melihat Andini memandangi halaman sambil melamun.Selama 7 hari, Andini tidak melakukan apa pun setelah bangun. Dia hanya melamun. Wajahnya sangat pucat.Laras tahu kematian Ainun dan Byakta membuat Andini makin terpuruk. Sekarang hanya Laras yang bisa menyelamatkan Andini.Laras segera menarik Andini keluar dan berujar, "Nona, ikut hamba ke suatu tempat."Tenaga Laras sangat kuat. Andini terpaksa mengikuti Laras. Untung saja, mereka tidak pergi terlalu jauh. Laras membawa Andini ke taman bunga.Sekarang sudah bulan Mei. Di bawah cahaya matahari, bunga-bunga yang bermekaran tampak indah. Namun, keindahan bunga tidak membuat hati Andini tergerak.Andini hanya mengernyit. Dia tidak ingin mengecewakan Laras, tetapi dia hanya ingin duduk di dalam kamar.Tiba-tiba, Laras berlari ke suatu tempat dan berseru pada Andini, "Nona, lihat apa ini?"Laras menunjuk pohon di sampingnya. Pohon itu tak berdaun. Dibandingkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 330

    Namun, lengan itu mengeluarkan bau tidak sedap karena disimpan terlalu lama. Tidak seperti jasad Byakta, mereka memasukkan kapur ke dalam peti matinya.Kaisar yang merasa terganggu menutup hidungnya. Dia bertanya, "Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?"Rangga menjawab, "Apa Kaisar nggak merasa tato di lengan ini sangat familier?"Mendengar jawaban Rangga, Kaisar melihat lengan itu lagi. Ternyata ada tato kepala harimau di lengan tersebut.Rangga menjelaskan, "Dulu, salah satu bandit yang membunuh Pangeran Baskoro juga punya tato ini. Awalnya saya nggak menganggapnya serius, tapi saya menemukan beberapa bandit Yolasa yang menguasai ilmu bela diri mempunyai tato kepala harimau ini."Kaisar menghampiri lengan itu, lalu berjongkok dan memeriksanya. Dia mendengar Rangga bertanya dengan dingin, "Apa Kaisar nggak kepikiran dengan Pasukan Harimau?"Begitu mendengar "Pasukan Harimau", Kaisar langsung terduduk di lantai saking kagetnya. Kasim buru-buru memapah Kaisar, tetapi Kaisar menolak.Kai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 329

    Setelah kembali ke kamar, kemarahan dan kesedihan Andini masih belum menghilang. Dia merasa dirinya pasti berutang nyawa pada Abimana di kehidupan sebelumnya.Kalau tidak, kenapa Abimana selalu menghancurkan harapan Andini setiap Andini merasakan perubahan dalam hidupnya? Sebelumnya Baskoro tertimpa masalah, sekarang giliran Byakta.Hanya saja, jika Andini benar-benar berutang pada Abimana di kehidupan sebelumnya, seharusnya Andini yang membayarnya sendiri. Kenapa harus melibatkan Byakta?Air mata Andini mengalir. Laras merasa kasihan pada Andini, tetapi dia tiba-tiba teringat sesuatu. Laras menunjuk barang di meja dan bertanya, "Nona, coba lihat apa itu?"Andini melihat ke arah yang ditunjuk Laras dan menemukan sepucuk surat. Namun, surat itu ditujukan pada Kalingga, bukan Andini.Andini merasa kecewa. Dia berucap, "Kenapa cuma ada satu surat? Jelas-jelas Gayatri bilang Byakta meninggalkan sesuatu untukku."Apa Byakta hanya meninggalkan surat untuk Kalingga? Tangisan Andini makin menj

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 328

    Andini tahu Kirana datang untuk menghiburnya. Hanya saja, Andini malah menganggap ucapan Kirana tidak enak didengar. Semua ini takdir? Apa Kirana merasa Byakta pantas mati?Andini mengernyit, tetapi dia tidak mampu berdebat dengan mereka lagi. Andini menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Adipati. Apa pun yang terjadi padaku nggak ada hubungannya dengan kalian. Aku harap ke depannya kalian jangan datang lagi."Selesai bicara, Andini langsung berjalan masuk ke kediaman. Abimana marah-marah, "Andini! Jangan nggak tahu diri! Biasanya Ibu jarang keluar, dia datang karena mengkhawatirkanmu!"Langkah Andini terhenti. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu bertanya, "Bagaimana dengan kamu?"Mendengar ucapan Andini, Abimana terdiam. Dia tidak memahami maksud Andini.Andini tiba-tiba berbalik dan lanjut bertanya seraya menatap Abimana, "Kenapa kamu datang kemari? Kamu memperhatikanku atau merasa bersalah?"Sebenarnya Andini tidak memahami satu ha

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 327

    Yudha hanya ingin membawa Byakta pulang bersama keluarganya tanpa Rangga dan Andini. Mulai saat ini, para bangsawan dari ibu kota tidak berhubungan dengan Keluarga Muhadir lagi.Rangga mengangguk. Dia bisa memahami pemikiran Yudha. Tentu saja, Rangga tidak memaksakan kehendaknya.Andini juga mengerti. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghampiri Ajeng dan melepaskan gelang gioknya. Andini berucap, "Aku nggak pantas terima gelang ini ...."Sebelum Andini menyelesaikan ucapannya, Ajeng menahan tangan Andini. Ajeng tampak kelelahan, tetapi dia tetap tersenyum kepada Andini dan menimpali, "Gelang ini sudah menjadi milikmu. Kalau kamu kembalikan padaku, Byakta pasti sedih."Andini memandang Ajeng dengan ekspresi kaget. Jika Ajeng masih meminta Andini menyimpan gelang ini, berarti Keluarga Muhadir masih mengakui Andini.Andini tidak menyangka sekarang Keluarga Muhadir masih menerimanya. Dia merasa sangat sedih. Andini memeluk Ajeng dengan erat. Dia merasa bersyukur dan juga bersalah.Ajen

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 326

    Andini yang menyebabkan Yudha dan Ajeng kehilangan putranya. Dia juga menyebabkan Gayatri kehilangan kakaknya. Semua ini salah Andini.Tangisan Gayatri makin menjadi-jadi. Dia berujar, "Tapi, Kak Byakta pasti marah kalau lihat aku salahkan kamu ...."Ucapan Gayatri membuat hati Andini terasa sakit. Andini kewalahan melihat Gayatri yang menangis histeris.Gayatri tetap berusaha berbicara, "Sebelum pergi, kakakku bilang padaku dia nggak pernah begitu menyayangi seorang wanita selama hidupnya. Dia cuma ingin kamu aman dan bahagia. Biarpun harus mengorbankan nyawanya, dia juga rela."Gayatri menambahkan, "Andini, kakakku benar-benar mengorbankan nyawanya. Jadi, kamu harus aman dan bahagia! Kalau nggak, aku nggak akan ampuni kamu!"Ini adalah keinginan terakhir Byakta. Gayatri tidak bisa bicara lagi. Dia terus menangis. Gayatri tidak mengerti kenapa di dunia ini ada orang yang begitu bodoh hingga rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan dan kebahagiaan orang lain.Namun, Gayatri tidak be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status