All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 201 - Chapter 210

542 Chapters

Bab 201

Perkataan Byakta membuat Abimana tertegun. Kemudian, dia menyergah, "Orang sepertimu juga mendambakan Andin? Kamu pikir jadi wakil jenderal itu hebat? Asal kamu tahu, kamu bahkan nggak pantas jadi pelayannya!"Abimana awalnya mengira penghinaannya bisa memancing kemarahan Byakta. Tidak disangka, Byakta hanya membalas dengan pelan, "Aku tahu."Ekspresi Byakta tampak datar. Nada bicaranya terdengar tenang. Tidak terlihat malu atau marah.Abimana dan Rangga tertegun. Sementara itu, Byakta justru berbicara panjang lebar. Tatapannya tertuju ke tanah seakan-akan sedang memikirkan masa lalu.Byakta berujar, "Dulu, Andini seperti rembulan di langit. Kalian semua memanjakan dan melindunginya. Aku tahu status kami berdua terlalu jauh. Jadi, aku cuma berani memperhatikannya dari jauh dan nggak berani punya perasaan padanya."Byakta menambahkan, "Tapi kemudian, semuanya berubah. Dia jatuh dan terpuruk. Kalian semua malah meninggalkannya!"Abimana mengernyit dan mendengus dingin sebelum menyindir,
Read more

Bab 202

Namun, perasaan bukan hal yang bisa dikendalikan. Begitu melihat Andini, Byakta akan merasa kasihan dan tidak bisa mengendalikan diri untuk bersikap baik padanya. Dia juga tidak berdaya.Byakta tidak tahu harus berkata apa, jadi dia memberi hormat sambil berkata, "Aku keluar dulu."Selesai berbicara, tidak ada respons dari Rangga. Byakta menunggu untuk beberapa saat. Lantaran Rangga tetap tidak berbicara, dia berbalik dan keluar.Ketika pintu ditutup, rasa hampa yang luar biasa seketika menyeruak. Rangga mengepalkan tangan dengan perlahan. Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang digali dari dadanya.Semua hal yang Rangga pahami tentang Andini seketika menjadi lelucon di hadapan Byakta hari ini. Rangga tidak tahu apakah Andini yang berubah atau dirinya yang tidak pernah memahami Andini.Sejak hari itu, selalu ada satu hidangan tambahan yang diantar ke Paviliun Ayana. Setelah beberapa hari berturut-turut, Laras melihat selalu ada usus sapi. Dia mengernyit sambil mengeluh, "Nona, lagi-lag
Read more

Bab 203

Ketika Laras pergi menemui Dianti, Dianti sedang berada di taman kediaman. Bunga-bunga berguguran di Paviliun Persik. Dianti datang untuk melihat apakah ada tanaman lain yang bisa ditanam di Paviliun Persik agar suasananya tidak begitu suram.Tidak disangka, Dianti melihat Laras datang sambil melompat-lompat dari kejauhan. Di tangan Laras ada kantong yang bergoyang-goyang. Dianti langsung mengenalinya. Itu adalah kantong yang dia berikan sendiri kepada Ratih! Wajahnya seketika memucat.Dianti menatap Laras yang berjalan ke arahnya dengan riang. Laras memberi hormat, lalu menyerahkan kantong itu seraya menyampaikan, "Nona Dianti, Nona Andini bilang barangmu ketinggalan. Dia khusus meminta hamba untuk membawanya kemari. Silakan periksa. Apa ada yang kurang?"Laras tersenyum santai, tetapi hal ini justru membuat Dianti merinding. Dianti hanya menatap kantong itu, bahkan tidak berani menerimanya. Dia bertanya dengan suara bergetar, "I ... ini didapatkan dari mana?"Laras merasa lucu dan me
Read more

Bab 204

Dianti tertegun usai mendengar perkataan Laras. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa masalah ini bisa berdampak serius terhadap nama baik Keluarga Adipati.Laras melanjutkan, "Nona Andini juga bilang, ke depannya Nona Dianti akan jadi Nyonya Keluarga Maheswara. Nona seharusnya paham apa yang pantas dan nggak pantas dilakukan. Perhiasan di dalam kantong ini banyak yang terlihat jelas milik Nona.""Kalau hal ini sampai terdengar oleh Keluarga Maheswara, gimana pandangan mereka terhadap Nona? Semoga Nona bisa memahami niat baik Nona Andini," pungkas Laras.Setelah itu, Laras memberi hormat kepada Dianti. Sebelum Dianti sempat berbicara, Laras langsung berbalik pergi meninggalkan Dianti terdiam di tempat.Begitu kembali ke Paviliun Ayana, Laras segera menemui Andini dengan sangat gembira. Dia melaporkan, "Nona, Nona, hamba sudah katakan semuanya sesuai perintah Nona. Nona nggak lihat gimana ekspresi Nona Dianti saat itu. Lucu sekali!"Mendengar ini, Andini tanpa sadar tersenyum sesaat seb
Read more

Bab 205

Dianti terkejut. Untungnya, ini pintu belakang, jadi tidak banyak orang yang melihat.Dianti segera sadar dan menarik Ratih ke sebuah gang di sebelah. Dia menegur dengan pelan, "Bukannya sudah kubilang jangan datang cari aku lagi?""Memangnya aku bisa nggak datang?" Ratih menangis sambil mengeluh, "Kalau kamu nggak mau bantu aku, untuk apa pura-pura peduli? Kamu beri aku harapan, lalu buat aku kecewa. Apa ini menyenangkan?"Dianti tertegun. Dia buru-buru memegang lengan Ratih dengan erat. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Ratih, gimana bisa kamu berpikir seperti itu tentangku?"Ketika berbicara, Dianti sudah berlinang air mata.Tidak disangka, Ratih menghempaskan tangan Dianti dan membantah, "Aku nggak bodoh seperti orang-orang di Keluarga Biantara. Jangan coba-coba menipuku. Katakan, apa kamu ambil kembali kantong yang kamu berikan padaku?""Bukan aku yang ambil!" Dianti buru-buru menjelaskan, "Kak Andini mengirim orang ke sisimu untuk mengawasimu. Nggak lama setelah aku be
Read more

Bab 206

Byakta terkejut karena tiba-tiba dipanggil. Begitu mengetahui orang itu adalah Dianti, dia segera memberi hormat dan menyapa, "Salam, Nona Dianti."Dianti menghampiri Byakta, lalu melirik ke arah tong sampah sekilas sebelum bertanya, "Kenapa Kak Byakta bisa ada di sini?""Cu ... Cuma lewat," sahut Byakta. Jelas sekali dia berbohong.Dianti tersenyum sembari membalas, "Ini pintu belakang. Jarang ada yang lewat. Kak Byakta datang karena Kak Andini, 'kan?"Mendengar ini, Byakta seketika menatap Dianti dengan kaget.Dianti menambahkan, "Kak Abimana sudah ceritakan padaku tentang Kak Byakta."Ternyata begitu. Menurut Byakta, hubungan Abimana dan Dianti sangat baik. Tidak heran jika Abimana menceritakan kepada Dianti bahwa Byakta punya perasaan pada Andini.Wajah Byakta langsung memerah. Dia berucap dengan terbata-bata, "A ... aku masih ada urusan. Aku pamit dulu."Ketika Byakta hendak pergi, Dianti bertanya, "Kak Byakta mau menyerah?"Langkah Byakta terhenti. Di belakangnya, Dianti melanjut
Read more

Bab 207

Beberapa hari kemudian. Ketika Andini baru selesai makan, Laras datang membawa sebuah kotak makan. Katanya, "Nona, lihat ini!"Andini tersenyum tipis sambil bertanya, "Kamu mau buat aku kekenyangan? Dari mana kamu dapat makanan itu?""Hamba temukan di sudut paviliun." Laras tersenyum dengan ekspresi misterius dan bertanya, "Nona nggak merasa kotak makan ini sangat familier?"Mendengar ini, Andini memperhatikan kotak makan itu lebih lama dan merasa familier. Dia juga memiliki satu yang sama persis. Itu adalah kotak makan yang sebelumnya dibawa oleh Byakta saat tengah malam. Sampai sekarang, belum diambil kembali.Jadi, kotak makan di depannya ini ....Sebelum Andini bertanya lebih jauh, Laras sudah meletakkan kotak makan di atas meja. Dia membukanya dan menyajikan sepiring usus sapi.Warnanya menarik. Aromanya juga menggugah selera. Dua orang yang sudah terbiasa mencium bau tak sedap selama beberapa hari ini seketika menelan ludah.Laras bahkan mencium aromanya tanpa ragu. Dia mengambil
Read more

Bab 208

"Nggak perlu jelaskan padanya," tukas Andini dengan datar.Andini mengambil saputangan dan menyeka mulutnya dengan pelan sebelum berujar, "Selalu ada alasan untuk menyalahkanku. Kalau mau menuduhku, silakan saja."Setelah konflik sebelumnya, Andini sudah mengerti. Bagi Abimana, Andini sudah jahat sejak lahir. Apa pun yang dia katakan, Abimana juga tidak akan mendengarkannya. Jika begitu, untuk apa repot-repot menjelaskan?Melihat Andini bersikap seakan-akan tidak peduli lagi, Abimana makin marah. Dia menyergah, "Aku menuduhmu? Apa mungkin usus sapi ini datang sendiri? Aku penasaran, apa istimewanya makanan ini sampai lebih enak dari kue Argani? Asal kamu tahu, harus antre sampai malam baru bisa beli kue itu!"Yang dimaksud Abimana adalah kue yang Rangga letakkan di kereta kuda. Lantaran saat itu Andini tidak menyentuhnya, Rangga memberikannya sendiri kepada Andini. Namun, Andini malah meminta orang untuk memberikannya kepada Dianti.Andini mendengus dingin sebelum menimpali, "Sekalipun
Read more

Bab 209

Ketika melihat punggung Abimana, hati Andini terasa hancur. Dia melihat usus sapi di atas meja yang belum habis, lalu menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, "Laras, kembalikan semua ini ke Wakil Jenderal Byakta sekarang."Andini berpesan, "Sampaikan padanya, masakannya sama sekali nggak cocok dengan seleraku. Sebelumnya aku bilang enak cuma karena dia pernah menolongku. Minta dia jangan salah paham."Setelah melontarkan ucapan ini, bibir Andini tidak bisa berhenti bergetar. Dia merasa sedikit kesulitan, tetapi dia tetap harus mengatakannya.Andini menambahkan, "Sampaikan juga padanya, meski sekarang aku cuma putri angkat Keluarga Adipati, aku tetap bukan orang yang bisa diimpikan orang sepertinya. Minta dia jangan melakukan hal yang bisa merusak nama baikku lagi, kalau nggak ...."Andini akhirnya tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Bagi orang yang tulus memberikan hati padanya, kata-kata Andini seperti pisau tajam yang menusuk hati itu dengan kuat. Namun, Andini tidak punya piliha
Read more

Bab 210

"Tentu saja karena status Byakta yang rendah!" Abimana mengernyit sambil menjelaskan, "Bagi orang biasa, kondisi Byakta memang cukup baik. Tapi, Andin itu Nona Besar Keluarga Adipati. Gimana bisa menikah dengan seorang wakil jenderal?"Entah kenapa begitu mendengar Abimana mengatakan Andini adalah Nona Besar Keluarga Adipati, hati Dianti tiba-tiba dipenuhi rasa cemburu yang menyesakkan.Namun, Dianti segera menekan perasaannya dan tersenyum manis kepada Abimana. Katanya, "Kak Abimana memang Kakak terbaik di dunia. Kakak selalu memikirkan aku dan Kak Andini."Kata-kata Dianti seolah-olah tangan lembut yang menyingkirkan amarah di hati Abimana.Abimana menatap Dianti, lalu mengelus kepala adiknya dengan lembut seraya berucap, "Andai Andin juga sepertimu yang bisa memahami niat baikku.""Kak Andini akan paham." Dianti masih tersenyum manis sembari menimpali, "Meski sekarang Kak Andini belum paham, suatu saat dia juga akan paham."Abimana menyunggingkan senyum dan berkata, "Semoga begitu."
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
55
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status