All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 211 - Chapter 220

344 Chapters

Bab 211

Tiga hari kemudian, pelayan dari paviliun Ainun datang ke Paviliun Ayana. Dia meminta Andini untuk pergi menemui Ainun.Ini belum waktunya Andini dibebaskan, tetapi Ainun sudah mengirim orang untuk memanggilnya. Andini merasa sangat cemas. Dia berpikir, jangan-jangan terjadi sesuatu pada Ainun sehingga dia dipanggil dengan tergesa-gesa. Langkahnya tanpa sadar menjadi lebih cepat.Begitu tiba di paviliun Ainun, Andini buru-buru memanggil, "Nenek!"Suaranya bahkan terdengar sedikit terisak. Namun, setelah melihat orang-orang di dalam ruangan, Andini seketika terdiam.Ainun sedang duduk di kursi utama. Raut wajahnya tampak seperti orang sakit, tetapi bibirnya tersenyum. Selain Ainun, Abimana dan Dianti juga ada di sana. Ada apa ini?Begitu melihat Andini, Ainun segera melambaikan tangannya sembari berkata, "Andin, ayo kemari!"Andini mendekat dan duduk di sebelah Ainun. Dia menatap Abimana dengan curiga, lalu bertanya pada Ainun dengan lembut, "Nenek, kenapa begitu tergesa-gesa panggil ak
Read more

Bab 212

Abimana tersenyum seraya menimpali, "Dian memang selalu yang paling lembut, paling baik, dan paling pengertian."Ketika mendengar Abimana dan Ainun memujinya, Dianti menunduk dengan malu-malu. Wajahnya penuh dengan kebahagiaan.Sementara itu, wajah Andini tetap dingin.Ainun yang melihat ketidaksetujuan Andini pun berkata dengan lembut, "Andin, kita cuma akan melihat-lihat. Kalau nggak ada satu pun yang kamu suka, kamu boleh pulang."Andini menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan diri untuk tersenyum. Dia membalas, "Nenek begitu terburu-buru mau menikahkan Andin? Andin masih mau menemani Nenek beberapa tahun lagi."Mendengar ini, mata Ainun berkaca-kaca. Dia mengelus kepala Andini sambil menatapnya dengan lembut . Katanya, "Sudah kubilang, Andin yang paling baik. Sayangnya, Nenek nggak bisa menemani Andin lebih lama lagi ...."Jadi, selagi masih hidup, Ainun ingin menyerahkan Andini ke tangan orang lain. Dia ingin melihat Andini memiliki kehidupan yang bahagia. Dengan begitu, Ainun
Read more

Bab 213

Wajah Abimana yang tersulut amarah tampak mengerikan. Namun, justru wajah mengerikan ini yang membuat Andini merasa familier. Sikap lembut barusan hanya topeng yang sering dipakai Abimana dulu. Sungguh memuakkan!Andini tertawa dingin sebelum membalas, "Aku sudah berjanji pada Nenek, jadi aku nggak akan mengingkarinya. Tapi, kamu juga jangan terlalu berharap."Selesai berbicara, Andini berbalik pergi. Tidak disangka, Dianti bergegas maju dan menghadang jalan Andini. Katanya, "Kak Andini, ada yang mau Dian katakan."Begitu melihat wajah yang penuh kepura-puraan ini, Andini langsung menimpali dengan tegas, "Aku nggak mau dengar."Dianti tercengang. Dia tidak menyangka sekarang Andini sudah tidak menghargainya. Namun, dia tetap mengatakannya.Dianti menggigit bibir dan berlinang air mata seperti orang yang sangat teraniaya. Katanya, "Meski Kakak nggak mau dengar, Dian tetap mau mengatakannya."Dianti meneruskan, "Aku tahu Kakak membenciku dan Kak Abimana. Tapi, tadi Kakak juga sudah lihat
Read more

Bab 214

Abimana jelas masih mengingat kejadian itu. Begitu mendengar Andini mengungkitnya, Abimana merasa sedikit bersalah.Namun, Abimana bersikeras meyakinkan, "Sudah bertahun-tahun berlalu, Dimas sudah bukan pria berandal seperti dulu. Sekarang dia sudah mengikuti ayahnya sebagai Menteri Perekonomian. Aku pernah bertemu dengannya, cukup tampan dan berwibawa ...."Plak! Andini akhirnya tidak bisa menahan diri. Dia maju untuk melayangkan tamparan ke wajah Abimana.Abimana terbelalak dengan sangat marah. Dia mengepalkan tangan dengan erat dan hendak meninju Andini. Tidak disangka, tatapannya tertuju pada kedua mata Andini yang berlinang air mata.Seketika, tinju Abimana berhenti tepat di depan mata Andin, seolah-olah ditahan oleh sebuah tangan yang tak terlihat. Tinjunya tidak bisa dilayangkan.Andini menatap Abimana dengan tajam. Di balik air matanya, tebersit kebencian yang mendalam.Andini jelas-jelas masih ingat ketika berusia delapan tahun, begitu tahu Dimas hampir menenggelamkan dirinya,
Read more

Bab 215

Tatapan seperti ini membuat Andini teringat dengan tiga tahun lalu, saat Rangga berdiri di depan Dianti. Kala itu, Rangga juga tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menggunakan tatapan untuk menghentikan keinginan Andini untuk membela diri.Memikirkan ini, hati Andini terasa sakit. Dia hanya merasa dirinya tiga tahun lalu benar-benar konyol! Betapa dia sangat mencintai Rangga saat itu! Bagaimana dia bisa mencintai Rangga hingga tidak bisa membela diri begitu melihat tatapannya?Abimana yang berdiri di samping juga terkejut melihat luka Dianti. Dia segera mendorong Andini dengan kasar, lalu menyergah, "Kamu memang nggak bisa berubah. Kamu selalu melampiaskan amarah pada orang yang nggak bersalah.""Demi memilihkan pakaian yang paling cantik untukmu, Dian sudah berkeliling di toko pakaian selama beberapa hari. Ini balasanmu padanya? Asal kamu tahu, kalau terjadi sesuatu pada Dian, aku nggak akan membuatmu hidup tenang!" ancam Abimana.Selesai berbicara, Abimana menyusul Rangga.Di paviliun
Read more

Bab 216

Sambil berkata, Kirana memberi isyarat mata pada Andini.Tentu saja Andini paham, ini cuma taktik mereka. Yang satu sengaja memasang muka galak, yang lainnya berpura-pura membujuk Andini.Oleh karena itu, Andini sengaja menatap Kirana dengan bingung, "Kenapa aku harus minta maaf?""Kamu masih berani berpura-pura bodoh?" Kresna berseru dengan marah, "Coba lihat sendiri keadaan Dian sekarang gara-gara kamu!"Andini melirik sebentar ke arah Dianti. "Dia jatuh sendiri, nggak ada hubungannya denganku.""Berani sekali kamu berdalih? Rangga melihatnya sendiri, kamulah yang mendorong Dian!" Kresna sangat marah."Sejak kecil Ayah sudah ajarkan, berbuat salah itu nggak apa-apa asalkan bisa menyadari kesalahan yang sudah diperbuat! Apa kamu lupakan semuanya?"Mendengar ucapan ini, Andini merasa lucu. "Yang duluan melupakannya, justru Tuan Adipati sendiri, 'kan?"Tiga tahun lalu, saat Dianti memecahkan mangkuk kaca, Kresna sama sekali tidak meminta pertanggungjawaban Dianti.Kresna sampai terdiam
Read more

Bab 217

Ucapan Andini membuat Kresna tercengang beberapa saat, seolah-olah dirinya baru mendengar sesuatu yang di luar nalar. "A ... apa maksudmu? Kamu mau putus hubungan dengan kami?"Andini bilang budi selama 15 tahun itu sudah lunas?Lunas apanya?Kresna mengingat kembali bagaimana bayi yang begitu mungil itu dirawatnya hingga menjadi gadis jelita seperti sekarang. Memangnya semua jerih payah itu bisa dilunaskan begitu saja?Saking emosinya, tubuh Kresna jadi bergetar. Namun, Andini malah tampak tenang.Kirana takut Andini akan melontarkan kata-kata sinis lainnya, jadi dia buru-buru menjelaskan, "Bukan, bukan itu maksud Andin. Jangan marah dulu, ini pasti salah paham. Andin, ayahmu sedang emosi, jangan memancing emosinya ...."Sebelum Kirana selesai berbicara, Andini menambahkan lagi, "Kalau bukan karena Nenek, kamu kira aku mau jadi anak dari Keluarga Adipati?"Hari demi hari selama dia disiksa di penatu istana, Andini sudah enggan menjadi anak dari Keluarga Adipati.Suaranya selembut air,
Read more

Bab 218

Kresna sengaja memberikan ultimatum seperti ini. Dia bermaksud menunjukkan pada Andini bahwa dirinya juga tega memutuskan hubungan. Dia berharap Andini akan gentar dan ciut karenanya.Tak disangka, Andini langsung memberi hormat dan berkata, "Aku harap Tuan Adipati bisa menepati janji ini."Sepatah kata ini seolah-olah membuat hati Kresna terjun ke jurang.Tatapan Andini menyapu semua orang dalam ruangan tersebut. Kemudian, dia berkata, "Kalau semuanya sudah beres, aku pamit dulu." Usai berkata, dia langsung berbalik dan pergi.Saat keluar dari kamar Dianti, Andini mendengar suara tangisan tragis Kirana.Dadanya terasa sesak, seolah-olah ada jarum yang menusuknya secara bertubi-tubi. Dia mengernyit, lalu memilih untuk mengabaikan perasaan itu.Namun, dia tetap tak kuasa menoleh ke belakang. Kirana tampak sedang menangis sambil bersandar di bahu Abimana. Seketika, Andini merasa heran.Andini tahu, Kirana pada dasarnya adalah orang yang mudah menangis. Namun sejak dulu, Kirana selalu mem
Read more

Bab 219

Lima hari kemudian di Kedai Arum.Andini tiba di sore hari seperti yang diminta Abimana.Hari ini, Kedai Arum ditutup untuk umum. Pelayan di sana mengenail kereta kuda dari Kediaman Adipati. Begitu Andini turun dari kereta, pelayan langsung mengenali identitasnya dan segera menyambutnya."Nona Andini, Tuan Abimana berpesan untuk membawa Nona ke lantai dua." Pelayan itu sangat ramah. Dia memandu jalan ke ruang privat terbesar yang ada di lantai dua untuk Andini.Ini merupakan ruang privat yang sering dipesan oleh Abimana.Pelayan itu pergi setelah Andini mengucapkan terima kasih. Kemudian, Andini membuka pintu ruang privat tersebut. Di luar dugaannya, sudah ada seseorang yang duduk di dalam.Meja di depan Rangga tidak tersaji makanan, yang ada hanyalah kendi arak.Andini yang tidak bisa memastikan tujuan Rangga berada di sini, merasa ragu untuk masuk. Namun, Rangga langsung bersuara. "Andini, ayo duduk."Kalau sudah begini, Andini akan dianggap sedang menghindarinya kalau tidak masuk se
Read more

Bab 220

Benar, Rangga bilang Andini brutal.Mungkin karena semua kenangan itu terlalu buruk, Andini jadi tidak tahan untuk terus berada di sana.Dia tidak ingin berduaan dalam ruangan bersama Rangga. Terutama dalam ruangan yang penuh kenangan seperti ini.Saat Andini berencana untuk pergi, Rangga malah membuka mulut. "Apa kamu punya orang yang disukai?"Andini terdiam. Dia tidak tahu alasan Rangga bertanya seperti ini. Apa orang ini mabuk?Andini masih tidak menjawab, tetapi Rangga tidak berhenti di sana. Dia melanjutkan, "Di bawahku ada seorang wakil jenderal bernama Byakta. Apa kamu nggak menyukainya?"Andini baru memahami tujuannya saat Rangga menyebut nama Byakta. Rangga bermaksud membantu Byakta membalas Andini.Bagaimanapun, ucapan yang Andini minta Laras sampaikan pada Byakta waktu itu terlalu sadis.Kini Rangga sengaja menekankan bahwa Byakta adalah bawahannya, jadi wajar saja kalau dia membantu Byakta.Namun, Andini yang sekarang sudah bukan Andini tiga tahun yang lalu. Dia tidak akan
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status