แชร์

Bab 212

ผู้เขียน: Zaina Aulia
Abimana tersenyum seraya menimpali, "Dian memang selalu yang paling lembut, paling baik, dan paling pengertian."

Ketika mendengar Abimana dan Ainun memujinya, Dianti menunduk dengan malu-malu. Wajahnya penuh dengan kebahagiaan.

Sementara itu, wajah Andini tetap dingin.

Ainun yang melihat ketidaksetujuan Andini pun berkata dengan lembut, "Andin, kita cuma akan melihat-lihat. Kalau nggak ada satu pun yang kamu suka, kamu boleh pulang."

Andini menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan diri untuk tersenyum. Dia membalas, "Nenek begitu terburu-buru mau menikahkan Andin? Andin masih mau menemani Nenek beberapa tahun lagi."

Mendengar ini, mata Ainun berkaca-kaca. Dia mengelus kepala Andini sambil menatapnya dengan lembut . Katanya, "Sudah kubilang, Andin yang paling baik. Sayangnya, Nenek nggak bisa menemani Andin lebih lama lagi ...."

Jadi, selagi masih hidup, Ainun ingin menyerahkan Andini ke tangan orang lain. Dia ingin melihat Andini memiliki kehidupan yang bahagia. Dengan begitu, Ainun
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Nengsi Yuniah
konfliknya ngga selesai2 cerita sll seperti itu saja
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 213

    Wajah Abimana yang tersulut amarah tampak mengerikan. Namun, justru wajah mengerikan ini yang membuat Andini merasa familier. Sikap lembut barusan hanya topeng yang sering dipakai Abimana dulu. Sungguh memuakkan!Andini tertawa dingin sebelum membalas, "Aku sudah berjanji pada Nenek, jadi aku nggak akan mengingkarinya. Tapi, kamu juga jangan terlalu berharap."Selesai berbicara, Andini berbalik pergi. Tidak disangka, Dianti bergegas maju dan menghadang jalan Andini. Katanya, "Kak Andini, ada yang mau Dian katakan."Begitu melihat wajah yang penuh kepura-puraan ini, Andini langsung menimpali dengan tegas, "Aku nggak mau dengar."Dianti tercengang. Dia tidak menyangka sekarang Andini sudah tidak menghargainya. Namun, dia tetap mengatakannya.Dianti menggigit bibir dan berlinang air mata seperti orang yang sangat teraniaya. Katanya, "Meski Kakak nggak mau dengar, Dian tetap mau mengatakannya."Dianti meneruskan, "Aku tahu Kakak membenciku dan Kak Abimana. Tapi, tadi Kakak juga sudah lihat

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 214

    Abimana jelas masih mengingat kejadian itu. Begitu mendengar Andini mengungkitnya, Abimana merasa sedikit bersalah.Namun, Abimana bersikeras meyakinkan, "Sudah bertahun-tahun berlalu, Dimas sudah bukan pria berandal seperti dulu. Sekarang dia sudah mengikuti ayahnya sebagai Menteri Perekonomian. Aku pernah bertemu dengannya, cukup tampan dan berwibawa ...."Plak! Andini akhirnya tidak bisa menahan diri. Dia maju untuk melayangkan tamparan ke wajah Abimana.Abimana terbelalak dengan sangat marah. Dia mengepalkan tangan dengan erat dan hendak meninju Andini. Tidak disangka, tatapannya tertuju pada kedua mata Andini yang berlinang air mata.Seketika, tinju Abimana berhenti tepat di depan mata Andin, seolah-olah ditahan oleh sebuah tangan yang tak terlihat. Tinjunya tidak bisa dilayangkan.Andini menatap Abimana dengan tajam. Di balik air matanya, tebersit kebencian yang mendalam.Andini jelas-jelas masih ingat ketika berusia delapan tahun, begitu tahu Dimas hampir menenggelamkan dirinya,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 215

    Tatapan seperti ini membuat Andini teringat dengan tiga tahun lalu, saat Rangga berdiri di depan Dianti. Kala itu, Rangga juga tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menggunakan tatapan untuk menghentikan keinginan Andini untuk membela diri.Memikirkan ini, hati Andini terasa sakit. Dia hanya merasa dirinya tiga tahun lalu benar-benar konyol! Betapa dia sangat mencintai Rangga saat itu! Bagaimana dia bisa mencintai Rangga hingga tidak bisa membela diri begitu melihat tatapannya?Abimana yang berdiri di samping juga terkejut melihat luka Dianti. Dia segera mendorong Andini dengan kasar, lalu menyergah, "Kamu memang nggak bisa berubah. Kamu selalu melampiaskan amarah pada orang yang nggak bersalah.""Demi memilihkan pakaian yang paling cantik untukmu, Dian sudah berkeliling di toko pakaian selama beberapa hari. Ini balasanmu padanya? Asal kamu tahu, kalau terjadi sesuatu pada Dian, aku nggak akan membuatmu hidup tenang!" ancam Abimana.Selesai berbicara, Abimana menyusul Rangga.Di paviliun

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 216

    Sambil berkata, Kirana memberi isyarat mata pada Andini.Tentu saja Andini paham, ini cuma taktik mereka. Yang satu sengaja memasang muka galak, yang lainnya berpura-pura membujuk Andini.Oleh karena itu, Andini sengaja menatap Kirana dengan bingung, "Kenapa aku harus minta maaf?""Kamu masih berani berpura-pura bodoh?" Kresna berseru dengan marah, "Coba lihat sendiri keadaan Dian sekarang gara-gara kamu!"Andini melirik sebentar ke arah Dianti. "Dia jatuh sendiri, nggak ada hubungannya denganku.""Berani sekali kamu berdalih? Rangga melihatnya sendiri, kamulah yang mendorong Dian!" Kresna sangat marah."Sejak kecil Ayah sudah ajarkan, berbuat salah itu nggak apa-apa asalkan bisa menyadari kesalahan yang sudah diperbuat! Apa kamu lupakan semuanya?"Mendengar ucapan ini, Andini merasa lucu. "Yang duluan melupakannya, justru Tuan Adipati sendiri, 'kan?"Tiga tahun lalu, saat Dianti memecahkan mangkuk kaca, Kresna sama sekali tidak meminta pertanggungjawaban Dianti.Kresna sampai terdiam

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 217

    Ucapan Andini membuat Kresna tercengang beberapa saat, seolah-olah dirinya baru mendengar sesuatu yang di luar nalar. "A ... apa maksudmu? Kamu mau putus hubungan dengan kami?"Andini bilang budi selama 15 tahun itu sudah lunas?Lunas apanya?Kresna mengingat kembali bagaimana bayi yang begitu mungil itu dirawatnya hingga menjadi gadis jelita seperti sekarang. Memangnya semua jerih payah itu bisa dilunaskan begitu saja?Saking emosinya, tubuh Kresna jadi bergetar. Namun, Andini malah tampak tenang.Kirana takut Andini akan melontarkan kata-kata sinis lainnya, jadi dia buru-buru menjelaskan, "Bukan, bukan itu maksud Andin. Jangan marah dulu, ini pasti salah paham. Andin, ayahmu sedang emosi, jangan memancing emosinya ...."Sebelum Kirana selesai berbicara, Andini menambahkan lagi, "Kalau bukan karena Nenek, kamu kira aku mau jadi anak dari Keluarga Adipati?"Hari demi hari selama dia disiksa di penatu istana, Andini sudah enggan menjadi anak dari Keluarga Adipati.Suaranya selembut air,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 218

    Kresna sengaja memberikan ultimatum seperti ini. Dia bermaksud menunjukkan pada Andini bahwa dirinya juga tega memutuskan hubungan. Dia berharap Andini akan gentar dan ciut karenanya.Tak disangka, Andini langsung memberi hormat dan berkata, "Aku harap Tuan Adipati bisa menepati janji ini."Sepatah kata ini seolah-olah membuat hati Kresna terjun ke jurang.Tatapan Andini menyapu semua orang dalam ruangan tersebut. Kemudian, dia berkata, "Kalau semuanya sudah beres, aku pamit dulu." Usai berkata, dia langsung berbalik dan pergi.Saat keluar dari kamar Dianti, Andini mendengar suara tangisan tragis Kirana.Dadanya terasa sesak, seolah-olah ada jarum yang menusuknya secara bertubi-tubi. Dia mengernyit, lalu memilih untuk mengabaikan perasaan itu.Namun, dia tetap tak kuasa menoleh ke belakang. Kirana tampak sedang menangis sambil bersandar di bahu Abimana. Seketika, Andini merasa heran.Andini tahu, Kirana pada dasarnya adalah orang yang mudah menangis. Namun sejak dulu, Kirana selalu mem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 219

    Lima hari kemudian di Kedai Arum.Andini tiba di sore hari seperti yang diminta Abimana.Hari ini, Kedai Arum ditutup untuk umum. Pelayan di sana mengenail kereta kuda dari Kediaman Adipati. Begitu Andini turun dari kereta, pelayan langsung mengenali identitasnya dan segera menyambutnya."Nona Andini, Tuan Abimana berpesan untuk membawa Nona ke lantai dua." Pelayan itu sangat ramah. Dia memandu jalan ke ruang privat terbesar yang ada di lantai dua untuk Andini.Ini merupakan ruang privat yang sering dipesan oleh Abimana.Pelayan itu pergi setelah Andini mengucapkan terima kasih. Kemudian, Andini membuka pintu ruang privat tersebut. Di luar dugaannya, sudah ada seseorang yang duduk di dalam.Meja di depan Rangga tidak tersaji makanan, yang ada hanyalah kendi arak.Andini yang tidak bisa memastikan tujuan Rangga berada di sini, merasa ragu untuk masuk. Namun, Rangga langsung bersuara. "Andini, ayo duduk."Kalau sudah begini, Andini akan dianggap sedang menghindarinya kalau tidak masuk se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 220

    Benar, Rangga bilang Andini brutal.Mungkin karena semua kenangan itu terlalu buruk, Andini jadi tidak tahan untuk terus berada di sana.Dia tidak ingin berduaan dalam ruangan bersama Rangga. Terutama dalam ruangan yang penuh kenangan seperti ini.Saat Andini berencana untuk pergi, Rangga malah membuka mulut. "Apa kamu punya orang yang disukai?"Andini terdiam. Dia tidak tahu alasan Rangga bertanya seperti ini. Apa orang ini mabuk?Andini masih tidak menjawab, tetapi Rangga tidak berhenti di sana. Dia melanjutkan, "Di bawahku ada seorang wakil jenderal bernama Byakta. Apa kamu nggak menyukainya?"Andini baru memahami tujuannya saat Rangga menyebut nama Byakta. Rangga bermaksud membantu Byakta membalas Andini.Bagaimanapun, ucapan yang Andini minta Laras sampaikan pada Byakta waktu itu terlalu sadis.Kini Rangga sengaja menekankan bahwa Byakta adalah bawahannya, jadi wajar saja kalau dia membantu Byakta.Namun, Andini yang sekarang sudah bukan Andini tiga tahun yang lalu. Dia tidak akan

บทล่าสุด

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status