All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Ucapan Andini membuat Abimana tersentak. Dia membayangkan Andini bergerak-gerak di kolam dan sekelompok pelayan istana mentertawakannya.Hati Abimana terasa sakit. Dia hendak bicara, tetapi suaranya tercekat. Setelah pintu rumah Andini tertutup, Abimana baru tersadar."Nona Dianti," panggil Ratih seraya menangis. Suara tangisannya membuat orang makin gusar.Dianti memelototi Ratih sambil menegur, "Jangan menangis lagi! Cepat panggil tabib kediaman!"Ratih baru tersadar. Dia buru-buru memanggil tabib. Abimana membawa Dianti kembali ke Paviliun Persik. Tabib kediaman datang bersama Kirana.Saat tabib kediaman memeriksa Dianti, Kirana menarik Abimana ke luar dan berucap, "Ada apa? Kenapa adikmu tiba-tiba jatuh ke dalam kolam? Apa Andin ...."Abimana menyergah sambil mengernyit, "Bu! Andin yang menyelamatkan Dian!"Kemudian, Abimana yang teringat sesuatu melihat Ratih dan berujar, "Kamu kemari dulu."Wajah Ratih membengkak. Sudah jelas Laras menampar Ratih dengan kuat. Ratih langsung berlu
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 12

Orang yang datang adalah sahabat Kirana, Haira. Melihat Haira berhasil mengendalikan Abimana, para pelayan di kolam memohon seraya menangis, "Selir Agung Haira ... bantu kami tegakkan keadilan."Suara pelayan yang menangis secara bersamaan benar-benar berisik. Haira mengernyit dan melihat pelayan pribadinya.Pelayan pribadi Haira langsung paham maksud majikannya. Dia membentak, "Cepat pergi ganti baju! Kalau kalian sakit dan urusan para selir terbengkalai, apa kalian mau dipenggal?"Semua pelayan itu baru berhenti menangis, lalu buru-buru keluar dari kolam dan kembali ke kamar masing-masing.Setelah semua pelayan pergi, Haira baru melihat tongkat yang dipegang Abimana. Dia bertanya dengan dingin, "Abimana, apa kamu juga mau pukul aku?"Abimana baru melempar tongkat ke samping, lalu memberi hormat kepada Haira dan menyahut, "Saya nggak berani."Haira yang marah menimpali, "Kamu berani pukul pelayan istana. Apa lagi yang nggak berani kamu lakukan?"Haira merasa Abimana terlalu gegabah. P
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 13

Bahkan Kresna juga melihat Andini. Hanya saja, dia berkata kepada Abimana, "Untung saja, hari ini Selir Agung Haira turun tangan. Kalau nggak, bukan hanya kamu, kemungkinan aku juga nggak bisa keluar dari istana!"Andini melihat lantai dan tersenyum sinis. Sepertinya ucapan Kresna ini ditujukan kepadanya. Tiba-tiba, terdengar suara Dianti. "Ayah ...."Dianti terlihat lemah dan juga cemas, seolah-olah kondisinya sudah sekarat. Andini mengernyit. Dia melihat Ratih memapah Dianti.Air mata Dianti langsung mengalir sewaktu melihat dahi Abimana berdarah. Kemudian, Dianti berlutut di samping Abimana dan berucap, "Ayah, jangan marah lagi ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Dianti batuk-batuk. Kresna yang merasa kasihan pada Dianti menegur Ratih, "Cepat papah Dianti!"Bahkan, Kirana yang awalnya sibuk membela Abimana juga segera memapah Dianti. Dia bertanya, "Kamu lagi sakit. Kenapa kamu keluar?"Dianti menjawab sembari berlinang air mata, "Aku ... dengar Ayah mau hukum Kak Abimana. Aku tah
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 14

Sebenarnya Andini enggan masuk ke istana. Dia merasa gelisah begitu sampai di halaman istana Haira.Andini berada di penatu istana selama 3 tahun, tetapi dia tidak pernah masuk ke istana Haira. Andini merasa suasana di istana Haira sama dengan di penatu istana. Kedua tempat itu membuat Andini merasa tidak tenang.Andini takut dirinya tidak bisa pulang lagi setelah masuk ke istana, sama seperti 3 tahun yang lalu. Andini berdiri di halaman istana Haira cukup lama. Saat kakinya sudah mati rasa karena kedinginan, seseorang baru datang untuk membawanya menemui Haira.Begitu pintu ruangan dibuka, Andini baru merasa hangat. Dia menghela napas. Sebelum masuk ke ruangan, Andini mendengar Haira berkata, "Aku sudah lihat pakaiannya, bersih sekali."Andini baru melihat Haira. Dia segera berlutut dan menyapa, "Salam, Selir Agung Haira. Hamba berterima kasih atas pujian Selir Agung Haira."Andini sudah terbiasa menjadi pelayan di penatu istana. Biarpun sekarang Andini telah dijemput kembali ke Kedia
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 15

Andini sangat kaget. Bahkan dayang itu juga sempat mendongak dengan terkejut. Dia melirik Andini dan Rangga dengan cepat sebelum menjawab, "Baik."Tak lama kemudian, dayang itu segera meninggalkan mereka. Sementara itu, Rangga dengan santai mengulurkan tangannya ke arah Andini sambil berujar, "Nona Andini, silakan."Andini tak punya pilihan selain memaksakan diri dan berjalan bersama Rangga menuju gerbang istana. Namun, perjalanan keluar istana hari ini terasa luar biasa panjang. Andini beberapa kali memandang ke depan, tetapi dua daun pintu besar itu tetap tak terlihat di pandangannya.Tak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Keheningan di antara mereka begitu mencekam. Hanya terdengar suara sepatu yang bergesekan dengan lantai. Situasi seperti ini sangat jarang terjadi sebelumnya.Dalam ingatan Rangga, Andini adalah gadis yang sangat cerewet. Dia selalu berbicara tanpa henti, seperti burung kecil yang berkicau sepanjang hari. Keheningan seperti ini justru membuat Rangga merasa ti
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 16

Andini tidak menyangka bahwa Ainun akan tiba-tiba menanyakan hal seperti itu. Melihat sorot mata penuh harap di wajahnya, Andini mendadak menyadari bahwa dia ingin menjodohkannya dengan Rangga.Meskipun kemarin Andini sudah dengan jelas mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Rangga, mereka berdua adalah teman masa kecil yang tumbuh bersama di mata Ainun.Selain itu, Rangga saat ini juga sangat dipercaya oleh Kaisar. Menurut Ainun, dialah orang terbaik yang bisa Andini andalkan.Hanya saja, hubungan antara Andini dan Rangga sejak awal memang cukup rumit. Kini, Rangga dan Dianti juga sudah saling mencintai. Andini sama sekali tidak punya posisi maupun niat untuk menyelipkan dirinya di antara mereka.Andini menolak sambil menggeleng, "Nek, hari ini Jenderal Rangga bahkan menitipkan kue untuk Dianti. Mereka adalah pasangan sejati. Nenek nggak perlu memikirkan hal-hal seperti ini lagi."Ainun bukanlah orang yang keras kepala. Mendengar ucapan itu, dia
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 17

Mereka sudah bicara sampai sejauh ini. Jika memungkinkan, Andini ingin sekali berbalik dan pergi. Namun, dia tidak punya uang sepeser pun. Di luar sana, tidak ada seorang pun yang bisa dia sebut sebagai teman. Jika pergi begitu saja, dia tidak tahu harus ke mana.Terlebih lagi, Ainun masih ada di sini. Bagaimana mungkin Andini tega meninggalkan neneknya dalam kecemasan? Jadi, tidak peduli seburuk apa pun kata-kata Kresna dan Abimana, untuk saat ini Andini hanya bisa mendengarkan dan menahan diri.Pandangan Andini tertuju pada mangkuk yang diletakkan di tengah meja. Dia pun menyadari inti dari konflik ini. Matanya berlinang air mata, tetapi dia memaksa diri untuk menahannya. Andini pun mengambil sumpit dan menjepit potongan ikan di mangkuk, lalu memakannya.Terdengar suara tawa dingin penuh ejekan dari Abimana yang duduk di samping. Dia meledek, "Sekarang, kamu akhirnya mau makan juga? Sepertinya status Nona Besar Kediaman Adipati cukup menarik bagimu ya!"Andini memandang Abimana denga
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 18

Usulan mendadak ini membuat Rangga tertarik. Namun sebelum dia sempat mengatakan apa pun, kepalan tangan Abimana sudah melayang ke arahnya. Untungnya, Rangga bereaksi cukup cepat. Dia memiringkan tubuh untuk menghindari pukulan tersebut.Alhasil, tinju Abimana mengenai udara kosong. Itu membuat tubuhnya terdorong ke meja. Hidangan lezat yang tertata di atas meja jatuh berserakan ke lantai. Abimana mengambil segenggam makanan dengan santai, lalu melemparkannya ke arah Rangga.Sementara itu, Rangga segera mundur ke belakang dan nyaris terkena lemparan tersebut. Wajahnya mulai menunjukkan kekesalan. Dia pun bertanya sambil mengernyit, "Apa kamu gila?"Rangga tidak menyebutnya gila karena mabuk karena dia tahu bahwa Abimana tidak akan bertingkah seperti ini bahkan ketika mabuk.Hari ini, Abimana jelas menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Pria itu akhirnya bangkit berdiri. Baju mewahnya kini sudah penuh dengan noda makanan.Namun, Abimana sama sekali tidak peduli. Dia malah mengangkat tangan
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 19

Kirana bisa-bisanya datang ke kediamannya pada saat seperti ini. Pasti tujuannya tidak sederhana. Andini bangkit dan berjalan keluar untuk menyambutnya. Ketika melihat Kirana, dia membungkuk untuk memberi salam, "Salam hormat pada Nyonya."Melihat Andini masih enggan memanggilnya Ibu, hati Kirana sedikit terluka. Namun, dia tidak ingin menunjukkan kesedihan itu di hadapan Andini. Dia melangkah maju dengan ramah, lalu menggenggam tangan Andini dan membimbingnya untuk duduk di sisi lain.Kirana memberi tahu, "Ibu khawatir kamu terlalu sedih, jadi datang untuk melihatmu."Andini menunduk dan tidak mengatakan apa pun. Perlahan, dia menarik kembali tangannya dari genggaman Kirana.Kirana tentu menyadarinya. Dia mengernyit sekilas, tetapi akhirnya hanya menghela napas sebelum melanjutkan, "Sebetulnya, nenekmu sangat menyayangimu. Meskipun dia tahu kamu bukan anak kandung Keluarga Biantara, di dalam hatinya kamu tetap cucu yang paling dia cintai."Andini hanya diam, tetapi dalam hati dia meng
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 20

Andini sebenarnya mengenal Baskoro. Sebab, Haira dan Kirana adalah teman dekat sejak kecil. Anak-anak mereka sering bermain bersama. Namun, Baskoro adalah seorang pangeran dengan status tinggi. Itu sebabnya saat bermain dengannya, mereka selalu merasa sedikit canggung.Seiring bertambahnya usia, Baskoro menjadi sibuk dengan pelajaran dan jarang keluar istana. Hubungan mereka pun makin renggang. Hanya bisa dikatakan bahwa mereka saling mengenal, tetapi tidak dekat.Andini pernah melihat Baskoro lagi setelah dia dihukum di penatu istana. Namun saat itu, dia mengenakan seragam dayang dan mengikuti pelayan senior untuk berlutut dan memberi hormat. Sepertinya, Baskoro tidak memperhatikannya sama sekali.Kini, Baskoro duduk di samping Haira. Dia mengenakan baju indah sederhana yang membuat aura lembut dan elegannya makin menonjol. Tubuhnya terlihat tegap dan tinggi. Bahkan saat duduk, dia masih lebih tinggi daripada Haira.Wajah Baskoro mirip dengan Kaisar, dengan fitur wajah yang tegas dan
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status