Semua Bab Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

Semua orang terkejut. "Pangeran Baskoro?"Kemudian, mereka semua berlutut memberi hormat dan berkata, "Salam, Pangeran Baskoro."Andini juga hendak berlutut, tetapi dihentikan oleh Baskoro.Baskoro menyipitkan matanya dan menyapu pandangannya ke semua orang. Alih-alih membiarkan mereka berdiri, dia justru menggandeng tangan Andini di hadapan mereka.Baskoro bertutur, "Mulai sekarang, aku akan jadi pendukungnya. Siapa pun yang berani berbicara kasar padanya, berarti nggak menghormatiku. Apa kalian mengerti?"Selama tiga tahun terakhir, Andini selalu berlutut pada orang lain. Meskipun pernah menjadi kesayangan Keluarga Adipati selama 15 tahun, dia belum pernah merasakan saat semua orang berlutut padanya.Kala ini, Andini berdiri di samping Baskoro. Dia memandang putra dan putri keluarga terpandang yang berlutut di depannya, tetapi tidak merasa gembira atau bangga. Sebaliknya, dia merasa semuanya tidak nyata. Perasaan ini justru membuatnya gelisah.Andini hendak menarik tangannya, tetapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 32

Namun, Andini yang sekarang hanya ingin hidup tenang tanpa diketahui siapa pun. Tidak seperti saat ini yang begitu mencolok.Meskipun Andini telah bersedia menikah dengan Baskoro, pernikahan ini belum mendapatkan persetujuan dari Kaisar. Bisa dikatakan masih belum ada kejelasan. Rasanya tidak pantas bergandengan tangan dengan Baskoro di depan umum.Untungnya, setelah masuk ke kuil, Baskoro bertemu dengan kepala Kuil Amnan. Ketika memberikan hormat, Baskoro tentu melepaskan tangan Andini.Andini segera menarik tangannya dan diam-diam menghela napas.Kepala kuil khusus datang untuk menyambut Baskoro. Dia ingin memberikan ceramah untuk Baskoro.Baskoro berbalik memandang Andini, lalu berpesan, "Tunggu aku di luar. Dua jam sudah selesai. Nanti aku mau mengajakmu ke suatu tempat."Hari ini, Andini sama sekali tidak berniat untuk berada di luar terlalu lama. Dia hanya ingin meminta jimat keselamatan dan pulang. Ketika mendengar perkataan Baskoro, Andini seketika tertegun.Di sisi lain, setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 33

Semua orang tercengang. Tidak ada yang menyangka bahwa Andini akan menampar Nayshila tanpa peringatan.Meskipun Rangga dan Abimana berdiri di samping Nayshila, mereka juga tidak bisa mencegah tamparan itu mendarat di wajah Nayshila.Namun, sepertinya tamparan ini menyadarkan semua orang yang sebelumnya terdiam.Abimana maju dan mencengkeram tangan Andini sebelum berseru marah, "Apa yang kamu lakukan? Cepat minta maaf pada Nayshila!"Andini menatap Abimana dengan dingin sembari berujar, "Lepaskan tanganku."Suaranya tidak keras dan sama sekali tidak terdengar nada mengancam. Akan tetapi, dua kata itu cukup membuat Abimana bergetar hebat. Dia tanpa sadar melepaskan tangan Andini.Andini menarik kembali tangannya. Dia mengelus pergelangan tangannya yang sakit karena dicengkeram oleh Abimana.Kala ini, Dianti berkomentar, "Kakak, ucapan Nayshila memang sedikit kasar, tapi kamu nggak seharusnya tampar dia, apalagi di kuil. Perbuatanmu ini bisa membuat dewa murka."Andini sama sekali tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 34

Namun, Andini membalas, "Lucu sekali. Aku bermarga Gatari. Keluarga Biantara nggak berhak mendidikku.""Andini! Jangan keterlaluan!" bentak Abimana."Kalian yang keterlaluan!" Andini benar-benar tidak bisa menahan amarahnya. Dia bertanya, "Aku datang untuk meminta jimat keselamatan untuk Nenek. Apa yang membuat kalian terganggu? Apa hak kalian datang satu per satu untuk mengaturku?""Terutama kamu, Abimana! Saat aku difitnah, kamu hanya bisa diam. Sekarang kamu malah bersikap seolah-olah mau memberiku pelajaran? Apa hakmu?" tambah Andini."Aku kakakmu, jadi aku berhak memberimu pelajaran!" sergah Abimana.Meskipun Nayshila yang bersalah, hubungan antara Keluarga Biantara dan Keluarga Maheswara cukup erat. Semuanya bisa diselesaikan setelah pulang. Abimana juga bisa melaporkannya kepada orang tua Nayshila untuk mendidiknya dengan baik.Bagaimanapun juga, Andini tidak seharusnya memakai kekerasan.Namun, siapa sangka Andini justru tertawa setelah mendengar jawaban Abimana. Dia menimpali,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 35

Abimana tercengang.Andini memang datang untuk mendoakan keselamatan Ainun. Kenapa Abimana bisa mengatakan hal seperti itu? Ada apa dengannya? Kenapa dia selalu kehilangan akal sehat setiap kali bertemu dengan Andini?Jantung Abimana berdetak dengan kencang. Dia berpikir jika terjadi sesuatu pada neneknya karena ucapannya sendiri, jangankan Andini, dia juga tidak akan bisa memaafkan diri sendiri!Namun, apakah masalah ini bukan kesalahan Andini? Kenapa Abimana selalu tenang saat berhadapan dengan Dianti, tetapi amarahnya langsung tersulut saat bertemu Andini? Bukankah ini semua terjadi gara-gara Andini?Andini mengatakan bahwa Abimana sudah mati tiga tahun lalu dan tidak berhak memberinya pelajaran. Abimana akan menunjukkan bahwa dirinya berhak!Amarah yang sudah dipendam sejak Andini kembali akhirnya meluap. Abimana tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menangkap Andini.Andini terkejut karena tidak menyangka bahwa Abimana akan menyerangnya di tempat ini. Untungnya, Andini menghindar den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 36

"Benar. Padahal, kamu bukan putri kandung Keluarga Adipati. Apa kamu belum puas setelah menikmati kemewahan selama bertahun-tahun?""Sungguh keterlaluan. Bisa-bisanya mengutuk kakaknya sendiri mati. Dewa pun pasti akan murka!"Setelah dicela beberapa orang, kerumunan yang tidak mengenal Andini mulai ikut mencelanya. Dalam sekejap, Andini menjadi sasaran kemarahan orang-orang.Mungkin karena sudah terbiasa dipukul selama tiga tahun, jadi Andini masih bisa bangkit setelah dipukul begitu keras. Dia menopang tubuhnya untuk duduk, lalu menanggapi cercaan orang-orang dengan meludah ke samping.Jika ludah itu tidak berwarna merah, tidak akan ada yang sadar bahwa Andini baru dipukul hanya dengan melihat wajahnya.Andini mendongak melihat kerumunan di sekelilingnya. Terlihat Santika, Nayshila, Dianti, dan Rangga. Di antara mereka, ada yang senang melihat penderitaan Andini, ada yang berpura-pura prihatin, dan ada yang terlihat dingin sejak awal.Pada akhirnya, tatapan Andini tertuju pada wajah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 37

Begitu melihat Baskoro, semua orang langsung berlutut untuk memberi hormat. Rangga yang sudah mendapatkan instruksi dari Kaisar tidak perlu berlutut saat bertemu Kaisar. Jadi, sekarang Rangga hanya memberi hormat kepada Baskoro.Sementara itu, Andini yang hendak berlutut dipapah oleh Baskoro. Tangan Baskoro terasa hangat. Baskoro bisa merasakan tubuh Andini gemetaran saat memapahnya.Baskoro juga tidak menyangka Andini yang menghadapi kekerasan Abimana dengan tenang di depan umum bisa gemetaran. Andini bingung kenapa Baskoro yang sudah pergi bersama kepala kuil tiba-tiba muncul. Namun, Andini merasa bersyukur dengan kemunculan Baskoro.Abimana memukul Andini dengan kejam. Kedua kakinya mulai lemas. Jika Baskoro tidak muncul tepat waktu, sepertinya Andini sudah terjatuh ke lantai."Terima kasih," ucap Andini dengan lirih. Orang lain tidak bisa mendengar suara Andini.Namun, Baskoro bisa mendengar suara Andini dengan jelas. Hati Baskoro terasa sakit dan amarahnya memuncak.Baskoro memelo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 38

Rangga bertatapan dengan Baskoro sembari menegaskan, "Aku hanya memikirkan situasinya secara keseluruhan."Baskoro akan menikah dengan Andini, sebaiknya dia tidak berselisih dengan Keluarga Adipati. Namun, Baskoro malah mencibir setelah mendengar ucapan Rangga.Baskoro menanggapi, "Jenderal Rangga benar-benar bijaksana. Kalau begitu, kenapa tadi kamu diam saja? Apa kamu jadi bisu?"Tadi Rangga hanya diam sewaktu Andini dipukul. Hati Andini terasa sakit sesudah mendengar perkataan Baskoro.Jelas-jelas Andini tidak mengharapkan Rangga lagi dan dia tahu Rangga tidak menyukainya. Akan tetapi, kenapa hatinya tetap terasa sakit?Andini menggigit bibirnya. Dia membencinya dirinya yang tidak berguna. Andini berusaha menahan air matanya.Rangga mengamati ekspresi Andini. Dia merasa Andini dan Baskoro tampak sangat mesra. Rangga pun merasa gusar.Rangga berkata dengan tegas, "Semua orang bisa menilai siapa yang salah hari ini. Abimana hanya menghukum adiknya. Meskipun pukulannya agak kuat, itu j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 39

Baskoro langsung membawa Andini ke istana. Sewaktu Andini bangun, dia sudah berada di istana Haira.Melihat ruangan yang mewah, Andini baru teringat dia sudah pingsan sebelum Baskoro menggendongnya ke kereta kuda. Andini segera bangkit.Kebetulan Haira masuk. Dia buru-buru menghampiri Andini dan berkata, "Cepat berbaring. Lukamu belum sembuh. Lebih baik jangan banyak bergerak dulu."Namun, Andini sudah duduk. Dia tidak berniat berbaring lagi. Andini hendak turun dari tempat tidur untuk memberi hormat kepada Haira.Haira menghentikan Andini, "Kamu terluka parah, untuk apa kamu masih memedulikan tata krama?"Kemudian, Haira melambaikan tangan kepada pelayan yang membawa obat. Haira mengambil obat, lalu menyendoknya dan meniupnya. Dia menyuap Andini, lalu menjelaskan, "Ini obat dari balai kesehatan kekaisaran dan sangat efektif menyembuhkan luka. Minum selagi hangat."Andini yang terkejut berujar, "Saya minum sendiri saja."Andini hendak mengambil mangkuk obat itu, tetapi Haira menghindar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 40

Haira juga berdiri dan berucap, "Lukamu belum sembuh. Jangan ...."Sebenarnya, tadi Andini tersentuh dengan perhatian Haira. Namun, sekarang perasaan itu sudah sepenuhnya hilang.Andini tersenyum kepada Haira dan menimpali, "Selir Agung Haira nggak perlu khawatir."Kemudian, Andini berjalan keluar. Entah Andini menyuruh Haira tidak perlu mengkhawatirkan lukanya atau Baskoro. Dia membiarkan Haira memikirkannya sendiri.Andini memang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencuci baju saat berada di penatu istana selama 3 tahun, tetapi terkadang dia juga mengikuti pelayan senior untuk mengantar baju ke istana. Itulah sebabnya, Andini cukup familier dengan jalan di istana.Tak lama kemudian, Andini sampai di depan ruang kerja kekaisaran. Setelah diberi izin, Andini mengikuti seorang kasim masuk. Dia melihat Kresna, Kirana, dan Rangga. Apa mereka datang untuk mengadu?Andini berlutut dan menyapa, "Salam, Kaisar."Kaisar yang duduk di depan meja kerja mengamati Andini, lalu bertanya, "K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status