All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 481 - Chapter 490

518 Chapters

Bab 481

Saat tengah tenggelam dalam pikirannya sendiri, Andini tiba-tiba menyadari Kalingga sedang menatap ke arahnya.Tatapan mereka saling bertemu dan dalam sekejap, semua kata-kata yang diucapkan Kalingga di tepi kolam siang tadi kembali membanjiri benaknya. Hatinya pun seketika diliputi rasa gugup yang tak terkendali.Apalagi saat melihat Kalingga mulai melangkah mendekatinya. Andini refleks melangkah mundur tanpa sadar. Langkah Kalingga pun ikut terhenti.Tepat tiga langkah dari pintu kamarnya, dia berhenti. Kemudian, dia tersenyum kecil dan berkata lembut, "Istirahat yang baik, ya."Andini buru-buru mengangguk, "Iya, Kak Kalingga juga istirahat yang cukup.""Baik." Dia mengangguk singkat, lalu membalikkan badan dan masuk kembali ke kamarnya.Begitu pintu tertutup, senyum di wajah Kalingga pun perlahan memudar, berganti dengan gurat kecewa yang sulit disembunyikan. Langkah mundur Andini barusan dilihatnya dengan sangat jelas. Dia tahu, dia telah membuat gadis itu ketakutan hari ini.Apaka
Read more

Bab 482

Malam pun tiba.Andini berbaring di atas ranjang, tetapi tidak bisa terlelap. Entah mengapa, setiap kali dia memejamkan mata, wajah Kalingga justru muncul di benaknya.Terkadang, ada beberapa hal yang tidak akan terpikirkan jika tidak diungkit sama sekali. Namun begitu diungkapkan, semuanya datang menyerbu bagaikan banjir besar yang tak bisa dibendung. Semakin ingin diabaikan, justru semakin memenuhi pikirannya.Akhirnya, karena benar-benar tidak bisa tidur, Andini bangkit untuk duduk. Dia menyampirkan mantel tipis ke pundaknya, lalu keluar dari kamar.Niatnya hanya ingin duduk sebentar di bawah ayunan untuk menikmati angin malam dan sinar bulan, agar pikirannya lebih tenang. Namun, begitu melangkah keluar dari pintu kamar, tanpa sadar dia langsung menoleh ke arah pohon besar di sisi halaman.Rimbun dedaunannya menghalangi pandangan, sehingga Andini tidak bisa langsung memastikan apakah ada seseorang di atas pohon itu.Namun, firasatnya berkata lain. Dia tetap waspada menatap pohon sam
Read more

Bab 483

Wanita tua itu sebelumnya juga pernah menggambarkan ciri-ciri orang yang menyuruhnya.Setelah mendengar deskripsinya, Jabal merasa bahwa ciri-ciri itu sangat mirip dengan Rangga. Maka, dia pun membawanya kepada Kalingga, agar Kalingga yang memutuskan.Namun, Jabal sebenarnya tidak berharap wanita tua itu benar-benar akan menunjuk Rangga secara langsung. Yang dia butuhkan hanya satu hal, biarkan dia melihat ke arah Rangga beberapa kali saja.Benar saja ... saat ini, sepasang mata wanita tua itu memang mencuri pandang ke arah Rangga beberapa kali. Dia tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun, semua orang yang hadir di aula ini langsung paham.Dalang di balik semua fitnah itu adalah Rangga.Andini pun tak kuasa untuk melirik ke arah Rangga. Dia benar-benar tidak menyangka, ternyata gosip-gosip di luar sana adalah hasil rekayasa Rangga. Namun, setelah dipikirkan sejenak, dia juga tidak terlalu terkejut.Rangga memang penuh akal dan licik sejak kecil. Jika ide-ide ini digunakan dalam peperan
Read more

Bab 484

Selain lagu anak-anak itu, di dalam surat juga tertulis beberapa kalimat kasar yang jelas-jelas menjelekkan Andini.Namun ... tulisan itu ....Lukman langsung mengernyit. Sorot matanya otomatis beralih ke arah Rangga.Anak itu memang tidak bodoh. Tulisan itu ditulis dengan tangan kiri. Sebagai ayahnya, hanya Lukman yang masih tetap bisa mengenalinya. Dia pun segera melipat kembali surat tersebut, lalu menyimpannya, sebelum mengajukan pertanyaan lebih lanjut."Lalu, kenapa orang itu bisa datang mencarimu? Apa hubunganmu dengan menantu sulungku? Ada masalah pribadi?"Wanita tua itu langsung menggeleng dengan panik, "Nggak ... nggak ada masalah, Tuan! Hamba cuma rakyat biasa, mana mungkin punya masalah dengan Nyonya?""Hanya saja ...." Wanita itu ingin mengatakan sesuatu, tapi terdiam.Sifat Nayshila pada dasarnya memang blak-blakan. Melihat wanita tua yang terbata-bata itu, dia mulai marah. "Jangan bertele-tele, cepat katakan semuanya!"Barulah wanita tua itu mengaku, "Hamba ini memang .
Read more

Bab 485

Langkah Rangga yang hendak keluar dari aula pun terhenti. Kepalanya sedikit dimiringkan, dan hanya dari punggungnya saja sudah bisa terasa betapa sangat tidak sabarnya dia saat ini.Rangga tidak berbalik dan tetap membelakangi semua orang.Terdengar suara Lukman yang membentak marah, "Anak nggak tahu diri, jangan bertindak bodoh lagi! Kalau nggak, Ayah nggak akan memaafkanmu!"Ancaman itu tidak terdengar menakutkan sama sekali. Rangga bahkan tidak menjawabnya, melainkan langsung melangkah keluar dari pintu. Lukman marah besar. Dia langsung berdiri sambil memukul meja dan hendak mengejarnya, tapi Malika buru-buru menahannya.Akhirnya, amarah Lukman malah terarah ke Malika, "Lihat hasil didikanmu! Anak macam apa yang kamu besarkan!"Malika tahu suaminya sedang naik darah, tentu dia tidak akan meladeninya dengan berdebat. Dia hanya berusaha menenangkan, "Sudahlah, nanti aku yang urus dia. Jangan sampai kamu sakit karena marah. Shila, bantu ayahmu kembali ke kamar untuk istirahat."Lukman
Read more

Bab 486

Andini memang mengatakan 3 tahun, tetapi Kalingga juga pernah berkata dia bisa pergi kapan saja jika mau.Kalingga tahu perasaan cinta tidak bisa dipaksakan. Dia memang sudah jatuh cinta padanya, jadi dia akan berusaha untuk memperjuangkan. Namun, jika Andini tidak menyukainya, dia pun tidak akan memaksanya.Bagaimanapun, kepribadiannya berbeda dengan Rangga.Memikirkan hal ini, hati Kalingga tiba-tiba terasa berat. Dia teringat akan kepribadian Rangga dan matanya pun menjadi agak suram.Saat itu juga, dia menatap Andini dan berkata, "Atau mungkin aku bisa menemanimu meninggalkan ibu kota."Mendengar hal itu, Andini langsung menatap Kalingga dengan penuh keterkejutan. Bagaimana bisa Kalingga tiba-tiba ingin menemaninya meninggalkan ibu kota?Melihat reaksinya yang begitu terkejut, Kalingga segera menyadari bahwa dia telah menyentuh hati Andini. Senyuman kecil pun muncul di sudut bibirnya."Aku tahu kamu masih mempertimbangkan perasaan Rangga. Aku ingin memberitahumu, jangan khawatir. A
Read more

Bab 487

Rangga tidak menyangkal, juga tidak berbicara. Hanya dengan satu gerakan tangan, tiba-tiba lebih dari 10 pria kekar muncul dari gang di sekitarnya. Terlihat jelas bahwa mereka adalah prajurit-prajurit terlatih.Wajah Kalingga semakin masam, matanya menatap Rangga dengan tajam. "Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?"Saat itu juga, Rangga mengeluarkan sebutir pil dari dalam sakunya. "Ini adalah obat yang kudapatkan dari Lembah Raja Obat. Obat ini bisa memperkuat tubuh dan otot, mempercepat pemulihan. Sangat cocok untukmu."Kaki Kalingga lumpuh selama 5 tahun, otot-ototnya melemah. Obat ini bisa membantunya pulih lebih cepat.Namun, jika obat ini memang sebaik itu, kenapa Rangga harus menipunya dan membuatnya keluar dari kediaman sebelum memberikannya?Kalingga tetap diam, menunggu Rangga melanjutkan perkataannya. Seperti yang sudah diduganya, Rangga menunduk, seolah-olah tidak berani menatap mata Kalingga."Hanya saja, ada satu efek sampingnya. Setelah dikonsumsi, seseorang akan terti
Read more

Bab 488

Malika tiba-tiba berdiri secara perlahan, lalu hendak berlutut di hadapan Andini. Andini terkejut dan buru-buru menariknya sebelum kedua lututnya menyentuh lantai. "Ibu, apa yang kamu lakukan?"Malika yang sudah berdiri kembali, kini wajahnya penuh dengan air mata. "Andini, ini semua kesalahan Keluarga Maheswara kepadamu. Tapi, aku benar-benar nggak punya pilihan lain ....""Jujur saja, setelah mendengar rumor yang beredar di luar, aku mengirim tanggal lahirmu ke Kuil Amnan untuk diberikan kepada Master Hardan.""Aku hanya ingin meminta cara untuk mengatasinya, tapi jawaban yang dikirim balik hanya satu kalimat. Bintang kesialan, nggak ada solusi untuk menangkalnya."Tangisan Malika semakin memilukan, sementara Andini terdiam sepenuhnya. Dia pembawa sial? Itulah alasan mengapa semua orang yang dekat dengannya meninggal satu per satu?Dadanya seperti disayat oleh belati yang tajam, bahkan bernapas pun terasa menyakitkan.Di sisi lain, Malika masih menangis dan menyeka air matanya. "Awal
Read more

Bab 489

Setelah berkata demikian, Andini langsung berbalik untuk pergi. Tak disangka, Malika buru-buru meraih tangannya dengan wajah penuh rasa bersalah."Andin, aku melihatmu tumbuh besar .... Ini semua kesalahanku. Gelang giok ini ...." Sambil bicara, Malika berusaha menyelipkan gelang giok dari pergelangan tangannya ke tangan Andini.Namun, sebelum sempat memasangkannya, tangannya sudah dihentikan. Andini menahan tangan Malika dengan tersenyum tipis. "Ibu nggak perlu melakukan ini. Aku memang sudah berniat pergi, hanya saja waktunya lebih cepat dari yang direncanakan. Aku nggak pantas menerima gelang ini."Terlebih lagi, di pergelangan tangannya sendiri sudah ada sebuah gelang giok. Meskipun kualitasnya tidak bagus, bagi Andini itu adalah benda yang paling berharga. Tidak mungkin dia melepaskannya hanya demi mengenakan gelang lain.Dengan perlahan, Andini menarik kembali tangannya, lalu berbalik pergi tanpa ragu sedikit pun.Setibanya di luar, Laras yang sudah menunggu buru-buru mendekat. S
Read more

Bab 490

Rama tidak menyangka bahwa dirinya bisa mendapatkan kepercayaan sebesar ini dari Andini.Saat itu juga, dia mengangguk dengan penuh keyakinan. "Baik, Nona tenang saja. Dalam 3 hari, hamba pasti menyelesaikan tugas ini dengan baik. Nggak akan ada sepeser pun yang hilang."Mendengar itu, Andini tersenyum. "Bagus."Rama segera memberi hormat dan pergi untuk bersiap.Hati Andini justru terasa semakin dingin. Kata-kata Malika barusan masih terngiang-ngiang di benaknya.Terutama kalimat bintang kesialan dan tidak ada solusi untuk ditangkal. Itu bak pisau tajam yang terus mengiris hatinya secara perlahan.Orang-orang yang paling dekat dengannya pergi satu per satu. Malika mengatakan semua itu gara-gara dirinya.Dada Andini terasa seperti tercabik-cabik, sakitnya begitu menusuk. Dia mengepalkan tangannya erat-erat, menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah menuju taman.Pohon plum merah itu kini sudah tidak lagi gundul seperti saat sebelum dia menikah. Tunas-tunas hijau telah bermunculan, rant
Read more
PREV
1
...
474849505152
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status