All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Suara dingin yang tiba-tiba itu begitu familier hingga membuat Andini panik. Dia buru-buru mundur dua langkah. Namun karena terlalu gugup, kakinya tersandung dan dia hampir saja terjatuh.Untungnya Baskoro bertindak cepat dan langsung menangkapnya. Hanya saja karena gerakan itu, jarak mereka menjadi lebih dekat. Dari kejauhan, situasi ini terlihat seolah-olah Baskoro sedang memeluk Andini.Tatapan Rangga yang sejak awal sudah tajam, kini tertuju pada tangan Baskoro yang menggenggam erat lengan Andini. Tatapannya sontak menjadi gelap dan dalam."Kamu baik-baik saja, 'kan?" Suara lembut Baskoro dipenuhi kekhawatiran.Andini menggeleng, tetapi entah kenapa ada perasaan bersalah yang muncul di hatinya. Namun, kenapa dia harus merasa bersalah?Hubungannya dengan Rangga sudah berakhir. Bahkan ketika mereka masih ada hubungan, itu hanyalah hubungan formal sebagai kerabat.Jadi, siapa yang bersamanya atau apa yang dilakukannya seharusnya tidak ada hubungan dengan Rangga. Lagi pula, dia mungkin
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 22

Andini berpikir seperti itu di dalam hatinya, tetapi tidak mengucapkannya. Namun di mata Rangga, diamnya Andini justru dianggap sebagai persetujuan.Tangan yang Rangga sembunyikan di belakang tubuhnya terkepal erat. Dia menatap Andini dengan pandangan yang makin dingin ketika berucap, "Kota Gatra terletak jauh di Gamanta. Tradisi dan adat istiadatnya sangat berbeda dengan ibu kota. Nona Andini, kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan matang?"Andini mengira Rangga sedang mengingatkannya bahwa dia mungkin tidak akan terbiasa dengan cuaca di Kota Gatra. Itu sebabnya, dia menjawab dengan serius, "Pangeran bilang, musim dingin di Gamanta nggak sedingin di ibu kota. Aku pikir selama nggak terlalu dingin, aku pasti bisa menyesuaikan diri."Andini memang sangat takut pada cuaca dingin. Baik rasa dingin yang menusuk saat tangannya terendam air, maupun kedinginan ketika terkunci di luar kediaman pada malam musim dingin, semua itu adalah pengalaman yang tidak ingin diulanginya lagi.Jawaban
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 23

Baskoro awalnya berniat untuk meledek Rangga, tetapi ekspresinya tiba-tiba berubah.Melihat ini, Rangga mengangkat alisnya sebelum menyindir dengan nada rendah, "Sepertinya kamu nggak tahu. Kalau begitu, bukannya ini namanya pernikahan tipuan?""Berani sekali!" sergah Baskoro. Dia menatap Rangga dengan tajam sambil berseru, "Rangga, jangan kira karena kamu sudah memenangkan beberapa pertempuran dan mendapatkan perhatian dari ayahku, kamu bisa menginjak harga diriku! Kamu nggak perlu ikut campur urusanku!""Pangeran nggak perlu emosi seperti itu," tutur Rangga sembari tersenyum. Tatapannya yang merendahkan seolah-olah menginjak-injak harga diri Baskoro.Sementara itu, wajah tampan Baskoro yang sebelumnya lembut telah berubah menjadi muram. Dia menimpali dengan suara rendah dan dingin, "Biarpun pernikahan tipuan, memangnya kenapa? Rangga, kamu juga bisa melakukannya. Coba lihat, apa dia akan peduli padamu?"Niat membunuh seketika tebersit di mata Rangga. Senyumannya juga memudar.Baskoro
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 24

Lagi-lagi ucapan konyol seperti ini.Andini ingin tersenyum, tetapi tidak bisa karena kepahitan yang menjalar di dalam hatinya.Kirana menggenggam tangan Andini dengan sangat lembut, lalu berucap, "Kedudukan Keluarga Adipati memang sudah nggak sehebat dulu lagi. Tapi, setidaknya masih memiliki sedikit pengaruh. Kelak kalau Baskoro mau kembali ke ibu kota, dia hanya bisa bergantung pada Keluarga Adipati."Setelah mengatakan ini, Kirana menghela napas pelan sebelum berujar, "Ibu tentu saja punya niat tersendiri. Rangga sangat muda dan berbakat. Dia juga memenangkan banyak pertempuran. Sekarang, Keluarga Maheswara sangat berpengaruh di istana.""Tapi, kamu juga tahu saat ini Kaisar sangat berwaspada terhadap Keluarga Adipati. Jadi, kalau mau Dianti menjadi menantu Keluarga Maheswara dengan lancar, kamu nggak boleh berhubungan dengan orang yang punya pengaruh. Pangeran Baskoro adalah pilihan terbaik," tambah Kirana.Andini akhirnya mengerti. Pernikahan ini bertujuan untuk memenuhi kepentin
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 25

Andini pernah sangat menyukai kakaknya. Kakaknya selalu membantunya mengusir pria kurang ajar yang berbicara kasar, membawakan buah yang paling lezat, bahkan memberinya mutiara malam yang begitu langka untuknya.Abimana yang dulu adalah kakak serba bisa dan sangat hebat bagi Andini. Namun, sejak Dianti kembali, kakak yang Andini kagumi itu sudah menghilang. Kini, hanya ada kakak yang terus-menerus menyalahkannya, memfitnahnya, dan bertindak gegabah tanpa berpikir terlebih dulu!Sama seperti sekarang.Andini mengernyit dan merasa sedikit kesakitan karena lengannya dicengkeram.Sebelum Andini sempat berbicara, Kirana langsung memukul lengan Abimana. Dia membentak, "Apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan adikmu!""Ibu! Untuk apa Ibu membelanya? Hanya ada kalian berdua di kereta ini. Kalau bukan dia, siapa lagi yang buat Ibu menangis?" tanya Abimana.Abimana memelototi Andini dengan marah sambil mengancam, "Aku peringatkan padamu. Sekalipun aku punya salah padamu, itu nggak ada hubungannya
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 26

Abimana ikut Kirana pergi ke Paviliun Persik.Kondisi kesehatan Dianti sudah membaik di bawah perawatan tabib kediaman. Tidak ada masalah besar selain batuk sesekali.Ketika Kirana dan Abimana datang, Dianti sedang menikmati pemandangan bunga. Begitu melihat Dianti memakai pakaian yang tipis, Kirana mengernyit dan berujar, "Kamu belum sembuh, kenapa sudah keluar? Kamu juga pakai pakaian setipis ini. Cepat masuk!"Kirana memapah Dianti ke dalam, lalu meminta Ratih untuk membawakan segelas air hangat. Dia mengeluarkan botol obat sambil berkata, "Selir Agung Haira dengar kamu batuk parah. Dia khusus menyuruh orang untuk mengambil obat ini dari balai kesehatan kekaisaran.""Katanya ini didapatkan dari Lembah Raja Obat. Sebelumnya Permaisuri juga batuk selama setengah bulan. Dia sembuh setelah minum obat ini," sambung Kirana.Abimana melihat Kirana sendiri memberi Dianti minum obat. Dia seketika mengerti alasan Kirana buru-buru menemui Dianti begitu pulang.Abimana tentu juga khawatir pada
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 27

Di sisi lain, Andini tidak peduli apa yang dibicarakan Abimana dan Kirana. Dia buru-buru menemui Ainun.Dibandingkan kemarin, keadaan Ainun sudah jauh lebih baik. Ketika Andini datang, Ainun sedang dibantu oleh Farida untuk minum obat.Obat itu pasti sangat pahit. Terlihat jelas dari wajah Ainun yang berkerut saat meminumnya. Begitu melihat Andini, dia berusaha tersenyum dan menyapa, "Andin sudah datang, ya?""Nenek.” Setelah memberi hormat, Andini duduk di samping tempat tidur Ainun. Dia bertanya, "Gimana perasaan Nenek hari ini?""Sudah lebih baik." Ainun tersenyum seraya membelai pipi Andini dengan lembut. Dia bertanya, "Apa kamu takut?"Andini menggeleng sembari menjawab, "Nggak. Yang penting Nenek baik-baik saja."Ainun merasa sangat sedih saat melihat mata Andini memerah. Begitu teringat dengan perkataan Kirana padanya kemarin malam, dia bertanya, "Kamu baru kembali dari istana?"Andini tidak menyangka bahwa Ainun juga mengetahui hal ini. Dia tertegun sejenak sebelum mengangguk.
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 28

Andini menghela napas. Dia berberes-beres sebentar, lalu pergi menemui Dianti. Tidak lama kemudian, Laras dan Dianti masuk.Ternyata Laras benar-benar mengikuti Dianti. Andini hampir tidak bisa menahan tawanya.Dianti masuk ke ruangan dan memberi hormat kepada Andini. Ketika melihat senyuman Andini, Dianti mengira suasana hati Andini sedang baik hari ini. Perasaan cemasnya saat kemari seketika menghilang.Dianti tersenyum kepada Andini dan bertanya, "Aku datang pagi-pagi sekali. Nggak ganggu Kakak, 'kan?"Andini tertegun sejenak karena tidak mengerti maksud Dianti. Dia tersenyum sembari menimpali, "Ada apa?""Aku datang untuk mengajak Kakak ke Kuil Amnan," sahut Dianti dengan sangat antusias.Andini tiba-tiba teringat bahwa ini Hari Suci di Kuil Amnan. Konon, asalkan berdoa dengan tulus di Hari Suci Kuil Amnan, permohonan apa pun akan terkabul.Pada tahun-tahun sebelumnya, Andini akan pergi ke Kuil Amnan setiap Hari Suci. Dia biasanya berdoa untuk keselamatan keluarga dan memohon bisa
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 29

Andini tidak mengerti. Dia hanya meminta Dianti melepaskan tangannya. Kenapa Dianti tiba-tiba membahas tentang Kirana dan mengatakan Andini menyakiti Kirana?Andini sudah sangat bersyukur jika Keluarga Adipati tidak mengganggunya. Bagaimana mungkin dia berani menyakiti Kirana?Andini menarik napas dalam-dalam dan memegang pergelangan tangannya dengan erat. Dia berusaha menahan diri agar tidak menampar Dianti.Namun, Laras justru tak bisa menahan diri dan berkata, "Nona Dianti sudah gila, ya?"Perkataan yang dilontarkan tanpa segan itu membuat Dianti tertegun. Dia bertutur dengan terbata-bata, " Ka ... kamu ...."Mungkin karena terlalu terkejut, Dianti sampai tidak bisa menyelesaikan ucapannya.Andini juga kaget. Tidak disangka nyali Laras begitu besar. Laras benar-benar tidak menganggap serius ucapan Andini. Andini jelas-jelas sudah bilang tidak akan bisa melindunginya.Ketika Andini hendak membantu menjelaskan, Laras malah maju dan tersenyum pada Dianti. Katanya, "Bukannya Nona Dianti
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 30

Laras menutup tirai kereta, lalu menoleh menatap Andini sambil berkata, "Nona, sepertinya yang pergi ke Kuil Amnan tahun ini lebih banyak dari sebelumnya."Andini cukup senang dan menimpali, "Itu berarti Kuil Amnan memang sangat manjur untuk mengabulkan permohonan."Laras mengangguk sembari membalas, "Benar. Aku dengar memohon jodoh yang paling manjur."Mendengar ini, Andini hanya tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. Menurutnya, Kuil Amnan bisa mengabulkan apa pun, kecuali jodoh. Jika tidak, dia seharusnya sudah menikah dengan Rangga tiga tahun lalu. Andini tersenyum pelan sambil menggeleng saat memikirkan ini.Untungnya, Andini belum sempat menikah. Jika tidak, sekarang dia pasti terperangkap dalam penderitaan.Tak lama kemudian, kereta kuda tiba di luar Kuil Amnan. Laras turun duluan, lalu berbalik untuk membantu Andini. Tidak disangka, begitu Andini baru turun, terdengar suara sindiran tak jauh dari sana."Aku pikir pelayan siapa yang begitu lancang sampai berani naik kereta yang sam
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status