All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 51 - Chapter 60

328 Chapters

Bab 51

Andini kembali menjalani hari-harinya dengan mengurung diri di Paviliun Ayana. Dia menghindari pertemuan dengan siapa pun. Dia hampir tidak pernah keluar dari kamarnya kecuali saat pergi mengunjungi Ainun.Alasannya, pertama luka di punggung Andini memerlukan waktu untuk penyembuhan. Kedua, dia benar-benar muak melihat orang-orang lain di kediaman itu, terutama Dianti.Andini sangat khawatir kalau suatu saat lengah, Dianti akan muncul dan mulai mengusiknya dengan tipu muslihat yang tak ada habisnya.Faktanya, beberapa hari lalu Dianti memang pernah datang. Dia berkata bahwa pohon prem merah terbesar di Paviliun Persik sedang berbunga. Bunga-bunganya sangat indah dengan aroma yang memikat.Berhubung tahu bahwa Andini suka bunga prem, Dianti datang secara khusus untuk mengundangnya melihat bunga tersebut.Namun kali ini, bukan hanya Andini yang tidak ingin mendengarnya, bahkan Laras tidak membiarkan Dianti masuk ke Paviliun Ayana. Laras hanya mengatakan bahwa nonanya sedang beristirahat
Read more

Bab 52

Hanya satu persimpangan lagi, mereka akan sampai di Jalan Semira. Andini melihat ke arah kerumunan di depan. Kondisinya memang penuh sesak hingga tidak ada celah sama sekali. Akhirnya, dia pun menjawab singkat, "Oke."Andini dan Laras turun dari kereta. Dia berpesan kepada kusir agar datang menjemput mereka nanti, lalu berjalan mengikuti arus orang menuju Jalan Semira. Meskipun belum sampai ke Jalan Semira, di sepanjang jalan sudah banyak lapak kecil yang menjual berbagai barang unik dan menarik.Laras yang masih muda langsung terpikat oleh suasana itu. Dia mendadak berhenti, lalu memberi tahu Andini, "Nona, lihat! Topeng ini cantik sekali!"Laras menghampiri salah satu lapak dan mengambil mengambil sebuah topeng dengan pola riasan opera tradisional. Dia menambahkan, "Kalau Nona memakainya, pasti bagus banget!"Andini sebenarnya tidak terlalu menyukainya. Dia sedikit mengernyit, tetapi Laras sudah membeli topeng itu sebelum dia sempat berkata apa-apa. Dengan penuh semangat, dia menyera
Read more

Bab 53

Lagi-lagi seperti ini. Saat ini, hanya beberapa kata itu yang muncul di benak Andini. Dia paling tidak tahan melihat Dianti dengan ekspresi seperti ini.Melihat Andini menatapnya, Dianti akhirnya melangkah maju dengan ekspresi malang. Dia membungkuk hormat kepada Andini sambil berucap, "Salam hormat pada Kakak."Suara Dianti terdengar sedikit tersendat, seperti menahan tangis. Air matanya tidak tumpah, melainkan hanya menggantung di pelupuk mata. Ekspresi Dianti membuat siapa pun yang melihatnya merasa iba.Nayshila langsung bereaksi lebih dulu dengan  berucap, "Dian, kenapa kamu begitu baik? Dia jelas-jelas berusaha merebut tunanganmu, tapi kamu malah menyapanya dengan sopan! Kalau jadi kamu, aku pasti sudah menamparnya!"Kerumunan orang di sekitar masih bergerak, tetapi langkah mereka melambat karena perkataan Nayshila. Sepertinya tidak ada yang ingin melewatkan drama "dua wanita memperebutkan satu pria" ini.Dianti melirik Andini dengan gugup, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Di sis
Read more

Bab 54

Rangga tiba-tiba bertanya lagi dengan nada dingin, "Di mana pelayanmu?"Andini menoleh ke belakang untuk melihat, lalu membalas dengan santai, "Entah, mungkin dia lagi keluyuran.""Hmph!" Meskipun mulut Nayshila masih ditutup dengan tangan, dia tetap tak kuasa mendengus seolah-olah menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak percaya.Andini malas meladeninya. Sebelum dia sempat mengatakan sesuatu, Rangga sudah mendahului, "Hari ini ramai banget. Berjalan sendirian nggak aman. Ayo, kita jalan bareng."Rangga bisa-bisanya ingin mengajaknya bersama untuk melihat lentera? Mata Dianti langsung membelalak. Air matanya pun mengalir lebih deras.Nayshila yang tadi berusaha menutup mulutnya, akhirnya tidak bisa menahan diri. Dia berseru, "Kakak!"Hanya saja setelah diperingatkan sebelumnya, Nayshila tidak berani menambahkan sepatah kata pun. Saat itulah, Laras akhirnya muncul kembali di sisinya. "Nona!"Andini menoleh dan melihat pelayannya membawa banyak barang. Ada manisan buah, kue ketan, dan se
Read more

Bab 55

Saat Rangga mengucapkan kalimat itu, sorot matanya begitu penuh dengan emosi hingga perasaan yang dia pendam terlihat begitu jelas.Meskipun Dianti hanya berdiri di sampingnya dan tidak bisa melihat matanya secara langsung, dia tetap bisa merasakan hasrat dalam dirinya. Itu adalah hasrat terhadap Andini.Suasana hati Dianti sontak menjadi kacau. Dia akhirnya menyadari bahwa Rangga benar-benar memiliki perasaan terhadap Andini. Lalu, bagaimana dengan dirinya? Apakah Rangga pernah menganggapnya penting?Perasaan sedih dan tertekan mengalir deras di hatinya. Dianti segera menunduk dan membiarkan air matanya jatuh satu per satu ke jalan.Namun tiba-tiba, sebuah saputangan muncul di depan matanya. Itu adalah saputangan milik Rangga. Jantung Dianti berdegup kencang. Dia meraih saputangan itu dengan hati-hati.Suara Rangga yang dingin pun terdengar. "Ayo pergi."Setelah berkata begitu, Rangga langsung berjalan ke depan tanpa menoleh. Di sisi lain, Dianti memegang saputangan itu sambil memanda
Read more

Bab 56

Melihat Dianti yang kini wajahnya penuh kebahagiaan tanpa jejak kesedihan dan air mata sebelumnya, Andini hanya bisa mendengus dingin dalam hati.Entah apakah Dianti sengaja menunjukkan ekspresi itu kepadanya atau mungkin Rangga memiliki cara untuk membuat Dianti kembali ceria dalam waktu singkat. Namun, semuanya tidak ada hubungan dengan dirinya.Saat pikiran itu melintas di benak Andini, pintu ruangan pribadi tiba-tiba terbuka. Laras segera bergerak ke belakang Andini, sementara Andini sendiri bangkit berdiri dan sontak bersiap untuk memberi hormat.Akan tetapi, gerakan Andini terhenti begitu melihat siapa yang masuk. Bukan Baskoro, melainkan dua pria berbadan besar dengan tubuh kekar. Jelas, mereka adalah orang yang terbiasa berlatih bela diri.Andini langsung memasang wajah dingin. Dia bertanya, "Siapa kalian? Apa kalian tahu aku ini ...."Salah satu pria menyela, "Nona Besar Keluarga Adipati, 'kan?"Andini sontak terkejut. Awalnya, dia mengira kedua pria itu hanyalah orang-orang k
Read more

Bab 57

Melihat kedua pria itu hendak mendekatinya, Andini akhirnya berseru dengan tegas, "Tunggu!"Dada Andini naik turun dengan cepat. Rasa takut dalam hatinya telah mencapai puncak. Namun, dia memaksa dirinya tetap tenang. Kedua pria itu tampaknya benar-benar terpengaruh oleh teriakannya dan berhenti sejenak.Andini pun menegaskan, "Seperti yang sudah kubilang, Kaisar menetapkan pernikahanku dengan Pangeran Baskoro. Sekarang, aku adalah tunangannya. Kalau kalian berani menyentuhku, itu bukan cuma melawan Keluarga Adipati, tapi juga menentang Pangeran Baskoro dan bahkan Kaisar sendiri!""Pikirkan baik-baik, apa orang yang mengutus kalian kemari benar-benar mampu melindungi kalian dari semua konsekuensi ini?" tanya Andini. Mendengar itu, kedua pria itu saling bertukar pandang seolah mempertimbangkan perkataan Andini yang masuk akal.Setelah itu, mereka menangkupkan tangan ke arah Andini. Sikap mereka menjadi lebih sopan. Salah satu dari mereka berujar dengan nada lebih lembut, "Nona, kami ini
Read more

Bab 58

Pemilik lapak yang berpandangan tajam langsung menyadari perhatian Dianti. Dia segera mengambil lentera berbentuk kelinci itu, lalu bertanya, "Apa Nona menyukainya? Harganya cuma 5 tahil."Rangga tanpa ragu langsung mengeluarkan uangnya. Pemilik kios tersenyum lebar saat menyerahkan lentera itu ke tangan Rangga.Namun sebelum Rangga sempat memberikan lentera itu kepada Dianti, tiba-tiba terdengar keributan dari kerumunan orang di belakang mereka. Sepertinya sesuatu yang besar telah terjadi. Dianti dan Rangga secara naluriah menoleh. Perhatian mereka tertarik oleh keributan tersebut.Berhubung tubuhnya lebih tinggi, Rangga bisa melihat lebih jauh dibandingkan Dianti. Melampaui kerumunan orang, dia langsung melihat seorang gadis pelayan dengan wajah penuh darah. Wajahnya terasa sangat familier. Sepertinya ... dia adalah pelayan Andini!Rangga terkejut seketika. Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari ke arah gadis itu. Dianti berteriak saking terkejutnya. Baru kemudian, dia menyadari b
Read more

Bab 59

Ketika Andini terbangun, yang dilihatnya hanyalah kegelapan. Matanya tampaknya tertutup oleh sesuatu.Andini secara refleks mengangkat tangan, tetapi segera menyadari bahwa kedua tangannya telah diikat bersama. Seketika itu juga, dia teringat kembali pada kejadian di kedai teh. Jadi sekarang, di mana dia berada?Tempat di mana Andini berbaring terasa cukup empuk, jadi kemungkinan besar dia berada di atas ranjang. Dari luar, samar-samar ia bisa mendengar suara ribut orang-orang. Dia masih di Jalan Semira!Tempat ini kemungkinan besar adalah sebuah penginapan di Jalan Semira. Namun karena mata Andini tertutup, dia tidak bisa memastikan lokasi tepatnya. Dia juga tidak tahu waktu saat ini. Sudah berapa lama sejak dia diculik?Saat pikiran itu melintas di benak Andini, suara pintu yang terbuka terdengar. Dua pria itu telah kembali. Dia bisa mendengar salah satu dari mereka melangkah mendekatinya. Mungkin untuk memastikan apakah dia sudah sadar atau belum. Dia tidak berani bergerak sedikit p
Read more

Bab 60

Namun, tangan dan kaki Andini terlalu mati rasa. Begitu dia mencoba bergerak sedikit saja, rasa sakit yang tajam seperti ditusuk, menusuk setiap sarafnya hingga dia tak tahan dan mengeluarkan erangan pelan.Menyadari dirinya telah bersuara, tubuhnya langsung membeku. Untung saja, dengkuran kedua pria itu masih terdengar beriringan. Baru setelah itu Andini yakin mereka benar-benar tertidur lelap. Tanpa ragu lagi, dia mulai berusaha keras untuk meloloskan diri.Namun, kedua pria itu jelas sudah sangat ahli. Ikatan tali di pergelangan tangannya sangat kencang. Bahkan setelah Andini berjuang lama, tali itu tetap tidak longgar sedikit pun. Hanya saja, dia tidak bisa menyerah.Tadi, Andini mendengar jelas percakapan kedua pria itu. Mereka ingin menghancurkan reputasinya dan menggagalkan pernikahannya dengan Baskoro.Meskipun Andini sendiri tidak terlalu peduli dengan pernikahan itu, bahkan tidak keberatan jika pernikahan itu batal, tetapi itu pasti akan membuat neneknya sangat sedih.Kesehat
Read more
PREV
1
...
45678
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status