All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 61 - Chapter 70

328 Chapters

Bab 61

Andini tertegun sejenak sebelum akhirnya mengenali pria di depannya. "Tuan ... Tuan Byakta ....""Nona Andini!" Byakta pun akhirnya menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Dia segera melirik ke arah kamar di belakang Andini. Alisnya langsung berkerut, lalu dia menarik Andini ke belakang tubuhnya.Andini berbisik, "Jangan biarkan orang tahu bahwa aku diculik."Byakta segera memahami situasinya. Tanpa banyak bicara, dia membalas, "Aku akan membawamu keluar lewat pintu belakang."Setelah itu, Byakta langsung menarik Andini untuk pergi. Namun, langkah mereka terhenti ketika Andini mengeluarkan erangan kesakitan yang tertahan secara tiba-tiba.Byakta buru-buru berbalik dan melihat Andini yang wajahnya sudah pucat pasi. Keringat dingin mengalir deras dari dahinya."Nona kenapa? Apa mereka menyakitimu?" tanya Byakta dengan cemas. Dia khawatir Andini telah mengalami hal buruk di tangan para penculik itu.Andini perlahan mengangkat tangan kirinya yang terkulai lemas. Dengan suara nyaris tak
Read more

Bab 62

Bagaimanapun juga, kehormatan seorang wanita adalah hal yang paling penting. Namun, semua orang yang hadir di tempat itu tahu bahwa apa yang baru saja diucapkan bukanlah kenyataan.Rangga menunduk dengan sopan, lalu menatap Andini sambil berujar, "Kenapa kedai teh yang disebut oleh Pangeran Baskoro adalah Kedai Teh Vata, tapi yang kamu datangi malah Kedai Teh Fortu?"Saat itu, Andini duduk di samping. Dia menahan rasa sakit di tangannya yang sudah diperban, tetapi itu tetap terasa nyeri setiap kali dia bergerak.Tabib kediaman mengatakan bahwa meskipun lukanya tidak terlalu parah, Andini tetap harus berhati-hati. Paling tidak, selama sebulan ini dia tidak boleh menggunakan kekuatan pada tangan kirinya.Mendengar pertanyaan Rangga, Andini berdiri perlahan. Dia menjawab dengan sopan, "Ketika aku menerima surat itu, yang tertulis memang Kedai Teh Fortu. Surat itu mungkin masih ada di atas meja riasku."Setelah menjawab, Andini mengalihkan pandangannya kepada Abimana. Saat itu, Abimana ber
Read more

Bab 63

Abimana tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun. Namun, Kirana yang tubuhnya mulai gemetar perlahan berjalan mendekatinya.Kirana mengulurkan tangan, lalu menarik-narik ujung baju Abimana dengan lembut sambil berujar, "Abi, cepat beri tahu adikmu bahwa ini semua cuma kesalahpahaman."Abimana tetap memasang wajah dingin dan diam. Melihat putranya seperti ini, Kirana sangat sedih. Tarikan tangannya pada Abimana pun makin kuat hingga akhirnya berubah menjadi dorongan kecil."Katakan sesuatu! Cepat katakan sesuatu!" Suara Kirana mulai bercampur dengan tangisan.Melihat ibunya begitu terpukul, Dianti segera maju untuk memeluknya. Dia berusaha menenangkan dengan berucap, "Bu, jangan begini. Duduklah dan biarkan Kak Abimana perlahan menjelaskan. Aku yakin dia pasti punya alasan sendiri!"Mendengar ucapan itu, Andini memandang Dianti dengan tatapan tidak percaya. Abimana telah menyewa orang untuk menghancurkan reputasinya, tetapi Dianti malah berkata bahwa tindakan Abimana pasti memiliki alas
Read more

Bab 64

Andini berucap, "Karena lebih gampang menyerangku. Karena aku ini gampang ditindas. Kamu bilang semua ini demi kebahagiaanku di masa depan, tapi kamu malah menghabiskan 1.000 tahil untuk suruh dua pria dewasa menghancurkan reputasiku. Apa ucapanmu ini nggak terdengar lucu?""Abimana, nggak usah sok baik! Kamu sama sekali nggak peduli padaku. Kamu cuma nggak mau aku berdiri lebih tinggi darimu! Kamu nggak pernah ingin aku hidup bahagia. Kamu cuma nggak tahan melihatku sukses!" seru Andini.Kata-kata sederhana itu dengan mudah membongkar sisi tergelap hati Abimana. Namun, Abimana tidak mau mengakuinya. Dia segera menyangkal, "Mana mungkin aku nggak tahan melihatmu bahagia? Memangnya kamu bakal bahagia setelah nikah dengan Pangeran Baskoro?""Sekalipun kamu kehilangan reputasi, apa bedanya? Dengan dukungan Keluarga Adipati, kamu pikir nggak ada pria lain yang mau menikahimu?" Setelah kata-kata Abimana selesai, aula utama menjadi sunyi. Selain suara isak tangis Dianti yang tak kunjung berh
Read more

Bab 65

Usai berucap demikian, Andini jelas bisa melihat perubahan pada wajah Abimana yang sebelumnya penuh keyakinan berubah menjadi penuh kebingungan. Lucu sekali!Saat berusaha menghancurkan dirinya, Abimana penuh dengan percaya diri dan alasan yang kuat. Begitu masalah ini mulai melibatkan dirinya, dia langsung panik. Bukan hanya Abimana yang cemas, hampir semua anggota Keluarga Biantara terlihat gelisah.Ketika suasana menegang, Dianti yang sebelumnya terus menangis akhirnya berdiri dan berucap dengan lembut kepada Andini, "Kak, hari ini kamu sudah cukup menderita. Sebaiknya kamu kembali beristirahat lebih awal. Lagian, waktu sudah malam. Gimana kalau besok baru kita bicarakan lagi?"Mendengar ucapan itu, Kirana juga buru-buru menimpali, "Benar, Andin. Lihat saja, sekarang sudah sangat larut. Bahkan, Jenderal Rangga pun belum pulang. Gimana kalau kita membicarakan ini besok pagi saja?"Saat itu, Andini seolah baru teringat bahwa ada seseorang lain di dalam ruangan, yaitu Rangga. Dia menol
Read more

Bab 66

"Benar. Semuanya, kasih ruang!"Para pelayan berbicara bersahut-sahutan dan menciptakan suasana yang cukup riuh. Namun bagi Andini, suasana ini justru terasa hangat. Dia selalu merasa bahwa Kediaman Adipati terlalu dingin.Satu-satunya tempat di mana Andini bisa merasakan sedikit kehangatan adalah di sisi neneknya. Hanya Ainun yang bisa membuat hatinya tenang. Namun karena kesehatan neneknya yang buruk, Andini tidak pernah berani mengungkapkan rasa sakit atau keluhannya pada Ainun.Awalnya, Andini pikir malam ini dia akan menghadapi semua emosi ini sendirian dan menelannya bulat-bulat seperti biasa. Tidak disangka begitu dia melangkahkan kakinya ke Paviliun Ayana, hatinya yang dingin perlahan mulai mencair.Meskipun yang terluka adalah tangannya, Laras tetap bersikeras membantu Andini berjalan masuk ke kamarnya. Begitu dia duduk, salah satu pelayan membawakan teh hangat."Nona pasti sangat terkejut hari ini. Ini teh penenang yang baru saja kubuat. Minumlah, Nona. Setelah itu, tidurlah
Read more

Bab 67

Andini bergerak begitu cepat. Cara dia menerjang Dianti persis seperti saat dia melawan para dayang yang dulu pernah menindasnya, begitu cepat, ganas, dan penuh keberanian.Bahkan, Kirana hanya merasa ada sesuatu yang melintas di depan matanya. Ketika dia tersadar, Dianti sudah terkapar di bawah tubuh Andini."Aaargh!" Dianti menjerit kaget, tetapi suaranya segera teredam karena Andini menutup mulutnya rapat-rapat.Ainun masih beristirahat di dalam kamar. Dia tidak bisa membiarkan Dianti mengganggu ketenangan Ainun. Namun, amarah yang membara di dalam dadanya juga tidak bisa dia pendam begitu saja.Sambil menutup mulut Dianti dengan satu tangan, Andini juga menahan tubuhnya agar Dianti tidak bisa bergerak. Tangan satunya sudah siap melayang. Tanpa ragu, dia menampar wajah Dianti dengan keras.Sudah lama Andini ingin melakukan ini. Sebelumnya, dia selalu menahan diri. Meski Dianti menyebalkan dan membuatnya marah, dia coba meyakinkan dirinya bahwa mungkin sifat Dianti memang seperti itu
Read more

Bab 68

Farida hanya memandang dingin dari samping. Namun tiba-tiba, dia melihat Kirana berlari ke arah lain. Apakah dia hendak mencari bala bantuan?Sebelum selesai menduga-duga, Kirana kembali muncul. Kali ini, dia membawa sebongkah batu besar di tangannya.Farida terkejut. Sebelum sempat bereaksi, dia sudah mendengar Kresna berseru, "Jangan!" Sayangnya, teriakannya terlambat. Batu besar itu sudah menghantam kepala Andini dengan keras.Andini merasa seluruh kepalanya mendadak kosong. Dalam sekejap, dia tidak bisa mendengar apa-apa kecuali dengungan tajam yang menyakitkan telinga. Perlahan, setetes darah mengalir dari sudut matanya, disusul tetes kedua, ketiga ....Barulah Andini sadar apa yang baru saja terjadi. Dia mendongak perlahan dan menatap Kirana yang berdiri di dekatnya. Tatapan itu membuat Kirana panik. Dia seolah tersadar akan sesuatu, lalu buru-buru membuang batu di tangannya.Suara Kirana gemetar hebat ketika berujar, "Bukan ... bukan begitu, Andin. Dengarkan penjelasan Ibu. Ibu
Read more

Bab 69

Kalimat itu seperti menusuk langsung ke dalam hati Kirana. Itu membuat matanya membelalak seketika dan air matanya tak henti-hentinya mengalir.Kirana menunjuk Abimana, lalu berbicara dengan suara bergetar hebat, "Ka ... kapan aku pernah berniat membunuh Andin? Dia adalah anak yang aku besarkan sendiri dengan tanganku!"Pada akhirnya, suara Kirana sudah berubah menjadi tangisan tersedu-sedu. Melihat ibunya seperti itu, Abimana pun panik. Dia segera meminta maaf, "Bu, aku salah bicara. Tolong jangan marah. Ini salahku!"Meskipun Abimana sudah meminta maaf, Kirana tetap memunggungi dirinya seolah tidak ingin mendengar satu kata pun darinya.Melihat itu, Abimana mengernyit dengan kesal. Dia melirik wajah Dianti yang bengkak dan berucap dengan nada dingin, "Kalau dipikir-pikir, ini semua tetap salah Andin. Mana boleh dia begitu kejam? Tega banget dia memukul Dian sampai seperti ini."Wajah Dianti yang semula cantik, kini menjadi memar parah akibat tamparan keras itu. Namun, suara dingin da
Read more

Bab 70

Di sisi lain, Kirana segera ikut membujuk, "Dian cuma bermaksud baik meskipun hasilnya buruk. Lihatlah, Andin sudah memukulnya sampai seperti ini. Masa kamu tega menghukumnya lagi?"Tatapan Kresna jatuh pada wajah Dianti yang separuh bengkak. Dia tiba-tiba teringat kembali kondisi Dianti tiga tahun lalu saat baru kembali ke kediaman ini. Dia begitu kurus hingga hanya terlihat kulit membungkus tulang.Dianti adalah putri mereka yang telah hilang selama 15 tahun. Dalam 15 tahun itu, dia hidup menderita. Benar juga, bagaimana mungkin dia tega menghukumnya?Usai menarik napas dalam-dalam, Kresna akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Abimana. Tanpa banyak bicara, dia langsung menendang Abimana dengan keras sembari berujar, "Dasar bocah nakal! Semua masalah ini berawal dari ulahmu!"Namun, kali ini Abimana tampaknya sudah siap. Dia menghindar dari tendangan itu dengan lincah. Kresna yang gagal mengenai sasarannya langsung bersiap untuk menendang lagi.Namun, Abimana segera bersembunyi di
Read more
PREV
1
...
56789
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status