Share

Bab 17

Penulis: Zaina Aulia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 12:01:18
Mereka sudah bicara sampai sejauh ini. Jika memungkinkan, Andini ingin sekali berbalik dan pergi. Namun, dia tidak punya uang sepeser pun. Di luar sana, tidak ada seorang pun yang bisa dia sebut sebagai teman. Jika pergi begitu saja, dia tidak tahu harus ke mana.

Terlebih lagi, Ainun masih ada di sini. Bagaimana mungkin Andini tega meninggalkan neneknya dalam kecemasan? Jadi, tidak peduli seburuk apa pun kata-kata Kresna dan Abimana, untuk saat ini Andini hanya bisa mendengarkan dan menahan diri.

Pandangan Andini tertuju pada mangkuk yang diletakkan di tengah meja. Dia pun menyadari inti dari konflik ini. Matanya berlinang air mata, tetapi dia memaksa diri untuk menahannya. Andini pun mengambil sumpit dan menjepit potongan ikan di mangkuk, lalu memakannya.

Terdengar suara tawa dingin penuh ejekan dari Abimana yang duduk di samping. Dia meledek, "Sekarang, kamu akhirnya mau makan juga? Sepertinya status Nona Besar Kediaman Adipati cukup menarik bagimu ya!"

Andini memandang Abimana denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 18

    Usulan mendadak ini membuat Rangga tertarik. Namun sebelum dia sempat mengatakan apa pun, kepalan tangan Abimana sudah melayang ke arahnya. Untungnya, Rangga bereaksi cukup cepat. Dia memiringkan tubuh untuk menghindari pukulan tersebut.Alhasil, tinju Abimana mengenai udara kosong. Itu membuat tubuhnya terdorong ke meja. Hidangan lezat yang tertata di atas meja jatuh berserakan ke lantai. Abimana mengambil segenggam makanan dengan santai, lalu melemparkannya ke arah Rangga.Sementara itu, Rangga segera mundur ke belakang dan nyaris terkena lemparan tersebut. Wajahnya mulai menunjukkan kekesalan. Dia pun bertanya sambil mengernyit, "Apa kamu gila?"Rangga tidak menyebutnya gila karena mabuk karena dia tahu bahwa Abimana tidak akan bertingkah seperti ini bahkan ketika mabuk.Hari ini, Abimana jelas menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Pria itu akhirnya bangkit berdiri. Baju mewahnya kini sudah penuh dengan noda makanan.Namun, Abimana sama sekali tidak peduli. Dia malah mengangkat tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 19

    Kirana bisa-bisanya datang ke kediamannya pada saat seperti ini. Pasti tujuannya tidak sederhana. Andini bangkit dan berjalan keluar untuk menyambutnya. Ketika melihat Kirana, dia membungkuk untuk memberi salam, "Salam hormat pada Nyonya."Melihat Andini masih enggan memanggilnya Ibu, hati Kirana sedikit terluka. Namun, dia tidak ingin menunjukkan kesedihan itu di hadapan Andini. Dia melangkah maju dengan ramah, lalu menggenggam tangan Andini dan membimbingnya untuk duduk di sisi lain.Kirana memberi tahu, "Ibu khawatir kamu terlalu sedih, jadi datang untuk melihatmu."Andini menunduk dan tidak mengatakan apa pun. Perlahan, dia menarik kembali tangannya dari genggaman Kirana.Kirana tentu menyadarinya. Dia mengernyit sekilas, tetapi akhirnya hanya menghela napas sebelum melanjutkan, "Sebetulnya, nenekmu sangat menyayangimu. Meskipun dia tahu kamu bukan anak kandung Keluarga Biantara, di dalam hatinya kamu tetap cucu yang paling dia cintai."Andini hanya diam, tetapi dalam hati dia meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 20

    Andini sebenarnya mengenal Baskoro. Sebab, Haira dan Kirana adalah teman dekat sejak kecil. Anak-anak mereka sering bermain bersama. Namun, Baskoro adalah seorang pangeran dengan status tinggi. Itu sebabnya saat bermain dengannya, mereka selalu merasa sedikit canggung.Seiring bertambahnya usia, Baskoro menjadi sibuk dengan pelajaran dan jarang keluar istana. Hubungan mereka pun makin renggang. Hanya bisa dikatakan bahwa mereka saling mengenal, tetapi tidak dekat.Andini pernah melihat Baskoro lagi setelah dia dihukum di penatu istana. Namun saat itu, dia mengenakan seragam dayang dan mengikuti pelayan senior untuk berlutut dan memberi hormat. Sepertinya, Baskoro tidak memperhatikannya sama sekali.Kini, Baskoro duduk di samping Haira. Dia mengenakan baju indah sederhana yang membuat aura lembut dan elegannya makin menonjol. Tubuhnya terlihat tegap dan tinggi. Bahkan saat duduk, dia masih lebih tinggi daripada Haira.Wajah Baskoro mirip dengan Kaisar, dengan fitur wajah yang tegas dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 21

    Suara dingin yang tiba-tiba itu begitu familier hingga membuat Andini panik. Dia buru-buru mundur dua langkah. Namun karena terlalu gugup, kakinya tersandung dan dia hampir saja terjatuh.Untungnya Baskoro bertindak cepat dan langsung menangkapnya. Hanya saja karena gerakan itu, jarak mereka menjadi lebih dekat. Dari kejauhan, situasi ini terlihat seolah-olah Baskoro sedang memeluk Andini.Tatapan Rangga yang sejak awal sudah tajam, kini tertuju pada tangan Baskoro yang menggenggam erat lengan Andini. Tatapannya sontak menjadi gelap dan dalam."Kamu baik-baik saja, 'kan?" Suara lembut Baskoro dipenuhi kekhawatiran.Andini menggeleng, tetapi entah kenapa ada perasaan bersalah yang muncul di hatinya. Namun, kenapa dia harus merasa bersalah?Hubungannya dengan Rangga sudah berakhir. Bahkan ketika mereka masih ada hubungan, itu hanyalah hubungan formal sebagai kerabat.Jadi, siapa yang bersamanya atau apa yang dilakukannya seharusnya tidak ada hubungan dengan Rangga. Lagi pula, dia mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 22

    Andini berpikir seperti itu di dalam hatinya, tetapi tidak mengucapkannya. Namun di mata Rangga, diamnya Andini justru dianggap sebagai persetujuan.Tangan yang Rangga sembunyikan di belakang tubuhnya terkepal erat. Dia menatap Andini dengan pandangan yang makin dingin ketika berucap, "Kota Gatra terletak jauh di Gamanta. Tradisi dan adat istiadatnya sangat berbeda dengan ibu kota. Nona Andini, kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan matang?"Andini mengira Rangga sedang mengingatkannya bahwa dia mungkin tidak akan terbiasa dengan cuaca di Kota Gatra. Itu sebabnya, dia menjawab dengan serius, "Pangeran bilang, musim dingin di Gamanta nggak sedingin di ibu kota. Aku pikir selama nggak terlalu dingin, aku pasti bisa menyesuaikan diri."Andini memang sangat takut pada cuaca dingin. Baik rasa dingin yang menusuk saat tangannya terendam air, maupun kedinginan ketika terkunci di luar kediaman pada malam musim dingin, semua itu adalah pengalaman yang tidak ingin diulanginya lagi.Jawaban

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 23

    Baskoro awalnya berniat untuk meledek Rangga, tetapi ekspresinya tiba-tiba berubah.Melihat ini, Rangga mengangkat alisnya sebelum menyindir dengan nada rendah, "Sepertinya kamu nggak tahu. Kalau begitu, bukannya ini namanya pernikahan tipuan?""Berani sekali!" sergah Baskoro. Dia menatap Rangga dengan tajam sambil berseru, "Rangga, jangan kira karena kamu sudah memenangkan beberapa pertempuran dan mendapatkan perhatian dari ayahku, kamu bisa menginjak harga diriku! Kamu nggak perlu ikut campur urusanku!""Pangeran nggak perlu emosi seperti itu," tutur Rangga sembari tersenyum. Tatapannya yang merendahkan seolah-olah menginjak-injak harga diri Baskoro.Sementara itu, wajah tampan Baskoro yang sebelumnya lembut telah berubah menjadi muram. Dia menimpali dengan suara rendah dan dingin, "Biarpun pernikahan tipuan, memangnya kenapa? Rangga, kamu juga bisa melakukannya. Coba lihat, apa dia akan peduli padamu?"Niat membunuh seketika tebersit di mata Rangga. Senyumannya juga memudar.Baskoro

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 24

    Lagi-lagi ucapan konyol seperti ini.Andini ingin tersenyum, tetapi tidak bisa karena kepahitan yang menjalar di dalam hatinya.Kirana menggenggam tangan Andini dengan sangat lembut, lalu berucap, "Kedudukan Keluarga Adipati memang sudah nggak sehebat dulu lagi. Tapi, setidaknya masih memiliki sedikit pengaruh. Kelak kalau Baskoro mau kembali ke ibu kota, dia hanya bisa bergantung pada Keluarga Adipati."Setelah mengatakan ini, Kirana menghela napas pelan sebelum berujar, "Ibu tentu saja punya niat tersendiri. Rangga sangat muda dan berbakat. Dia juga memenangkan banyak pertempuran. Sekarang, Keluarga Maheswara sangat berpengaruh di istana.""Tapi, kamu juga tahu saat ini Kaisar sangat berwaspada terhadap Keluarga Adipati. Jadi, kalau mau Dianti menjadi menantu Keluarga Maheswara dengan lancar, kamu nggak boleh berhubungan dengan orang yang punya pengaruh. Pangeran Baskoro adalah pilihan terbaik," tambah Kirana.Andini akhirnya mengerti. Pernikahan ini bertujuan untuk memenuhi kepentin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 25

    Andini pernah sangat menyukai kakaknya. Kakaknya selalu membantunya mengusir pria kurang ajar yang berbicara kasar, membawakan buah yang paling lezat, bahkan memberinya mutiara malam yang begitu langka untuknya.Abimana yang dulu adalah kakak serba bisa dan sangat hebat bagi Andini. Namun, sejak Dianti kembali, kakak yang Andini kagumi itu sudah menghilang. Kini, hanya ada kakak yang terus-menerus menyalahkannya, memfitnahnya, dan bertindak gegabah tanpa berpikir terlebih dulu!Sama seperti sekarang.Andini mengernyit dan merasa sedikit kesakitan karena lengannya dicengkeram.Sebelum Andini sempat berbicara, Kirana langsung memukul lengan Abimana. Dia membentak, "Apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan adikmu!""Ibu! Untuk apa Ibu membelanya? Hanya ada kalian berdua di kereta ini. Kalau bukan dia, siapa lagi yang buat Ibu menangis?" tanya Abimana.Abimana memelototi Andini dengan marah sambil mengancam, "Aku peringatkan padamu. Sekalipun aku punya salah padamu, itu nggak ada hubungannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 50

    Andini berani bersikap arogan kepada anggota Keluarga Adipati yang lain, tetapi dia merasa bersalah kepada Ainun. Andini takut Ainun akan memarahinya tidak tahu aturan setelah tahu dia mengambil semua hadiah dari Kaisar dan Haira.Seharusnya sekarang Ainun sudah bangun. Sesuai dugaan, Ainun sedang minum obat saat Andini datang.Andini menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan masuk dan menyapa Ainun. Andini berusaha bersikap santai agar Ainun tidak tahu tubuhnya terluka.Ainun sangat senang begitu melihat Andini. Dia melambaikan tangan kepada Andini dan berujar, "Kudengar, titah Kaisar sudah diantar?"Andini duduk di samping Ainun dan meraih tangannya. Dia mengangguk sembari membalas, "Iya. Kaisar dan Selir Agung Haira memberiku banyak hadiah. Aku ... mengambil semua hadiah itu."Andini merasa malu. Dia takut Ainun menganggapnya serakah. Di dunia ini, Ainun adalah satu-satunya keluarga Andini.Siapa sangka, Ainun malah tertawa dan menanggapi, "Bagus! Kali ini, Andin kesayanganku sangat

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 49

    Luka di punggung Andini masih terasa sakit. Abimana memang pingsan setelah dipukul, tetapi sapunya tidak patah. Bahkan, luka di punggung Abimana tidak terlalu parah sehingga hari ini dia bisa turun dari tempat tidur.Sementara itu, sapu yang digunakan Abimana untuk memukul Andini patah. Dia pasti mengerahkan seluruh tenaganya. Ujung sapu yang patah juga menggores punggung Andini. Sudah jelas kemarin Abimana berniat menghabisi Andini!Andini tidak mengatakan dengan jelas, tetapi Abimana merasa dipermalukan. Abimana hendak meninju Andini. Dia mengancam, "Aku rasa pukulanku kemarin terlalu ringan makanya sekarang kamu masih bisa melawanku!"Kirana segera memeluk Abimana dan berseru, "Abimana, jangan gegabah!"Siapa sangka, Andini mendekati Abimana dan menantang, "Apa kamu masih mau pukul aku? Hari ini kamu mau pukul bagian mana? Wajah bagian kiri atau kanan? Apa perlu aku menyodorkan diriku padamu?"Amarah Abimana memuncak melihat sikap Andini yang arogan. Dia hampir melepaskan diri dari

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 48

    Luka di punggung Andini masih terasa sakit. Abimana memang pingsan setelah dipukul, tetapi sapunya tidak patah. Bahkan, luka di punggung Abimana tidak terlalu parah sehingga hari ini dia bisa turun dari tempat tidur.Sementara itu, sapu yang digunakan Abimana untuk memukul Andini patah. Dia pasti mengerahkan seluruh tenaganya. Ujung sapu yang patah juga menggores punggung Andini. Sudah jelas kemarin Abimana berniat menghabisi Andini!Andini tidak mengatakan dengan jelas, tetapi Abimana merasa dipermalukan. Abimana hendak meninju Andini. Dia mengancam, "Aku rasa pukulanku kemarin terlalu ringan makanya sekarang kamu masih bisa melawanku!"Kirana segera memeluk Abimana dan berseru, "Abimana, jangan gegabah!"Siapa sangka, Andini mendekati Abimana dan menantang, "Apa kamu masih mau pukul aku? Hari ini kamu mau pukul bagian mana? Wajah bagian kiri atau kanan? Apa perlu aku menyodorkan diriku padamu?"Amarah Abimana memuncak melihat sikap Andini yang arogan. Dia hampir melepaskan diri dari

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 47

    Entah sejak kapan Andini merasa gusar setiap mendengar suara Abimana. Andini melihat Abimana mendorong pelayan yang memapahnya.Abimana menghampiri Andini dengan terpincang-pincang seraya menegaskan, "Minta maaf pada Ibu!"Andini mengamati Abimana. Mungkin karena luka di punggungnya, Abimana tidak bisa berdiri tegak. Dahinya juga berkeringat. Sudah jelas tadi Abimana sangat kesakitan saat menghampiri Andini.Biarpun begitu, Abimana tetap bersikeras menyalahkan Andini. Sebenarnya, ini memang sifat Abimana sejak kecil. Hanya saja, dulu Abimana berusaha keras melindungi Andini. Setelah Dianti kembali, Abimana mulai melawan dan memfitnah Andini.Andini yang merasa kecewa menimpali, "Kemarin kamu memukulku setelah menyuruhku minta maaf. Jadi, hari ini kamu menyiapkan hukuman apa untukku?"Abimana menarik napas begitu mengungkit masalah kemarin. Namun, dia tetap menganggap Andini yang bersalah.Abimana bertanya seraya mengernyit, "Apa kamu menyimpan dendam kepadaku setelah aku memukulmu? Jad

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 46

    Respons Dianti ini lebih lucu daripada ucapannya tadi. Andini menggeleng dan tertawa. Kirana juga tahu ucapan Dianti tadi kurang pantas.Kirana menyela, "Beberapa hari ini Pangeran Baskoro sedang istirahat. Dia mengutus orang untuk menyampaikan nanti dia baru bawa kamu ke tempat yang sudah dia janjikan."Andini mengernyit. Dia baru teringat kemarin Baskoro mengatakan akan membawanya ke suatu tempat setelah selesai. Namun, Baskoro pergi sebelum Andini menyetujuinya.Dianti mendekati Andini lagi dan bertanya, "Pangeran Baskoro mau bawa Kak Andini ke mana? Tempatnya menyenangkan, nggak?"Melihat ekspresi Dianti yang gembira, Andini tiba-tiba teringat sesuatu. Dia memandang Dianti seraya bertanya, "Apa kemarin kamu yang beri tahu Pangeran Baskoro bahwa aku pergi ke Kuil Amnan?"Andini ingat Dianti pernah mengatakannya. Dianti tertegun sejenak, lalu mengangguk. Andini bertanya lagi sambil mengernyit, "Kenapa kamu berbuat begitu?"Kalau bukan karena Dianti mengundangnya, Andini tidak akan te

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 45

    Andini hendak mencari Ainun setelah kembali ke Kediaman Adipati. Ternyata, Ainun sudah tidur. Jika Ainun bisa tidur, itu berarti dia tidak mendengar masalah yang terjadi di Kuil Amnan. Andini baru merasa tenang.Sesampainya di Paviliun Ayana, Laras menunggu Andini dengan wajah pucat pasi. Andini merasa sedih begitu teringat tendangan Abimana sebelumnya.Namun, Laras tampak tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia hendak membantu Andini mengganti baju.Andini berpikir sejenak, lalu bertanya, "Laras, apa kamu ingin pergi ke tempat lain?"Laras tertegun sesaat sebelum menyahut, "Apa Nona mau usir hamba?"Andini menggeleng dan menimpali, "Aku bukan mau usir kamu. Aku hanya ... takut mempersulitmu."Hari ini, Laras tidak akan disakiti jika bukan karena Andini. Siapa sangka, Laras tiba-tiba menjadi emosional. Dia menanggapi, "Hamba nggak takut! Nona, jangan usir hamba karena hamba ingin melindungi Nona!"Mungkin karena terlalu emosional, Laras batuk-batuk setelah selesai bicara. Bahkan,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 44

    Abimana merasa kasihan pada Dianti, sedangkan Kirana buru-buru menarik Dianti. Dia berkata dengan ekspresi cemas, "Aduh, cepat ikut Ibu. Biar Ibu obati lukamu dulu."Namun, Dianti tidak ingin mengikuti Kirana. Dia berujar sembari menangis, "Aku nggak mau pergi. Ayah pasti mau menghukum Kakak. Aku harus melindunginya."Hati Kresna luluh begitu melihat ekspresi Dianti yang sedih. Abimana mengernyit. Dia teringat Andini yang mengatakan kakaknya sudah mati 3 tahun lalu.Kenapa perbedaan Andini dan Dianti begitu jauh? Mereka berdua adalah adik Abimana. Andini bersikap kejam kepada Abimana, sedangkan Dianti tidak memedulikan lukanya sendiri demi Abimana.Kresna membentak, "Apa dia nggak pantas dihukum? Dia memukul adiknya di depan umum sampai terluka parah! Dia benar-benar nggak berperikemanusiaan!"Hari ini, sudah jelas Abimana bukan menghukum Andini. Dia mempermalukan Keluarga Adipati. Sekarang semua orang di ibu kota tahu Andini yang dibesarkan Keluarga Adipati selama 15 tahun mempunyai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 43

    Ekspresi Rangga menjadi dingin. Dia bertanya, "Kamu yakin mau menikah dengan Pangeran Baskoro?"Andini menatap Rangga seraya menjawab dengan tenang, "Iya."Rangga bertanya lagi, "Kamu tetap mau menikah dengannya biarpun dia cacat?"Ucapan Rangga membuat Andini terdiam. Melihat respons Andini, Rangga mengira Andini tidak tahu hal ini. Dia berkata, "Kamu tahu dia ....""Aku tahu," sergah Andini. Dia tahu apa yang akan dikatakan Rangga selanjutnya.Tadi pelayan yang mengantar Andini bernama Ambar. Pelayan itu sudah diam-diam menceritakan rahasia yang tidak diketahui Andini sebelumnya.Rangga tertegun. Dia tidak menyangka Andini tetap bersikeras menikah dengan Baskoro setelah tahu hal itu.Rangga yang teringat sesuatu berucap, "Kalau kamu membuat keputusan ini karena ucapanku sebelumnya, aku bisa mencari Nyonya Kirana ...."Rangga pernah mengatakan dia baru bisa menikahi Dianti setelah Andini menikah. Jadi, Rangga mengira Andini setuju menikah dengan Baskoro karena hal itu.Siapa sangka, A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 42

    Rangga melihat kepanikan Andini. Entah kenapa, hati Rangga tergerak. Namun, emosinya tersulut begitu teringat dengan kemesraan Andini dan Baskoro di aula tadi. Rangga bertanya, "Setelah 3 tahun, kenapa kamu masih tetap nggak jeli?"Akhirnya, Andini berhasil menenangkan dirinya. Dia berusaha mendorong Rangga. Akan tetapi, gua sangat sempit sehingga usahanya sia-sia.Hanya saja, Andini berhasil melepaskan tangan Rangga yang menutup mulutnya. Dia memelototi Rangga dan bertanya balik, "Jadi, Jenderal Rangga menarikku ke sini hanya untuk membicarakan hal ini?"Tatapan Rangga menjadi muram. Dia menegur, "Masa kamu nggak tahu masalah hari ini sudah direncanakan Selir Agung Haira? Luka di punggungmu memang parah, tapi nggak mungkin bisa berdarah hanya karena kamu berlari sebentar."Kecuali, sebelumnya luka Andini memang tidak diobati. Namun, Andini tahu hal ini. Bagaimanapun, rasanya sangat berbeda setelah lukanya diobati tadi.Andini tidak mempermasalahkannya. Dia malah tertawa sinis dan bert

DMCA.com Protection Status