All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 171 - Chapter 180

349 Chapters

Bab 171

Tulisan pada secarik kertas itu terlihat agak miring, bahkan kata "arwah" pun salah ditulis. Huruf "h" nya terlihat lebih mirip dengan huruf "n".Andini meremas kertas itu hingga menjadi bola kecil dan menyembunyikannya di telapak tangannya. Di benaknya, dia teringat pada sosok Ambar. Surat ini kemungkinan besar adalah tulisan Ambar. Jadi, orang yang meminta Andini melakukan pernikahan arwah dengan Baskoro tak lain adalah Haira.Baskoro adalah satu-satunya putra Haira. Kini setelah Baskoro tewas tragis, dalam kesedihan mendalamnya, Haira benar-benar mungkin membuat keputusan seperti ini.Andini menarik napas dalam-dalam. Dia mengucapkan terima kasih kepada kepala pelayan, lalu berjalan menuju halaman kediaman Ainun.Laras mengikuti di belakangnya dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Dia bertanya, "Nona, surat itu ...."Laras ingin bertanya apa rencana Andini selanjutnya. Jika benar nanti ada perintah dari istana yang menginginkan Andini melakukan pernikahan arwah dengan Baskoro, bukan
Read more

Bab 172

Saat itu, Ainun pasti tidak akan tinggal diam melihat putra dan cucunya menderita. Dia pasti akan maju ke depan, menggunakan statusnya sebagai wanita bergelar kehormatan kekaisaran untuk melindungi Keluarga Adipati, bahkan dengan mengorbankan nyawanya.Namun kalau hal itu benar terjadi, bagaimana mungkin Andini bisa menjalani hidup dengan tenang, apalagi dengan membawa harta dan perhiasan yang diberikan oleh Ainun?Jawabannya jelas tidak mungkin. Melihat Ainun terdiam, Andini berucap sambil tersenyum untuk menenangkannya, "Nenek nggak perlu khawatir. Selir Agung Haira sangat baik padaku. Besok, aku akan masuk ke istana untuk menemaninya melewati masa-masa sulit ini. Segalanya pasti akan berlalu."Namun, Ainun terlihat kurang percaya. Dia berujar, "Selir Agung Haira memang terlihat baik hati, tapi sebenarnya pikirannya sangat dalam. Andin, ingat baik-baik, wanita yang mampu bertahan di dalam istana bukanlah orang yang sederhana."Andini tahu betul hal itu. Hanya saja demi menenangkan Ai
Read more

Bab 173

Keesokan harinya, Andini terlebih dahulu pergi ke aula duka Baskoro untuk memberikan penghormatan. Setelah itu, dia menuju ke kediaman Haira.Ketika para dayang melihatnya, ekspresi mereka menunjukkan berbagai macam makna yang sulit dipahami. Namun, Andini pura-pura tidak menyadari apa-apa. Seorang dayang mengantar Andini hingga ke luar kamar pribadi Haira, lalu memberi isyarat agar dia masuk ke dalam.Andini mendorong pintu dan melangkah masuk. Dari balik tirai tipis yang berayun lembut, dia melihat Haira sedang setengah duduk di atas ranjang, sementara seorang dayang di sisinya terus memijat pelipisnya.Andini berjalan mendekat, lalu berlutut dan memberi penghormatan, "Salam hormat pada Selir Agung."Namun, tidak ada respons sama sekali. Andini tahu bahwa Haira tidak sedang tidur. Sesekali, dia masih bisa mendengar suara isak tangis pelan dari balik tirai.Setelah beberapa lama menunggu tanpa jawaban, Andini akhirnya tak kuasa berucap, "Selir Agung, yang telah tiada biarlah berlalu .
Read more

Bab 174

"Baik!" Para dayang menjawab serempak, lalu keluar dari kamar. Setelah pintu ditutup, ruangan itu seketika menjadi gelap dan suram.Barulah Andini perlahan berbicara, "Aku bertemu dengan Pangeran ketika dia sudah lama disiksa oleh para bandit. Tubuhnya penuh luka dan dia berlutut di tanah memohon agar mereka melepaskannya. Dia memohon seperti seekor anjing!"Haira ingin mengetahui kebenaran, bukan? Inilah kebenarannya. Putra satu-satunya yang paling dia cintai, kehilangan seluruh wibawa dan martabatnya sebagai seorang pangeran di depan para bandit itu.Hanya dengan membayangkan pemandangan tersebut, hati Haira terasa seperti dihancurkan berkeping-keping. Namun, dia juga tahu bahwa dibandingkan cerita tentang pengorbanan demi melindungi calon istri, apa yang baru saja dikatakan Andini jauh lebih masuk akal.Andini melepaskan tangan Haira dari dirinya dan berdiri dari lantai. Sementara itu, Haira masih berlutut di lantai seolah semua kekuatannya telah lenyap.Andini melanjutkan, "Selir A
Read more

Bab 175

Andini langsung terkejut. Sebelum sempat bereaksi, Haira tiba-tiba berbalik dan mencengkeram lengannya.Wajah Haira yang basah oleh air mata kini menampilkan senyum licik. Dia berucap, "Kemarin, aku suruh Ambar keluar istana untuk membeli perlengkapan ritual.""Hari ini, kamu datang ke istana dan mengatakan semua ini padaku. Kenapa? Kamu takut aku benar-benar akan memaksamu melakukan pernikahan arwah dengan Bas dan dikuburkan bersamanya?" tanya Haira.Andini menarik napas dalam-dalam, tetapi tetap tenang. Dia bahkan mengangkat tangan untuk menyeka air mata di wajah Haira, lalu membalas, "Benar. Meskipun nyawaku nggak berharga, aku tetap takut mati."Jari-jari Andini yang kasar menyentuh pipi halus Haira. Itu membuatnya merinding. Haira tak pernah membayangkan ada wanita dengan tangan sekasar itu. Bahkan dayang-dayangnya yang bekerja keras pun tidak memiliki sentuhan sekeras dan sekasar Andini.Namun, Andini tidak menyadari hal itu. Sebaliknya, dia berucap sambil tersenyum lembut pada H
Read more

Bab 176

Haira meminta Andini mengantar Baskoro untuk terakhir kalinya, itu tentu bukan berarti hanya memberikan penghormatan.Setelah memberikan penghormatan, Andini membakar dupa untuk Baskoro.Ketika melihat pemandangan ini, dua kasim muda yang ada di luar aula duka berbisik-bisik."Nona Andini kelihatan sangat mencintai Pangeran Baskoro. Dia baru kemari pagi tadi, sekarang datang lagi.""Benar. Kamu nggak lihat matanya memerah saat menatap peti mati Pangeran Baskoro barusan? Kasihan sekali.""Aduh .... Cinta yang dalam selalu meninggalkan penyesalan." Setelah melontarkan ini, Rangga tiba-tiba datnag. Kasim itu terkejut dan menyapa, "Ah! Salam, Tuan Rangga."Ekspresi Rangga sangat dingin. Tatapannya tertuju pada dua kasim itu. Dia berucap dengan suara yang penuh niat membunuh, "Apa aturan di istana mengajarkan kalian membicarakan majikan?"Dua kasim itu tertegun. Mereka berpikir, bukankah Andini tidak termasuk majikan? Namun, ketika melihat ekspresi Rangga yang dingin, mereka panik dan seger
Read more

Bab 177

Kaisar tampak terkejut saat mendengar Safira menyebutkan keinginan terakhir Baskoro.Begitu melihat Kaisar mempertimbangkan hal ini, Andini merasa cemas.Kala ini, Rangga memberikan hormat sebelum berkomentar, "Nggak bisa. Andini hanya terikat perjanjian pernikahan dengan Pangeran Baskoro. Kalau Andini mengantarnya ke pemakaman sebagai seorang janda, takutnya akan menimbulkan kecaman."Yang paling penting, jika Andini benar-benar menganggap dirinya sebagai janda, dia tidak boleh menikah lagi dalam waktu tiga tahun sesuai aturan Negara Darsa.Usai mendengar ucapan Rangga, Kaisar mengangguk sambil membalas, "Masuk akal. Safira, jangan sembarangan beri usulan. Kalau sampai menimbulkan kecaman, Keluarga Kekaisaran yang akan malu."Safira hanya menjulurkan lidah. Dia bersandar di bahu Kaisar dengan manja seraya menyahut, "Aku cuma asal bicara."Kaisar hanya punya satu putri. Dia tentu tidak akan menyalahkan Safira, sebaliknya malah menepuk punggung tangan Safira dengan penuh kasih sayang.S
Read more

Bab 178

Andini akui dirinya memang ingin membiarkan Safira menghadapi Dianti. Namun, tidak sampai menyingkirkannya. Apalagi, gaun itu sama sekali tidak ada kaitan dengannya.Andini mengernyit sembari menjelaskan, "Hamba sudah kembalikan toko pakaian itu ke Selir Agung Haira."Safira membentak, "Tapi, gaun itu milikmu! Aku sudah minta orang untuk selidiki keesokan harinya! Rangga memesan gaun itu sesuai ukuranmu!"Andini tercengang. Itu adalah gaun sutra yang langka. Gaun yang belum tentu bisa dibuat meski sudah menunggu tiga sampai lima tahun. Rangga memberikan gaun itu padanya?Melihat ekspresi Andini yang tercengang, Safira malah makin geram. Dia menyergah, "Jangan berpura-pura lagi! Andini, sekarang kamu sudah tahu Rangga itu orang yang aku suka. Sebaiknya kamu sadar diri dan jauhi dia!"Andini langsung bersujud pada Safira seraya memohon, "Putri, tenanglah. Kalau gaun itu benar-benar diberikan Jenderal Rangga pada hamba, itu berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu untuk menebus kesalahan
Read more

Bab 179

Ketika Andini kembali ke Paviliun Ayana, hari sudah menjelang sore. Begitu masuk ke kamar, dia langsung terbaring lemas di sofa. Pikirannya dipenuhi perkataan terakhir Safira padanya.Andini baru tahu ternyata selama tiga tahun ini, Dianti dilindungi begitu ketat oleh Keluarga Adipati. Ternyata ketika Andini ditindas para dayang di penatu istana, Keluarga Biantara tidak mengizinkan Dianti masuk ke istana lagi!Hukuman Andini di penatu istana seakan-akan peringatan bagi Keluarga Adipati. Mereka takut semua orang atau segala hal di istana akan berkaitan dengan Dianti. Itu sebabnya, mereka sama sekali tidak peduli pada Andini selama tiga tahun.Ironisnya, beberapa hari setelah Andini kembali ke Kediaman Adipati, Kirana malah tidak sabar untuk membawanya ke tempat yang mereka anggap berbahaya. Tempat itu adalah istana. Memikirkan ini, Andini tak kuasa tertawa dengan pelan dan getir. Sebenarnya, Andini bisa menahan kepahitan ini. Setelah melewati tiga tahun tanpa dipedulikan, dia sudah lam
Read more

Bab 180

Andini mengenakan pakaian sederhana. Dia berjalan di barisan terakhir pengiring jenazah. Sepanjang perjalanan, banyak orang yang berbisik sambil menunjuknya. Ikut mengantar pemakaman saja sudah ditunjuk seperti ini. Bagaimana jika Andini memakai pakaian berkabung dan ikut mengangkat peti mati? Andini benar-benar tidak berani membayangkannya.Setelah mengantar pengiring jenazah keluar dari kota, Andini berbalik dan berjalan pulang. Di perjalanan, orang-orang masih memperhatikannya. Untungnya Andini tidak terpengaruh sama sekali, bahkan menghela napas lega. Setidaknya, Andini sudah bisa sedikit lega tentang masalah Baskoro. Ketika sedang memikirkan sesuatu, terdengar seseorang memanggilnya. "Andini."Andini menoleh ke arah sumber suara. Orang itu adalah Byakta. Andini membalas dengan senyuman, lalu membungkuk memberi hormat sambil menyapa, "Salam, Wakil Jenderal Byakta."Byakta segera membalas hormat dengan menangkupkan kedua tangan dan berkata, "Kamu nggak perlu begitu formal."Geraka
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status