Share

Bab 176

Penulis: Zaina Aulia
Haira meminta Andini mengantar Baskoro untuk terakhir kalinya, itu tentu bukan berarti hanya memberikan penghormatan.

Setelah memberikan penghormatan, Andini membakar dupa untuk Baskoro.

Ketika melihat pemandangan ini, dua kasim muda yang ada di luar aula duka berbisik-bisik.

"Nona Andini kelihatan sangat mencintai Pangeran Baskoro. Dia baru kemari pagi tadi, sekarang datang lagi."

"Benar. Kamu nggak lihat matanya memerah saat menatap peti mati Pangeran Baskoro barusan? Kasihan sekali."

"Aduh .... Cinta yang dalam selalu meninggalkan penyesalan." Setelah melontarkan ini, Rangga tiba-tiba datnag. Kasim itu terkejut dan menyapa, "Ah! Salam, Tuan Rangga."

Ekspresi Rangga sangat dingin. Tatapannya tertuju pada dua kasim itu. Dia berucap dengan suara yang penuh niat membunuh, "Apa aturan di istana mengajarkan kalian membicarakan majikan?"

Dua kasim itu tertegun. Mereka berpikir, bukankah Andini tidak termasuk majikan? Namun, ketika melihat ekspresi Rangga yang dingin, mereka panik dan seger
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 177

    Kaisar tampak terkejut saat mendengar Safira menyebutkan keinginan terakhir Baskoro.Begitu melihat Kaisar mempertimbangkan hal ini, Andini merasa cemas.Kala ini, Rangga memberikan hormat sebelum berkomentar, "Nggak bisa. Andini hanya terikat perjanjian pernikahan dengan Pangeran Baskoro. Kalau Andini mengantarnya ke pemakaman sebagai seorang janda, takutnya akan menimbulkan kecaman."Yang paling penting, jika Andini benar-benar menganggap dirinya sebagai janda, dia tidak boleh menikah lagi dalam waktu tiga tahun sesuai aturan Negara Darsa.Usai mendengar ucapan Rangga, Kaisar mengangguk sambil membalas, "Masuk akal. Safira, jangan sembarangan beri usulan. Kalau sampai menimbulkan kecaman, Keluarga Kekaisaran yang akan malu."Safira hanya menjulurkan lidah. Dia bersandar di bahu Kaisar dengan manja seraya menyahut, "Aku cuma asal bicara."Kaisar hanya punya satu putri. Dia tentu tidak akan menyalahkan Safira, sebaliknya malah menepuk punggung tangan Safira dengan penuh kasih sayang.S

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 178

    Andini akui dirinya memang ingin membiarkan Safira menghadapi Dianti. Namun, tidak sampai menyingkirkannya. Apalagi, gaun itu sama sekali tidak ada kaitan dengannya.Andini mengernyit sembari menjelaskan, "Hamba sudah kembalikan toko pakaian itu ke Selir Agung Haira."Safira membentak, "Tapi, gaun itu milikmu! Aku sudah minta orang untuk selidiki keesokan harinya! Rangga memesan gaun itu sesuai ukuranmu!"Andini tercengang. Itu adalah gaun sutra yang langka. Gaun yang belum tentu bisa dibuat meski sudah menunggu tiga sampai lima tahun. Rangga memberikan gaun itu padanya?Melihat ekspresi Andini yang tercengang, Safira malah makin geram. Dia menyergah, "Jangan berpura-pura lagi! Andini, sekarang kamu sudah tahu Rangga itu orang yang aku suka. Sebaiknya kamu sadar diri dan jauhi dia!"Andini langsung bersujud pada Safira seraya memohon, "Putri, tenanglah. Kalau gaun itu benar-benar diberikan Jenderal Rangga pada hamba, itu berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu untuk menebus kesalahan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 179

    Ketika Andini kembali ke Paviliun Ayana, hari sudah menjelang sore. Begitu masuk ke kamar, dia langsung terbaring lemas di sofa. Pikirannya dipenuhi perkataan terakhir Safira padanya.Andini baru tahu ternyata selama tiga tahun ini, Dianti dilindungi begitu ketat oleh Keluarga Adipati. Ternyata ketika Andini ditindas para dayang di penatu istana, Keluarga Biantara tidak mengizinkan Dianti masuk ke istana lagi!Hukuman Andini di penatu istana seakan-akan peringatan bagi Keluarga Adipati. Mereka takut semua orang atau segala hal di istana akan berkaitan dengan Dianti. Itu sebabnya, mereka sama sekali tidak peduli pada Andini selama tiga tahun.Ironisnya, beberapa hari setelah Andini kembali ke Kediaman Adipati, Kirana malah tidak sabar untuk membawanya ke tempat yang mereka anggap berbahaya. Tempat itu adalah istana. Memikirkan ini, Andini tak kuasa tertawa dengan pelan dan getir. Sebenarnya, Andini bisa menahan kepahitan ini. Setelah melewati tiga tahun tanpa dipedulikan, dia sudah lam

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 180

    Andini mengenakan pakaian sederhana. Dia berjalan di barisan terakhir pengiring jenazah. Sepanjang perjalanan, banyak orang yang berbisik sambil menunjuknya. Ikut mengantar pemakaman saja sudah ditunjuk seperti ini. Bagaimana jika Andini memakai pakaian berkabung dan ikut mengangkat peti mati? Andini benar-benar tidak berani membayangkannya.Setelah mengantar pengiring jenazah keluar dari kota, Andini berbalik dan berjalan pulang. Di perjalanan, orang-orang masih memperhatikannya. Untungnya Andini tidak terpengaruh sama sekali, bahkan menghela napas lega. Setidaknya, Andini sudah bisa sedikit lega tentang masalah Baskoro. Ketika sedang memikirkan sesuatu, terdengar seseorang memanggilnya. "Andini."Andini menoleh ke arah sumber suara. Orang itu adalah Byakta. Andini membalas dengan senyuman, lalu membungkuk memberi hormat sambil menyapa, "Salam, Wakil Jenderal Byakta."Byakta segera membalas hormat dengan menangkupkan kedua tangan dan berkata, "Kamu nggak perlu begitu formal."Geraka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 181

    Waktu setengah bulan berlalu. Selama setengah bulan ini, Kediaman Adipati sangat tenang sampai undangan pesta musim semi dikirim ke kediaman.Pesta musim semi diadakan oleh Permaisuri, tetapi dipimpin oleh Putri. Setiap awal musim semi, Putri akan menyuruh lembaga falak untuk memilih hari dengan cuaca yang paling hangat. Dia akan mengundang para keturunan keluarga bangsawan untuk menikmati bunga, minum arak, dan berpuisi.Andini mengamati undangan itu. Laras yang melihatnya bertanya dengan ekspresi cemas, "Apa Nona mau pergi?"Andini bertanya balik seraya mengangkat alis, "Apa aku nggak boleh pergi?"Laras menghampiri Andini dan menjelaskan, "Hamba juga nggak tahu alasannya. Hanya saja, setiap undangan pesta musim semi dikirim, Tuan Kresna dan Nyonya Kirana akan berbohong Nona Dianti sakit. Mereka melarangnya pergi. Hamba merasa seharusnya pesta musim semi ini bermasalah!"Andini tersenyum. Pesta musim semi ini memang bermasalah. Dulu, dia dihukum masuk ke penatu istana di pesta musim

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 182

    Begitu mendengar ucapan Laras, Dianti langsung bertanya dengan gugup, "Kak Andini berharap aku menghadiri pesta?"Laras tidak tahu kenapa ekspresi Dianti berubah begitu cepat, tetapi dia mengabaikannya. Laras menyahut, "Nona Andini bilang mungkin Jenderal Rangga berniat mengumumkan pernikahannya dengan Nona Dianti di pesta musim semi. Kalau nggak, untuk apa Jenderal Rangga memberi Nona Dianti gaun yang begitu mewah?"Tentu saja Dianti sangat mementingkan pernikahannya dengan Rangga. Dia tidak terlihat gugup lagi. Wajahnya merona saat dia menimpali, "Apa Kak Andini benar-benar bilang begitu? Apa ... dia mendengar kabar?"Laras menjelaskan, "Hamba kurang tahu. Hanya saja, sebelumnya Nona Andini memang khawatir masalah Pangeran Baskoro akan memengaruhi pernikahan Nona Dianti dan Jenderal Rangga. Tapi, dia memang nggak mengungkitnya lagi beberapa hari ini."Mengenai hal lain, biarkan Dianti sendiri yang menebaknya. Entah apa yang dipikirkan Dianti. Wajahnya makin memerah.Laras tidak berla

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 183

    Setelah diyakinkan Andini, Dianti merasa sangat senang. Dia berbalik dan berjalan menghampiri Kresna.Dianti berlutut, lalu menyandarkan kepalanya di kaki Kresna dan memohon dengan manja, "Ayah, izinkan aku pergi. Nantinya aku akan menikah dengan Kak Rangga. Cepat atau lambat aku akan masuk ke istana. Kalau aku nggak memahami apa pun, takutnya aku akan mempermalukan Kak Rangga."Kresna dan Kirana bertatapan. Kelak Dianti memang akan menjadi nyonya di Keluarga Maheswara. Jika sekarang mereka terlalu protektif kepada Dianti, takutnya mereka malah mencelakai Dianti.Kirana tetap merasa khawatir, tetapi akhirnya dia mengizinkan Dianti pergi. Kirana berpesan, "Setelah masuk ke istana, kamu harus hati-hati dan ikuti Abimana, ya?"Dianti sangat senang. Dia berseru, "Terima kasih, Bu!"Kemudian, Dianti memandang Kresna dan memelas, "Ayah ....""Ya sudah, kami turuti kemauanmu!" timpal Kresna. Dia yang merasa tidak berdaya terpaksa menyetujuinya. Namun, dia mengingatkan, "Kamu harus hati-hati.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 184

    Andini bertanya balik, "Memangnya hal apa yang Tuan Abimana lakukan? Menyuruh bandit menculikku atau memberiku obat perangsang dan menyerahkanku pada pria lain?"Andini mengira 2 hal yang keterlaluan ini bisa membuat Abimana terdiam. Siapa sangka, Abimana malah membantah dengan ekspresi geram, "Masalah obat perangsang itu nggak disengaja. Aku kira itu cuma obat bius biasa ...."Andini menatap Abimana lekat-lekat sambil menyergah, "Apa bedanya? Bahkan Tuan Abimana juga mencelakai tunanganku. Kamu sudah melakukan banyak hal yang keterlaluan, tapi sekarang kamu malah bilang aku berniat jahat. Apa kamu nggak merasa konyol?"Abimana memang mengakui kesalahannya, jadi sekarang dia tidak bisa membantah lagi. Abimana menarik napas dalam-dalam, lalu dan berbicara dengan lembut, "Aku tahu kamu membenciku, tapi semua itu nggak ada hubungannya dengan Dian. Kamu langsung balas aku saja."Andini mencibir, lalu menegaskan, "Tapi, Dianti yang menyebabkan aku berakhir seperti sekarang ini."Abimana ber

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 206

    Byakta terkejut karena tiba-tiba dipanggil. Begitu mengetahui orang itu adalah Dianti, dia segera memberi hormat dan menyapa, "Salam, Nona Dianti."Dianti menghampiri Byakta, lalu melirik ke arah tong sampah sekilas sebelum bertanya, "Kenapa Kak Byakta bisa ada di sini?""Cu ... Cuma lewat," sahut Byakta. Jelas sekali dia berbohong.Dianti tersenyum sembari membalas, "Ini pintu belakang. Jarang ada yang lewat. Kak Byakta datang karena Kak Andini, 'kan?"Mendengar ini, Byakta seketika menatap Dianti dengan kaget.Dianti menambahkan, "Kak Abimana sudah ceritakan padaku tentang Kak Byakta."Ternyata begitu. Menurut Byakta, hubungan Abimana dan Dianti sangat baik. Tidak heran jika Abimana menceritakan kepada Dianti bahwa Byakta punya perasaan pada Andini.Wajah Byakta langsung memerah. Dia berucap dengan terbata-bata, "A ... aku masih ada urusan. Aku pamit dulu."Ketika Byakta hendak pergi, Dianti bertanya, "Kak Byakta mau menyerah?"Langkah Byakta terhenti. Di belakangnya, Dianti melanjut

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 205

    Dianti terkejut. Untungnya, ini pintu belakang, jadi tidak banyak orang yang melihat.Dianti segera sadar dan menarik Ratih ke sebuah gang di sebelah. Dia menegur dengan pelan, "Bukannya sudah kubilang jangan datang cari aku lagi?""Memangnya aku bisa nggak datang?" Ratih menangis sambil mengeluh, "Kalau kamu nggak mau bantu aku, untuk apa pura-pura peduli? Kamu beri aku harapan, lalu buat aku kecewa. Apa ini menyenangkan?"Dianti tertegun. Dia buru-buru memegang lengan Ratih dengan erat. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Ratih, gimana bisa kamu berpikir seperti itu tentangku?"Ketika berbicara, Dianti sudah berlinang air mata.Tidak disangka, Ratih menghempaskan tangan Dianti dan membantah, "Aku nggak bodoh seperti orang-orang di Keluarga Biantara. Jangan coba-coba menipuku. Katakan, apa kamu ambil kembali kantong yang kamu berikan padaku?""Bukan aku yang ambil!" Dianti buru-buru menjelaskan, "Kak Andini mengirim orang ke sisimu untuk mengawasimu. Nggak lama setelah aku be

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 204

    Dianti tertegun usai mendengar perkataan Laras. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa masalah ini bisa berdampak serius terhadap nama baik Keluarga Adipati.Laras melanjutkan, "Nona Andini juga bilang, ke depannya Nona Dianti akan jadi Nyonya Keluarga Maheswara. Nona seharusnya paham apa yang pantas dan nggak pantas dilakukan. Perhiasan di dalam kantong ini banyak yang terlihat jelas milik Nona.""Kalau hal ini sampai terdengar oleh Keluarga Maheswara, gimana pandangan mereka terhadap Nona? Semoga Nona bisa memahami niat baik Nona Andini," pungkas Laras.Setelah itu, Laras memberi hormat kepada Dianti. Sebelum Dianti sempat berbicara, Laras langsung berbalik pergi meninggalkan Dianti terdiam di tempat.Begitu kembali ke Paviliun Ayana, Laras segera menemui Andini dengan sangat gembira. Dia melaporkan, "Nona, Nona, hamba sudah katakan semuanya sesuai perintah Nona. Nona nggak lihat gimana ekspresi Nona Dianti saat itu. Lucu sekali!"Mendengar ini, Andini tanpa sadar tersenyum sesaat seb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 203

    Ketika Laras pergi menemui Dianti, Dianti sedang berada di taman kediaman. Bunga-bunga berguguran di Paviliun Persik. Dianti datang untuk melihat apakah ada tanaman lain yang bisa ditanam di Paviliun Persik agar suasananya tidak begitu suram.Tidak disangka, Dianti melihat Laras datang sambil melompat-lompat dari kejauhan. Di tangan Laras ada kantong yang bergoyang-goyang. Dianti langsung mengenalinya. Itu adalah kantong yang dia berikan sendiri kepada Ratih! Wajahnya seketika memucat.Dianti menatap Laras yang berjalan ke arahnya dengan riang. Laras memberi hormat, lalu menyerahkan kantong itu seraya menyampaikan, "Nona Dianti, Nona Andini bilang barangmu ketinggalan. Dia khusus meminta hamba untuk membawanya kemari. Silakan periksa. Apa ada yang kurang?"Laras tersenyum santai, tetapi hal ini justru membuat Dianti merinding. Dianti hanya menatap kantong itu, bahkan tidak berani menerimanya. Dia bertanya dengan suara bergetar, "I ... ini didapatkan dari mana?"Laras merasa lucu dan me

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 202

    Namun, perasaan bukan hal yang bisa dikendalikan. Begitu melihat Andini, Byakta akan merasa kasihan dan tidak bisa mengendalikan diri untuk bersikap baik padanya. Dia juga tidak berdaya.Byakta tidak tahu harus berkata apa, jadi dia memberi hormat sambil berkata, "Aku keluar dulu."Selesai berbicara, tidak ada respons dari Rangga. Byakta menunggu untuk beberapa saat. Lantaran Rangga tetap tidak berbicara, dia berbalik dan keluar.Ketika pintu ditutup, rasa hampa yang luar biasa seketika menyeruak. Rangga mengepalkan tangan dengan perlahan. Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang digali dari dadanya.Semua hal yang Rangga pahami tentang Andini seketika menjadi lelucon di hadapan Byakta hari ini. Rangga tidak tahu apakah Andini yang berubah atau dirinya yang tidak pernah memahami Andini.Sejak hari itu, selalu ada satu hidangan tambahan yang diantar ke Paviliun Ayana. Setelah beberapa hari berturut-turut, Laras melihat selalu ada usus sapi. Dia mengernyit sambil mengeluh, "Nona, lagi-lag

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 201

    Perkataan Byakta membuat Abimana tertegun. Kemudian, dia menyergah, "Orang sepertimu juga mendambakan Andin? Kamu pikir jadi wakil jenderal itu hebat? Asal kamu tahu, kamu bahkan nggak pantas jadi pelayannya!"Abimana awalnya mengira penghinaannya bisa memancing kemarahan Byakta. Tidak disangka, Byakta hanya membalas dengan pelan, "Aku tahu."Ekspresi Byakta tampak datar. Nada bicaranya terdengar tenang. Tidak terlihat malu atau marah.Abimana dan Rangga tertegun. Sementara itu, Byakta justru berbicara panjang lebar. Tatapannya tertuju ke tanah seakan-akan sedang memikirkan masa lalu.Byakta berujar, "Dulu, Andini seperti rembulan di langit. Kalian semua memanjakan dan melindunginya. Aku tahu status kami berdua terlalu jauh. Jadi, aku cuma berani memperhatikannya dari jauh dan nggak berani punya perasaan padanya."Byakta menambahkan, "Tapi kemudian, semuanya berubah. Dia jatuh dan terpuruk. Kalian semua malah meninggalkannya!"Abimana mengernyit dan mendengus dingin sebelum menyindir,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 200

    Byakta menunduk dan memijat tangan kanannya yang melayangkan tinju tadi. Dia berkata, "Mungkin Andini cuma suka Jenderal Rangga menyuapnya makan. Kalau benar-benar menyukai kue itu, mana mungkin dia suka membagikan kuenya?"Dulu, Byakta juga pernah makan kue yang dibagikan Andini. Abimana tidak bisa berkata-kata. Setelah dipikir-pikir, dulu Andini memang suka membagikan kue kepada orang lain. Abimana mengira Andini suka berbagi.Hanya saja, seperti perkataan Byakta, mana mungkin Andini rela membagikannya kuenya kepada orang lain jika benar-benar menyukainya?Seketika Rangga kewalahan. Bahkan, dia tidak menahan Byakta lagi. Selama ini, Rangga menganggap Andini suka makan kue dari Argani.Dulu Andini tampak sangat senang saat Rangga memberinya kue, seolah-olah dia mendapatkan barang yang paling berharga di dunia.Namun, kemarin Andini tidak menyentuh kue yang disiapkan Rangga di kereta kuda. Bahkan, Andini langsung memberikan kue pemberian Rangga kepada Dianti.Rangga mengira Andini masi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 199

    Ketika Abimana sampai di markas militer, Byakta sedang melaporkan urusan kemiliteran kepada Rangga di ruang kerja.Pintu ruang kerja ditendang dan Abimana berjalan masuk. Dia langsung meninju wajah Byakta. Untung saja, respons Byakta cepat. Dia mundur dan berhasil menghindari tinjuan Abimana.Namun, Abimana tidak menyerah. Dia menendang Byakta. Sementara itu, Byakta tetap berhasil menghindar. Hanya saja, Abimana lanjut menyerang Byakta.Rangga mengernyit. Dia melompati meja, lalu menghalangi Abimana yang hendak meninju wajah Byakta. Rangga menegur, "Kamu gila, ya?"Abimana menepis tangan Rangga. Dia menatap Byakta seraya memarahi, "Kamu tanya dia apa yang sudah dia lakukan!"Rangga memandang Byakta dengan ekspresi bingung. Byakta berkata dengan tenang, "Aku nggak paham maksud Tuan Abimana."Byakta hanya mengantar makanan untuk Andini, kenapa Abimana mengamuk? Melihat ekspresi Byakta, Abimana ingin meninjunya lagi. Dia berujar, "Pagi ini kamu melompat dari tembok paviliun Andin, penjaga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 198

    Setelah memikirkan hal ini, amarah Abimana makin memuncak. Dia berpesan, "Bagaimanapun, sebagai seorang wanita, kamu harus memperhatikan reputasimu. Kamu dan Dian masih belum menikah. Kalau ada rumor tersebar, nggak bagus untukmu dan Dian."Jika orang lain tahu Andini bertemu seorang pria di kamarnya saat malam, mereka pasti akan menganggap Andini dan putri Keluarga Adipati bukan wanita baik-baik. Nantinya, reputasi Dianti juga akan rusak karena Andini.Akhirnya, Andini memahami maksud Abimana. Dia mencibir, lalu menimpali, "Sudah kuduga, Tuan Abimana menyuruh orang untuk menculikku dan memberiku obat. Kenapa Tuan Abimana tiba-tiba memperhatikan reputasiku? Ternyata demi Dianti."Abimana terdiam, dia teringat perbuatannya yang keterlaluan. Abimana membalas, "Hari ini aku datang bukan untuk bertengkar denganmu. Pokoknya Nenek menghukum kamu introspeksi diri, bukan membiarkanmu bertemu pria lain di kediaman. Jaga sikapmu."Itu berarti Abimana yakin Andini memang bersalah. Selesai bicara,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status