Semua Bab Pernikahan Bayaran : Bab 81 - Bab 90

169 Bab

📌 81 : Kesempatan untuk Alan

Melihat Natasya begitu frustasi dengan kecelakaan yang di alami Alan, Abian secara khusus meminta dokter jaga dan perawat untuk membawa Alan ke bangsal VIP dan jangan sampai berita keberadaan pasien tersebar. Setelah sadar dan mendapat perawatan di UGD, Alan langsung dibawa ke ruang perawatan. Semua dilakukan secara tertutup hingga Vina tidak mengetahuinya. Entah jika ia dengar dari yang lain.Perawat mendekati ranjang, “Maaf, pak Alan, untuk walinya siapa, ya?”Natasya yang sedang mengontrol laju darah padahal tadi dokter jaga sudah mengatur semuanya, mendekati perawat, “Walinya sa—”“Saya walinya, sus.” Abian masuk ke dalam ruangan setelah hanya berdiam diri di ruang tunggu.Natasya dan Alan melirik Abian.“Oh, baik, dok, untuk semua urusan administratif, dan izin tindakkan akan saya sampaikan pada dokter Abian.”Abian mengangguk, “Semua berkasnya akan saya urus sendiri nanti. Terima kasih, sus.”Setelah hanya ada mereka bertiga disini, Abian duduk di sofa. Natasya dan Alan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

📌 82 : Memisahkan dengan Halus

Natasya sedang menggenggam tangan Alan dan menatapnya yang sedang tidur. Matanya melirik ponsel yang bergetar panjang di atas nakas. Ada telpon dari Abian.“Halo, dok?”“Lagi ngapain?” “Lagi liatin Alan tidur.”“Ck, emang Alan bayi? Cepet ke ruangan saya.”“Mau ngapain?”“Dateng aja.”“Gak ah.”“Mau saya yang kesana nyeret kamu?”“Oke, aku kesana.”Natasya mendengus kesal setelah telpon di tutup. Ia mengelus punggung tangan Alan pelan, “Aku ke ruangan si harimau dulu, ya. Gak akan lama kok.”Natasya beranjak dari kursi. Ia berjalan setengah berlari karena takut Abian keburu datang kesini. Ceklek.“Ada apa?” tanya Natasya. Tubuhnya diam diluar ruangan.“Kamu punya sopan santun gak? Masuk.”Natasya membuka pintu lebih lebar, “Ada apa?”“Tutup pintunya, duduk.”Natasya menutup pintu dan duduk di sofa, “Ada apa, dokter Abian?”“Mas A-bian!”Natasya menarik nafas panjang, “Ada apa, mas Abian?”Abian yang semula duduk di kursi kerja, berpindah ke sofa samping Natasya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

📌 83 : Hubungan yang Renggang

Pertanyaan Abian semalam tak pernah Natasya jawab. Ada dokter jaga yang menelpon Abian memintanya datang ke UGD. Abian langsung pergi dan membiarkan Natasya ke bangsal untuk menemani Alan. Tapi yang terjadi, ketika ia kembali dini hari, istri kontraknya tidur di sofa ruangannya.Paginya Abian bersikap seperti biasa. Tidak dengan Natasya. Ia selalu menghindar. Ia bahkan menolak sarapan bersama di ruangan.“Bawa aja makanan kiriman mama ke ruangan Alan. Dia boleh makan juga kok. Kamu taruh di kulkas.”Natasya membereskan barang-barangnya, “Gak usah. Aku pergi, mas, Tika nelpon minta aku visit ke bangsal.”Abian mengikuti Natasya diam-diam. Ia yakin itu hanya alibinya untuk menghindar. Natasya pasti menjenguk Alan dan menyuapinya makan.Namun baru sampai lorong menuju lift, dokter residen mengikutinya, “Dokter Abian, permisi. Ada pasien VIP yang ingin konsultasi sekarang. Saya sudah bilang untuk menunggu sampai jam praktek rawat jalan mulai, tapi beliau—”“Dimana pasien mau konsu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

📌 84 : Perhatian untuk Pasien

Pasien yang dulu minta pindah dokter dan kini kembali kesini, menunduk ketika Abian melihat seluruh tes kesehatannya.“Kenapa pindah lagi kesini?” tanya Abian tanpa mengalihkan pandangan dari seluruh hasil tes.“Eum—”Abian menatap pasien, “Nanti sore lakukan segera kateterisasi jantung kiri.”Pasien melotot, “Saya—harus operasi, dok?”“Hm.”Wajah pasien pucat pasi, “Gimana dong, dok? Saya—anak rantau. Saya tidak punya wali.”“Hanya operasi kecil. Operasi memakan waktu tiga puluh menit. Jika kondisi baik, mas boleh langsung pulang.”Pasien tampak gelisah meski sudah membuang nafas kecil, “Dokter yang akan melakukannya?”“Kenapa kalau saya? Kamu takut?”Pasien menggeleng.“Dokter residen yang akan melakukan, dipantau dokter jantung dan pembuluh darah.”Pasien menangis, “Kenapa saya harus sampai dilakukan tindakkan ini, dok?”“Karena mas tidak pernah meminum obatnya, sehingga ada kelainan di otot dan infeksi katup jantung. Jika tindakan katerterisasi tidak membantu, ke depa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

📌 85 : Pertanyaan untuk Alan

“Nat, kemana?” Vina mengejar Natasya yang berlari karena ingin melihat kondisi Alan setelah mengacuhkannya dua hari kemarin.Langkah Natasya memelan dan tersenyum sok manis, “Ketemu suami.”“Iih, jijik. Mau ngapain lo siang-siang begini?”Natasya menyatukan dua jari-jari yang sudah di kerucutkan, “Mau ini.”Vina mendorong bahu Natasya, “Jangan bilang-bilang gue!"“Ihhh, mau lo yaaa.” Natasya sengaja menggoda. Ia tahu jelas Vina tipe ‘doyanan’, sehingga di pancing sedikit akan membuatnya menggila.Kedua pipi Vina merona, “Ah, apaan sih lo. Gue pergi dulu.”“Vin, mau kemana? Minta suami lo nyamperin sini dong hahaha.”Vina sudah berjalan menjauhi Natasya yang usil, “Diem lo! Nanti kita makan bareng ya.”“Oke.”Setelah memastikan Vina tak akan mengikutinya, Natasya kembali berlari menuju bangsal VIP. Untungnya sampai saat ini sahabatnya belum mendengar apapun soal Alan dari yang lain. Semoga sampai Alan pulang, ia tidak mendapatkan info
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

📌 86 : Waktu yang Salah

Pov AbianAbian terus memantulkan bola bisbol ke dinding dekat meja kerja di ruang pribadinya.Dari siang Natasya sibuk dengan tugasnya, juga dengan urusan Alan.“Mereka udah baikkan lagi, dan gue—di sisihkan.”“Dia bilang gak bisa mencintai Alan kalo cuma cinta sendirian. Buktinya dia bisa. Gue tahu Alan gak mencintai Natasya.”Ceklek.“Bi?”Abian menoleh, “Van?”“Gue salah beli kopi nih. Mau gak?”“Boleh.”Irvan masuk. Ia menaruh cup kopi di meja. Ia terus melihat lemparan bola yang konsisten, “Lo—ada masalah apa?”Abian berhenti memantulkan bola. Ia nyengir ke arah Irvan.“Kenapa?”“Alan—”“Kenapa sama Alan?”“Lo ‘kan tahu dari Vina kalo—Natasya dan Alan adalah mantan kekasih. Menurut lo—mereka masih saling nyimpen rasa gak sih?” tanya Abian hati-hati.Irvan duduk di sofa, “Hmmm. Kalo menurut penglihatan gue ya, waktu jengukin Alan. Yang masih ada rasa cuma—istri lo.”Abian menahan nafasnya, “Kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

📌 87 : Tak Akur

Natasya turun dari taksi di depan rumah, setelah mengantarkan Alan pulang. Tadinya ia akan menghabiskan waktu dengan sang kekasih di rumahnya, tapi Haikal sangat berisik memintanya pulang. Ia memang terlalu lama tak menampakkan diri. Satu minggu ia menginap di rumah sakit.“Pagiiiii anak kesayangan mami.”Haikal manyun. Ia terus memainkan robot tanpa menghiraukan Natasya.“Kok—jutek banget sama mami?” Natasya duduk lesehan didepan Haikal, “Ical marah sama mami?”“Mami kenapa pulangnya gak bareng sama papi?”“Eum...” Natasya melirik Abian yang menuruni tangga, “Soalnya mami ada urusan sebentar.” Ia melirik Abian, “Mas?”“Aku pergi. Kamu disini temenin Ical. Mama juga lagi pergi arisan sama temen-temennya.”Natasya tak menjawab.“Kenapa? Mau pergi juga?” Abian duduk di sofa menatap Natasya acuh tak acuh.Natasya menggeleng. “Kalo mau pergi ya pergi aja, tapi bawa Ical.”“Enggak kok, mas, aku gak pergi.”“Oh iya, ‘kan baru pulang.” jawab Abian penuh penekanan.Haikal menata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

📌 88 : Ucapan Syukur

Natasya membuang nafas berkali-kali di mobil. Sebentar lagi mereka akan sampai ke rumah orang tua Vina yang dijadikan tempat acara. Sebelumnya mereka mampir ke toko mainan dekat rumah, untuk membelikan kado berupa satu set boneka barbie lengkap dengan rumahnya.“Mami, anak temen mami bakal suka gak sama kado dari aku?”Natasya menoleh, “Boneka Lumba-Lumba itu? Pasti suka. Soalnya bonekanya lucu.”“Sama kayak Ical, ya?”“Iya dong. Itu rumahnya udah deket. Ical siap berpesta?”“Siaaaap.”Mobil belok ke sebuah rumah yang halamannya besar sekali. Taman sudah di dekor sedemikian rupa dengan banyak balon dan gambar unicorn di sana-sini.Haikal melompat turun dari mobil. Ia yang sudah bertemu Vina sebelumnya sangat sok kenal sok akrab dengannya.Natasya melirik, “Kita harus akting semuanya lagi baik-baik aja.”“Emang sebenernya kita kenapa?”“Gak usah nyari ribut deh. Udah jelas mas yang mulai masalah duluan.”“Saya gak mulai.”“Ayo turun, Vina udah ngeliatin kita.”Natasya kelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

📌 89 : Memikirkan Ulang

Acara ulang tahun Kalista berlangsung sangat meriah. Semua tamu yang di dominasi teman-teman Vina dan Arfan, menghasilkan kado yang menumpuk. “Wah, ini kado barbie sama rumahnya dari siapa, ya, kak?” Vina senang ia tak perlu mengeluarkan uang karena keinginan Kalista sudah terkabul.“Gak tahu, ma. Siapapun yang kasih, aku berterima kasih banget.”“Itu dari papi aku!” pekik Haikal.Semua orang melirik Abian.“Wah, terima kasih banyak dokter Abian, atas kadonya. Uang kami jadi aman.” cuap Arfan disambut tawa yang lain.“Sama-sama. Maaf, hanya itu yang bisa saya bawa. Saya—tidak tahu kado apa yang cocok untuk anak usia tiga tahun.”Kalista antusias menimpali ucapan Abian, “Banyak, om. Ada lego, rumah princess, dapur dan semua peralatan masak, sama—” Vina menutup mulut Kalista, “Hehe, itu lebih dari cukup, dok.”“Papi emang baik banget, dek. Kakak aja sering dibeliin hadiah. Meskipun—papi marah-marah terus, gak papa lah.” ucapan Haikal disambut tawa yang lain.“Vin, semuanya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

📌 90 : Peringatan Natasya

Natasya tak bicara apapun di mobil hingga sampai ke rumah. Ia hanya berbasa-basi sedikit pada mama sebelum menaiki tangga. Kini ia hanya meringkuk bagai janin dalam rahim ibunya--di ranjang.“Kamu belum laper?” Abian baru masak kamar setelah makan malam.“Belum.”“Dari tadi kamu belum makan berat loh. Bukannya kamu punya asam lambung?"“Hm.”Abian mendekati ranjang, “Kamu—kenapa? Kamu marah sama saya karena tadi?”“Emang kenapa tadi?”“Kamu pikir sopan ngobrolnya munggungin gini?”Natasya bergerak. Ia duduk tegap menatap Abian.“Karena saya gak nurutin kamu mau pulang, kamu marah sama saya?”“Enggak.”“Nat, saya bukan cenayang. Kalo ada apa-apa kamu bisa ngomong ‘kan? Jangan nggak-nggak terus kamu jawab.”“Ya emang gak papa.”Abian bangkit. Ia duduk di sofa. ‘Dia kenapa sih, aneh banget. Apa Natasya lagi lanjutin ribut yang tadi pagi?’ batinnya.Natasya kembali tidur meringkuk. Ia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.Abian mendekati ranjang. Natasya yang belum tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
17
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status