Semua Bab Istri Perawan Disangka Janda: Bab 121 - Bab 130

152 Bab

Ban 121

Mama Azizah merasa heran dengan sikap dua anak yang duduk di depannya. Mereka terlihat enggan, tidak saling menyapa, tidak saling berkenalan atau setidaknya saling melempar senyum. Tetapi Justru seperti sedang saling melotot dan sinis. “Kalian kenapa? Ayo berkenalan…. Osara, salim sama Daishin. Dia anak lelaki Papa Handy. Usianya jauh di atasmu. Seperti abang bagi kamu lah dia…,” ucap Azizah buru-buru. Merasa pertemuan antara Daishin dan Osara begitu tegang dan kaku. Khawatir jika keduanya belum-belum sudah saling tidak menyukai. Seperti umumnya dua saudara tiri yang disatukan dalam satu atap. “Loh, kok pada diam terus?” tanya AziAh yang sama sekali tidak berpikir jika mereka sudah saling kenal. Apalagi telah terjadi peristiwa kelam di antara mereka sebelumnya “Osa, kenapa, salim doong…,” ucap Azizah membujuk. Bukan tidak tahu jika Osara memiliki sedikit sifat introvert. Tetapi masih taraf wajar yang bisa bersikap fleksibel demi kebutuhan beramah tamah dan etika bersopan santun.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 122

Daishin yang sudah berdiri tidak jadi pergi, tetapi kembali duduk di ruang makan. Mendengar langkah kaki yang dia harap adalah Osara datang lagi. Ternyata bukan. Dia seorang wanita setengah tua membawa celemek di pundak. Daishin menduga adalah asisten rumah Mama Azizah. Dengan sopan menghampiri meja makan. “Permisi. Apakan makan malamnya sudah berakhir?” tanya wanita itu sambil tersenyum sopan. “Bereskan saja, Kak.” Daishin menyahut. Menyandarkan punggung di sandaran kursi dan menjauhkan tubuh. Memberi kesempatan pada wanita itu untuk mengemas. Daishin mengambil ponsel dari saku kemeja dan menyibukkan diri. Tidak ingin membuat wanita itu merasa diawasi dan merasa tidak leluasa. Namun, Shin juga merasa enggan pergi untuk kembali ke kamarnya. Barangkali Osara akan berkelebat lagi ke ruang makan atau ke dapur yang letaknya juga berhampiran. Hingga asisten rumah hampir selesai beberes dari mencuci piring dan mengelap area meja dan dapur, Osara tidak kembali. Padahal Daish
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 123

Daishin menunggu dengan sangat tidak sabar. Ketukannya belum mendapat tanggapan. Tidak terdengar tanda pemilik kamar mendekati pintu, mungkin juga kamar ini kedap dari suara kegaduhan. Tok Tok TokDiulang lagi mengetuk. Berharap kali ini mendapat respon yang cepat. Daishin bukan lelaki penyabar, tetapi kali ini harus menunggu dengan segenap kewarasan. Jika tidak, ingin saja dia gedor keras pintu kayu kokoh di depannya. Ceklerk“Ada apa, Mak Zu….” Pintu dibuka bersama suara Osara yang bertanya. Menduga pengetuk pintu adalah masih orang yang sama dengan pembawa cangkir berisi breh barusan. Tapi ternyata… Osara tercekat yang ekspresi wajahnya terkejut. Apa yang ditakutkan telah jadi kenyataan. Hanya lagi-lagi dirinya tidak beruntung. Lelaki pengetuk pintu kembali menerobos masuk ke dalam kamar. Gemar sekali lelaki ini masuk kamar perempuan dengan paksa. Selalu berkelakuan tidak sopan! Namun, kali ini Osara bertahan dengan pegangan eratnya di pintu. Daishin pun tidak mendorong keras
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 124

Isak dan sedu tangis Osara yang keras tidak berlangsung lama. Hanya sebentar yang buru-buru diseka berulang kali. Menyadari ada lelaki sedang menonton dan barangkali juga menertawakan. “Kumohon, biarkan aku tenang. Aku minta maaf sebelumnya padamu. Jangan minta aku menemui dosen lagi. Akan kuganti sebagian uangmu. Kurang berapa? Katakan saja. Tapi jangan keterlaluan, kamu sadar sudah menodaiku dan mengganggu masa depanku. Tidak ada lagi yang kubanggakan sebab perbuatanmu.”Osara berbicara agak tersendat sebab sisa tangis yang sesekali masih muncul sesengguknya. Hidung kecil itu memerah, juga kedua mata dengan bulu mata lentik yang basah. Terlihat lebih mempesona dan manis dalam suasana sedihnya. Tidak ada garis sebagai penipu dan garis sebagai gadis liar. Wajahnya sungguh belia dan polos. Daishin menghirup napas paling dalam dan menahan di dadda sekian detik yang dihembuskan pun perlahan. Terus menatap Osara dengan perasaan berkecamuk. “Aku ingin bertanya, bisakah kamu jujur, Osara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 125

Osa merasa jika Daishin berlebihan menahan. Hanya dengan memegang kedua lengan pun, pergerakannya sudah mati. Tetapi lelaki ini mendekapnya kuat-kuat. Padahal jika berontak pun, Osara bukan tandingan. Tenaganya jauh tidak sebanding dengan Daishin yang lihai karate dan taekwondo. “Lepaslah, Shin. Ini sakit! Pengecut!” Osa memaki lirih. Usahanya mengibas, menarik dan berontak sia-sia. Ingin hati berteriak, agar orang tua dibalik pintu mendengar. Tetapi bisa jadi Papa Handy akan shock jika mengerti apa yang terjadi dengan kelakuan anak lelaki. Mengingat pria yang dipanggilnya Papa itu memiliki riwayat gangguan jantung, maka memilih lebih baik menutupi sementara kelakuan anak lelaki. “Aku bukan pengecut, Osa. Tetapi aku masih ingat keselamatanmu. Kamu tahu kan, bagaimana agama papaku? Sedang aku tidak pintar berbohong. Jika dia bertanya, aku pasti akan menjawab jujur. Dalam waktu kilat, kamu pasti akan bertukar calon suami. Bukan lagi lelaki sultan dari Johor yang jadi calonmu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab 126

Acara Khitan telah selesai dan saudara mara dekat dari Mama Azizah yang berdatangan baru saja pulang. Sedang dari pihak Papa Handy yang berdarah Jepang dan Indonesia, beberapa teman dekat dan kenalan baik sajalah yang datang. Maklum, dirinya adalah pendatang yang mengajukan menjadi penduduk di Negara Malaysia. Sedang saudar mata di negara asal sangat sibuk masing-masing. “Ma, Abang Firash akan datang boleh?” Osara yang membantu mengemas meja makan bertanya pada Mama Azizah. Wanita itu menyiapkan bubur untuk dibawa pada Firo di kamar. Sedang Fira tidur siang di kamarnya, mengeluh capek sebab ikut menyalami para tamu. “Dia menelepon?” tanya Mama Azizah dengan raut sangat cerah. “Tidak, Ma. Tetapi kirim pesan …,” sahut Osara yang kini meletak gelas kotor di wastafel. Ada asisten rumah selain Mak Zu sedang mencuci pecah belah di sana. Daishin masih duduk di meja makan memerhatikan kesibukan orang-orang di dapur termasuk Osara. Papa Handy juga masih bersantai di bersamanya. “Apa Daeha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Ban 127

Lelaki yang memandang Daishin dengan terperangah itu sempat berhenti melangkah. Namun, Papa Handy yang merangkul, sedikit mendorong maju punggungnya hingga terpaksa berjalan lagi. “Gerak calon suamimu sungguh cepat, Osa. Baru tadi kamu bilang, orangnya langsung datang. Mantaplah lelaki seperti ini, Osaaa!” Papa Handy berbicara hangat demi memberi support pada rencana pernikahan Osara dan Firash. Namun, sememangnya Papa Handy merasa suka dan takjub pada Firash, putra dari rekan bisnis yang gemar mewakili bisnis ayahnya hingga ke luar negara dan tidak pulang cukup lama. Maka, hari itu saat rekannya mencari pandangan siapa calon istri untuk Firash, Papa Handy sigap mempromosikan Osara. Bukan sebagai wanita bisnis, tetapi sebagai gadis baik yang baru selesai pendidikan dan tentu saja bonus cantik. Tidak disangka, setelah keluarga rekannya datang ke rumah dan melihat Osara, putra keluarga mereka yaitu Firash, seketika setuju dan menyukai si anak gadis. Namun, tidak disangka lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 128

Kelebat Osara saat dirinya baru keluar kamar membuat kecewa. Niat mendatangi kamar di lantai dua untuk berbicara dengan pemilik kamar pun urung. “Gila nih cewek… cepat amat bersiap. Mandi gak dia…?!” rutuk Daishin sambil berjalan memandangi punggung Osa yang berjalan cepat. Tapi bekas dan jejaknya begitu harum akan wangi sabun dan parfum. “Cepatnya dia jalan... Semangat amat…,” gumam Daishin tak habis pikir. Sambil hidung mancungnya menghirup hawa segar berulang kali. Dirinya bahkan lelaki. Sudah buru-buru sebab berniat untuk menemui Osa di kamarnya secara diam-diam. Ingin membicarakan masalah Firash yang sebenarnya tidak sebaik anggapan gadis itu. Tetapi dirinya kalah dari Osara yang sudah turun tangga lebih cepat sekian detik saat dia keluar dari kamar. “Nah, itu Daishin!”Papa Handy berdiri menyambut anak lelaki. Diikuti Firash dan Osara yang juga tidak sempat duduk. Entah papa angkatnya itu atau justru si Firash yang tidak sabar menunggu. Yang jelas, mereka semangat dengan tur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Ban 129

Pandangan Osa yang bingung saat dibawa Madam Lyra membuat Daishin merasa iba. Muak sekali dengan Firash yang tidak mampu menjaga perasaan calon istri sebentar saja di moment penting seperti ini. Lebih mementingkan diri sendiri. Berubah apaan?! Dasar lelaki lalai! rutuk Daishin dalam hati. Namun, Daishin membiarkan Firash dengan kelakuannya. Memilih mendatangi Osara di etalase bersama Madam Lyra untuk menemani mencoba perhiasan cincin berlian. “Madam seperti tak percaya, Firash membawa gadis secantik kamu. Kupikir dia yang dibawa.” Madam Lyra berbicara pada Osara dengan melihat ke arah Firash di sofa dan pada Daishin yang mendekat dan duduk di samping Osa. Wanita setengah baya cantik, berambut pirang dan berbibir merah menyala itu sibuk mengeluarkan set cincin berlian couple koleksi andalannya. Dia letak di baki mini pada Osara di atas etalase kristal. “Coba-cobalah pakai di jari mungilmu itu, mana yang menurutmu paling indah dan cocok, katakan ya. Jika tidak ada, masih bany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 130

Daishin timbul iba pada Osara. Merasa jika nasibnya bukan melulu hoki dan mujur. Namun, adalah kesialan setelahnya. Mungkin saat berhasil kabur dari agensi dengan mengantongi uang pembayaran dari lelaki yang membelinya, bisa dibilang masih mujur. Tetapi setelah bertemu dan ditangkap Daishin, hukuman berat itu telah didapatnya. Kini, setelah mujur mendapat calon suami setampan dan sesultan Firash, sebentar lagi nasib menyedihkan pasti akan diterima gadis itu. “Osa, aku memang sudah tahu banyak tentang Firash. Pulang nanti, aku ingin bicara denganmu.” Daishin menjawab Osa yang bertanya sesuatu tentang Firash. “Katakan saja sekarang, Shin …. Oh, baiklah, pulang nanti saja, tapi jangan tipu, ya!” ucap Osara yang buru-buru di koreksinya sendiri. Sebab orang yang dibahas sedang mendekat. Madam Lyra yang menghampiri Firash menyuruh bangun dari sofa dan lelaki itu tampak tergeragap. Kemudian berdiri, mereka berjalan mendekat ke etalase. Langkahnya tampak oleng dan matanya sungguh mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status