Semua Bab Istri Perawan Disangka Janda: Bab 131 - Bab 140

152 Bab

Bab 131

Osara sedang pergi ke toilet. Maka tinggal berdua di meja makan, Daishin dan Firash. Dua lelaki yang terlihat saling tegang sejak keberangkatan dari rumah Mama Azizah. Daishin menegakkan punggung menjadi lebih formal dengan gelagat akan membuka pembicaraan. “Sudah jelas kebohonganmu, Fir. Untuk apa kau tutup-tutupi. Kau tidak mungkin berubah." Daishin memulai dengan serangannya. “Apa alasanmu menikahi Osara, hah?” tanyanya lagi sebab Firas terdiam saja. Setelah ditahan, berkesempatan juga Daishin menginterogasi Firash. Meski belum tentu dijawab memuaskan oleh yang bersangkutan. “Penting?” tanya Firash sambil menaikkan sebelah alis dan tatapannya hangat. Terlihat tampan dan keren, tetapi sama sekali tidak bagi Daishin. “Jika tidak penting, untuk apa aku bertanya. Aku tidak ingin Osara, saudariku masuk dalam penjaramu.” Daishin menegaskan. Menahan sejuta kekesalan dalam hati. “Sudah kubilang, aku berharap menjadi lebih baik dengan pernikahanku dan Osara.” Firash menyahut ketus.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 132

Gadis seksi bercelana jins dengan kaos mini yang terlihat perut dan pusar itu saling menghampiri dengan Osara. Mereka bersalam tangan dan saling mencium pipi kiri dan kanan. Meski mereka sama-sama cantik, tetapi penampilan keduanya sungguh bak langit dan bumi. Yang satu seksi berbaju terbuka, satu lagi menutup diri dengan baju muslimah. “Pulanglah. Bilang kalo aku pergi sama teman jika ditanya orang rumah.” Osara berbicara pada Daishin yang sedari tadi mengamati. Berdiri tidak jauh di belakangnya. “Kalian main ke mana?” Daishin menyelidik. Merasa janggal dengan penampilan sahabat Osara. “Bukan urusanmu, Shiin. Lagian aku masih lajang, sebentar lagi istri orang. Mana bisa aku seperti ini sebentar lagi. Sana, pulang!” Osara mengusir Daishin sambil menarik tangan teman. “Eh, dia siapa, Sa?” tanya si seksi dan terang-terangan memandang Daishin. Lelaki tampan yang tiba-tiba menyertai Osara. Gadis tanpa pacar dan kekasih di sepanjang pertemanan mereka selama ini. Jadi terasa aneh jika a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 133

Daishin terkejut saat menyadari jika Osara sudah pergi. Bertukar dengan Amira yang menggelayut manja dibelakang nya. Memeluk rapat dengan kedua tangan sudah berada di celana dalam dan bibir basahnya sudah membelai lembut di tengkuk. Dhaisin seperti akan kejang saja menahan hasrat. “Stop!” Daishin menarik kasar tangan Amira hingga keluar seluruhnya. Memutar diri hingga berhadapan dengan si seksi sahabat Osara. “Di mana Osara?” tanya Daishin dengan nafas memburu. Dahi Amira berkernyit. “Untuk apa mencarinya? Kulihat sentuhanmu pada Osa tampak lain. Wajar sih, mengingat kalian hanya saudara angkat yang jauh. Apalagi Osara sangat cantik.” Amira berbicara yang sepenuhnya memang benar. “Di mana Osara?” Daishin mengulang dingin, setelah Amira terdiam dan menatap lekat di wajahnya. “Pulang.” Amira menjawab singkat. . “Tapi, dia menyerahkanmu padaku sebelum pergi. Hari ini ulang tahunku. Osara bilang… kamu bisa membuatku bahagia malam ini. Bagaimana, bisakah?” Mata Amira meredup saat be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 134

Osara berniat pulang setelah menyaksikan tontonan luar biasa gila di paviliun hotel & night club. Tangis telah kering. Tangis yang bukan sebab sakit dikhianati, tetapi kesedihan akan nasibnya yang kembali terombang ambing dalam sial dan bimbang. Namun, melihat Amira hanya sendiri dan tidak terlihat Daishin, keinginan menggebu untuk pulang pun urung. Padahal dirinya baru saja berpamitan dengan lima teman lain di diskotik. “Dari mana kamu, Sa? Kupikir sudah pulang…,” tanya Amira yang memang sempat menyangka Osara sudah pulang. “Cari yang jualan martabak. Gak ada!” Osara menyahut asal. “Kamu pun, dari mana? Daishin, mana?” tanya Osara. “Yah mana ada, martabak tuh di luar area taman. Di jalanan depan sana!”“Kakakmu pergi. Dia kata ada urusan penting. Emang kerjaan dia Intel?!” Amira sambil tertawa dengan ucapannya sendiri. Osara membungkam. Tidak menyangka Daishin justru sudah pulang. Dia pikir lelaki itu akan bersenang-senang malam ini. Mengingat begitu panas kobaran hasrat lelaki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 135

Daishin mencapai lantai dua dengan kilat. Mengambil langkah ke kanan, melewati ruangan panjang dan membelok langkah lagi ke kanan. Merasa janggal, kamar Osa terlihat gelap yang terlihat dari ventilasi kaca. Tidak mungkin gadis itu demikian cepat tidur. Setidaknya perlu mencuci muka atau menunaikan shalat isya. Berdesir juga hati Daishin mengingat sudah melewatkan dua shalat wajib sebelumnya. Tok Tok TokBeberapa saat ditunggunya. Berharap segera ada respon dan sambutan. Sudah cukup lama, diketuknya keras pintu kamar kembali. Tidak juga ada tanda kehidupan yang menanggapi ketukannya. Kali ini kesabaran Daishin setipis tisu belaka. Ceklerk. Ternyata pintu kamar tidak dikunci oleh pemiliknya. Bersiap mendapat umpat dan rutuk dengan segala bentuk. Andai pemilik kamar sudah di dalam dan lalu mengamuk. Daishin merasa jantungnya berdegub lebih cepat saat memasuki kamar remang itu. Antara kemungkinan mendapat penolakan keras dari Osara juga bisa jadi dirinya tertipu sekali lagi. Namin, g
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 136

Sajadah dilipat asal dan diletak kasar ke sofa. Tanpa melepas peci dan tidak menukar baju koko serta masih bersarung, Daishin menyambar dompetnya. “Buruan, Shin. Papa khawatir ada apa-apa dengan Osa. Dia itu calon pengantin, biasanya rawan. Jangan sampai ada apa-apa dengannya.” Papa Handy galau luar biasa. Setelah puas mengomeli Daishin, meski tidak maksimal, sebab penampilan anak lelaki saat akan sholat begitu adem, Papa Handy luluh dan hanya marah ala kadarnya. Kemudian duduk gelisah menunggu Daishin menunaikan ibadah wajibnya. Setelah itu dia meminta untuk cepat mencari Osa dan membawa pulang segera. “Iyalah, Pa. Ini sudah mau berangkat akunya ….” Daishin menyahut gusar. Sudah tidak tahu lagi bagaimana perasaannya. Kesal pada papanya, marah pada Osara atau terkejut dengan pernikahan gadis itu yang mendadak. Semua bercampur aduk yang rasanya justru tawar. Dengan mobil keluarga beserta sopir, Daishin meluncur meninggalkan rumah tepat pukul setengah satu dini hari. Menu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 137

Hawa AC dalam mobil kian menggigit. Mereka bisu hingga ratusan meter perjalanan. Hingga Daishin tidak tahan. “Osa, sebenarnya aku sangat kesal denganmu. Berapa kali hari ini kamu menipuku. Menipu memang sudah bakatmu.” Daishin menahan agar bicaranya tidak kasar dan mengumpat. Dibenarkan posisi duduk hingga benar-benar lurus punggung lebarnya. “Menipumu, emang apa saja yang sudah kubuat?” Osa justru bertanya. Pikirannya sedang kosong dan tidak bersemangat. “Katamu pulang, ternyata bohong. Di club, kau pikir aku barang? Kau berikan pada Amira untuk hadiah ulang tahun. Nggak sopan kamu.” Meski kesal, ucapan Daishin rendah saja. Tidak ingin driver keluarga akan mudah dan jelas mendengar. “Oh, kupikir kamu butuh. Maaf jika kebaikanku ternyata justru salah.” Osara berbicara pelan juga. Menyadari situasi yang ada telinga lain selain mereka berdua. “Tentu saja aku butuh, tapi tidak sembarang perempuan aku mau. Apalagi perempuan muda kayak Amira. Aku tidak selera.” Daishin menjawab t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 138

Setelah pembicaraan panjang, keduanya sama-sama saling diam. Daishin yang melirik gadis berbulu mata lentik dan basah oleh air mata itu teringat sesuatu. “Osa…!” Panggilnya pada pemilik mata yang memejam. Osara yang meletak kepala di sandaran dan membuang muka ke samping menoleh. “Ada apa?” tanyanya memandang Daishin. “Mana bajumu saat berangkat tadi? Bajumu seperti itu … apa Papa dan Mama tidak masalah?” tanya Daishin. Memandang baju seksi Osa yang jaketnya sedikit melorot ke lengan. Menampakkan bahu mulus dan cerah tanpa sedikit pun ada cacat celanya. Sangat menggoda di bawah temaram lampu mobil. “Oh, benar… Terima kasih. Aku lupa…!” Osara terlihat sedikit panik sambil membuka tas. Terlihat lega yang seluruh baju masih ada di dalamnya. Tanpa segan, buru-buru dilepaskan jaket dan memakai gamis tanpa melepas baju seksinya. Lalu memakai kerudung juga dengan kilat. Sepertinya Osara sudah sangat terlatih melakukan hal ini. Daishin menghembus napas yang tak sadar tertahan di dada. Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Ban 139

Sedikit lega, Papa Handy sudah dipindahkan untuk istirahat di kamar. Daishin hingga berkeringat dan terengah setelah kerja berat dini hari. Maklum, tubuh papanya masuk dalam kategori size jumbo. Perlu tenaga besar meski untuk sekadar memapah sang papa. Tidak ingin semua merasa lelah yang bisa jadi justru akan jatuh sakit, Mama Azizah menganjurkan agar Osa dan Daishin lekas istirahat di kamar masing-masing. Wanita baik dan lembut asli Melayu mantan perawat itu memastikan jika kondisi Papa Handy tidak masalah dan akan berangsur lebih baik. Dokter langganan keluarga pun bersedia datang dan sebentar lagi akan tiba. Osara mengikuti Daishin yang tidak pergi ke kamarnya, melainkan ke dapur dan duduk di meja makan. Menuang segelas air putih yang lalu diminum sekaligus. Lagi-lagi Osara pun meniru yang memang rasa diri sungguh dahaga. “Apa ingin kubuat teh, kopi atau apa untukmu, Shin?” tawar Osara tulus. Merasa iba dengan tampang Daishin yang kusut. Meski ketampanannya cenderung ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 140

Perjalanan menuju Genting Highlands tidak pernah membosankan. Tentu saja, sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di Malaysia, perjalanan penuh pesona pasti dijumpa di kanan dan kiri sepanjang jalan. Terletak di ketinggian kurang lebih 1.800 meter di atas permukaan laut, sudah membuat hawa sangat dingin. Bahkan mobil pun tanpa AC lagi semenjak memasuki kawasan menuju puncak. Genting Highland sungguh-sungguh menyajikan perpaduan sempurna antara alam pegunungan yang menawan dan modernitas masa kini yang gemerlap.Di sepanjang perjalanan, hutan hujan tropis yang rimbun mengapit jalan. Pepohonan tinggi menjulang dengan dahan-dahan yang membentuk kanopi alami dan seolah memayungi para pengunjung di jalanan dari panasnya mentari dan hujan. Burung-burung liar berkicau, mengiringi perjalanan dengan alunan suara alam yang menenangkan. Berwarna-warni yang bebas, terlihat tidak takut dan tidak tertekan. Terbang dan loncat yang berpindah ke sana ke sini sesuka ingin burung itu. Beda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status