Share

Bab 128

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-03-22 14:40:16

Kelebat Osara saat dirinya baru keluar kamar membuat kecewa. Niat mendatangi kamar di lantai dua untuk berbicara dengan pemilik kamar pun urung.

“Gila nih cewek… cepat amat bersiap. Mandi gak dia…?!” rutuk Daishin sambil berjalan memandangi punggung Osa yang berjalan cepat. Tapi bekas dan jejaknya begitu harum akan wangi sabun dan parfum.

“Cepatnya dia jalan... Semangat amat…,” gumam Daishin tak habis pikir. Sambil hidung mancungnya menghirup hawa segar berulang kali.

Dirinya bahkan lelaki. Sudah buru-buru sebab berniat untuk menemui Osa di kamarnya secara diam-diam. Ingin membicarakan masalah Firash yang sebenarnya tidak sebaik anggapan gadis itu. Tetapi dirinya kalah dari Osara yang sudah turun tangga lebih cepat sekian detik saat dia keluar dari kamar.

“Nah, itu Daishin!”

Papa Handy berdiri menyambut anak lelaki. Diikuti Firash dan Osara yang juga tidak sempat duduk. Entah papa angkatnya itu atau justru si Firash yang tidak sabar menunggu. Yang jelas, mereka semangat dengan tur
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
mommy can
kasian osara..gak tau dia Firas gay..daisin kasitau lah osara kesian
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 129

    Pandangan Osa yang bingung saat dibawa Madam Lyra membuat Daishin merasa iba. Muak sekali dengan Firash yang tidak mampu menjaga perasaan calon istri sebentar saja di moment penting seperti ini. Lebih mementingkan diri sendiri. Berubah apaan?! Dasar lelaki lalai! rutuk Daishin dalam hati. Namun, Daishin membiarkan Firash dengan kelakuannya. Memilih mendatangi Osara di etalase bersama Madam Lyra untuk menemani mencoba perhiasan cincin berlian. “Madam seperti tak percaya, Firash membawa gadis secantik kamu. Kupikir dia yang dibawa.” Madam Lyra berbicara pada Osara dengan melihat ke arah Firash di sofa dan pada Daishin yang mendekat dan duduk di samping Osa. Wanita setengah baya cantik, berambut pirang dan berbibir merah menyala itu sibuk mengeluarkan set cincin berlian couple koleksi andalannya. Dia letak di baki mini pada Osara di atas etalase kristal. “Coba-cobalah pakai di jari mungilmu itu, mana yang menurutmu paling indah dan cocok, katakan ya. Jika tidak ada, masih bany

    Last Updated : 2025-03-22
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 130

    Daishin timbul iba pada Osara. Merasa jika nasibnya bukan melulu hoki dan mujur. Namun, adalah kesialan setelahnya. Mungkin saat berhasil kabur dari agensi dengan mengantongi uang pembayaran dari lelaki yang membelinya, bisa dibilang masih mujur. Tetapi setelah bertemu dan ditangkap Daishin, hukuman berat itu telah didapatnya. Kini, setelah mujur mendapat calon suami setampan dan sesultan Firash, sebentar lagi nasib menyedihkan pasti akan diterima gadis itu. “Osa, aku memang sudah tahu banyak tentang Firash. Pulang nanti, aku ingin bicara denganmu.” Daishin menjawab Osa yang bertanya sesuatu tentang Firash. “Katakan saja sekarang, Shin …. Oh, baiklah, pulang nanti saja, tapi jangan tipu, ya!” ucap Osara yang buru-buru di koreksinya sendiri. Sebab orang yang dibahas sedang mendekat. Madam Lyra yang menghampiri Firash menyuruh bangun dari sofa dan lelaki itu tampak tergeragap. Kemudian berdiri, mereka berjalan mendekat ke etalase. Langkahnya tampak oleng dan matanya sungguh mem

    Last Updated : 2025-03-23
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 131

    Osara sedang pergi ke toilet. Maka tinggal berdua di meja makan, Daishin dan Firash. Dua lelaki yang terlihat saling tegang sejak keberangkatan dari rumah Mama Azizah. Daishin menegakkan punggung menjadi lebih formal dengan gelagat akan membuka pembicaraan. “Sudah jelas kebohonganmu, Fir. Untuk apa kau tutup-tutupi. Kau tidak mungkin berubah." Daishin memulai dengan serangannya. “Apa alasanmu menikahi Osara, hah?” tanyanya lagi sebab Firas terdiam saja. Setelah ditahan, berkesempatan juga Daishin menginterogasi Firash. Meski belum tentu dijawab memuaskan oleh yang bersangkutan. “Penting?” tanya Firash sambil menaikkan sebelah alis dan tatapannya hangat. Terlihat tampan dan keren, tetapi sama sekali tidak bagi Daishin. “Jika tidak penting, untuk apa aku bertanya. Aku tidak ingin Osara, saudariku masuk dalam penjaramu.” Daishin menegaskan. Menahan sejuta kekesalan dalam hati. “Sudah kubilang, aku berharap menjadi lebih baik dengan pernikahanku dan Osara.” Firash menyahut ketus.

    Last Updated : 2025-03-24
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 132

    Gadis seksi bercelana jins dengan kaos mini yang terlihat perut dan pusar itu saling menghampiri dengan Osara. Mereka bersalam tangan dan saling mencium pipi kiri dan kanan. Meski mereka sama-sama cantik, tetapi penampilan keduanya sungguh bak langit dan bumi. Yang satu seksi berbaju terbuka, satu lagi menutup diri dengan baju muslimah. “Pulanglah. Bilang kalo aku pergi sama teman jika ditanya orang rumah.” Osara berbicara pada Daishin yang sedari tadi mengamati. Berdiri tidak jauh di belakangnya. “Kalian main ke mana?” Daishin menyelidik. Merasa janggal dengan penampilan sahabat Osara. “Bukan urusanmu, Shiin. Lagian aku masih lajang, sebentar lagi istri orang. Mana bisa aku seperti ini sebentar lagi. Sana, pulang!” Osara mengusir Daishin sambil menarik tangan teman. “Eh, dia siapa, Sa?” tanya si seksi dan terang-terangan memandang Daishin. Lelaki tampan yang tiba-tiba menyertai Osara. Gadis tanpa pacar dan kekasih di sepanjang pertemanan mereka selama ini. Jadi terasa aneh jika a

    Last Updated : 2025-03-24
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 133

    Daishin terkejut saat menyadari jika Osara sudah pergi. Bertukar dengan Amira yang menggelayut manja dibelakang nya. Memeluk rapat dengan kedua tangan sudah berada di celana dalam dan bibir basahnya sudah membelai lembut di tengkuk. Dhaisin seperti akan kejang saja menahan hasrat. “Stop!” Daishin menarik kasar tangan Amira hingga keluar seluruhnya. Memutar diri hingga berhadapan dengan si seksi sahabat Osara. “Di mana Osara?” tanya Daishin dengan nafas memburu. Dahi Amira berkernyit. “Untuk apa mencarinya? Kulihat sentuhanmu pada Osa tampak lain. Wajar sih, mengingat kalian hanya saudara angkat yang jauh. Apalagi Osara sangat cantik.” Amira berbicara yang sepenuhnya memang benar. “Di mana Osara?” Daishin mengulang dingin, setelah Amira terdiam dan menatap lekat di wajahnya. “Pulang.” Amira menjawab singkat. . “Tapi, dia menyerahkanmu padaku sebelum pergi. Hari ini ulang tahunku. Osara bilang… kamu bisa membuatku bahagia malam ini. Bagaimana, bisakah?” Mata Amira meredup saat be

    Last Updated : 2025-03-24
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 134

    Osara berniat pulang setelah menyaksikan tontonan luar biasa gila di paviliun hotel & night club. Tangis telah kering. Tangis yang bukan sebab sakit dikhianati, tetapi kesedihan akan nasibnya yang kembali terombang ambing dalam sial dan bimbang. Namun, melihat Amira hanya sendiri dan tidak terlihat Daishin, keinginan menggebu untuk pulang pun urung. Padahal dirinya baru saja berpamitan dengan lima teman lain di diskotik. “Dari mana kamu, Sa? Kupikir sudah pulang…,” tanya Amira yang memang sempat menyangka Osara sudah pulang. “Cari yang jualan martabak. Gak ada!” Osara menyahut asal. “Kamu pun, dari mana? Daishin, mana?” tanya Osara. “Yah mana ada, martabak tuh di luar area taman. Di jalanan depan sana!”“Kakakmu pergi. Dia kata ada urusan penting. Emang kerjaan dia Intel?!” Amira sambil tertawa dengan ucapannya sendiri. Osara membungkam. Tidak menyangka Daishin justru sudah pulang. Dia pikir lelaki itu akan bersenang-senang malam ini. Mengingat begitu panas kobaran hasrat lelaki

    Last Updated : 2025-03-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 135

    Daishin mencapai lantai dua dengan kilat. Mengambil langkah ke kanan, melewati ruangan panjang dan membelok langkah lagi ke kanan. Merasa janggal, kamar Osa terlihat gelap yang terlihat dari ventilasi kaca. Tidak mungkin gadis itu demikian cepat tidur. Setidaknya perlu mencuci muka atau menunaikan shalat isya. Berdesir juga hati Daishin mengingat sudah melewatkan dua shalat wajib sebelumnya. Tok Tok TokBeberapa saat ditunggunya. Berharap segera ada respon dan sambutan. Sudah cukup lama, diketuknya keras pintu kamar kembali. Tidak juga ada tanda kehidupan yang menanggapi ketukannya. Kali ini kesabaran Daishin setipis tisu belaka. Ceklerk. Ternyata pintu kamar tidak dikunci oleh pemiliknya. Bersiap mendapat umpat dan rutuk dengan segala bentuk. Andai pemilik kamar sudah di dalam dan lalu mengamuk. Daishin merasa jantungnya berdegub lebih cepat saat memasuki kamar remang itu. Antara kemungkinan mendapat penolakan keras dari Osara juga bisa jadi dirinya tertipu sekali lagi. Namin, g

    Last Updated : 2025-03-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 136

    Sajadah dilipat asal dan diletak kasar ke sofa. Tanpa melepas peci dan tidak menukar baju koko serta masih bersarung, Daishin menyambar dompetnya. “Buruan, Shin. Papa khawatir ada apa-apa dengan Osa. Dia itu calon pengantin, biasanya rawan. Jangan sampai ada apa-apa dengannya.” Papa Handy galau luar biasa. Setelah puas mengomeli Daishin, meski tidak maksimal, sebab penampilan anak lelaki saat akan sholat begitu adem, Papa Handy luluh dan hanya marah ala kadarnya. Kemudian duduk gelisah menunggu Daishin menunaikan ibadah wajibnya. Setelah itu dia meminta untuk cepat mencari Osa dan membawa pulang segera. “Iyalah, Pa. Ini sudah mau berangkat akunya ….” Daishin menyahut gusar. Sudah tidak tahu lagi bagaimana perasaannya. Kesal pada papanya, marah pada Osara atau terkejut dengan pernikahan gadis itu yang mendadak. Semua bercampur aduk yang rasanya justru tawar. Dengan mobil keluarga beserta sopir, Daishin meluncur meninggalkan rumah tepat pukul setengah satu dini hari. Menu

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 213

    “Pa, besok saja aku ke rumah. Kita langsung ke rumah sakit saja. Khawatir jika kemaleman, Mas Ericknya nggak boleh dikunjungi.” Osara beralasan, padahal sangat sadar jika diri lagi-lagi tidak sanggup. Rasanya sungguh berdebar, sesak, dan kepalanya jadi sakit. Jantungnya pun berdetak kencang seperti sedang teriris pisau sangat dalam di ulu hati. Keringat dingin mulai dirasakan keluar dari pori. Namun, kali ini Osara berusaha tenang sekuat daya. Mengambil napas dan istighfar dalam dada. Hingga bayang sedih wajah suaminya perlahan menghilang. “Baiklah, Osa. Jika begitu, Papa akan menemani mengunjungi Erick hingga kamu merasa cukup.” Papa Handy yang semula ingin menitipkan Osara pada sopir, tiba-tiba tidak tega. Khawatir ada apa-apa dengannya. Rumah sakit saat sore cukup ramai oleh pengunjung yang datang membesuk pasien. Membawa beragam buah tangan dan barang lain yang diperlukan selama perawatan. Sebagian menuju resepsionis dan kebanyakan langsung menuju kamar perawatan. Sama hal Pap

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 212

    Osara bersalaman dengan para pelayat sambil duduk atas arahan Mama Hana sebab parasnya sungguh pucat. Menolak saran Shanumi agar menyudahi dan pergi saja ke dalam rumah. Osara merasa justru dengan bersalaman, membuatnya tidak sadar tersenyum. Mengikuti aura para pelayat yang memberinya senyum tulus. Setidaknya mampu menawar pilu yang sedang mengikis di dadanya meskipun sekadar sementara. “Sudah, sudah gak ada lagi. Ayo ke dalam.” Shanumi kembali mengingatkan sebab yang bersalaman sudah pulang semua. Lengang tanpa orang, sebab hampir semua lelaki mengikut ke area pemakaman dengan kendaraan masing-masing. “Benar, ayo masuk ke dalam rumah.” Mama Hana mengangkat kedua bahunya agar semangat berdiri. Osara berjalan menuju pintu yang tengah terbuka lebar. Perasaannya tiba-tiba kembali seperti linglung dan raganya sungguh lunglai. Seolah almarhum suami sedang melambai di dalam dengan raut yang sedih. “Ma….!” Osara menjerit dan menggapai tangan Mama Hana. “Osa, kamu drop lagi?!” Ma

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 211

    Osara merasa begitu bodoh telah sempat terkecoh. Tidak bisa melihat Daishin … tidak ada Mama Hana dan tidak ada Papa Handy untuk membersamainya … mereka justru pulang untuk istirahat. Baru sangat disadari bahwa itu adalah alasan konyol yang didengarnya. “Mbak, sebenarnya perasaanku sangat tidak enak. Kalian berusaha menutupinya, kan? Aku merasa suamiku tidak di rumah sakit lagi…,” ucap Osa penuh maksud. Setelah berbicara, Osara kembali menangis tersedu. Kali ini lebih kencang dan terdengar sangat pilu. Menyadari dugaannya benar, membuat luar biasa sedih dan tidak sanggup berkata-kata lagi. Terlebih, semuanya diam. Tidak satu pun menyanggah atau meyakinkan keberadaan Daishin di rumah sakit yang dalam perawatan. Shanumi terus memeluknya. Sazlina juga sibuk ter sengal, menahan tangis agar tidak keluar deras. Sopir Agung terlihat tegang dan pura-pura tidak mendengar di depan. Melihat ini Osara yakin dugaannya memang benar. Pikirannya sudah blank dan seperti kosong. Daishin sudah p

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 210

    Osara kembali terjaga saat subuh dengan mata sangat sembab. Selain bangun sebab kumandang adzan beesahutan, juga bisik-bisik yang kembali terdengar sayup di samping ranjang. Ternyata masih dengan orang yang sama, Shanumi dan Sazlina sedang berbincang sesuatu dengan suara sangat kecil. “Kalo mau ke mushola pergi saja, Mbak. Gak papa, Kok.” Shanumi menengahi percakapan mereka yang berebut siapa perhlgi shalat subuh dan siapa tinggal dalam kamar. “Baiklah, kamu duluan saja ah, Shan. Aku bersama Osara saja. Oh, kamu ikut jamaah saja. Buruan sana!” Sazlina berkata cepat pada adiknya dengan lembut. “Yelah, Mbak. Aku yang pergi. Osara, aku tinggal dulu, ya….” Shanumi juga tidak ingin membuang waktu. Merasa saran kakaknya boleh juga. Ikut shalat jamaah subuh di Mushola. Lumayan mengurangi luka jiwa yang sedang dirasa. Lagipula mereka lupa tidak membawa mukena ke rumah sakit, jadi akan memakai aset mukena milik mushola. “Mama Hana ke mana, Mbak? Dari aku bangun semalam, gak terlihat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 209

    Dua lelaki korban parah kecelakaan jalan raya dini hari, sejak dua malam lalu sudah di bawa ke rumah sakit dan sama-sama mendapat perawatan intensif di ruang ICU yang berbeda. Satu orang korban sudah dipindahkan ke ruang perawatan dengan kamar dan pelayanan khusus VIP. Terus di temani oleh orang tua yang baru datang kemarin pagi dari negeri seberang. Cidera retak sekaligus patah tulang membuat pasien tidak bisa beraktivitas apapun untuk sementara. Satu korban lagi masih bertahan dengan kondisi kritis yang parah dan terus tidak sadarkan diri sejak dilarikan dari tempat kejadian perkara ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit hingga ke ruangan Intensive Care Unit (ICU) hingga saat ini. Ditemani oleh seorang pria setengah baya berkulit cerah yang tak lain adalah sang ayah. Sesekali tampak menyeka air yang merembes keluar dari mata tuanya. Sedang di kamar rawat khusus ibu dan anak, seorang perempuan hamil tengah diinfus dan terlihat lemah yang ditemani wanita cantik setengah

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 208

    Mobil besar dengan cat hitam legam berisi dua orang penumpang lelaki termasuk sopir, melaju kencang membelah jalan raya. Meski bukan sepi, tetapi kepadatan pengguna jalan raya di kota buaya menjelang tengah malam, bisa membuat pengemudi lupa diri. “Perlu aku gantikan?” usik Erick merasa resah. Sejak awal, Daishin menolak tawarannya untuk jadi penumpang dan dirinya mengemudi. “Nggak usah, Mas. Lagi bagus nih jalanan. Yang kutahu padat merayap saat siang. Ternyata asyik juga keluar malam.” Daishin menolak. Lelaki calon ayah yang sedang dalam masalah itu kukuh membawa sendiri kendaraannya. Erick pun angkat tangan. Pria dewasa mana bisa dibujuk dan dipaksa.... Mungkin lelaki gagah calon ayah yang sedang dalam masalah itu akan mendapat rasa tenang dan freshing tersendiri dari laju mengemudi. Toh rasanya masih nyaman terkendali. Daishin memang lihai mengemudi kencang. Bahkan jika berlomba adu balab bersamanya juga dengan Daehan dan Khaisan kala ke Jepang, kerap kali Daishin yang menang

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 207

    Dua lelaki keren yang tampan, mapan, gagah, atletis dan sehat tanpa cela itu sedang membuat nasi goreng idaman di dapur mini rumah dinas. Masih pukul sembilan malam tetapi suasana luar di komplek perumahan terasa lengang dan sunyi. Hanya kebisingan dalam rumah yang sedang mereka ciptakan sendirilah pertanda adanya kehidupan di kompleks elite itu. Sebab, penghuni lajangnya sedang ingin membuat eksperimen tiba-tiba. “Bagaimana, Shin?” tanya Erick sambil tersenyum lebar. Berkacak pinggang sebelah tangan sambil membawa pengaduk di tangan sebelah satunya. “Apa kerjamu di bandara?” tanya Daishin di sela mengunyah sesendok nasi gorang yang langsung dia sendok dari wajan penggorengan. Meski tidak pedas, Daishin membuka mulut demi menghilangkan uap sebab panas. Erick makin menahan tawanya. “Jelas di bagian humas. Kan aku sudah pernah bilang, aku lelaki paling good looking di Juanda, jadi diletak di kepala bagian humas. Apa hubungannya, Shin?” tanya Erick berlagak pongah. Kesal, tid

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 206

    Erick sudah duduk di teras rumah dinas saat Daishin tiba. Sengaja tidak pulang ke apartemen sebab hari ini pulang kerja lambat dan besok pun harus pergi kerja lebih cepat. Akan ada kunjungan dari direktur maskapai penerbangan XX di kantornya. Kebetulan juga yang Daishin berkabar akan datang main malam hari. “Assalamu'alaikum!” sapa Daishin setelah keluar dari mobil dan menaiki teras. “Wa'alaikumsalam. Tumben datang malam, Shin?!” sambut Erick. Mengamati lelaki yang tengah berjalan gontai dengan ekspresi tidak secerah biasa saat datang, entah di rumah dinas atau ke apartemen.“Ada yang penting.” Daishin menyahut sambil meletak sebungkus rokok yang sempat dia beli di jalan ke meja di depan Erick. Erick menatapnya. Merasa kali ini ada hal berat sebab Daishin datang malam-malam. Biasanya sore saat mereka sama-sama pulang kerja. Itu pun hampir tidak pernah membawa rokok, sebab kebetulan Erick pun bukanlah perokok aktif. Tetapi bukan menolak merokok. “Apa istrimu aman?” tanya Erick.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 205

    Farida berekspresi waswas dan curiga. Matanya tidak lagi sayu, tetapi melebar dan nanar. Tanda tidak menyangka jika KTP nya diabadikan Daishin dalam ponsel dan wanita itu ternyata sangat tidak rela. Resah jika akan dijadikan apa-apa. Sikap Farida membuat Daishin semakin curiga tetapi hanya menghela napas panjang. Merasa sangat lelah dan tidak guna terus disanggah. “Sebaiknya kamu pergi dan jangan datang datang dulu sebelum mendapat kabar dariku, Farida. Tolong, saling mengertilah terhadap wanita hamil. Sudah jelas jika istri ku pun sedang berperut besar, kan? Sebagai sesama wanita, seharusnya paham dengan perasaan istriku. Apa kau siap kutuntut jika ada apa-apa dengan istriku dan kehamilannya?” tanya Daishin dengan tatapan berapi. Melirik Osara yang seperti tidak peduli. Kini tengah sibuk dengan ponselnya. Ah, apa dia pun juga tidak peduli andai ini benar? Sesaat Daishin justru tidak puas hati dengan sikap Osara yang tampak kelewat tenang. Apa justru terlalu marah, kecewa dan kesal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status