Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2)

Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2)

last updateLast Updated : 2023-06-30
By:  Makhchuena AsmaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
88Chapters
13.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kesabaran Fathiyah dalam menjalani hidup masih harus diuji, setelah terlepas dari kekejaman Paman dan Bibinya. Ia menyangka hidupnya akan bahagia bersama laki-laki yang ia cintai. Namun, kenyataan pahit harus ia terima saat mengetahui kebenaran yang sangat menyakitkan. Arza, laki-laki yang ia cintai hanya memanfaatkan cintanya demi misi dalam pekerjaannya. Di saat itu pula rasa cinta itu berubah menjadi rasa benci. Ia pun meninggalkan pekerjaannya hanya untuk terlepas dari bayang-bayang Arza. Kepergian Fathiyah membuat Arza menyadari kesalahannya yang telah mempermainkan hati gadis itu. Akankah Arza dapat menemukan keberadaan Fathiyah? Mampukah Arza membujuk Fathiyah agar memaafkannya? Akankah cinta mereka bersemi? Mau lanjut baca? Jawabannya ada di dalam novel ini. "Cukup aku menjadi gadis yang bodoh selama ini hanya karena terobsesi akan cintanya, sekarang tidak akan! Bahkan saat ini aku sangat membencinya." -(Fathiyah) "Aku salah sudah menyakitinya. Apa pantas aku mendapatkan maaf darinya setelah semua yang terjadi? Dan apa ini, kenapa aku selalu memikirkannya. Apa aku jatuh cinta padanya?" -(Arza)

View More

Chapter 1

Bab 1 Mencari Pekerjaan

Cerita ini merupakan spin off dari cerita Cinta dalam Balutan Doa. Untuk menghindari kerumpangan, bisa baca Cinta dalam Balutan Doa season 1 terlebih dulu 

***

Sebuah harapan akan tercapai dengan adanya semangat yang tak pernah pudar. Dengan keyakinan dan sebuah kesabaran pasti akan berbuah indah saat waktunya tiba.

(Fathiyah – Cinta dan Harapan)

***

Fathiyah sudah meletakkan lamaran kerja di beberapa toko, kafe dan restoran. Namun, hingga kini ia belum dapat panggilan. Dirinya sadar kalau  hanya lulusan SMA, bahkan ia belum punya pengalaman kerja.

Hanya berbekal ijazah SMA dan keahlian memasak yang diajarkan oleh sang ibu dulu semasa hidup, ia pun melamar pekerjaan ke kafe dan restoran sebagai koki. Kebetulan sang ibu dulu adalah seorang koki di rumah makan mewah.

Dua tahun sudah Kedua orang tuanya meninggal  dunia. Saat itu juga sang bibi dan sang paman memutuskan tinggal di rumah Fathiyah, karena rumah yang disewa mereka sudah habis masa kontraknya.

Rika, sang bibi selalu memperlakukan Fathiyah seperti pembantu di rumahnya sendiri, semua pekerjaan rumah di kerjakan gadis itu. Bahkan tak jarang Fathiyah harus rela kelaparan karena sang bibi tidak memberi jatah makan. Dengan gaya hidup selangit Rika sering menghabiskan gaji suaminya yang hanya bekerja serabutan. Bahkan ia dan sang suami mempunyai banyak hutang. Kebiasaan buruk sang paman yang suka berjudi juga pemicu semakin menderita hidup Fathiyah.

“Dasar pemalas! Bisa-bisanya kamu duduk santai, cepat cari kerja! Kalau belum mendapatkan pekerjaan nanti malam siap-siap tidur di teras. Bahkan kalau perlu enggak usah pulang sekalian,” sentaknya saat melihat Fathiyah duduk santai di depan teras melepas lelah.

“Iya, Bik. Sebenarnya aku sudah meletakkan beberapa lamaran, tapi hingga kini belum dapat panggilan,” ungkapnya.

“Makanya yang lebih giat lagi cari kerja, kamu ‘kan sudah dapat ijazah SMA seharusnya bisa cepat  dapat pekerjaan cleaning servis atau apa lah, daripada harus jualan kue seperti waktu SMA dulu, bikin kotor dapur saja,” ucapnya. Padahal meskipun dapur kotor yang membersihkan juga Fathiyah.

“Iya, Bik.” Fathiyah memilih mengalah  daripada banyak bicara pada sang bibi.

Fathiyah segera mengganti pakaian.  Ia biarkan rambutnya dicepol sedikit berantakan, Fathiyah lebih nyaman berpenampilan layaknya laki-laki. Bahkan predikat tomboi sudah melekat erat padanya sejak kecil hingga sekarang. 

Fathiyah keluar dari rumah sang bibi. Namun, demi menjaga kesopanan ia pamit terlebih dahulu pada sang Bibi.

“Bik,  aku cari kerja dulu, doakan semoga cepat dapat kerja, ya!”

“Untuk apa berdoa memang dengan doa kamu langsung dapat pekerjaan? Yang penting itu usaha, kalau hanya diam saja tanpa usaha sampai kapan pun  kamu tidak akan dapat pekerjaan,” ucapnya lantang. Fathiyah hanya geleng kepala menanggapi sikap sang Bibi yang tidak pernah ia lihat sholat selama tinggal di rumahnya ini. Wanita itu suka ikut pengajian komunitasnya, tapi hanya ia gunakan sebagai pencitraan di depan teman-temannya. Untuk ibadah baik wajib maupun sunah tidak pernah ia kerjakan sama sekali. Fathiyah sudah pernah menegurnya. Namun, ujung-ujungnya hanya akan timbul keributan dari mulut pedas sang Bibi.

Fathiyah memang dibesarkan d lingkungan keluarga yang tidak begitu agamis. Namun, ia dan almarhumah sang ibu tidak pernah meninggalkan sholat. Ia sangat ingin mengikuti pengajian saat sekolah dulu. Namun, sang paman dan sang Bibi selalu menghalangi dengan menyuruh bekerja dan membersihkan rumah di saat teman-temannya mengajak ikut pengajian.

Seandainya kedua orang tuanya masih ada, hidupnya tidak akan sesulit ini. Namun, semua ini sudah takdir. Ia hanya berusaha mengikhlaskan dengan lapang. Hanya saja perlakuan sang paman dan sang Bibi yang selalu semena-mena membuatnya tertekan.

Fathiyah segera melajukan motor matic buntut peninggalan sang ayah untuk mencari pekerjaan. Ia tidak tahu harus mencari di mana, rata-rata temannya melanjutkan pendidikan di universitas negeri ternama. Fathiyah gadis yang pintar, selalu mendapatkan beasiswa dari sekolah, sehingga bisa mengurangi sedikit bebannya dalam menuntut ilmu. Kalau boleh berandai ia pun juga ingin melanjutkan pendidikan. Mengambil jurusan tata boga sesuai cita-citanya, menjadi chef. Namun, mungkin itu hanya khayalannya saja. Bahkan untuk makan saja ia lebih sering berpuasa. Sang bibi hanya memberinya makan satu kali. Hal itu lah yang membuatnya ingin bekerja di restoran, supaya ia bisa mendapatkan jatah makan gratis di tempatnya bekerja.

Penampilannya yang tomboi dan terlihat ceria mampu membuatnya membangun pribadi yang kuat dan tangguh. Bahkan orang sekitar melihatnya selalu bahagia. Namun, apa yang terlihat belum tentu sesuai kenyataan. Ia menyimpan beribu luka. Ia hanya berusaha kuat. Namun, kenyataannya ia rapuh. Ia tidak pernah mengeluh pada orang lain, ia hanya berkeluh kesah pada Allah di saat mengerjakan kewajiban sholat lima waktu.

Fathiyah selalu mengalihkan kesedihan dengan melakukan beberapa aktivitas, sehingga ia bisa melupakan kesedihannya itu.

Saat ini gadis cantik itu berdiri di depan sebuah kafe dan restoran besar dengan gaya bangunan modern yang instagramable. Besar harapannya dapat diterima dan bekerja di restoran itu.

“Bismillah ... Ya Allah semoga ada lowongan di kafe ini,” gumamnya. Ia melangkah memasuki kafe itu.

Dengan penampilan yang sedikit lusuh membuatnya menjadi pusat perhatian pengunjung dan beberapa karyawan kafe dan resto itu.

Ia berjalan menghampiri gadis yang kira-kira usianya satu tingkat darinya. Gadis itu berdiri di depan meja kasir.

“Permisi, Mbak. Saya ke sini membawa lamaran pekerjaan, mungkin di sini ada lowongan buat saya,” ucapnya sopan.

Gadis itu memindai penampilan Fathiyah yang memakai celana jeans sedikit pudar, kemeja kotak-kotak yang juga warnanya sudah sedikit  memudar dengan rambut diikat kucir kuda sedikit acak-acakan.

“Mbak yakin dengan penampilan seperti ini melamar pekerjaan di sini?” tanya gadis itu sedikit meremehkan.

Fathiyah tersenyum sambil mengangguk mantap.

“Sebenarnya sih ada lowongan di bagian koki, karena salah satu koki di restoran kami pulang kampung dan tidak kembali lagi,” ungkapnya.

“Alhamdulillah,  kebetulan sekali saya lumayan bisa memasak,” ucap Fathiyah senang. Membuat gadis yang ada di hadapannya mengernyit heran.

“Kamu jangan main-main, ya! Semua orang itu bisa memasak, kalau hanya memasak untuk di makan sendiri, kamu sadar ini restoran mahal dan mewah. Jangan mengada-ngada, ya,” ucapnya.

“Saya tidak mengada-ngada, Mbak. Saya beneran bisa memasak. Saya akan buktikan kalau Mbak tidak percaya.”

Suara sedikit ricuh membuat manager kafe sekaligus orang kepercayaan pemilik kafe dan resto itu mendekat.

“Ada apa ini? Kenapa kalian  berdebat! Coba jelaskan padaku, San?” tanya Pak Rizki.

Pegawai kafe yang bernama Santi itu menceritakan pada Pak Rizki tentang Fathiyah yang saat ini berdiri di belakangnya.

Sama halnya dengan Santi, laki-laki paruh baya lebih itu memindai penampilan Fathiyah dari atas hingga ke bawah.

“Benar, Nak. Kamu bisa memasak, apa pun menu yang di jual di sini?”

“Insya Allah, bisa, Pak.”

“Baiklah saya mau mengujimu memasak tiga menu favorit di restoran ini. Mari ikut saya ke bagian produksi di restoran ini!”

Pak Rizki segera memberitahu Fathiyah menu favorit di restoran itu dan menyuruhnya segera memasak.

Fathiyah mengerjakan tantangan yang diberikan Pak Rizki tentunya dengan bantuan Pak Reno selaku koki senior di restoran itu. Semua bahan telah di siapkan Pak Reno, Fathiyah tinggal mengolah sesuai keinginan Pak Rizki.

Setelah sekian menit berkutat di dapur restoran itu, Fathiyah berhasil menyelesaikan tugasnya. Dengan minder Fathiyah mempersilakan Pak Rizki mencicipi hasil kreasinya.

Dengan gemetar Fathiyah menunggu penilaian dari Pak Rizki. Besar harapannya dapat diterima di restoran ini.

Pak Rizki memberi dua jempol pada Fathiyah yang di sambut gadis itu dengan bahagia.

“Saya sangat puas dengan masakanmu, benar-benar enak. Kamu masih muda dari mana kamu belajar memasak sehingga menghasilkan masakan yang bercinta rasa pas seperti ini?” pujinya.

“Alhamdulillah, kalau Bapak menyukainya. Keahlian ini saya dapatkan dari almarhumah ibu saya, Pak. Apa saya di terima bekerja di sini?” tanyanya menggebu.

Pak Rizki mengangguk sambil tersenyum.  “Iya, mulai besok kamu bisa bekerja di sini, ingat jam kerja kamu mulai pukul tujuh pagi hingga delapan malam. Kafe dan Resto ini buka sampai pukul 12 malam  tapi pukul delapan hingga ke atas hanya menyediakan kopi dan makanan ringan saja, sehingga kamu bisa pulang jam delapan malamnya.

“Masya  Allah, terima kasih, Pak. Saya sangat senang.” Fathiyah berlonjak kegirangan. Senyum manis dengan lesung pipi ia pamerkan sejak tadi. Membuat Pak Reno dan Pak Rizki geleng kepala.

“Ingat bekerja dengan baik! Jangan kecewakan saya!” ucap Pak Rizki yang diangguki mantap oleh Fathiyah.

Melihat hal itu Pak Reno ikut senang karena pekerjaannya akan lebih mudah karena ada koki baru yang akan membantunya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nabila Atsarina
suka bgt sukses selalu kak
2024-02-21 22:19:10
0
user avatar
Kangee
joooooooooooooos
2023-06-20 20:44:56
1
user avatar
Tia Dea
bagus banget
2023-04-22 22:27:46
1
88 Chapters
Bab 1 Mencari Pekerjaan
Cerita ini merupakan spin off dari cerita Cinta dalam Balutan Doa. Untuk menghindari kerumpangan, bisa baca Cinta dalam Balutan Doa season 1 terlebih dulu ***Sebuah harapan akan tercapai dengan adanya semangat yang tak pernah pudar. Dengan keyakinan dan sebuah kesabaran pasti akan berbuah indah saat waktunya tiba.(Fathiyah – Cinta dan Harapan)***Fathiyah sudah meletakkan lamaran kerja di beberapa toko, kafe dan restoran. Namun, hingga kini ia belum dapat panggilan. Dirinya sadar kalau hanya lulusan SMA, bahkan ia belum punya pengalaman kerja.Hanya berbekal ijazah SMA dan keahlian memasak yang diajarkan oleh sang ibu dulu semasa hidup, ia pun melamar pekerjaan ke kafe dan restoran sebagai koki. Kebetulan sang ibu dulu adalah seorang koki di rumah makan mewah.Dua tahun sudah Kedua orang tuanya meninggal dunia. Saat itu juga sang bibi dan sang paman memutuskan tinggal di rumah Fathiyah, karena rumah yang disewa mereka sudah habis masa kontraknya.Rika, sang bibi selalu memperlak
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
Bab 2 Hari Pertama Bekerja
Dengan tersenyum bukan berarti kita bahagia, terkadang semua itu hanya sampul untuk menyembunyikan kesedihan karena kesedihan tidak perlu dipamerkan atau pun diperlihatkan sedangkan kebaikan tidak perlu disombongkan.(Fathiyah – Cinta dan Harapan)***Setelah diterima bekerja, Fathiyah kembali pulang dan mengabarkan berita gembira itu pada sang bibi.“Assalamualaikum, Bik,” sapanya dengan riang.“Kenapa sudah pulang? Apa kamu tuli? Aku sudah bilang kamu enggak boleh pulang sebelum mendapatkan pekerjaan!” sengitnya tanpa menjawab salam dari Fathiyah.Fathiyah tersenyum menanggapi omelan sang Bibi.“Diajak ngomong malah senyam-senyum kagak jelas, cepat cari kerja yang benar!” ucapnya kesal.“Alhamdulillah, Bik. Aku sudah diterima kerja di kafe dan Resto yang instagramable, tempatnya bagus, Bik.”“Beneran kamu sudah diterima kerja? Kamu enggak lagi halu ‘kan? Awas saja kalau bohong!” ucapnya.“Enggak bohong! Aku beneran diterima, Bik.”“Ya sudah aku senang mendengarnya,” ketusnya sambil
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
Bab 3 Berusaha Dekat
Bersabarlah dalam segala hal, tetapi yang terpenting adalah bersabar dengan emosi yang ada di dalam dirimu sendiri. Karena Meskipun seribu orang memilih untuk mencemooh dan meremehkanmu. Maka hal terbaik adalah menjadikan cemoohan mereka menjadi penyemangat dalam mengarungi hidupmu. (Fathiyah – Cinta dan Harapan)***“Mohon maaf, Mas tampan. Aku mau ambil motorku,” ucapnya yang berhasil membuat dua laki-laki tampan dan satu wanita cantik menoleh ke arahnya sambil memindai penampilan lusuh Fathiyah.Polisi wanita berparas cantik itu langsung menertawakan Fathiyah dengan senyuman yang terkesan mengejek.“Ternyata Briptu Arza ada penggemar baru ya?” ucap polisi wanita berparas cantik yang tertulis di tag namenya bernama Luna itu, terlihat jelas ia mengejek Fathiyah sambil masih melihat penampilan lusuh gadis itu.“Ternyata Briptu Arza yang tampan bukan saja menjadi idola anak pejabat, dan anak kaum borjuis ternyata anak pank seperti dia juga mengidolakannya,” ucap
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
Bab 4 Penolakan yang Menyesakkan
Mencintai seseorang yang tidak mencintaimu sama halnya seperti memeluk kaktus yang berduri. Semakin erat memeluknya akan semakin sakit yang kamu rasakan karena durinya akan melukaimu.(CINTA dan HARAPAN)***“Menurut Bapak, Nak Fathiyah perlu ngasih perhatian buat laki-laki itu deh, misalnya ngirim makanan buat dia atau sekedar bertanya sedang apa atau sudah makan kah?”“Hehehe, bagaimana bisa tanya, Pak. Nomor teleponnya saja aku ndak tau,” ujarnya sambil memotong sayuran.“Ya sudah antar makanan ke tempatnya bekerja saja, setelah makan masakan Nak Fathiyah, laki-laki itu pastinya semakin jatuh cinta padamu, Nak. Apalagi masakan Nak Fathiyah itu enak,” ujarnya.“Gitu ya, Pak. Kalau aku belanja bahan-bahan buat masakin dia terus masaknya di sini boleh atau tidak, Pak?” tanyanya sekaligus meminta izin.“Boleh, Nak. Asal enggak nyampurin bahan milik restoran ini, kalau sekadar garam dan kompor aja sih enggak apa,” ujarnya.“Siap-siap Pak. Mulai besok aku beli bahan ke pasar dulu sebe
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
Bab 5 Pemilik Kafe dan Resto itu?
Tentang sebuah kebahagiaan dapat kamu jadikan sebagai pengingat bahwa di dalam hidup ada kalanya dipenuhi cobaan, dan untuk mencapai kebahagiaan itu diperlukan kerja keras.(Fathiyah – Cinta dan Harapan)***Fathiyah sedih dengan penolakan yang dilakukan Arza padanya.“Seharusnya kamu sadar, Fathiyah. Itu masih makanan darimu yang ditolaknya. Ya, hanya makanan! Kamu seharusnya sadar diri siapa laki-laki itu dia orang yang berpangkat, dan berpendidikan. Siapa kamu? Kamu hanyalah seorang gadis yatim piatu, miskin tak berpendidikan dan hanya seorang koki,” lirihnya sambil menghela napasnya panjang. Saat ini ia berada di kamar, melepas lelah sejenak sebelum sang bibi kembali dari pengajian.***Pagi-pagi sekali Fathiyah sudah menyelesaikan tugasnya dan segera berangkat. Karena Pak Reno memintanya sebelum pukul setengah tujuh ia sudah ada di resto.Fathiyah melihat Arza sedang mengatur lalu lintas pagi bersama satu temannya. Mengingat kejadian kemarin siang, fathiyah sama sekali tidak be
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
6. Diabaikan
Mengapa mencintaimu itu begitu menyesakkan? Apakah aku terlalu mengharapkanmu? Atau mungkin hatimu sudah beku sehingga kamu tidak pernah mau tahu arti sebuah ketulusan cinta , bahkan tak mau menghargainya.(Fathiyah -- Cahaya Cinta di Langit Pesantren--)***“Pak Rizki, sejak kapan Bapak memperkerjakannya, kenapa Bapak tidak bilang padaku kalau menerima karyawan baru?” tanyanya sedikit membentak. Pak Rizki belum pernah melihat Arza semarah ini padanya.“Sudah satu bulan, Mas Arza. Nak Fathiyah sudah bekerja selama satu bulan ini dan berkat dia kafe dan resto kita sampai ramai,” ungkapnya. “Maksud Bapak apa? Kafe dan resto kita ramai apa dia sering melakukan kesalahan dengan tingkahnya yang bar-bar dan agresif itu?”Pak Rizki semakin tidak mengerti dengan pertanyaan Arza. “Bukannya Mas Arza sendiri yang memuji masakan Nak Fathiyah tadi, bahkan semua keluarga Nak Arza juga menyukai masakan itu,” ungkap Pak Rizki yang seketika membuat Arza terdiam. “Maksud Bapak, dia koki kita yang b
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
7. Sebuah Rencana
Sebuah kebahagiaan tidak bergantung dari situasi yang kita alami . Namun, bagaimana cara kita mengatasi keadaan dan situasi itu sendiri, oleh karena itu kamu memerlukan masa-masa sulit untuk menjadi lebih kuat, kalau tidak ingin selamanya menjadi lemah.(Fathiyah – Cinta dan Harapan)***Fathiyah mendapatkan libur hari ini. Setelah pesta, kafe tempatnya bekerja diliburkan satu hari.Untuk menghindari ucapan kasar sang bibi setelah mengerjakan pekerjaan rumahnya. Fathiyah langsung kembali ke kamarnya, menutup kamar itu dan menguncinya. Rasa bosan ia rasakan karena di dalam kamar hanya membuatnya berkhayal dengan mencoret-coret buku diarinya, untuk ponsel ia pun tidak punya. ***Saat ini Arza sedang berada di ruangannya. Ia membaca berkas perkara, bandar narkoba dan judi togel yang membuat resah lingkungan ini, dan pastinya sangat memprihatinkan. Apalagi obat haram itu sudah mulai menyasak generasi muda.“Aku tidak akan membiarkan generasi muda di kotaku rusak hanya karena mengonsums
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
8. Perangkap Cinta
Saat aku berusaha mengubur kecurigaan, maka kamu harus menjaga baik-baik sebuah kepercayaan yang telah hadir di hatiku, karena Saat kepercayaan dibalas dengan kebohongan, jangan berharap kepercayaan itu akan kembali lagi. (Cinta dan Harapan)***Pagi ini Fathiyah bersiap pergi bekerja. Setelah menyelesaikan tugasnya dan sarapan seadanya, ia memanasi motornya dengan wajah ceria. Baginya, hari-harinya harus selalu ceria dengan menebar senyum, meskipun hidupnya tidak jauh dari kesedihan.“Assalamualaikum ...,” sapa seorang pemuda tampan yang suaranya sangat Fathiyah kenali itu. Seketika membuat gadis cantik tomboi itu tercengang dan tak mampu berucap apa-apa.“Hai, Assalamualaikum,” sapanya lagi sambil melambaikan tangan di depan Fathiyah, membuyarkan lamunan gadis itu. “Ma-mas tampan ... eh, Pa-pak Arza ...,” ucapnya segera meralat. Ia tidak mau memantik kemarahan pria itu yang ujungnya pada pemecatan.“Kamu belum menjawab salamku, hukumnya wajib lho menjaw
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
9. Terperangkap
Aku terjebak dalam pesonanya, di mataku setiap yang ia berikan adalah kebahagiaan. Namun semua itu hanya sampulnya yang lambat laun akan aku sadari di dalamnya hanya berisi penderitaan.(Fathiyah- Cinta dan Harapan)***Arza sudah menceritakan rencananya pada Razdan, Farhan, dan Luna. Ia terlihat sangat bersemangat sekali. Kasus yang ia tangani ini adalah kasus besar. Ia tidak boleh melepaskannya.“Gila kamu, Za. Kamu akan mempermainkan perasaan seorang wanita hanya karena menginginkan misi ini berhasil,” ucap Razdan kurang setuju. “Aku tahu itu, tapi bagaimana pun juga kita harus menyelesaikan tugas ini dengan baik. Aku tidak mau komandan kecewa pada kita. Ini tugas penting, tugas besar yang harus kita selesaikan dengan cepat,” ujar Arza mencoba meyakinkan sahabatnya itu.“Lagian hanya satu hati yang terluka, bukankah itu setimpal dengan apa yang dilakukan pamannya karena sudah merusak generasi penerus bangsa,” ujar Luna antusias. Wanita itu mendukung penuh keputusan Arza. Ia tidak
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
10. Keberhasilan yang Melukai
Orang yang hanya bisa menjatuhkan orang lain, pasti akan terjatuh oleh perangkapnya sendiri. Aku menunggu saat itu, saat di mana kamu akan menyesalinya, sobat.(Razdan putra Alkhalifi – Cinta dan Harapan)***Arza sangat bahagia dengan hasil investigasinya malam ini. Pria tampan berlesung pipi dan mata setajam elang itu tidak berhenti menerbitkan senyumnya.Ia sudah mendapatkan bukti rekaman pembicaraan Syafik padanya. Ia juga bisa masuk ke jaringan itu tanpa bersusah payah, bahkan Syafik sendiri yang akan membawanya.“Tinggal selangkah lagi, aku akan berhasil menyelesaikan kasus ini,” gumamnya. Ia segera menuju ke rumah Luna, untuk menjemput gadis itu dan nonton bersama.Arza melihat wanita cantik itu sudah bersiap menunggu di teras rumah. wajah cantik gadis itu terlihat semakin cantik malam ini. Beruntung Arza masih bisa membatasi diri dan selalu mengingat pesan sang bunda, meskipun berulang kali Luna mencoba menggoda. Rasa cintanya pada Luna, membuat Arza menghormati gadis itu. Ia
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status