Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Benih Papa Sahabatku: Chapter 381 - Chapter 390

421 Chapters

Bab 242. Jemput Cewek

"Ya enggak juga. Cuma zaman sekarang mesti hati-hati kalau mau nolong orang apalagi malam-malam gini takutnya kamu dijebak orang. Pura-pura digangguin padahal mau gangguin," terang Gilang tak ingin Axel salah paham padanya. "Hahahhaah ... Enggak lah, Bang. Abang ini kenapa jadi suka suuzhon? Tenang aja, Bang. Gini-gini kan aku mantan geng motor. Aku tau mana orang yang pura-pura, mana yang emang nyata. Abang lihat sendiri kan? Enggak ada luka padahal yang kuhadapi dua orang berbadan kekar. Hahaha .... " Axel sengaja menyombongkan diri di depan Gilang. "Paling juga kamu kasih uang. Iya kan?" Gelak tawa Axel seketika redup, menggaruk kepala yang tak gatal. Gilirian Gilang yang tertawa lepas. "Emang paling benar, melawan orang dengan uang. Pasti langsung luluh. Hahahah ....""Ya elah ketauan lagi. Mau bagaimana lagi, Bang? Mereka badannya gede-gede banget. Aku juga khawatir itu cewek kenapa-napa. Ya udahlah, dari pada ribet, mending kasih duit aja. Hahahhaa ....""Huh, dasaarrr ...."
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 243. Hai!

Ferry Darmantyo sangat terkejut mendengar nama yang tak asing di telinga. Kedua matanya membeliak tak percaya dapat bertemu dengan keturunan keluarga Bragastara. Masih ingat betul, kebaikan Daniel dahulu padahal jelas-jelas Daniel mengetahui jika dirinya adalah suami sirri mantan istrinya. Dan lagi, ibu kandung Ferry merupakan sahabat Daniel semasa sekolah dulu yakni Gauri. "Ya Tuhan, ka-kamu anaknya pak Daniel? Kamu anaknya Nyonya Namira?"Axel terhenyak. Rupanya ayah gadis yang ditolongnya semalam mengenal kedua orang tuanya. "Om, kenal dekat dengan kedua orang tua saya?"Ferry tersadar dari lamunan. Menarik napas agar tetap tenang. Sungguh, ia tak menyangka akan bertemu dengan keturunan Bragastara. "Ke-kenal dekat tidak. Tapi, saya mengenal mereka. Maaf, bukannya anak Pak Daniel dan Nyonya Namira sudah meninggal dunia?""Hah?" Kali ini Axel sangat terkejut. "Meninggal dunia? Kata siapa?" Axel sangat penasaran dengan ucapan Ferry. Keningnya mengkerut dan Axel merasa kalau ini mer
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 244. Baru Kenal Semalam

"Menepi di depan sana!" titah Cassandra pada kembaran Alea. Axel menolak, "Enggak bisa. Udah telat!" Sepeda motor itu melaju saat lampu hijau menyala. Begitu pula Cassandra, ia pun melajukan kendaraannya. Setelah melihat Axel berboncengan dengan gadis yang usianya sebaya, hati Cassandra sangat sakit. Entahlah, mungkin dia cemburu. Cemburu tanpa alasan.Sampai di depan gerbang sekolah Rina, Axel mengambil helm dari kepala gadis itu. "Tadi itu siapa?" tanya Rina penasaran. "Kenapa emangnya?""Cuma tanya aja. Kalau enggak dikasih tau juga, enggak apa-apa.""Namanya Cassandra. Dia udah aku anggap kayak kakak sendiri. Jangan cemburu," kekeh Axel percaya diri. "Eh, siapa yang cemburu? Enggak kok. Makasih ya, udah anterin aku.""Iya sama-sama. Pulangnya mau aku jemput enggak?""Enggak usah. Kayaknya ayahku mau jemput," jawab Rina yang sebetulnya tidak yakin."Ada belajar kelompok lagi enggak?""Kayaknya enggak.""Kayaknya mulu. Pastinya dong!""Enggak tau. Ya udah aku masuk dulu. Kamu j
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 245. Pokoknya Ikut!

Sekolah selesai, Alea kembali datang ke kelas kakaknya. Ingin memastikan kalau Axel pulang ke rumah, tidak keluyuran kemana-mana lagi. "Kak Axel!" Langkah kaki Axel yang sudah menapaki anak tangga belakang sekolah terhenti. Axel kesal karena tetap saja ketahuan adiknya. "Kakak kenapa lewat belakang sih?" tanya Alea berdiri di depan Axel. "Mau ngapain? Aku naik motor. Kamu pulang sana!""Bentar!" Alea menarik lengan Axel. "Kakak mau pulang ke rumah enggak?""Enggak." Axel melanjutkan langkah kakinya, menuju area parkir sepeda motor. Diikuti Alea yang terus saja memanggil nama Axel. "Gila lu ya, berisik tau enggak?" sentak Axel pada adik kandungnya. Membalikkan badan. "Kak, semalam Kakak pergi dari rumah lagi kan? Kakak semalam tidur di mana?"Axel menghela napas berat. Bukan Alea namanya jika Axel belum cerita yang sebenarnya. "Duduk sini!" Axel mengajak Alea duduk di teras belakang sekolah. Pandangan Axel lurus ke depan sebelum memulai cerita. "Aku mau tanya dulu. Setelah kamu
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 246. Takut Alergi?

Akhirnya Alea memutuskan ikut dengan Axel menemui orang tua Rina, gadis yang baru dikenal Axel semalam. Kendaraan yang ditumpangi Alea mengikuti motor yang dilajukan Axel hingga akhirnya sampai di depan gerbang sekolah Rina. Dari dalam mobil, Alea memerhatikan kakaknya yang membuka helm, berjalan masuk ke dalam sekolah Rina. Tidak berselang lama, Axel keluar gerbang berjalan beriringan dengan seorang gadis berhijab. Gadis yang terlihat sederhana. Axel menyerahkan helm pada gadis itu, lalu mereka melajukan kendaraannya. Alea menarik napas panjang. Dia memikirkan perasaan Cassandra jika Axel benar-benar mencintai Rina. Tapi, Alea juga tidak bisa memaksa kakaknya untuk mencintai Cassandra atau melarang mendekati Rina. Jika sampai Axel jatuh hati pada Rina, pasti ada sesuatu yang istimewa dalam diri gasi itu. Alea tahu betul, kalau Axel sulit untuk jatuh cinta. Bahkan seingatnya, selama ini Axel belum pernah bercerita tentang seorang cewek yang dicintai.***"Aku kan udah bilang, kamu
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 247. Belum Tukeran

"Bukan! Suuzhon mulu jadi orang! Heran!" gerutu Alea berjalan lebih dulu ke teras rumah sederhana milik Rina. Alea langsung duduk di kursi kayu depan."Eh, belum disuruh duduk, udah duduk aja! Enggak sopan! Berdiri!" hardik Axel pada adiknya yang mengibaskan telapak tangan pada wajah. "Capek, Kak ...." lirih, Alea menimpali Axel. Bibirnya maju beberapa centi. Tidak berselang lama, ibu kandung Rina keluar rumah bersama Rina. Axel dan Alea agak membungkukkan badan. "Nak Axel, terima kasih banyak udah anterin Rina pulang. Mohon maaf, jadi repotin Nak Axel terus, ya?" ucap Tina tak enak hati karena sudah dua kali Axel mengantar anak gadisnya apalagi sekarang Tina sudah tahu kalau Axel keturunan keluarga konglomerat. "Enggak repotin, Tante. Oh iya, kenalkan, Tante. Ini adik kembar saya. Namanya Alea Bragastara." Axel menoleh pada Alea, adiknya itu langsung menyodorkan tangan kanan lalu mencium punggung tangan Tina. Namun, Tina menarik cepat. "Maaf. Rasanya enggak pantes tangan saya d
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 248. Gelisah dan Bimbang

Setelah saling menukar nomor handphone, Alea dan Axel pamit pulang. Walau agak kecewa tapi yang dikatakan Alea ada benarnya. Bisa saja yang punya rumah tidak nyaman kalau mereka menunggu kepulangan ayahnya Rina. "Kak, enggak pulang ke rumah?" tanya Alea saat turun dari motor. "Pulang. Tapi, kapan-kapan. Hahahaha ...."Axel menjawab dengan kelakar. Alea mencebik kesal, tak banyak bicara. Dipikirnya, percuma membujuk Axel pulang kalau dirinya sendiri tak mau pulang. "Ya udah aku pulang duluan."Alea masuk ke dalam mobil, lalu kendaraan itu melaju meninggalkan Axel yang duduk di sepeda motor. Axel pun melajukan kendaraannya, menuju kos-an Gilang. Rencananya setelah mengganti pakaian, Axel mau ke cafe. Membantu Gilang di sana. Namun, saat tiba di kos-an, kedua mata Axel memicing, melihat Cassandra yang duduk di kursi depan rumah yang ditempati Gilang selama ini. Cassandra berdiri ketika motor yang dikendarai Axel masuk pekarangan. Bibirnya menyunggingkan senyum meski hati Cassandra s
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 249. Nyesek

"Eng ... Enggak, Xel. Aku lupa tadi mau tanya apa. Kamu sendiri mau ngomong apa?" jawab Cassandra tak bisa menyembunyikan sikap salah tingkahnya. "Aku cuma mau ngomong, kalau enggak ada yang mau Kakak omongin, aku mau ke cafe. Mau bantuin Bang Gilang," jawab Axel santai. Cassandra menganggukkan kepala, mengambil tas dari atas meja lalu berdiri. "Kalau kamu mau ke cafe, aku mau pulang. Nanti malam kamu mau tidur di kos an lagi?""Kayaknya iya. Dari pada di rumah, enggak bisa tidur semalaman. Yang ada, di sekolah aku ngantuk.""Hm ... nanti malam aku mau ke cafe kamu aja. Aku juga di rumah bosan. Eh, jangan-jangan nanti malam kamu mau ke rumah Rina?" Sengaja, Cassandra bertanya demikian. Axel terdiam sesaat, lalu menjawab, "Mau ngapain? Nanti malam juga bukak malam Minggu kali, Kak!"Cukup tersentak, Cassandra mendengar jawaban Axel. "Oh, iya ya. Nanti malam, malam Jumat. Jadi, Kamu mulai suka sama Rina, ya? Emang si Rina cewek idaman kamu?"Bukannya langsung menjawab, Axel justru g
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 250. Firasat Ibu

Cassandra tidak pulang ke rumah, ia justru ke rumah keluarga Bragastra, menemui Alea. Hanya Alea yang tahu perasaan cinta Cassandra pada Axel. "Kak, Sandra?" sapa Alea ketika melihat Cassandra berdiri di depan pintu kamarnya dengan kedua mata sembab akibat menangis sepanjang jalan dari kos-an Gilang sampai rumah Alea. Cassandra memeluk tubuh Alea, menangis dalam pelukan adik kembar Axel. Ia tak tahu lagi harus bagaimana. Benar-benar membingungkan. "Kak, kenapa? Kakak dimarahin tante Shella?" tanya Alea saat Cassandra melepaskan pelukannya. Cassandra menggelengkan kepala. Alea menyuruh masuk ke dalam kamar, mengambilkan segelas air, lalu menyodorkannya. Cassandra langsung meneguk air itu hingga setengah gelas. "Kak, kenapa? Ada apa? Kenapa Kakak sampe nangis begini?" Alea terlihat panik melihat kondisi Cassandra yang tak biasa. Ia mengambilkan sekotak tissue, menyodorkan pada Cassandra. Gadis itu biasanya selalu tampil ceria. Jarang sekali Alea melihat Cassandra menangis seperti
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 251. Bidadari Surga

"Bukan ketemu Axel aja, Ma ... cuma pengen nongkrong. Biasalah anak muda. Mama nih kayak enggak pernah ngalamin muda aja," elak Cassandra tersenyum miring, mengalihkan pandangan enggan membalas tatapan mamanya. Shella hanya menghela napas berat, membelai lembut rambut putrinya penuh kasih sayang. "Mama kangen sama kamu, Nak. Mama juga pengen denger ceritamu kuliah di LN. Mama akui, Mama yang salah. Harusnya ketika kamu ada di sini, Mama ada di rumah. Enggak kerja. Nemenin kamu selama liburan. Tapi, Nak ... apa kamu enggak bisa, malam ini kita ngobrol-ngobrol dulu?" Sebetulnya sejak kepulangan Cassandra, ingin sekali Shella meluangkan waktu untuk berbincang dengan anak kandungnya. Ia sekali mendengar keluh kesah dan keceriaan Cassandra selama di luar negeri sana. Namun, Shella tak bisa mengajukan cuti kerja meski pada suaminya sendiri, mengingat pekerjaan kantor sedang menumpuk. Cassandra yang sudah berhias dan mengenakan pakaian yang bagus, merunduk sebentar, tampak berpikir. "Ma,
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
43
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status