Semua Bab Benih Papa Sahabatku: Bab 481 - Bab 487

487 Bab

Bab 342. Sangat Menyesal

Friska terkejut mendengar perintah Hanif pada ibunya. Terkejut sekaligus terharu. Dia pikir, Hanif tidak peduli, Hanif lebih mementingkan ibu Ros dari pada dirinya. "Kamu ngomong apa, Hanif? Nyuruh Mama minta maaf sama dia? Sudah gila kamu?"Tentu saja ibu Ros tidak terima diperintah minta maaf pada menantunya. Seumur-umur dia tidak pernah minta maaf pada menantu apalagi menantu seperti Friska yang belum satu bulan dinikahi anaknya. "Aku enggak mau tau. Pokoknya Mama harus minta maaf pada Friska dan berjanji enggak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Kalau enggak---""Kalau enggak apa?" Kalimat menggantung Hanif dipertanyakan ibu Ros. Wanita tua itu tidak suka anaknya lebih membela Friska. Ibu Ros menatap tajam anak lelaki satu-satunya. "Kalau enggak, silakan Mama keluar dari rumah istriku. Sekarang juga pergi dari rumah ini!" usir Hanif tegas. Intonasi suaranya meninggi. Ia seolah lupa, wanita yang berdiri di hadapan adalah wanita yang telah melahirkannya. Kedua mata ibu Ros memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 343. Miss You

Dengan penuh kesedihan dan penyesalan, ibu Ros keluar dari rumah Friska. Sedikit pun ia tak menduga jika akan berakhir seperti ini. Ia pikir, Friska bisa dikendalikan. Bisa diperintah seenaknya ternyata tidak. Hanif juga sekarang sama. Lelaki itu lebih membela Friska dari pada dirinya sendiri. Di dalam taksi, air mata ibu Ros tak juga berhenti. Ia menangis tersedu-sedu. Mengingat sikap Hanif yang berubah. Telah berani membentak dan mengusirnya. Ingatannya kembali melayang pada sosok Nida. Meski sering disakiti hatinya, Nida tidak pernah berkata kasar apalagi sampai membentaknya. Nida seorang gadis yang santun. Hanya karena dia tidak terlalu sering memberi ibu Ros uang dan tidak dapat memberikan keturunan pada Hanif, Ibu Ros tega menyuruh Hanif berselingkuh hingga menceraikan Nida. Sekarang ibu Ros terkena batunya. Friska yang dinilai baik dan loyal dalam keuangan ternyata sebaliknya. "Sungguh, sakit nian hatiku," desis ibu Ros diiringin deraian air mata.Taksi telah memasuki halama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 344. Bandara

Cassandra langsung mematikan sambungan telepon. Ia terkejut mendengar Axel mengungkapkan kalimat itu. Terkejut sekaligus malu. Hatinya berharap, semoga saja Nida tidak mendengar ucapan Axel. "Kok dimatiin?" Nida semakin penasaran dengan sikap Cassandra. "Apa ucapan Axel menyakitimu, Sandra?" sambung Nida yang ditanggapi gelengan kepala. "Enggak kok, Kak. A-aku cuma lagi berusaha jaga jarak. Nanti di LN juga aku mau ganti kartu. Kalau aku dan Axel masih komunikasi, aku takut ... eu ... takut perasaanku kumat lagi, Kak."Cassandra berterus terang. Kini, ia tak merasa canggung lagi pada Nida. Kakak sambungnya itu telah membuat Cassandra nyaman bercerita. "Ya udah terserah kamu. Aku percaya kalau sekarang kamu udah besar, udah tau mana yang mesti diprioritaskan, mana yang yang dikesampingkan."Perkataan Nida membuat Cassandra bernapas lega. Gadis itu tersenyum, menganggukkan kepala. Setelahnya, tak ada lagi yang dibicarakan. Handphone Cassandra sudah dinon-aktifkan. *** "Sial! Kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 345. Melupakannya

"Ayo berangkat!" ajak Axel yang sudah rapi mengenakan seragam sekolah. Baru saja Alea menyudahi menerima telepon dari Nida, Axel sudah keluar dari dalam kos-an Gilang. Alea menggendong tas ransel, berdiri dan pamit pada Gilang yang masih di dalam kos-an. "Mau berangkat sekolah sekarang, Lea?""Iya, Bang. Aku sama kak Axel pamit ya? Assalamualaikum.""Waalaikumsalam. Hati-hati.""Iya, Kak."Axel yang lebih dulu masuk ke dalam mobil, wajahnya ditekuk. Terlihat sekali suasana hatinya sedang tak baik. Alea membiarkan kakaknya tercenung. Mungkin nanti kalau suasana hati Axel sudah lebih baik, barulah Alea menyampaikan pesan Nida. Sepanjang jalan, tidak ada yang bicara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai di area parkir, Alea berkata. "Nanti jam istirahat kita ke kantin bareng yuk, Kak?" ajak Alea riang. "Enggak janji." Tanggapan Axel justru ketus. Bibir Alea seketika mengerucut. Turun dari mobil dengan wajah cemberut. Axel berjalan lebih dulu daripada adiknya. Alea tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Nab 346. Alasan Utama

"Kak, kalau lagi emosi, jangan ambil keputusan. Nanti Kakak nyesel," tegur Alea memegang lengan kakaknya. Axel benar-benar kesal dan muak. Kenapa disaat ia sudah berani mengungkapkan perasaan cintanya, Cassandra justru menghindar? Padahal jelas-jelas gadis itu pun memiliki perasaan yang sama. Axel mengusap wajah kasar. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana? Hatinya hancur ketika mendengar permintaan Cassandra. Mana bisa, Axel tidak menghubungi gadis itu sedangkan kerinduan setiap harinya memenuhi hati?Sesaat, Axel mulai menyesali keputusannya untuk mengungkapkan perasaan cinta pada Cassandra. Kalau tahu seperti ini, lebih baik mereka bersahabat saja. Dengan begitu, Axel akan tetap bisa melihat wajah cantik Cassandra. Masih tetap mendengar suara riang Cassandra. Kalau sekarang?"Ya terus aku harus ambil keputusan bagaimana? Maksa dia supaya tetap berkomunikasi denganku?" sorot mata Axel tajam menatap adiknya. "Enggak mungkin kan, Lea?" sambung Axel menyandarkan tubuh sambil bers
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 347. Semoga Lancar

"Ya terus masalahnya apa? Memangnya kenapa kalau Cassandra bapaknya supir angkot? Itu kan pekerjaan halal," timpal Arfan mengerutkan kening heran. Alea mengedikkan kedua pundak. "Aku juga enggak tau. Enggak ngerti pola pikir mama kayak gimana. Padahal ayah kandung Kak Sandra udah meninggal dunia.""Hah? Ayahnya Kak Sandra udah meninggal?""Iya.""Lah, kalau begitu lebih aneh lagi. Mama kamu kayaknya cuma cari alasan saja, Lea. Mungkin mamamu punya calon gadis lain buat Axel."Kedua mata Alea membeliak. Mengerjap, menatap Arfan. "Masa iya sih? Siapa?""Aku juga enggak tau. Ya udah, kita masuk kelas. Sebentar lagi bel masuk," ajak Arfan. Mereka berjalan cepat menuju kelas. Sepanjang jalan menuju kelas, Arfan dan Alea banyak berbagi cerita. Keduanya semakin terlihat akrab dan dekat. Mungkinkah suatu hari nanti, Arfan akan menjadi belahan jiwa Alea?*** Setelah memastikan pesawat Cassandra sudah terbang, Nida bergegas pulang ke rumah. Ia ingin masuk kantor meski awalnya berniat libur d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

Bba 348. Jangan Bikin Keributan!

Meeting selesai. Nida sangat bersyukur karena tander dimenangkan oleh perusahaan Bragastara. Proyek Perumahan Cluster untuk daerah Jakarta Selatan telah resmi dipegang oleh perusahaan yang saat ini dipimpin Bianca. Meski agak malu, Bianca tetap mengucapkan terima kasih pada Nida. Presentasi serta denah cluster yang dibuat Nida dengan tim, memang sangat luar biasa. Bianca dan Evan tak menyangka, presentasi Nida tadi sangat mengesankan. Runtut dan mudah dimengerti. "Terima kasih atas kerja keras kamu dan presentasinya. Nanti Tim kamu akan kami beri bonus lima belas persen dari keuntungan proyek ini. Kamu tenang saja," janji Bianca pada Nida yang sedang merapikan berkas. "Iya, Kak. Terima kasih. Tim kami pasti sangat senang mendengarnya. Cuma kalau boleh, aku yang turun langsung ke lapangan. Aku ingin melihat lokasi serta pembangunannya. Aku enggak mau, masalah yang sering terjadi, terjadi lagi. Ya misalnya, pasokan bahan material yang enggak sesuai hingga ada beberapa konsumen yang ko
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
444546474849
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status