Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Chapter 401 - Chapter 410

All Chapters of Benih Papa Sahabatku: Chapter 401 - Chapter 410

421 Chapters

Bab 262. Jenguk

"Xel dengerin aku. Kalau kamu terus saja memikirkan masalah itu, masa lalu mereka. Hidupmu enggak akan tenang. Menurutku, terpenting ibu Bianca dan pak Evan telah merawatmu dan Alea dengan baik. Terlepas mereka mengklaim sebagai orang tua kandung kalian atau bukan. Aku yakin, di balik sifat egoismu, keras kepalamu, sebetulnya kamu sangat merindukan kenyamanan di rumah itu. Kamu tau enggak, kenapa kamu enggak bisa tidur di sana? Ya karena itu! Kamu masih menyimpan kebencian dan dendam pada ibu Bianca dan pak Evan."Panjang lebar, Gilang berbicara. Ia tak peduli, jika akhirnya Axel akan marah padanya atau tidak. Gilang hanya merasa kasihan pada Alea yang beberapa menit lalu meneleponnya sambil menangis. Memintanya agar mau menasehati Axel. Kembaran Alea itu tak langsung menjawab, ia tampak berpikir. "Ya udah, kamu pikirin dulu dah. Kamu tenangin hatimu dulu. Aku mau keluar dulu." Axel membiarkan Gilang keluar ruangan. Memang yang dikatakan Gilang dan Alea tidak sepenuhnya salah. Mere
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 263. Akan Pergi Selamanya

Axel dan Alea memutuskan ke rumah sakit selepas salat Ashar. Sekitar jam empat sore. Axel sengaja mengemudikan mobilnya sendiri. Mereka hanya berdua, tidak diantar supir pribadi. "Lea, coba kamu telepon kak Sandra dulu. Dia ada di rumah enggak?""Oke."Tanpa membantah, Alea yang duduk di samping kemudi, mengeluarkan handphone. "Nanti di rumah sakit jangan lama-lama. Selepas salat Magrib kita ke rumah Kak Sandra. Takut kemalaman," sambung Axel lagi. "Iya."Alea menunggu panggilannya diangkat Cassandra. Tidak berselang lama, suara di seberang terdengar setelah Alea mengucapkan salam."Gemma Shella, ya?" terka Alea saat menyadari yang mengangkat teleponnya adalah wanita yang telah melahirkan Cassandra. Gemma yang artinya Grandma atau nenek. Axel menoleh, menyipitkan kedua mata. "Iya, Alea. Cassandra-nya lagi sakit.""Hah? Kak Sandra sakit? Sakit apa, Gemma?" Axel yang mendengar kondisi Cassandra langsung menoleh. Memberi isyarat pada kembarannya agar meloudspeaker handphone. Alea me
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 264. Aku Tunggu

"Kak ...." panggil Alea bersedih lagi. "Xel, jangan bilang gitu. Tante enggak apa-apa," ucap Nida memegang lengan Axel. "Enggak, Tante. Mama udah keterlaluan. Mama pikir aku enggak tau, kalau Mama menghina bang Gilang. Aku tau, Ma. Sekarang Mama bisa-bisanya menuduh tante Nida kayak gitu. Ingat, Ma! Yang punya hati bukan Mama doang. Tante Nida, Alea, aku juga punya hati. Kenapa sih, Ma? Sekarang kalau ngomong enggak dijaga. Kenapa enggak introspeksi diri?"Axel meluapkan emosinya. Alea merunduk, memegang lengan Nida. Di sana, Nida tampak serba salah. Satu sisi, dia merasa bersalah namun sisi lain hatinya lega karena Axel dan Alea sudah mengetahui siapa orang tua kandung mereka. Tenggorokan Bianca tercekat, kepalanya merunduk, air mata membasahi wajah. Ia menyeka, menarik napas panjang, lalu menatap lekat Nida yang tak berani membalas tatapannya. "Nida, aku ... a-aku minta maaf. Maaf, ucapanku menyakitimu."Nida mendongak, baru berani membalas tatapan Bianca. Ketidakberanian Nida m
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 265. Merasa Dipermalukan

Masuk ke dalam mobil, Nida menumpahkan tangisan. Ia menangis tersedu-sedu. Stir mobil basah oleh air matanya. Sungguh, Nida tak menyangka jika Bianca menuduh iri padanya. Sedikit pun tidak ada perasaan itu. Belum lagi, Bianca yang menyebutnya wanita mandul. Sakit, sakit sekali hati Nida. Sepersekian menit Nida menumpahkan kesedihannya di dalam mobil. Tidak mungkin ia menangis di rumah. Sekarang prilaku Hanif tidak seperti dulu lagi. Nida merasa, Hanif mulai terpengaruhi ucapan ibu Ros. Wanita yang menjadi ibu mertua Nida. Setelah meluapkan rasa sedihnya, barulah Nida melajukan kendaraan. Meninggalkan area parkir rumah sakit. Kini, Nida merasa seorang diri lagi. Dia pikir, Bianca masih seperti dulu, sudah memaafkan kesalahannya atas perbuatan Nida yang membongkar rahasia tentang siapa kedua orang tua kandung Axel dan Alea. Justru Nida semakin merasa kalau Bianca amat sangat membencinya. Tidak ada yang bisa dilakukan seorang Nida, selain mengalah dan berdiam diri. Jika Nida memiliki
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 266. Pesan Mesra

"Untungnya apa aku mempermalukanmu?" Bukan Nida ingin melawan, tetapi dia sudah lelah disalahkan dan disudutkan. Disalahkan Hanif, Ibu Ros dan Bianca. Semua orang yang dekat dengannya, selalu saja menyalahkan dirinya. Nida lelah, sangat lelah. "Ya terus, tadi kenapa kamu bilang masih kurang nafkah dari aku, Dek? Kamu bisa kan, alasannya karena bosan di rumah terus, bosan jadi ibu rumah tangga. Makanya kamu kerja. Bisa kan bilang gitu?" tandas Hanif dengan emosi yang tak bisa dia kontrol lagi. Dia merasa gengsi dibilang demikian oleh Nida. Nida memejamkan kedua mata, menghela napas berat. Lalu, menatap lekat suaminya yang berdiri di hadapan. Nida pun berdiri, mensejajarkan tubuh pada Hanif. "Dia yang bilang duluan, apakah pemberian dari suamimu kurang? Ya aku bilang apa adanya. Nyatanya emang kurang, kan? Kenapa? Kamu mau belain dia? Kamu mau nyuruh aku minta maaf? Iya?" tantang Nida. Emosinya tak bisa dikendalikan lagi. "Nida!" sentak Hanif yang tak biasanya. "Kenapa kamu jadi ber
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 267. Sakit Kok Makin Cantik?

Tanpa disadari, pesan yang dikirim Friska membuat Hanif terenyum. Aliran darahnya mengalir terasa panas. Bayangan Friska yang mengenakan pakaian cukup terbuka dan wangi parfum yang menyengat membuat bayangan wanita itu sulit terhempas. Hanif akui, Friska pun semakin canti dan ... seksi. Hanif menelan saliva, tangannya gemetar membaca pesan yang menurutnya mesra. "Hei, kok enggak dibalas? Apa kamu lagi nunggu aku kirim gambar sedang di toilet? Pesan Friska kembali masuk. Jakun Hanif naik turun. Selang beberapa detik, foto Friska muncul dengan pose hanya mengenakan handuk sebatas dada sembari menggigit bibir bawah. Kedua mata Hanif membeliak, segera menghapus foto tersebut. Dengan tangan gemetar, ia membalas pesan Friska. "Ada istriku." Hanya dua kalimat itu yang diketik Hanif. Kepalanya menoleh pada Nida yang terbaring memunggungi. Hanif menunggu balasan Friska. "Oke, Sayang. Besok pulang ngajar, aku pengen ketemu kamu, ya? Kamu bisa 'kan?" Hanif langsung membala
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 268. Terlalu Cantik Dan Mempesona

"Kamu ngomong apa, Xel?" Cassandra yang mendengar samar-samar ucapan Axel membalikkan badan. Axel tergagap, mengusap tengkuk dan meringis. "Enggak ngomong apa-apa. Emang tadi aku ngomong apa?"Sementara Alea, gadis itu mengulum senyum melihat tingkah Axel dan Cassandra. Yang satu butuh kejelasan, yang satu lagi tukang ngeles. "Ya enggak tau, tadi kan aku nanya. Udahlah, lupain! Kalian mau minum apa?" tanya Cassandra mengalihkan pembicaraan. Padahal dia dengar apa yang dikatakan Axel itu hanya saja Cassandra ingin mendengar lagi. "Kopi aja, Kak. Kak Axel mau minum kopi juga?""Iya boleh."Cassandra menganggukkan kepala, masuk ke ruangan lain. "Hem, gengsi mulu. Gimana mau mengungkapkan cinta," sindir Alea pada kakaknya. Axel menempelkan jari telunjuk ke depan bibirnya. "Ssstt ... jangan berisik! Aku enggak mau Kak Sandra salah paham lagi," tegur Axel sambil melotot. Sesekali melongok ke ruangan lain, khawatir Cassandra kembali dan memergoki obrolan mereka. "Nyantai aja sih, Kak."
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 269. Serius?

Alea dan Cassandra tergelak mendengar pujian Alex. Raut wajah Cassandra memerah karena malu. Begitu pula Axel. Meski malu, tapi hatinya terasa lega. Cassandra menarik napas panjang, berusaha bersikap biasa-biasa saja. "Kamu pasti bohong. Kalau pengen bahagiain orang, enggak perlu berbohong, dosa tau!" kilah Cassandra menepis pujian tulus yang diucapkan Axel. "Aku enggak bohong. Aku serius. Dari dulu kamu emang ... emang begitu. Di mataku selalu mempesona."Axel semakin berani mengungkapkan kekagumannya pada Cassandra. Alea yang mendengar kejujuran kakaknya hanya melipat bibir, membiarkan kedua manusia itu berbicara. "Masa sih?" Cassandra tetap biasa-biasa saja. Dia bersukur karena bisa mengendalikan rasa gugupnya di depan Axel dan Alea. "Serius, Kak. Aku udah lama sekali menganggumimu. Cuma ...." Axel menjeda kalimat. Kepalanya merunduk. "Cuma apa?" Cassandra mendesak. Sementara Alea tetap tersenyum tanpa bicara sepatah kata pun. Tak masalah ia seperti nyamuk. Yang penting, kaka
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 270. Apakah Sudah Menggoda?

Bibir Axel tersenyum membaca sederet kalimat yang dikirim Cassandra. "Isi pesannya apa, Kak?" Alea penasaran, mendekatkan diri pada Axel. "Eh, rahasia!" ujar Axel memasukkan handphone ke dalam saku. Kali ini saku celana supaya adiknya tidak berani merebut. "Dih, pelit amat? tau gitu, tadi aku buka aja pesannya langsung," gerutu Alea kecewa. Tidak diberitahu kakaknya. "Lea, makasih banyak. Kamu kemaren malam udah kasih solusi, mau dengerin ceritaku. Makasih banyak. Kalau kamu kayak gitu, aku jadi ngerasa punya adik yang berguna."Senyum yang sebelumnya terlihat dibibir Alea, seketika lenyap."Eh, emang kemarin-marin aku enggak berguna?" Alea bertanya nyolot. Kesal pada kembarannya. "Hahahaha ... biasanya enggak. Sekarang alhamdulillah berguna. Terima kasih.""Ck, ngeselin. Iya sama-sama."Kendaraan yang ditumpangi Alea dan Axel sudah memasuki halaman rumah keluarga Bragastara. Keduanya masuk dan langsung ke kamar masing-masing. Alea ingin segera istirahat. Sangat lelah. Sedangkan
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 271. Di Hotel Saja

"Hahahaha ... tentu saja sudah, Tante ... aku udah menggodanya melalui chat dan kirim fotoku yang hanya mengenakan handuk sebatas dada. Hahahahah ...." Friska tertawa lepas. Sangat bahagia jika mengingat chat-nya semalam pada Hanif. Kedua mata ibu Ros membeliak mendengar jawaban wanita yang diinginkannya menjadi menantu itu. "Kamu serius, Friska?" Tampak tak percaya mendengarnya, ibu Ros kembali bertanya untuk meyakinkan. "Serius, Tante. Nanti siang juga aku dan Hanif akan bertemu. Tante tenang aja, Hanif pasti akan jatuh dalam pelukanku dan mengusir wanita mandul itu."Kali ini Ibu Ros yang tertawa mendengar rencana Friska. Sebentar lagi keinginannya akan terpenuhi. Nida akan diceraikan Hanif dan Friska akan dinikahi. "Bagus, Friska. Tante sangat bersyukur bertemu sama kamu lagi. Kamu emang wanita yang hebat, wanita yang cantik. Dari awal Tante yakin, Hanif pasti tergoda sama kamu. Ya ampun, Friska ... Tante sangat senang.""Terima kasih, Tante. Jujur saja, sampai sekarang aku ma
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
PREV
1
...
383940414243
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status