Semua Bab Benih Papa Sahabatku: Bab 421 - Bab 430

483 Bab

Bab 282. Menemukan Bukti-Bukti

"Minumannya udah datang..., " seru Alea membawa tiga cangkir kopi. Dua cangkir berisi kopi, satu cangkir berisi teh manis. Alea meletakkan cangkir teh manis di depan Arfan. "Makasih, Lea." "Sama-sama. Diminum dulu tehnya biar semangat!" kata Alea menarik kursi yang tak jauh dari jangkauan. Ketiga anak muda itu langsung fokus pada layar laptop yang biasa digunakan Axel. Sebelum meretas, Arfan ingin tahu lebih dulu akun Hanif. "Kayaknya Pak Hanif enggak terlalu aktif di media sosial yang ini. Nih kalian lihat!" Arfan menyodorkan layar laptop ke hadapan Axel dan Alea. Saudara kembar itu duduk berdekatan. "Enggak bisa di cek DM -nya?" tanya Axel menoleh pada Arfan. "Bisa. Sebentar, aku coba lagi." Kali ini cukup lama, Arfan berkutat di depan laptop. Arfan begitu lincah mengoperasikan teknologi. Alea yang baru melihat kemampuan Arfan secara langsung, sampai dibuat kagum. Tanpa disadari, Alea tersenyum sembari memandang wajah Arfan yang cukup tampan. Axel yang semula memandang l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 283. Supaya Bisa Nikah Lagi

Setelah Arfan pamit, Bianca datang menemui Axel dan Alea yang masih berada di luar rumah. "Kalian ngapain di luar?" tanya Bianca memandang Axel dan Alea bergantian. "Kami habis ngerjain tugas. Alhamdulillah sekarang udah selesai. Misi, Ma." Axel menjawab sekaligus meninggalkan Bianca yang masih tertegun di luar rumah. "Ma, aku juga mau ke kamar. Mau istirahat," ujar Alea. Namun, Bianca mencekal pergelangan tangan gadis itu. "Mama ingin bicara. Duduklah!""Iya, Ma."Jelas saja Alea tak bisa menolak perintah anak sulung Daniel itu. Keduanya duduk di kursi teras depan rumah. "Apa kamu tau, alasan Hanif menceraikan Nida? Apa karena Nida mandul?"Sungguh kata mandul sangat tak enak didengar. Jika Nida mendengarnys pasti tersinggung. "Ma, tante Nida enggak mandul. Tolong jangan sebut dia mandul. Enggak ada dokter yang menyatakan tante Nida mandul. Rahim tante Nida baik-baik aja kok, aku pernah baca surat keterangan dari dokter," jelas Alea menyanggah pemikiran Bianca tentang kondisi r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 284. Berceritalah!

"Ya Allah, Kak Bian kok mikirnya gitu? Aku pergi kerja bukan karena happy tapi karena enggak mau meratapi apa yang udah menimpa rumah tanggaku. Kak Bian jangan asal nuduh. Mana ada aku dekat dengan pria lain?" Wajar saja jika reaksi Nida marah. Bianca keterlaluan. Bukannya bersimpati atas yang menimpa rumah tangga Nida, justru menuduh yang bukan-bukan. "Kamu kok marah sih? Aku kan cuma nanya. Kalau kamu enggak merasa ada pria lain, ya udah enggak usah marah," elak Bianca tak mau disalahkan. Membuang wajah ke arah lain, enggan bersitatap dengan Nida. "Terus kedatangan Kak Bian ke sini mau ngapain? Mau ngejek aku? Karena aku sekarang udah diceraikan mas Hanif?" Intonasi suara Nida masih meninggi. Ia tahu, berubahnya sikap Bianca sekarang ini karena ia telah membongkar rahasia yang bertahun-tahun ditutup rapat oleh Bianca dan Evan. "Aku ke sini cuma pengen tau aja. Ya udah, aku mau ke kantor sekarang!" Tanpa menunggu tanggapan Nida, Bianca berjalan ke mobil, masuk lalu mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 285. Loyo

"Maaf, Ma. Bukan aku enggak mau cerita. Masalahnya aku juga enggak tau alasan mas Hanif tiba-tiba menceraikan aku." suara Nida kali ini terdengar bergetar. Kesedihan mulai terlihat dari raut wajahnya. "Bukan karena disuruh ibu mertuamu, Nida?" Shella masih berpikir kalau ibu Ros yang menjadi penyebab perceraian Nida dan Hanif. "Aku enggak tau, Ma. Mas Hanif diam saja waktu aku tanya alasan dia menceraikanku. Mungkin karena aku belum ngasih anak. Mungkin karena ada wanita lain. Aku enggak tau."Sebulir air mata akhirnya lolos, membasahi wajah Nida. Sekuat-kuatnya Nida pasti akan menangis. Berumah tangga dengan Hanif bukan waktu yang sebentar. Bertahun-tahun lamanya. Kini kandas tanpa kejelasan. Shella berdiri, mendekati Nida dan memeluk tubuh anak kandung Dania dan Yuda itu. "Ya Allah, Nak... Kenapa nasibmu seperti ini? Menjadi janda diusia muda pasti sangat berat. Mama pernah mengalaminya. Tapi kamu harus sabar, harus ikhlas. Mama yakin, kamu bisa melewati fase ini, Nida."Tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 286. Kamu Istriku

Hanif tercengang mendengar pengakuan yang disampaikan Friska. Sedikit pun Hanif tidak berpikir kalau kekuatannnya di kamar hotel itu karena pengaruh obat kuat. Dia pikir, burungnya kuat sendiri bukan karena pengaruh obat-obatan. "Kamu lancang sekali masukin obat kuat ke minumanku?" sentak Hanif emosi. Sekarang ia merasa dijebak. Hari pertama menikah, bukannya diliputi kebahagiaan justru mereka bertengkar, saling kecewa. Hanif kecewa karena merasa Friska menjebaknya. Friska kecewa karena burung Hanif ternyata lemah. "Lancang? Kamu bilang lancang? Harusnya kamu itu sadar diri! Ngaca! Masih untung bisa merasakan kenikmatan melalui obat kuat itu. Sekarang aku enggak mau tau, kamu harus beli obat itu di apotek! Cepat! Kamu harus memuaskanku selama 24 jam. Cepaaatt!"Friska yang sudah diselimuti gairah berteriak histeris. Baru kali ini ia merasa kecewa dengan lelaki dalam hal bercinta. Kedua tangan Hanif mengepal kuat. Dia juga baru kali ini dibentak seorang istri. Baru kali ini disuruh-
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 287. Bukti Perselingkuhan

Tubuh Friska bergetar hebat mendengar ancaman yang diucapkan Hanif. Dia pikir Hanif seorang lelaki yang bisa diperintah seenak jidatnya ternyata pemikiran Friska salah besar. Hanif bagai Singa yang diam dan sebentar lagi akan menerkam. "Iya. Aku akan ingat kalau kamu adalah suamiku. Aku mau beli obatnya dulu." Friska melepaskan rengkuhan kedua tangan Hanif dari pinggangnya lalu melenggang keluar kamar. Ia ingin cepat-cepat menghindari dari lelaki sakit jiwa itu. Ya, sekarang Friska menganggap Hanif sakit jiwa. Lelaki tempramental, lelaki bajingan dan tidak punya hati. Belum satu jam menikah tapi sudah melakukan KDRT. Hanif menarik napas panjang, mengusap wajahnya kasar. Memandangi telapak tangannya yang menampar Friska berulang kali. Seumur hidup, baru sekarang ia melayangkan tamparan pada orang lain terutama pada wanita. "Tanganku enggak salah justru sudah sangat tepat karena menampar wanita kurang ajar pada suaminya. Friska sangat kurang ajar, berani membentakku, menghinaku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 288. Terima Kasih, Cantik

"Xel, Lea, kalian dapat ini semua dari siapa? Kalian jangan nuduh sembarangan."Nida tak ingin kedua keponakannya itu dianggap menuduh Hanif. "Tante lihat dulu buktinya! Kami enggak nuduh sembarangan," tukas Axel memandang lekat Nida. "Iya, Tante. Itu akurat kok. Aku dan Axel nyuruh Arfan buat ngeretas WA om Hanif," seloroh Alea meyakinkan Nida kalau bukti yang disodorkan bukan semata menuduh. "Apa? Kalian sampai menyadap WA mas Hanif?" Nida tak percaya jika Axel dan Alea seberani itu. Bagaimana jika Hanif menyadari? "Tante tenang aja, semuanya akan aman. Kami cuma penasaran aja, kenapa om Hanif menceraikan Tante tanpa mengatakan alasannya? Dan ternyata alasannya dia selingkuh! Tante bisa lihat riwayat chat dia dengan wanita murahan itu," tukas Axel sengit. Tak dapat menahan emosi yang bergejolak. Ia tak suka kebohongan dan ketidaksetiaan. Nida berdiam diri, masih belum berani melihat riwayat chat WA suaminya dengan Friska yang di print. Ia terharu, karena Axel dan Alea begitu pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab 289. Impossible

Axel mempersilakan Cassandra masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan beriringan. Cassandra bersikap biasa sedangkan Axel sedikit salah tingkah. Sesekali Axel mencuri pandang. Ketika pandangannya beradu dengan Cassandra, ia tersenyum dan memalingkan wajah malu-malu. "Kita ke ruang makan aja. Di sana ada Alea. Kamu sekalian ikut makan," ajak Axel ketika hendak masuk ruang makan. "Enggak ah, Xel. Aku udah kenyang. Aku tunggu kalian selesai makan di sini aja, ya?" pinta Cassandra pada lelaki yang telah lama dicintai. "Beneran nih, kamu enggak mau makan? Kali aja mau nyuapin aku," ucap Axel diakhiri melipat bibir. Cassandra mengulum senyum tersipu malu. "Jangan gitulah ... Kalau kamu kayak gitu, aku kan jadi pengen cepet-cepet kamu halalin," canda Cassandra membuat wajahnya merona merah. Kedua mata Axel membeliak, lalu tertawa renyah. "Ya udah kamu tunggu di sini dah! Dari pada aku disuruh nikahin kamu sekarang, mana sangguuupp... Hahhahaha.... " derai tawa Axel diiringi Cassand
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab 290. Harus Tahu

Axel bergegas menuju kamar. Mengambil beberapa lembar kertas yang berisi riwayat chat antara Hanif dan Friska. Bahkan di chat itu pula terdapat foto mesum wanita selingkuhannya. "Ma, aku dan kak Axel enggak bohong. Kami juga enggak nuduh sembarangan. Om Hanif memang terbukti berselingkuh," tandas Alea tegas. Cassandra yang duduk di samping Alea, mengusap punggung gadis itu agar lebih tenang. Bianca yang duduk di sofa lain, mengembuskan napas, memandang lurus ke depan. Hatinya tetap yakin jika Hanif tidak mungkin berselingkuh. "Emangnya kalian dapat bukti dari mana kalau Hanif selingkuh? Kalian lihat sendiri?" tanya Bianca seolah menantang Alea dan Cassandra. Cassandra hanya diam. Dia pun belum melihat bukti perselingkuhan Hanif yang dikatakan si kembar itu. "Ini, Ma! Mama bisa lihat riwayat chat WA om Hanif dengan wanita bernama Friska," ujar Axel yang sudah berdiri di samping Bianca. Wanita yang tak kunjung diberi keturunan itu mengerutkan kening, melihat riwayat chat yang sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 291. Akan Hancur

Usai mandi, Nida bergegas ke rumah keluarga Hanif. Ia ingin menunjukan bukti perselingkuhan antara Hanif dengan mantan kekasihnya dulu. Kali ini Nida tidak mau disudutkan dan disalahkan atas kehancuran rumah tangganya. Bukan Nida yang salah tapi Hanif. Tiba di halaman rumah ibu Ros, Nida mematikan mesin mobil. Rumah yang pernah direnovasi menggunakan uang Nida. Uang tabungannya. Saat itu, ibu Ros berkata padanya ingin merenovasi rumah. Ia ingin Nida membantu tanpa sepengetahuan Hanif. Nida pun menyetujui. Dia pikir, ibu Ros akan berbaik hati padanya. Sikapnya akan baik dan perhatian. Ternyata tidak. Setelah renovasi rumah selesai, sikap ibu Ros dan kedua adik Hanif tetaplah sama. Tetap menganggap Nida wanita yang pelit, yang tidak bisa memberikan keturunan untuk Hanif. Mengingat semua itu, Nida menarik napas panjang, beristighfar, berusaha tetap ikhlas. Nida keluar dari mobil, melenggang ke depan pintu rumah. Di dalam tas, terdapat print-an bukti riwayat chat antara Hanif dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4142434445
...
49
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status