Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Benih Papa Sahabatku: Chapter 371 - Chapter 380

421 Chapters

Bab 232. Cantik Belum?

Gilang masuk ke dalam cafe dengan gontai. Sedikit pun ia tak menduga jika Bianca merendahkan dirinya padahal mereka sudah saling mengenal satu sama lain. "Lho, Bang. Kok cepat amat ke toko bukunya?" tanya Axel heran, melihat Gilang masuk ke cafe lagi. Gilang tersenyum miring. "Enggak jadi. Alea udah pulang."Axel mengerutkan kening, menatap Gilang lekat. Hatinya merasa ada yang aneh, seperti telah terjadi sesuatu. "Itu kan buku penting banget buat dia ngerjain tugas.""Enggak tau, Xel. Kamu sekarang istirahat gih! Biar Abang yang ngerjain." Gilang menggantikan posisi Axel sebagai barista. Beberapa pesanan kopi belum dikerjakan Axel. Ia menyelesaikan pesanan itu. Axel masuk ke privat room, menghubungi Alea. Entah mengapa, Axel merasa ada yang tak beres, mengingat raut wajah Gilang berubah masam, tidak ceria seperti biasanya. "Hallo, Kak?" Suara Alea terdengar. "Kamu sama Bang Gilang enggak jadi ke toko buku?" selidik Axel pada kembarannya. Alea yang masih di perjalanan mendengus
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 233. Ikut

Tok, tok, tok"Lea, buka pintunya atau mau aku dobrak?" Suara Axel kembali terdengar. Kali ini intonasi suaranya lebih meninggi, terdengar emosi. "Tuh, Kak! Kak Axel udah ngambek! Mau aku yang buka pintunya?" ujar Alea membeliakan kedua mata pada Cassandra. "Jangan! Biar aku aja yang buka pintunya. Kamu cepetan ganti baju!" Cassandra berjingkat turun dari tempat tidur. Sedangkan Alea, masuk ke ruang ganti.Sebelum membuka pintu, Cassandra menarik napas panjang, merapikan rambut dan pakaian lalu memasang senyum yang paling manis. "Hai, Axel! Gimana kabar kamu?" sapa Cassandra saat pintu kamar terbuka. Axel yang sebelumnya emosi, seketika terkejut. Kedua matanya membesar, sikapnya agak salah tingkah. "Lho, kak Sandra ada di sini? Emang lagi libur kuliahnya?" tanya Axel heran. Kedua alisnya yang tebal bertaut. Semakin menambah ketampanannya. "Hm ... iya, Xel. Aku lagi libur kuliah. Makanya aku datang ke sini. Eh, tadi aku tanya kamu lho, bukannya jawab nih, malah balik tanya. Kebi
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 234. Please Tanyakan!

Alea yang melihat ekspresi Axel terkekeh. Lelaki itu wajahnya bersemu merah. Entah karena malu atau karena menahan amarah. Sikapnya pun salah tingkah. "Gimana, Kak? Mau ya ikut?" Pertanyaan Alea membuyarkan lamunannya. Axel berdehem, mengusap tengkuk. Tampak berpikir. "Ikut ya, Xel? Sekalian nanti makan malam di resto. Aku yang traktir. Please, mau, ya?" Tanpa disadari Axel, Cassandra menyelipkan tangan pada lengannya. Axel menelan saliva. Sesaat, ia memandang wajah cantik Cassandra. Wajah cantik yang sudah lama dikenalnya. "Hm ... gimana nanti aja," jawab Axel sembari melepaskan tangan Cassandra dari lengannya. "Lea, kamu yakin tadi enggak ada masalah apa-apa yang bikin kamu dan bang Gilang batal ke toko buku?" Rupanya Axel masih penasaran. Alea menarik napas panjang. Berpikir sejenak lalu ...."Emang bang Gilang enggak cerita apa-apa?""Enggak. Dia cuma bilang kamu pulang. Tapi aku yakin pasti ada yang enggak beres. Cepetan cerita!" tandas Axel semakin kesal pada Alea yang dita
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 235. Masih Menyalahkan

Jam lima sore, Bianca dan Evan baru pulang kantor. Mereka langsung masuk ke dalam rumah dan terkejut melihat keberadaan Cassandra dan Alea di ruang keluarga. "Sandra? Kapan kamu pulang?"Cassandra yang sedang berbincang dengan Alea terkejut. Menoleh ke sumber suara. Cassandra menghampiri, mencium punggung tangan Bianca dan Evan. "Tadi pagi, Kak. Kuliahnya lagi libur," jawab Cassandra tersenyum manis. "Kamu udah pulang ke rumah belum? Jangan-jangan langsung ke sini?" telisik Evan, kakak sambung Cassandra. "Enggaklah, Kak. Tadi aku pulang ke rumah dulu. Mama papa juga tau aku ada di sini," jelas Cassandra. Pertanyaan Evan tidak salah. Gadis itu memang pernah pulang dari luar negeri langsung ke rumah Bragastara ingin melihat Axel yang saat itu sedang jatuh sakit. "Nanti kamu jangan pulang dulu. Kita makan malam bersama," ajak Bianca memegang bahu Cassandra. "Hm ... Ma, aku, Kak Axel dan Kak Sandra mau ke toko habis Magrib. Pulang dari toko buku mau makan di resto. Kayaknya enggak m
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 236. Cowok Egois

Penuh luapan emosi, Bianca menuruni anak tangga. Selera makannya seketika hilang. Ia benar-benar tersinggung dengan perkataan Axel dan sangat marah pada Nida yang telah membongkar rahasinya selama ini. "Sayang, kamu mau kemana? Hei!" Bianca tak duduk di kursi meja makan, melewati ruangan itu begitu saja. Alea dan Cassandra terkejut melihat perubahan sikap Bianca. Melihat raut wajah istrinya yang seperti menahan amarah, Evan pun pamit dari meja makan, menyusul Bianca yang masuk ke dalam kamar. "Duh, kak Axel pasti bikin masalah lagi," gerutu Alea yang belum menghabiskan makan malamnya. Cassandra menoleh cepat, mengerutkan kening. "Bikin masalah gimana, Lea?" telisik Cassandra yang masih belum mengerti maksud ucapan adik kandung lelaki yang dicintainya itu. "Enggak tau sih. Tapi, kak Axel itu semenjak tau kebenaran tentang siapa orang tua kandung kami, sikapnya jadi sinis terus ke mama, Kak," jelas Alea yang mencemaskan hubungan antara Axel dengan Bianca. "Masa sih? Setauku, dulu
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 237. Perasaan yang Sama

Perjalanan menuju toko buku tidak ada yang bicara. Ketiga manusia itu larut dalam pikiran masing-masing. Cassandra menoleh pada Axel, lelaki itu pandangannya fokus ke depan. Melirik pada Alea, gadis itu pandangannya keluar jendela. Cassandra menghela napas berat. Tidak menyangka jika hubungan Axel dan Alea seperti ini. Memang sebelumnya pun Axel dan Alea sering bertengkar tapi tidak sampai Alea menangis. "Xel?" panggil Cassandra memecah keheningan. Cassandra melihat Alea dari kaca spion depan sedang menyeka lelehan air mata. "Kenapa, Kak?" Axel menoleh sekilas, lalu fokus kembali ke jalan raya. "Alea nangis," ujar Cassandra setengah berbisik. Axel melihat dari kaca spion depan kondisi kembarannya. "Biarin ajalah. Salah sendiri, ngebelain dia terus." Sangat ketus, Axel menanggapi ucapan Cassandra. "Dia siapa, Xel? Kak Bian?" telisik Cassandra menatap lekat lelaki yang duduk di balik kemudi dari samping. "Iya, siapa lagi? Gimana aku enggak kesel, masa dia nyuruh bang Gilang ngaca
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 238. Tidak akan Diam

"Aku harap sih kak Axel juga punya perasaan yang sama dengan Kak Sandra."Senyuman Cassandra semakin merekah, merangkul pundak Alea penuh kasih sayang. "Semoga aja ya, Lea. Aku udah lama banget cinta sama dia. Berharap suatu saat Axel sadar tentang perasaanku tanpa aku ungkapin. Ya enggak, Lea?""Iya, Kak."*** Di dalam mobil, Axel berselancar di media sosial. Saat ini kondisi Axel sedang tak menentu. Jika boleh jujur, Axel pun ingin bersikap seperti dulu lagi. Manja dan berebut perhatian Bianca dengan adiknya. Sekarang yang dirasa Axel, hanya rasa kecewa dan muak. Belum lagi saat mendengar cerita perlakuan Bianca pada Gilang. Axel benar-benar sulit bersikap seperti dulu lagi. Lamunan Axel buyar dengan suara dering handphone. Melihat siapa yang menelepon, Axel enggan mengangkat. Panggilan dari Bianca. Beberapa hari kemarin nomor kontak Bianca diblokir. Blokirnya baru dibuka saat Axel sudah kembali ke rumah. Satu panggilan sengaja tidak Axel angkat. Membiarkan berdering. Axel menya
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 239. Sebuah Cerita

"Dari mana kalian?" tanya Bianca saat tiga remaja itu berdiri di hadapannya. Tenggorokan Alea dan Cassandra tercekat. Mereka merunduk, saling melirik. "Kami dari toko buku. Pulangnya mampir ke resto. Aku yang ngajak mereka ke resto walaupun Alea bilang, katanya disuruh pulang cepat. Aku lapar, aku pengen makan di resto. Nih aku bawain menu makanannya. Pasti suka." Axel menjawab, menyodorkan makanan yang dibawa pulang. Tanpa berkata apa-apa lagi, Bianca mengambil makanan itu, lalu menyuruh mereka masuk ke dalam rumah.Alea dan Bianca menarik napas lega. Tidak terjadi keributan malam ini. Bianca hanya bertanya, setelah Axel menjawab, Bianca menyuruh mereka masuk ke dalam rumah tanpa bertanya apa-apa lagi. "Axel!"Panggilan Bianca menghentikan langkah kaki Axel. Lelaki itu membalikkan badan, melihat Bianca tersenyum manis padanya. Tapi tidak bagi Axel. Raut wajahnya masam. "Terima kasih, Nak. Kamu masih perhatian pada Mama. Mama sangat senang kamu bawain makanan ini," ujar Bianca baha
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 240. Namamu Siapa?

"Astaghfirullahalazhim, kok mereka selicik itu. Menurutku itu terlalu egois, Ma. Apalagi kak Namir dan Om Daniel sudah meninggal dunia. Mereka pasti mengharapkan atau menunggu doa-doa dari anaknya di alam sana kan, Ma?" Shella terdiam, tak langsung menjawab. "Ma, sebetulnya sikap Axel sekarang sangat berbeda dengan yang dulu. Sekarang Axel dingin dan agak ketus pada kak Bianca.""Ya Allah, ternyata yang Mama dan Papamu takutkan terjadi juga. Dulu, papamu pernah bilang ke Bianca. Bagaimana kalau suatu saat Axel dan Alea tau soal rahasia itu? Mereka pasti akan kecewa dan marah. Tapi, Bianca keras kepala dan egois. Dia yakin kalau rahasia itu akan aman. Ternyata ... tapi Mama enggak nyalahin Nida. Apa yang dilakukan Nida itu udah benar. Sandra, apa kamu mau nginap saja di situ?""Iyalah, Ma. Udah malam juga. Besok pagi aku pulang.""Tapi ingat, kamu jangan ikut campur dalam permasalahan keluarga itu. Kalau mereka sedang debat atau bertengkar, kamu menghindar saja. Mama enggak mau kalau
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 241. Mesti Kenal Dulu?

"Namaku Rina," jawabnya singkat. Axel menganggukkan kepala. Pandangan kembali fokus ke jalan raya. Ia tak bisa membayangkan jika tidak datang tepat waktu. Entah bagaimana nasib gadis ini? Tiba di depan gang, Rina menyuruh Axel berhenti. "Rumahku di dalam gang ini. Mobil enggak bisa masuk," kata Rina saat Axel bertanya. "Berarti mobil parkir di sini?""Enggak usah parkir, kamu langsung pulang saja. Aku sendirian ke sana.""Oh gak bisa. Kalau ada cowok yang ngehadang lagi gimana? Aku anterin!" Axel keras kepala. Bersikukuh mengantar gadis yang baru dikenalnya. "Ta-tapi, Xel ... Aku makin repotin kamu," ujar gadis itu, tak enak hati. "Udah terlanjur direpotin! Hahaha .... "Axel tertawa, berjalan lebih dulu dari Rina. Gadis berhijab itu tersenyum tipis, berjalan mensejajari langkah kaki Axel. "Rina, aku mau tanya. Bukan nanya sih, cuma penasaran aja," kata Axel, menyelipkan kedua telapak tangan ke dalam saku celana. "Tanya apa?""Ngapain malam-malam di halte?" Axel menoleh sekila
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
43
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status